Preseptor:
dr. Taufik Rahman, Sp.OG
Presentan:
Muhammad Alief 12100119105
Rahmat Ramadhan 12100119066
DEFINISI
WHO: Berakhirnya kehamilan pada usia kandungan <22 minggu atau keluarnya janin
dengan berat <500 gram atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan.
Berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan <22 minggu (berat janin <500 gram) atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan
Abortus spontan -> terjadi secara spontan tanpa penyebab yang jelas (miscarriage)
Abortus buatan -> terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan mengakhiri proses
kehamilan (pengguguran, abortus, abortus provoatus)
EPIDEMIOLOGI
Di RS Hasan Sadikin Bandung, Indonesia angka kejadian abortus berkisar antara 18-19 %
kebanyakan terjadi pada usia kehamilan <12 minggu
Abortus terbanyak terjadi pada usia kehamilan <12minggu
Sekitar 4% abortus terjadi pada trimester kedua dan hanya 5% abortus yang terjadi setelah
bunyi jantung janin diidentifikasi
FAKTOR RISIKO
Faktor janin
CONT
Faktor maternal
• Infeksi : Infeksi Brucella abortus, Campylobacter fetus, Toxoplasma gondii, dan Chlamydia trachomatis
• Kondisi medis : Diabetes mellitus, hipertiroid, celiac disease, penyakit jantung sianotik, anoreksia nervosa, bulimia
• Kanker : Radioterapi
• Faktor Pekerjaan : Arsenik, timbal, formaldehida, benzena, dan etilena oksida, DDT
(dichlorodiphenyltrichloroethane)
• Defek Uterus : Anomali kongenital yang mengubah atau mengurangi ukuran rongga rahim, seperti unicornuate,
CONT
Faktor paternal
abortus.
ETIOLOGI
Faktor Janin Faktor Maternal Faktor Eksternal
• Kelainan telur, kerusakan • Infeksi terutama pada • Radiasi (dises 1-10 rad
embrio, kelainan kromosom trimester 1 dan awal trimester dapat merusak janin berusia
(monosomi, trisomy atau 2 ( Virus, Bakteri Parasit) 9 minggu, dosis tinggi
poliploidi ) • Penyakit vascular (hipertensi, dapat mneyebabkan
• Trauma embrio (pasca sampling jantung) keguguran
vili korionik, amniosintesis) • Kelainan endokrin (produksi • Obat-obatan ( anatagonis
• Kelainan pembentukan plasenta progesteron tidak mencukupi, asam folat, antikoagulan)
(hipoplasia trofoblas) disfungsi tiroid, defisiensi • Zat kimia lain ( arsen,
insulin) benzene)
• Imunologi (SLE) • Sosioekonomu (pendidikan,
• Trauma konsumsi kafein, bekerja
• Kelainan uterus ( Hipoplasia ketika hamil)
uterus, mioma)
• Psikomatik
KLASIFIKASI
Menurut waktu
Abortus Dini -> Bila terjadi pada trimester pertama (kurang dari 12 minggu)
Menurut kejadian
Abortus spontan (spontaneous abortion, miscarriage, pregnancy loss) – keluarnya hasil konsepsi tanpa
intervensi medis maupun mekanis.
Abortus buatan (abortus provocatus, aborsi disengaja, digugurkan) – yang dapat dikelompokkan menjadi
:
1. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (abortus provocatus artificalis/ abortus therapeuticus) – abortus
sesuai indikasi untuk kepentingan ibu, misalnya penyakit jantung, hipertensi maligna, atau karsinoma
serviks.
2. Abortus buatan kriminal (abortus provocatus criminalis) – pengguguran kehamilan tanpa alasan medis
yang sah, dilarang oleh hukum atau dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang.
Abortus
Spontan Buatan
• Abortus Iminens • Abortus buatan
• Abortus Insipien menurut kaidah
• Abortus Inkompletus ilmu (abortus
• Abortus Kompletus provocatus
• Abortus Tertunda artificialis atau
• Abortus Habitualis therapeuticus)
• Abortus Febrilis
• Abortus buatan
criminal (abortus
provocatus
criminalis)
ABORTUS IMINENS
Disebut juga sebagai keguguran mengancam atau threatened abortion/miscarriage
Abortus iminens adalah wanita yang mengandung bayi hidup dengan usia kehamilan
kurang dari 20 minggu yang mengalami perdarahan vaginal dengan atau tanpa nyeri
abdomen ketika kondisi serviks masih tertutup
• Terjadi pada usia kehahmiilan <20 minggu
• Perdarahan biasanya tidak banyak
• Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau berulang
• Ostium uteri tertutup dan ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Pemeriksaan Dalam
Terdapat fluksus
Pemeriksaan Penunjang
USG dapat menunjukkan hasil konsepsi :
• Masih utuh dan terdapat tanda kehidupan janin/embrio
• Tidak baik dan janin / embrio sudah mati atau tidak ada
PENGELOLAAN
1. Bila hasil konsepsi utuh
• Ibu diminta tirah baring dan tidak melakukan aktivitas seksual sampai gejala perdarahan hilang/ selama 3x24 jam
• Pemberian preparat progesterone masih diperdebatkan karena bias menyebabkan relaksasi otot polos, termasuk
otot uterus. Efek buruknya yakni meningkatkan risiko abortus inkomplet, sehingga hanya diberikan bila terdapat
gangguan fase luteal (dosis 5-10mg)
Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik
bila perdarahan berlangsung lama, nyeri perut yang disertai pendataran serta pembukaan serviks
ABORTUS INSIPIENS
(INEVITABLE ABORTION/ MISCARRIAGE)
Abortus insipiens adalah aborsi sedang berlangsung pada wanita yang sedang
hamil <20 minggu mengalami perdarahan banyak, terkadang disertai
gumpalan darah dan nyeri karena karena kontraksi kuat uterus serta dilatasi
serviks, sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan meraba ketuban.
• Perdarahan banyak
dievakuasi
DASAR DIAGNOSIS
Anamnesis
Perdarahan dari jalan lahir ringan atau sedang
Pemeriksaan dalam
Osteum uteri terbuka
Abortus inkomplet adalah suatu keadaan bila sebagian hasil konsepsi telah lahir/ teraba di vagina tetapi
sebagian masih tertinggal, biasanya jaringan plasenta. Perdarahan biasanya terus berlangsung, dapat
banyak, dan membahayakan ibu. Ostium uteri sering terbuka karena masih ada benda didalam rahim yang
dianggap sebagai benda asing (corpus allienum), sehingga uterus akan terus berusaha mengeluarkannya
dengan berkontraksi sehingga ibu merasa nyeri tetapi tidak sehebat pada abortus insipiens.
Pemeriksaan dalam
• Ultrasonografi biasanya akan mengungkapkan adanya beberapa produk konsepsi di dalam rahim. Tingkat HGC akan
rendah, dan tidak akan ada detak jantung janin
• Pemeriksaan bimanual biasanya akan mengungkapkan rahim yang besar tetapi lunak
PENGELOLAAN
• Perbaikan keadaan umum, jika ada shock harus segera diatasi bila muncul,
Pemeriksaan fisik:
Perdarahan
Ostium sudah tertutup
Tidak ada sisa jaringan
PENGELOLAAN
Antibiotik selama 3 hari
Uterotonika
ABORTUS TERTUNDA
Terjadi ketika hasil konsepsi yang telah mati ( sebelum minggu ke 20) tertahan di dalam rahim selama 8
minggu atau lebih.
Diagnosis:
Anamnesis
Riwayat perdarahan tidak ada
Nyeri perut tidak
Pemeriksaan obstetric
Fundus uteri lebih kecil dari usia kehamilan, tidak terdapat
detak jantung janin
CONT
Pemeriksaan penunjang
* USG : janin tidak utuh
Pemeriksaan fisik:
Ostium tertutup
Kriteria diagnosis:
Tertahannya (retensi) hasil konsepsi yang telah mati dalam rahim selama 8 minggu atau lebih.
PENGELOLAAN
Tatalaksana
1. Perbaikan keadaan umum
2. Misoprostol peroral atau pervaginam, dosis 200 microgram/6 jam
Jika 2x24 jam hasil konsepsi tidak keluar, kuretasi harus dilakukan
3. Kuretasi jika kehamilan >12 minggu, dan didahului dengan pemasangan dilator atau
pemberian misoprostol 200microgram/6jam
5. Transfusi fibrinogen
6. Evakuasi pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan tertutup, sehingga perlu tindakan dilatasi.
7. Uterotonika pasca evakuasi
8. Antibiotik selama 3 hari.
ABORTUS HABITUALIS
Abortus spontan yang berlangsung sebanyak 3 kali berturut turut atau lebih
Etiologi
1. Kelainan genetic
2. Kelainan hormonal atau imunologik
3. Kelainan anatomis
Tatalaksana
Berkaitan dengan etiologi
1. Kelainan anatomis Bedah
2. Kelainan immune - Paternal leukosit immunization
ABORTUS FEBRILIS
DEFINISI : Abortus yang disertai infeksi.
Abortus inkompletus atau insipiens yang disertai dengan disertai infeksi, biasanya disertai manifestasi
1. Demam
2. Lokia berbau busuk
3. Nyeri di atas simfisis atau di perut bawah
4. Distensi abdomen Peritonitis
5. Hipotermia Sepsis
Diagnosis
1. Anamnesis
Riwayat perdarahan, demam, infeksi jalan lahir, riwayat penyakit
2. Pemeriksaan dalam
Ostium uteri terbuka, uterus dan adneksa tersa nyeri saat dilakukan
pemeriksaan, fluksus berbau
CONT
Kriteria Diagnosis:
Disertai infeksi, biasanya ditandai nyeri dan demam.
Terapi:
Perbaiki keadaan umum (pasang infus, transfusi darah bila perlu)
Posisi Fowler
Antibiotik yang adekuat (spectrum luas, aerob dan anaerob), Antibiotik IV selama 24 jam,
aspirasi vakum manual
Uterotonika (metil ergometrin 0,2 mg IM)
Kuretase untuk mengevakuasi sisa jaringan dilakukan setelah 6 jam pemberian antibiotik dan
uretonika parenteral
ABORTUS PROVOKATUS/ABORTUS
BUATAN
Abortus provocatus theurapeuticus
Abortus sesuai indikasi untuk kepentingan ibu, keputusan pelakasanaan aborsi ditentukan oleh
tim ahli yang terdiri atas dokter ahli kebidanan, penyakit dalam, dan psikiatri atau psikolog
Abortus provocatus criminalis
Pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah dilarang oleh hukum atau dilakukan oleh
pihak yang tidak berwenang.
Bahaya abortus kriminalis:
Infeksi
Kematian
PENGELOLAAN
Kimiawi -> pemberian obat abortusekstrauterin atau intrauterine seperti prostaglandin,
antiprogesteron, atau oksitosin
Mekanis
pemasangan luminaria atau dilapan akan membuka serviks secara perlahan dan tidak
traumatic, kemudian dilanjutkan dengan evakuasi menggunakan kuret tajam atau vakum
Dilatasi serviks menggunakan dilator Hegar dilanjutkan dengan evakuasi dengan kuretasi
Histerektomi / historotomi
CONT
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah (Hb, leukosit, trombosit, fungsi hati, fungsi ginjal, kultur, dan resistensi)
b. Bila hasil USG meragukan, ulangi pemeriksaan USG 1-2 minggu kemudian
c. Bila hasil USG tidak baik: evakuasi tergantung umur kehamilan
Abortus insipiens
Abortus tertunda
Evakuasi pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan tertutup (perlu Tindakan dilatasi, hati hati karena plasenta bisa melekat
sehingga prosedur kuretase lebih sulit dan beresiko tidak bersih atau perdarahan pasca kuretase
Uterotonika pasca evakuasi
Antibiotik yang adekuat (berspektrum luas, aerob dan anaerob, dilanjutkan dengan Tindakan kuretase)
Uterotonika (metilergometrin 0,2mg IM)
Kuretase untuk mengevakuasi sisa jaringan dilakukan setelah 6 jam pemberian antibiotic dan uterotonika parenteral