Anda di halaman 1dari 11

MODEL ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

DI MASA PANDEMI COVID-19

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus pada Mata Kuliah
Residensi dan Model Asuhan Kebidanan
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin

OLEH:
KELOMPOK 11

Selina Boseren P102202052


Imelda Rosniyati Dewi P102202053
Hasnia P102202054
Nurmupida Abbas P102202055
Lili Jenni Suebu P102202056
Luciana Heidee Chrystianty P102202057

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya artikel ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Artikel dengan judul “Model Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir di Masa Pandemi Covid-19” ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas matakuliah Residensi dan Model Asuhan Kebidanan.
Artikel ini terdiri dari konsep model asuhan kebidanan serta kebijakan terkini mengenai
asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir di masa pandemi Covid-19 dalam rangka tetap
memberikan pelayanan dan asuhan kebidan yang aman dan bermutu tinggi, khususnya asuhan
kepada Bayi Baru Lahir.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Mardiana Ahmad, S.SiT.,M.Keb selaku
dosen pengampu matakuliah yang telah memberikan penugasan dan arahan dalam
menyelesaikan tugas ini melalui pembelajaran selama perkuliahan serta seluruh anggota
kelompok yang telah bekerja sama dalam penyelesaian artikel ini. Penulis menyadari artikel ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan
untuk perbaikan artikel ini selanjutnya.

Makassar, 31 Agustus 2021

Penulis

ii
MODEL ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DI MASA PANDEMI COVID-19

Selina Boseren1, Imelda Rosniyati Dewi2, Hasnia3, Nurmupida Abbas4,


Lili Jenni Suebu5, Luciana Heidee Chrystianty6, Mardiana Ahmad1a
boserens20p@student.unhas.ac.id1, dewiir20p@Student.unhas.ac.id2, hasnianhiya@gmail.com3,
abbasn20p@student.unhas.ac.id4, christiantylh20p@student.unhas.ac.id5,
mardianaahmad@pasca.unhas.ac.id1a
1,2,3,4,5,6
Mahasiswa Magister Kebidanan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Indonesia
1a
Dosen Magister Kebidanan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Indonesia

ABSTRAK
Asuhan Kebidanan merupakan rangkaian wewenang dan ruang lingkup praktik kebidanan
yang diberikan berdasarkan atas proses-proses pengambilan keputusan dan tindakan oleh bidan
dengan mengacu kepada ilmu dan falsafah kebidanan. Memberikan atau memfasilitasi asuhan
kebidanan merupakan tugas kompleks yang berturut-turut mencakup risiko perspektif
manajemen dan didorong oleh aturan dan protokol yang terkadang mengabaikan kebutuhan dan
keadaan individu. Hal ini mendasari model asuhan kebidanan yang diberikan bergantung dari
masalah kesehatan yang dialami oleh klien atau masyarakat yang dilayani dengan berbagai upaya
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada, serta pengembangan model
asuhan kebidanan sesuai dengan pedoman dan protol kesehatan yang berlaku. Diharapkan
dimasa pandemi ini, pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir (BBL) dapat tetap dan terus
dioptimalkan dengan penerapan model asuhan kebidanan yang sesuai dengan status kesehatan
ibu dan bayi serta tetap berpedoman kepada falsafah asuhan kebidanan dan standar protokol
kesehatan yang ada. Model asuhan kebidanan kepada Bayi Baru Lahir dapat diintegrasikan
dengan pemanfaatan media komunikasi yang ada serta pengoptimalan penggunaan telemedicine.

Kata Kunci: Model Asuhan Kebidanan, Bayi Baru Lahir, Pandemi, Covid-19

ABSTRACT
Midwifery care is a series of authority and scope of midwifery practice given based on the
decision-making processes and actions by midwives with reference to the science and philosophy
of midwifery. Providing or facilitating midwifery care is a complex task which successively
includes a risk management perspective and is driven by rules and protocols that sometimes
ignore individual needs and circumstances. This underlies the model of midwifery care provided
depending on the health problems experienced by the client or the community served with
various efforts by utilizing existing information and communication technology, as well as
developing a model of midwifery care in accordance with applicable health guidelines and
protocols. It is hoped that during this pandemic, health services for newborns (BBL) can remain
and continue to be optimized by implementing a model of midwifery care that is in accordance
with the health status of mothers and babies and remains guided by the philosophy of midwifery
care and existing health protocol standards. The model of midwifery care for newborns can be
integrated with the use of existing communication media and optimizing the use of telemedicine.

Keywords: Model of Midwifery Care, Newborns, Pandemic, Covid-19


1
PENDAHULUAN
Asuhan Kebidanan merupakan rangkaian wewenang dan ruang lingkup praktik kebidanan
yang diberikan berdasarkan atas proses-proses pengambilan keputusan dan tindakan oleh bidan
dengan mengacu kepada ilmu dan falsafah kebidanan. Wewenang yang dimaksudkan adalah
pemberian asuhan kepada ibu dan anak secara komprehensif baik pada masa sebelum hamil,
masa kehamilan, persalinan, nifas, deteksi dini dan penanganan kegawatdaruratan pada
kehamilan, persalinan dan nifas serta asuhan dan rujukan setelah keguguran dan kesehatan
reproduksi maupun asuhan kepada bayi baru lahir, bayi, balita dan anak prasekolah, layanan
imunisasi dasar, pemantauan, deteksi dini dan rujukan terhadap tumbuh kembang bayi dan
balita1.
Memberikan atau memfasilitasi asuhan kebidanan merupakan tugas kompleks yang berturut-
turut mencakup risiko perspektif manajemen dan didorong oleh aturan dan protokol yang
terkadang mengabaikan kebutuhan dan keadaan individu. Hal ini mendasari model asuhan
kebidanan yang diberikan bergantung dari masalah kesehatan yang dialami oleh klien atau
masyarakat yang dilayani2. Organisasi kebidanan internasional atau International Confederation
of Midwives (ICM) telah mengembangkan dokumen inti yang menguraikan model asuhan
kebidanan dengan filosofi dasar asuhan3. Dokumen ini diintegrasikan dalam kebijakan-kebijakan
pada masing-masing negara yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan ibu dan anak pada
tingkat regional.
Kebijakan asuhan kebidanan pada saat ini dipengaruhi oleh kondisi pembatasan aktivitas
termasuk layanan kebidanan akibat adanya pandemi covid-19 termasuk asuhan kepada Bayi
Baru Lahir. Status pandemi menandakan bahwa penyebaran virus Covid-19 berlangsung sangat
cepat dan luas hampir di setiap negara. Sejak ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health
Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020, memperlambat laju infeksi baru dan
mencegah penularan merupakan tujuan utama dari penanganan kasus Covid-19. Keselamatan
bidan dan pasien merupakan prioritas di masa ini sehingga diperlukan penyesuaian pelayanan
agar terhindar dari penularan4.
Tantangan yang dihadapi dalam pelayanan kebidanan di masa ini adalah masih beragamnya
pengetahuan petugas kesehatan maupun masyarakat terkait penularan Covid-19, rendahnya
kepatuhan terhadap protokol kesehatan, pemahaman masyarakat yang bervariasi saat kondisi
pembatasan, tingkat kecemasan masyarakat termasuk ibu Bayi Baru Lahir yang cukup tinggi

2
serta beragam informasi yang beredar dan belum dipastikan tingkat kebenarannya namun
memberi pengaruh terhadap masyarakat. Selain itu tantangan yang dihadapi oleh petugas
kesehatan dalam hal ini bidan diantaranya adalah sosialisasi mengenai panduan pelayanan
kesehatan ibu dan anak di masa pandemi belum semuanya merata kepada tenaga kesehatan,
pelayanan reguler kesehatan ibu dan anak masih dilaksanakan seperti biasanya pada beberapa
daerah, tingginya kasus rujukan terkonfirmasi positif Covid-19 di Rumah Sakit rujukan serta
minimnya Alat Pelindung Diri (APD)5.
Sebagai wujud dari upaya menghadapi tantangan tersebut dan upaya kesehatan ibu dan anak
yang optimal maka asuhan kebidanan dibagi menjadi asuhan utama dan asuhan yang dapat
ditunda. Berbagai upaya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada,
serta pengembangan model asuhan kebidanan sesuai dengan pedoman dan protol kesehatan yang
berlaku menjadi salah satiu pilihan penanganan dan pencegahan penularan pasa saat ini, oleh
karena itu artikel ini akan membahas model asuhan kebidanan yang akan diberikan pada Baru
Lahir di Masa Pendemi Covid-19.
MODEL ASUHAN KEBIDANAN
Model asuhan kebidanan merupakan suatu bentuk pedoman/acuan asuhan kebidanan berupa
kerangka kerja yang dipengaruhi oleh filosofi asuhan kebidanan dan meliputi unsur-unsur
paradigma kesehatan yaitu manusia, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan 6. Beberapa
model asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
1. Medical Model
Medical model merupakan dasar dari praktik asuhan kebidanan yang sudah ada di
masyarakat dan dikenali sejak lama meliputi konsep sehat dan sakit, perawatan saat sakit
serta komplikasi dari tindakan atau perawatan. Perbedaan dari medical model dan model
tersebut dalam dalam asuhan kebidanan adalah terletak pada asuhan yang diberikan yaitu
berorientasi pada manusia sehat dan hal ini ibu, anak dan meayarakat, mengikuti proses
alamiah dan fisiologis, asuhan secara holistic approach meliputi kondisi biologis, psikologis,
sosiocultural dan spritual, asuhan yang saling mempengaruhi, komprehensif, meminimalkan
intervensi dan fokus terhadapklian maupun lingkungannya.

3
2. Model Sehat Untuk Semua (Health for All)
Model sehat untuk semua merupakan model asuhan kebidanan di komunitas yang mulai
dikembangkan oleh WHO pada tahun 1978 dengan fokus pada wanita, keluarga dan
masyarakat. Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan, mengembangkan pelayanan
kesehatan dan pencegahan penyakit, melibatkan partisipasi masyarakat, kolaborasi
interprofesional dan berfokus kepada layanan dasar dan primer merupakan beberapa tema
yang dikembangkan dalam model asuhan kebidanan sehat untuk semua.
3. Model Partisipasi
Interaksi melalui partisipasi ibu dengan bidan baik pada tingkat individu maupun
masyarakat merupakan kunci dari model partispasi. Beberapa kunci dari model asuhan ini
adalah partisipasi klien, keterlibatan dalam pengambilan keputusan serta profesionalitas.
Dalam menjalankan model partisipasi ini, pendekatan yang dibutuhkan adalah alternatif
tindakan, komunikasi antara bidan dan klien, pemenuhan hak atas informasi kesehatan diri
dan keluarga, kolaborasi antara ibu, bidan dan keluarga serta pendekatan.
Selain model asuhan kebidanan diatas terdapat pula pengembangan model konseptual
dalam asuhan kebidanan yaitu sebagai berikut6:
4. Medical Model
Medical model dinilai kurang tepat dalam asuhan kebidanan dikarenakan fokusnya
terhadap konsep sehat dan sakit. Dihubungkan dengan falsafah asuhan kebidanan makan
medical model dapat dikembangkan sesuai falsafah kebidanan yaitu asuhan kebidanan
normal dalam antisipasi, setiap persalinan merupakan peristiwa unik, wanita dan keluarga
bersama-sama mengambil keputusan, informasi diberikan sesuai dengan batas dan
kewenangan serta hak bidan dan klien, berorientasi pada kesehatan ibu dan anak serta
mampu memenuhi kebutuhan kesehatan sesuai individu yang dilayani.
5. Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan suatu konsep asuhan yang berfokus kepada promotif dan
preventif. Konsep ini dapat diterapkan dalam asuhan kebidanan karena dapat mendorong
masyarakat dalam kesadaran upaya promotif dan preventi, merupakan upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama ibu dan anak serta paradigma ini
merupakan suatu gerakan nasional yang dapat diterapkan dalam asuhan kebidanan.

4
6. Midwifery Care-Woman Centered Care
Prinsip bidan dalam menjalankan midwifery care adalah mengakui dan mendukung
keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan kultur sosial, berpedoman pada falsafah
bahwa kehamilan dan persalinan merupakan hal fisiologi dengan minim intervensi,
pemecehan masalah dengan pendekatan ilmu dan seni, serta memberdayakan perempuan
dalam pengambilan keputusan serta memiliki payung hukum dalambatas kompetensi
asuhan6.
Model asuhan ini ditandai dengan tiga fase yaitu fase ketergantungan, fase saling
ketergantungan dan fase kemandirian. Fase ketergantungan ditandai dengan terbatasnya
interaksi antara bidan dan ibu, fase saling ketergantungan merupakan tahap adanya
partisipasi timbal balik serta fase kemandirian adalah fokus dari asuhan yang diberikan yaitu
pemberdayaan ibu2.
Model asuhan kebidanan yang ada pada umumnya adalah bagian dari upaya
pengoptimalan kesehatan ibu dan anak. Berbagai model asuhan dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi dan keadaan pasien serta tempat pelayanan dan tujuan yang ingin dicapai.
Selain berfokus pada kesehatan ibu, kesehatan Bayi Baru Lahir juga merupakan bagian dari
kompetensi kebidanan. Model asuhan itu mengalami beberapa pendekatan dan perubahan
kebijakan selama masa pandemi Covid-19.
MODEL ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR DI MASA PANDEMI COVID-19
Berdasarkan kebijakan pemerintah melalui dokumen yang diterbitkan oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia yaitu dalam “Pedoman Pelayanan Bagi Ibu Hamil, Bersalin,
Nifas, Dan Bayi Baru Lahir di Era Pandemi COVID-19” dijelaskan mengenai rekomendasi
utama bagi tenaga kesehatan termasuk profesi kebidanan yaitu dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Tetap melakukan pencegahan penularan COVID-19
2. Menjaga jarak minimal 1 meter jika tidak perlu tindakan
3. Menggunakan level APD yang sesuai
4. Jika terdapat tindakan membuka mulut atau yang menimbulkan aerosol, maka menggunakan
masker N95
5. Menempatkan pasien dengan COVID-19 atau PDP dalam ruangan khusus

5
6. Bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-19 dianggap sebagai PDP dan ditempatkan di
ruangan isolasi
7. Menyiapkan fasilitas perawatan terpisah pada ibu terkonfirmasi COVID-19 atau PDP
dengan bayinya untuk mengurangi transmisi, serta
8. Pemulangan pasien post partum sesuai rekomendasi
Adapun pelayanan asuhan bayi baru lahir secara umum adalah dengan memahami bahwa
pertolongan Bayi Bari Lahir diutamakan untuk mencegah penularan, asuhan kepada bayi
disesuaikan dengan status kesehatan ibunya pada saat dilakukan pertolongan persalinan. Bayi
baru lahir dari ibu yang sehat tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial saat lahir yaitu
pemotongan dan perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), injeksi vitamin K1,
pemberian salep/tetes mata antibiotik, dan imunisasi Hepatitis B, Pelayanan Skrining Hipotiroid
Kongenital pada 48 – 72 jam setelah lahir dan dapat dilakukan sampai usia bayi 14 hari.
Pedoman asuhan pada Bayi Baru lahir terutama pada fasilitas layanan rujukan diantaranya di
Rumah Sakit adalah sebagai berikut5:
Kondisi Bayi Model Asuhan Yang Diberikan
Baru Lahir
Bayi lahir dari ibu Penentuan Status Infeksi Prosedur Klinis
suspek, probable, 1. Pembuktian virus SARS-CoV-2 dengan swab 1. Bayi Baru lahir akan dianggap
dan terkonfirmasi nasofaring/orofaring segera dilakukan idealnya terkonfirmasi sampai pemeriksaan
COVID-19 dua kali dengan interval waktu minimal 24 jam. PT-PCR menunjukkan hasil
2. Hasil satu kali positif menunjukkan bahwa bayi negatif, asuhan yang diberikan
baru lahir terinfeksi virus SARS-CoV-2. sesuai dengan model continuum of
care pada neonatus
2. Dilakukan tindakan resusitasi,
stabilisasi dan transportasi
Bayi Baru Lahir Prosedur Klinis Prosedur Rawat Gabung
Tanpa Gejala 1. Periode 30-90 detik 1. Fasilitas kesehatan mempunyai
Tidak dilakukan penundaan penjepitan tali pusat, kamar rawat gabung perorangan (1
IMD dilakukan setelah adanya konseling dan kamar hanya ditempati 1 orang ibu
kesepakatan bersama orangtua. IMD dapat dan bayinya).
dilakukan apabila status ibu adalah kontak 2. Perawatan memenuhi protokol
erat/suspek, dan dapat dipertimbangkan pada ibu kesehatan ketat, yaitu jarak antara
dengan status probable/ konfirmasi tanpa ibu dengan bayi minimal 2 meter
gejala/gejala ringan dan klinis ibu maupun bayi saat tidak menyusui. Bayi dapat
baru lahir dinyatakan stabil. Apabila IMD ditempatkan di inkubator atau
menjadi keputusan bersama maka wajib tempat tidur bayi (cots) yang
dilampirkan dalam informed concent dengan dipisahkan dengan tirai.
mematuhi standar dan prrotokol kesehatan baik 3. Ibu rutin dan disiplin mencuci
bidan maupun ibu. tangan sebelum dan sesudah
2. Periode 90 menit-6 jam memegang dan menyusui bayi.
Dilakukan Swab untuk memastikan status Bayi 4. Ibu mempraktikkan perilaku hidup
Baru Lahir, memperoleh perawatan neonatal bersih dan sehat.
essential serta dilakukan rawat gabung setelah 5. Ibu harus memakai masker bedah.
dipastikan bayi dalam kondisi sehat. 6. Ruangan rawat gabung memiliki

6
3. Periode 6-48 jam di Rumah Sakit atau Periode sirkulasi baik.
Neonatal 1 7. Lingkungan di sekitar ibu juga
Rawat gabung dengan memperhatikan status harus rutin dibersihkan dengan
kesehatan ibu dan anak serta ketersediaan cairan disinfektan.
fasilitas. 8. Konseling, edukasi dan informasi
4. Periode 3-7 hari dan periode 8-28 tentang cara pencegahan
Bayi baru lahir yang sudah dipulangkan dari penularan virus SARS-CoV-2.
Rumah Sakit, pemantauan tetap dilakukan oleh
Rumah Sakit melalui media komunikasi, dan
berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk
kolaborasi melakukan pemantauan.
Bayi Baru Lahir Prosedur Klinis
dengan Gejala 1. Bayi Baru Lahir dirawat di ruang rawat khusus
isolasi COVID-19 sampai hasil pembuktian RT-
PCR negatif minimal satu kali (pada fasilitas
yang menyediakan follow up swab).
2. Bayi baru lahir bergejala yang memerlukan
tindakan medik dan pemantauan secara intensif
dan high care pada jalan nafas, sistem respirasi,
kardiosirkulasi, dan sistem lain yang berakibat
terjadinya kegawatdaruratan, akan dirawat di
ruang rawat khusus isolasi COVID-19 sampai
hasil pembuktian RT-PCR negatif minimal satu
kali. Ruang rawat isolasi khusus diperuntukan
untuk pencegahan penularan COVID-19 melalui
udara (aerosol generated).

Bayi baru lahir Prosedur Klinis Pemberian vaksin Hepatitis B


dari ibu dengan 1. Bayi Baru Lahir dalam kondisi baik tetap ditunda sampai keadaan klinis bayi
HbsAg reaktif dan mendapatkan pelayanan injeksi vitamin K1 dan baik jika sebelumnya bayi dalam
terkonfirmasi tetap dilakukan pemberian imunisasi Hepatitis B keadaan klinis tidak baik
COVID-19 serta pemberian HbIg (Hepatitis B
immunoglobulin) kurang dari 24 jam
2. Bayi dalam keadaan klinis sakit tetap
mendapatkan pelayanan injeksi vitamin K1 dan
tetap dilakukan pemberian HbIg (Hepatitis B
immunoglobulin) kurang dari 24 jam

Bayi yang lahir Bayi diberikan injeksi Benzatil Penisilin sesuai


dari ibu menderita Pedoman Program Pencegahan Penularan HIV,
sifilis dan Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
terkonfirmasi
COVID-19
Bayi baru lahir Bayi Baru Lahir tetap mendapatkan ARV profilaksis
dari ibu dengan dan pada usia 6-8 minggu dilakukan pemeriksaan
HIV dan Early Infant Diagnosis (EID) bersamaan dengan
terkonfirmasi pemberian imunisasi DPT-HepB-Hib pertama
COVID-19 melalui janji temu

Selain kondisi diatas hal penting dalam asuhan kebidanan Bayi Baru lahir adalah manajemen
laktasi. Apabila ibu dan keluarga menginginkan untuk menyusui dan dapat patuh melakukan
pencegahan penularan COVID-19, maka tenaga kesehatan akan membantu melalui edukasi dan

7
pengawasan terhadap risiko penularan COVID-19. Menyusui langsung dapat dilakukan bila
klinis ibu tidak berat dan bayi sehat. Ibu dapat menghubungi tenaga kesehatan untuk
mendapatkan layanan konseling menyusui, dukungan dasar psikososial dan dukungan Praktik
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dan lainnya melalui telepon atau media komunikasi
lainnya.
Model asuhan kebidanan yang diberikan kepada Bayi Baru Lahir saat ini dikembangkan
dengan mematuhi protokol kesehatan dan tetap berpedoman kepada falsafah kebidanan.
Perkembangan teknologi kesehatan dapat diintegrasikan menjadi bagian dari pendukung model
asuhan kebidanan yang diberikan. Beberapa artikel penelitian saat ini mengungkapkan bahwa
pemanfaatan media edukasi kepada ibu dalam mengupayakan kesehatan dan perawatan Bayi
Baru Lahir efektif sebagai salah satu cara eduasi jarak jauh guna mencegah penularan Covid-19
sembari memberdayakan ibu dan keluarga. Hal ini diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan
di Sumatera Barat bahwa terjadi peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga terkait kesehatan
bayi selama masa pandemi Covid -19 dengan penerapan model asuhan Continuity of care dengan
memanfaatkan berbagai media yang ada berupa komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
dilakukan dengan metode daring dengan menggunakan aplikasi SMS, video conference,
zoom,WA dan aplikasi lainnya7.
KESIMPULAN
Kesehatan Bayi Baru Lahir dapat tetap dan terus dioptimalkan dengan penerapan model
asuhan kebidanan yang sesuai dengan status kesehatan ibu dan bayi serta tetap berpedoman
kepada falsafah asuhan kebidanan dan standar protokol kesehatan yang ada. Model asuhan
kebidanan kepada Bayi Baru Lahir dapat diintegrasikan dengan pemanfaatan media komunikasi
yang ada serta pengoptimalan penggunaan telemedicine.
DAFTAR PUSTAKA
1. RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan. 2019.
2. Eri T., Berg M., Dahl B., Gottfreðsdóttir H., Sommerseth E., Prinds C. Models for
midwifery care: A mapping review. Eur J Midwifery. 2020;4(July),
doi:10.18332/ejm/124110.
3. International Confederation of Midwives. Core Document- ICM Philosophy and Model of
Midwifery Care. Int Confed Midwives. 2014;(8):1-3, doi:
10.1002/14651858.CD004667.pub3.1.

8
4. Rosita R., Simamora TM. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di
Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil di Masa Pandemi Covid-19. J Kaji dan Pengemb
Kesehat Masy. 2021;1(2):225-38.
5. Kemenkes RI. Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di Era
Adaptasi Baru. 2020.
6. Atit Tajmiati., Astuti Endah Widhi SE. Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik
Kebidanan. 2016.
7. Lusiana El Sinta Bustami, Yulizawati, Erda Mutiara Halida, Fitrayeni, Rafika Oktova, Laila
Rahmi), Ulfa Farrah Lisa, Aldina Ayunda Insani, Uliy Iffah, Feni Andriani MS. Continuity
of care Pada Neonatus dan Bayi di Era Pandemi Covid-19 di Sumatera Barat. Logista.
2021;5.

Anda mungkin juga menyukai