Anda di halaman 1dari 16

Perdarahan

Pada
Kehamilan
Muda & Teknik
Dilatasi –
Polikarpus Arifin 112018145
Kuretase
Ainullah (D/K)
Turrahmah 112018045
Nur Hayani 112018206
Pembimbing : dr Steven Aristida Sp.OG
PERDARAHAN • Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan 

PADA perdarahan

KEHAMILAN • Dapat terjadi pada setiap usia kehamilan

• Sekitar 25% wanita hamil mengalami pendarahan sebelum


usia kehamilan 12 minggu.
• Perdarahan pada umur kehamilan yang lebih tua terutama
setelah melewati trimester III  Perdarahan antepartum
Abortus

Perdarahan pada
Kemungkinan
kehamilan muda Penyebab

Mola Kehamilan
Hidatidosa Ektopik
Abortus
Abortus

• Aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan secara


spontan atau diinduksi sebelum janin dapat hidup.

• The National Center for Health Statistics, The Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) & World Health Organization (WHO):
• Mendefinisikan aborsi sebagai penghentian kehamilan — spontan atau
diinduksi — sebelum usia gestasi 20 minggu atau dengan janin yang lahir
dengan berat <500g.
Macam – macam abortus

Abortus Spontan Abortus Berulang Aborsi yang Diinduksi (Induced


(Spontaneous Abortion) (Recurrent Abortion) Abortion)

• Abortus iminens • Dulu dikenal sebagai Abortus • Didefinisikan sebagai


• Abortus insipiens Habitualis penghentian kehamilan
• Abortus kompletus secara medis atau

• Abortus inkompletus pembedahan sebelum waktu

• Missed abortion kelangsungan hidup janin.

• Abortus septik

Hoffman, B. L. (2016). Williams gynecology (Third edition.). New


York: McGraw-Hill Education.
• Abortus spontan  Keguguran pada usia kehamilan <20
minggu tanpa adanya tindakan medis atau bedah elektif
untuk mengakhiri kehamilan.

Abortus Spontan • Kira – kira 20% wanita hamil akan mengalami perdarahan

(Spontaneous sebelum usia gestasi 20 minggu.

Abortion) • Kira-kira setengah dari kehamilan ini akan berakhir dengan aborsi
spontan.

• American College of Obstetricians and Gynecologists, 2015


• > 80% aborsi spontan terjadi selama 12 minggu pertama
kehamilan.
Faktor Penyebab
Faktor Fetus
• Abortus Aneuploid:
• 1/2 dari keguguran pada trimester pertama adalah aneuploid.

• Kejadian menurun secara nyata dengan bertambahnya usia kehamilan.

• Secara umum  janin aneuploid mengalami keguguran lebih awal dibandingkan

dengan janin dengan komplemen kromosom normal.

• Kajii (1980)  75% janin aneuploid aborsi sebelum 8 minggu, sedangkan tingkat

aborsi janin euploid mencapai puncaknya sekitar 13 minggu.

• Abortus Euploid:
• Penyebab aborsi euploid masih kurang dipahami.

• Gangguan medis maternal, kelainan genetik, defek uterus, kondisi lingkungan dan gaya

hidup  Dapat berpengaruh


Hoffman, B. L. (2016). Williams gynecology (Third edition.). New York: McGraw-Hill Education.
Kondisi medis

Faktor
• Diabetus mellitus
• Kelainan tiroid
• Tuberkulosis, keganasan, atau kondisi serius lainnya. Jarang menyebabkan aborsi

Maternal
Infeksi
• Chlamydia trachomatis
• Mycoplasma genitalium
• Brucella abortus, Campylobacter fetus, & Toxoplasma gondii  Masih dalam penelitian bagi aborsi pada manusia

Prosedur pembedahan
• Risiko keguguran akibat prosedur pembedahan selama kehamilan tidak dipelajari dengan baik
• Tidak ada agen anestesi yang digunakan saat ini yang membuktikan efek teratogenik bila digunakan pada semua usia kehamilan.
• The American College of Obstetricians and Gynecologists (2013) merekomendasikan:
• Operasi elektif ditunda sampai melahirkan atau setelahnya.
• Pembedahan tidak mendesak (nonurgent) harus dilakukan pada trimester kedua, jika memungkinkan, untuk mengurangi risiko teoretis untuk
aborsi atau kontraksi prematur.

Radioterapi & Kemoterapi


• Dosis ambang batas yang menyebabkan aborsi tidak diketahui secara pasti tetapi pasti berada dalam dosis terapeutik yang digunakan untuk
pengobatan penyakit ibu.

Obat – obatan

Faktor nutrisi & berat badan


• Obesitas dikaitkan dengan subfertilitas, meningkatkan risiko keguguran
• BMI rendah juga dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran

Perilaku
• Alkohol (Terutama penggunaan alkohol secara teratur atau berat)
• Merokok
• Konsumsi kafein berlebihan (5 cangkir kopi per hari / sekitar 500 mg kafein  Sedikit meningkatkan risiko aborsi)

Pekerjaan & lingkungan


• Toxin  arsenic, lead, formaldehyde, benzene, ethylene oxide, dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT)
Macam – macam abortus spontan
ABORTUS IMINENS ABORTUS INSIPIENS

• Abortus tingkat permulaan & merupakan ancaman terjadinya • Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks
abortus. telah mendatar & ostium uteri telah membuka tetapi hasil konsepsi

• Ditandai dengan perdarahan pervaginam, ostium uteri masih masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.

tertutup, hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. • Ps akan merasa kontraksi yang sering dan kuat, perdarahan

• Pemeriksaan USG  Untuk mengetahui pertumbuhan janin & bertambah sesuai dengan pembukaan serviks & usia kehamilan.

melihat keadaan plasenta (lepas atau belum). • Penanganan:


• Perhatikan keadaan umum dan keadaan hemodinamik
• Penanganan:
• Dilatasi dan kuretase
• Tirah baring sampai perdarahan berhenti
• Pemberian tokolitik  Agar uterus tidak berkontraksi

Prawirohardjo S (2010). Ilmu Kebidanan (Edisi ke-4). Jakarta Pusat : Yayasan Bina Pustaka


Macam – macam abortus spontan
ABORTUS KOMPLETUS ABORTUS INKOMPLETUS

• Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan • Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang
tertinggal.
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
• Pemeriksaan dalam:
• Besar uterus tidak sesuai usia kehamilan:
• Kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan dalam kavum uteri / menonjol pada
• Karena semua hasil konsepsi telah keluar, ostium uteri telah menutup, ostium uteri eksternum,
uterus telah mengecil,
• Perdarahan  Masih terjadi. Jumlah perdarahan tergantung pada jaringan
• Pemeriksaan USG  Tidak diperlukan yang tersisa.

• Penanganan: • Pemeriksaan USG  Bila ragu dengan klinis

• Perbaiki keadaan umum • Penanganan:

• Perdarahan hebat  Keluarkan sisa konsepsi secara manual supaya kontraksi


uterus berlangsung dengan baik  Perdarahan berkurang

• Dilatasi & kuretase


• Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu &
hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.

• Bila kehamilan antara 14 – 20 minggu  Pasien akan merasakan rahimnya semakin mengecil dan tanda – tanda
kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang.

• Kadangkala:

• Missed abortion diawali dengan abortus iminens yang kemudian merasa sembuh  Tapi pertumbuhan janin

Macam – macam aborsi terhenti.

spontan • Pemeriksaan urin kehamilan  Biasanya negatif setelah 1 minggu terhentinya pertumbuhan kehamilan.

• Pemeriksaan USG:


MISSED ABORTION Uterus mengecil, kantong gestasi mengecil, tidak ada tanda – tanda kehidupan pada fetus.

• Penanganan:

• Usia kehamilan < 12 minggu  Dilatasi dan kuretase

• Usia kehamilan > 12 minggu / < 20 minggu:

• Serviks uterus kaku  Dianjurkan untuk melakukan induksi terlbih dahulu:

1. Infus IV oksitosin mulai dari dosis 10 unit dalam 500cc dektstrose 5% 20 tetes/menit  dapat diulangi
sampai total oksitosin 50 unit

• Jika tidak berhasil  pasien istirahat 1 hari  Ulangi maksimal 3 kali atau,

2. Mesoprostol sublingual 400mg, dapat diulangi 2x dengan jarak 6 jam.

• Setelah janin atau jaringan konsepsi berhasil keluar dengan induksi ini dilanjutkan dengan tindakan
kuretase sebersih mungkin.
• Abortus infeksius  Abortus yang disertai dengan infeksi pada alat genitalia.

• Abortus septik  Abortus yang disertai infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum
(septikemia / peritonitis).

• Merupakan salah satu komplikasi tindakan abortus yang paling sering terjadi apabila asepsis & antisepsis
kurang diperhatikan.
Macam – macam aborsi
spontan • Diagnosis:

• Panas tinggi, tampak sakit & lelah, takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus
membesar & lembut, nyeri tekan.
ABORTUS INFEKSIUS & ABORTUS
SEPTIK • Laboratorium Leukositosis

• Penanganan:

• Sambil menunggu hasil kultur:

• Penisilin 4 x 1,2 juta unit atau

• Ampisilin 4 x 1gr + Gentamisin 2 x 80mg + Metronidazol 2 x 1 gr

• Dilatasi & kuretase  Setelah keadaan tubuh membaik, minimal 6 jam setelah pemberian
antibiotika.

• Antibiotika dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam.

• Dapat ditambah injeksi ATS + irigasi kanalis vagina dengan H 2O2 bila ditakutkan terjadi tetanus.
• Definisi  3 atau lebih keguguran berturut – turut pada usia kehamilan < 20
minggu atau dengan berat janin <500 g.

• Sekitar 1 – 2% pasangan subur mengalami keguguran berulang.

Abortus • Tingkat keberhasilan kehamilan yang layak berikutnya menurun seiring


bertambahnya usia dan dengan meningkatnya jumlah keguguran berturut-turut.
Berulang • The American Society for Reproductive Medicine (2013) telah mengusulkan:
(Recurrent
Abortion) • Bahwa keguguran berulang / recurrent pregnancy
loss (RPL) ditentukan oleh dua atau lebih
kehamilan klinis yang gagal yang dikonfirmasi oleh
pemeriksaan sonografi atau histopatologi.

Hoffman, B. L. (2016). Williams gynecology (Third edition.). New York: McGraw-Hill Education.


Faktor Penyebab
• 3 etiologi yang diterima secara luas:

1. Kelainan kromosom parental

2. Sindrom antibodi antifosfolipid


/antiphospholipid antibody syndrome (APS) 
Faktor autoimun

• Satu-satunya gangguan autoimun


yang jelas terkait dengan keguguran.

• Keguguran akibat APS paling sering


terjadi setelah 10 minggu.

3. Kelainan uterus yang didapat atau bawaan

• Penyebab lain yang dicurigai tetapi tidak terbukti:

1. Alloimunitas

2. Endokrinopati

3. Toxin lingkungan

Hoffman, B. L. (2016). Williams gynecology (Third edition.). New York: McGraw-Hill Education


Evaluasi &
Penanganan

Hoffman, B. L. (2016). Williams gynecology (Third edition.). New


York: McGraw-Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai