Anda di halaman 1dari 2

Sebutkan definisi abortus dan pembagiaannya:

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup luar
kandunganya.
Klasifikasi:
1. Abortus spontan (abortus komplit, abortus inkompletus, abortus insipiens, abortus
iminens, missed abortion, abortus habitualis)
2. Abortis provokatus (abortus medisinalis, abortus kriminalis)
Apa yang dimaksud molahidatidosa dan gejala gejalanya:
Molahidatidosa adalah kondisi abnormal yang terjadi pada kehamilan. Mola hidatidosa
terjadi ketika sel-sel trofoblas, yaitu sel-sel yang bertanggung jawab membentuk plasenta
tumbuh secara tidak normal dan berlebihan. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang
dibuahi tidak memiliki kromosom dalam jumlah cukup atau ketika sperma membuahi sel
telur kosong. Gejalanya:
1. Perdarahan vagina yang tidak normal
2. Kram perut dan nyeri panggul
3. Ukuran Rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan
4. Tekanan darah tinggi
5. Peningkatan kadar hormon HCG

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi
dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.

Tanda dan gejala kehamilan ektopik terganggu: amenorrhea, nyeri perut bagian bawah,
gejala kehamilan muda, level hormon HCG rendah, perdarahan pervaginam berwarna
cokelat tua, pada pemeriksaan pervaginam terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan
dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.
Plasenta previa adalah: kondisi dimana plasenta bayi sebagian atau seluruh jalan lahir
bayi (mulut Rahim)
Gejala plasenta previa : perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada
kehamilan trimester III yang bersifat tanpa sebab, tanpa nyeri dan berulang.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal
pada kehamilan trimester III. Gejalanya: kontraksi Rahim yang berlangsung dalam waktu
lama, nyeri perut dan punggung, perut atau Rahim terasa lebi kencang, lemas dan denyut
jantung cepat, tekanan darah rendah, pergerakan janin berkurang.

Perdarahan postpartum primer: Ketika ibu kehilangan lebih dari 500 mililiter darah
setelah 24 jam pertama melahirkan disebabkan oleh atoniauteri, robekan jalan lahir dan
inversion uteri.
Perdarahan postpartum sekunder: perdarahan yang terjadi hingga 12 minggu setelah
persalinan. Penyebab: tertinggalnya jaringan plasenta (sisa plasenta), infeksi dalam
Rahim, involusi Rahim yang lambat, drainase lokhea.
Skrining preeklamsia di buku KIA:
1. Multipara dengan kehamilna oleh pasangan baru
2. Kehamilan dengan teknologi reproduksi berbantu (bayi tabung, obat induksi
ovulasi)
3. Umur ≤ 35 tahun
4. Nullipara
5. Multipara yang jarak kehamilannya sebelum > 10 tahun
6. Riwayat preeklamsia pada ibu atau saudara perempuan
7. Obesitas sebelum hamil (IMT> 30 kg/m2)
8. Multipara dengan Riwayat preeklamsia sebelumnya
9. Kehamilan multiple
10. Diabetes dalam kehamilan
11. Hipertensi kronik
12. Penyakit ginjal
13. Penyakit autoimun, SLE
14. Anti phospholipid syndrome
15. Pemeriksaan fisik
16. Mean anterial pressure > 90 mmHg
17. Proteinurian (urin celup > +1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau segera
kuantitatif 300 mg/24 jam).

Ibu hamil dilakukan rujukan bila ditemukan sedikitnya:


a. 2 risiko sedang dan atau
b. 1 risiko tinggi

Anda mungkin juga menyukai