Kehamilan Muda
Oleh : Rara Syifa izdihariyah
Pembimbing : dr. Yuri Feharsal, SpOG
MOLA
KEHAMILA
ABORTUS HIDATIDOS
N EKTOPIK
A
1. ABORTUS
• Abortus Iminens
• Abortus Insipiens
• Abortus Kompletus
• Abortus Inkompletus
• Missed Abortion
• Abortus Habitualis
• Abortus Infeksiosus
• Abortus Septik
• Kehamilan anembrionik
ABORTUS IMINENS
• Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai per-
darahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam
kandungan.
• Diagnosis abortus iminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan pervaginam pada
umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
Keluhan :
1. mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan
pervaginam.
• Ostium uteri masih tertutup
• besarnya uterus masih sesuai dengan umur kehamilan
• tes kehamilan urin masih positif.
• Prognosis : melihat kadar hormone hCG pada urin dengan cara melakukan tes urin kehamilan menggunakan
urin tanpa pengenceran dan pengenceran1/l0.
HASIL :
- Bila hasil tes urin masih positif keduanya maka prognosisnya baik
- bila pengenceran 1/10 hasilnya negatif maka prognosisnya dubia ad malam
Pemeriksaan Penunjang : USG Melihat apakah keadaan plasenta sudah terjadi pelepasan atau belum. (bisa
transabdominal dan transvaginal).
TREATMENT
• Pertahankan kehamilan
• Penderita diminta untuk melakukan tirah baring sampai perdarahan berhenti.
• Bisa diberi spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan hormone progesterone atau
derivatenya untuk mencegah terjadinya abortus. Obat-obatan ini walaupun secara statistic kegunaannya tidak
bermakna, tetapi efek psikologis kepada penderita sangat menguntungkan.
• Penderita boleh dipulangkan setelah tidak terjadi perdarahan dengan pesan khusus tidak boleh berhubungan
seksual dulu sampai lebih kurang 2minggu.
• Jika perdarahan berhenti: pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal (kadar Hb dan USG
panggul serial setiap 4 minggu). Nilai ulang bila perdarahan terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti: nilai kondisi janin dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
ABORTUS INSIPIENS
• Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar dan
ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan
dalam proses pengeluaran.
• Penderita akan merasa mulas karena kontraksi yang sering,dan kuat,perdarahan nya
bertambah sesuai dengan pembukaan serviks uterus dan umu rkehamilan.
• besar uterus masih sesuai dengan umur kehamilan dengan tes urin kehamilan masih
positif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
- Pada pemeriksaan USG akan didapati pembesaran uterus yang masih sesuai dengan umur
kehamilan, gerak janin dan gerak Jantung janin masih jelas walau mungkin sudah mulai
tidak normal , biasanya terlihat penipisan serviks uterus atau pembukaannya.
- Perhatikan ada tidaknya pelepasan plasenta dari dinding urerus.
TATA LAKSANA
• Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman selama
tindakan evakuasi, serta memberikan informasi mengenai kontrasepsi pasca keguguran.
• Jika usia kehamilan <16 minggu maka lakukan evakuasi isi uterus. Jika evakuasi tidak
dapat dilakukan segera:
– Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
– Rencanakan evakuasi segera.
• Jika usia kehamilan ≥16 minggu:
– Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi sisa hasil konsepsi dari
dalam uterus.
– Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl0,9% atau Ringer Laktat
dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi
– Berikan misoprostol
ABORTUS KOMPLETUS
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
• Diagnosis :
uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit
osteum uteri telah menutup
besar uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
semua hasil konsepsi telah dikeluarkan / tidak ada sisa konsepsi dalam uterus
Pada pemeriksaan tes urin biasanya masih positif sampai 7 - 10 hari setelah abortus.
TATA LAKSANA
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal,
pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam
kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum.
Pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok hemoragik sebelum sisa jaringan
konsepsi dikeluarkan.
TATA LAKSANA
• Lakukan konseling.
• Jika usia kehamilan <16 minggu dengan perdarahan berat:
- Evakuasi isi uterus. (pengeluaran isi konsepsi)
• Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum
kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.
• Biasanya tidak ada keluhan. Tapi yang sering dikeluhkan adalah pertumbuhan kehamilan
tidak sesuai yang diharapkan.
• Bila kehamilan diatas 14 minggu sampai 20 minggu penderita justru merasakan rahimnya
semakin mengecil dengan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang.
• Kadang, missed abortion diawali dengan abortus iminens yang kemudian merasa sembuh,
tetapi pertumbuhan janin terhenti.
GEJALA KLINIS
• Lakukan konseling.
• Jika usia kehamilan <12 minggu :
– evakuasi dengan AVM atau sendok kuret.
– Rekomendasi FIGO: Misoprostol 800μg pervaginam setiap 3 jam(maksimal x2) atau 600μg sublingual setiap
3 jam (maksimal x2)
Jika kehamilan ≥ 12 minggu, namun <16 minggu :
pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum dilakukan dilatasi dan kuretase.
Lakukan evakuasi dengan tang abortus dan sendok kuret.
- Rujuk
• Jika usia kehamilan 16-22 minggu:
– lakukan pematangan serviks.
– Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 20 unit dalam 500ml NaCl 0,9%/Ringer laktat dengan
kecepatan 40tetes/menit hingga terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
– Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali sebelum merencanakan evakuasi lebih
lanjut.
ABORTUS HABITUALIS
• Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-rurut.
• Penderita abortus habitualis pada umumnya tidak sulit untuk menjadi hamil
kembali,tetapi kehamilannya berakhir dengan keguguran/abortus secara berturut-turut.
• Penyebab abortus habitualis selain faktor anatomis banyak yang mengaitkannya dengan
reaksi imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte trophoblast cross
reactive (TLX). Bila reaksi terhadap antigen ini rendah atau tidak ada, maka akan terjadi
abortus.
TATA LAKSANA
• Bila terdapat tanda-tanda abortus septik maka berikan kombinasi antibiotika sampai ibu
bebas demam untuk 48 jam:
• – Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
• – Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam– Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
KEHAMILAN ANEMBRIONIK (BLIGHTED OVUM)
Merupakan kehamilan patologi dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal walaupun kantong
gestasi tetap terbentuk. Di samping mudigah, kantong kuning telur juga tidak ikut terbentuk.
Bila tidak dilakukan tindakan, kehamilan akan berkembang terus walaupun tanpa ada janin di
dalamnya.
Biasanya sampai sekitar 1,4 - 1,6 minggu akan terjadi abortus spontan.
Suatu kelainan kehamilan yang baru terdeteksi setelah berkembang-nya ultrasonografi. Sebelum alat
USG ditemukan, kelainan kehamilan ini mungkin banyak dianggap sebagai abortus biasa.
• Diagnosis :
• Diagnosis kehamilan anembrionik ditegakkan pada usia kehamilan 7 - 8 minggu bila
pada pemeriksaan USG didapatkan kantong gestasi tidak berkembang atau pada diameter
2,5 cm yang tidak disertai adanya gambaran mudigah.
• Jika pada saat USG pertama didapatkan gambaran tsb, perlu dilakukan evaluasi USG 2
minggu kemudian.
• Bila tetap tidak dijumpai struktur mudigah atau kantong kuning telur dan diameter
kantong gestasi sudah mencapai 25 mm, maka dapat dinyatakan sebagai kehamilan
anembrionik.
Abortus Provokatus
Abortus provokatus adalah abortus yang
disengaja, baik dengan memakai obat-obatan
maupun alat-alat.
• Meliputi > 95 %
KEHAMILAN TUBA • Terdiri atas: Pars ampularis (55 %), pars ismika (25 %),pars fimbriae (17 %), dan pars
interstisialis (2 %).
KEHAMILAN • Kehamilan ektopik lain (< 5 %) antara lain terjadi di serviks uterus, ovarium, atau
EKTOPIK LAIN abdominal.
• Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri.
• Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada tuba Fallopii
• Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.
ETIOLOGI
• Faktor Tuba
Adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen tuba menyempit atau buntu.
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui
tuba, kemudian terhenti dan tumbuh disaluran tuba.
• Faktor Ovarium
Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang kontralateral, dapat membutuhkan proses khusus atau waktu yang
lebih panjang sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik lebih besar.
• Faktor Hormonal
Pada akseptor, pil KB yang hanya mengandung progesreron dapat mengakibatkan gerakan tuba melambat. Apabila terjadi
pembuahan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik.
• Anamnesis
• USG
Melihat apakah kehamilan intrauterine atau kehamilan ektopik
gambaran USG bervariasi tergantung usia kehamilan, ada tidaknya gangguan kehamilan
(rupture, abortus) dan banyaknya perdarahan intra abdomen.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap (hemoglobin dan jumlah sel darah merah)
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
• Apabila kehamilan ektopik mengalami penyulit atau terjadi ruptur pada tuba tempat lokasi nidas, akan memberikan
gejala dan tanda yang khas yaitu timbulnya sakit perut mendadak yang kemudian disusul dengan syok atau pingsan.
Pertanda khas terjadinya kehamilan ektopik yang terganggu.
• Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda.
• Gejala dan tanda bergantung pada :
Lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba,
Tuanya kehamilan,
Derajat perdarahan yang terjadi, dan
Keadaan umum penderita sebelum hamil.
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Perdarahan pervaginam
Merupakan tanda penting kedua
Menunjukkan kematian janin, dan berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua.
Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna cokelat tua.
Perdarahan berarti gangguan pembentukan human chorionic gonadotropin.
Jika plasenta mati, desidua dapat dikeluarkan seluruhnya.
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Amenorea
• Lamanya amenorea bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi.
• Sebagian penderita tidak mengalami amenorea karena kematian janin terjadi sebelum
haid berikutnya.
• Hal ini menyebabkan frekuensi amenorea berkisar dari 23-97 %.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakkan diagnosis kehamilan
ektopik terganggu, terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut.
Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit dapat dilakukan secara serial dengan jarak 1 jam selama 3 kali
berturut-turut.
Bila ada penurunan hemoglobin dan hematokrit dapat mendukung diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
Pada kasus jenis tidak mendadak biasanya ditemukan anemia.
Penurunan hemoglobin baru terlihat setelah 24 jam.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Penghitungan leukosit secara berturut menunjukkan adanya perdarahan bila terjadi leukositosis.
Untuk membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik, dapat diperhatikan jumlah leukosit.
Jumlah leukosit yang melebihi 20.000 biasanya merujuk pada infeksi pelvik.
• Tes kehamilan berguna apabila positif.
Hasil tes negatif tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena
kematian hasil konsepsi dan degenerasi trofoblas menyebabkan produksi human chorionic
gonadotropin menurun dan menyebabkan tes negatif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KURETASE
• Diagnosis kehamilan ektopik terganggu sering keliru dengan abortus insipiens atau
abortus inkompletus, sehingga perlu dilakukan kuretase.
• Bila hasil kuretase meragukan jumlah sisa hasil konsepsinya, maka kita perlu curiga
terjadinya kehamilan ektopik terganggu yang gejala dan tandanya tidak khas.
• Pada umumnya dilatasi dan kerokan untuk menunjang diagnosis kehamilan ektopik
tidak dianjurkan. Berbagai alasan dapat dikemukakan:
LAPAROSKOPI
• Laparoskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostik terakhir untuk kehamilan ektopik apabila hasil
penilaian prosedur diagnostik yang lain meragukan.
• Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagian dalam dapat dinilai.
• sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglasi, dan ligamentum latum.
• Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal ini menjadi
indikasi untuk dilakukan laparotomi.
USG
• GAMBARAN USG
Doppler berwarna ring of fire
Lokasi jarang kornu, servikal,
Uterus normal / sedikit membesar ovarial
Endometrium menebal Kehamilan abdominal janin
dlm kantung kehamilan di luar
Massa di adneksa dgn echogenitas tdk teratur uterus, plasenta menempel pd
dinding perut
Perdarahan intra abdominal
KEHAMILAN EKTOPIK
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Konservatif : bila fertilitas masih diperlukan dapat diberi methotrexate (MTX) dengan syarat :
Hemodinamik stabil
Kehamilan < 8 minggu
Kantung kehamilan ektopik < 3cm
Tidak tampak pulsasi jantung
Kadar β hCG < 10.000 IU/ml
Tidak ada kontraindikasi pemberian MTX
Pasien dapat dipantau
Diberikan 50 mg MTX, dosis tunggal im. Bila berat badan <50 kg dosisnya 1 mg/kg BB)
TERAPI
Operatif (laparotomi)
Salfingektomi, bila tidak ada masalah fertilitas, ruptur tuba, perdarahan banyak,
kelainan anatomi tuba
Salfingostomi, bila fertilitas masih diperlukan
Reseksi kornu pada kehamilan kornu
Transfusi darah bila Hb ≤ 6 gr%. Bila persediaan darah tidak ada dan susah
didapat dapat dilakukan autotransfusi bila darah masih segar dan tidak terinfeksi
atau terkontaminasi.
MOLA HIDATIDOSA
DEFINISI
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidropik.
Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-
gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari
beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm.
Gambaran histopatologik yang khas dari mola hidatidosa ialah edema stroma vili, tidak
ada pembuluh darah pada vili/degenerasi hidropik dan proliferasi sel-sel trofoblas.
ETIOLOGI
Paritas tinggi;
Umur, risiko tinggi kehamilan di bawah 20 atau di atas 40 tahun;
Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas;
Suku bangsa (ras) dan faktor geografi yang belum jelas.
GEJALA DAN TANDA
Anamnesis
• Curiga apabila perempuan dengan amenorea
• Perdarahan pervaginam
• Uterus lebih besar dari usia kehamilan
• Tidak ditemukan seperti tanda balotemen dan detak jantung
Pemeriksaan Penunjang
- pemeriksaan kadarHuman ChorionicGonadotropin (hCG)
- Pemeriksaan USG (berupa badai salju( snow flake pattern) atau gambaran seperti sarang lebah (honey comb).
TATA LAKSANA
Sebagian dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan,tetapi
ada sekeiompok perempuan yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi
koriokarsinoma.
DAFTAR PUSTAKA
• Cunningham FG, Lenevo KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics.25rd ed. New York:
McGraw-Hill Medical; 2018.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku PelayananKesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. 1st ed.Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2013.
• Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2010; 4:
274, 459-89, 660.