Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PERMASALAHAN DALAM KEHAMILAN : ABORTUS

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu : Diah Astutiningrum, M.Kep.Ns

Disusun Oleh:

Nama : Regita Wulan Cahyani


NIM : A02020049

Tingkat 2B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


PENGERTIAN

• Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat tertentu pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup diluar kandungan.
• Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya kurang dari 20
minggu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya amenore, tanda-tanda kehamilan,
perdarahan hebat pervagina, pengeluaran jaringan plasenta dan kemungkinan syok.
• Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan dengan berat badan janin <500 gram dan usia kandungan < 20 minggu.
Usia kehamilan yang cukup bulan/aterm adalah 37-40 minggu.
• Terjadi spontan 10-15 %

Korelasi Abortus dengan Usia Kehamilan

Pada kehamilan < 8 Mg : Hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya, karena villi
koriales belum menembus desidua secara dalam.

Pada kehamilan 8-14 Mg : Villi koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga plasenta
tidak dilepaskan sempurna  banyak perdarahan.

Pada kehamilan > 14 Mg : Yang dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, disusul
plasenta, jika lengkap perdarahan tidak banyak .

Pikirkan terjadinya abortus :Bila seorang wanita usia reproduksi datang dengan gejala
sebagai berikut: terlambat haid, perdarahan per vaginam, spasme atau nyeri perut bawah ,
keluarnya massa kehamilan/konsepsi

Diagnosa dan perdarahan

• Perdarahan pervaginam, setelah mengalami terlambat haid pada wanita usia


reproduksi.
• Tes kehamilan positif

Prinsip Penatalaksanaan perdarahan per vaginam pada usia kehamilan muda :

1. JANGAN LANGSUNG LAKUKAN KURETASE !!!


2. Tentukan keadaan janin, mati atau hidup. Bila memungkinkan periksa dengan USG.
3. Beta HCG masih dapat positif walaupun janin sudah mati

PENYEBAB ABORTUS

1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi : Kromosom, Endometrium, Infeksi, obat-obatan,


radiasi
2. Kelainan plasenta : Infeksi, gangguan pembuluh darah, DM, hipertensi
3. Penyakit ibu : Penyakit infeksi, anemia, penyakit kronis
4. Kelainan dalam Rahim : Mioma uteri, Uterus arkuatus, retrofleksi, servik inkompeten,
bekas operasi servik, robekan servik postpartum

KLASIFIKASI

1. Abortus komplitus

• Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari Rahim pada kehamilan < 20 mg
• Uterus mengecil, perdarahan sedikit, kanalis servikalis menutup
• Terapi :
• Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3×1 tablet/hari
untuk 3-5 hari.
• Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600
mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan
bergizi. Untuk anemia berat berikan transfuse darah.
• Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika, atau
apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profilaksis.
• Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral.
• Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi
darah
• Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
• Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
• Konsultasi Sp. OG.

2. Abortus inkomplitus

• Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari uterus dan masih ada yang tertinggal
• Perdarahan mendadak /banyak
• Dapat terjadi infeksi
• Kanalis servikalis terbuka, tampak/teraba jaringan, perdarahan (+)
• Besar uterus < UK
• Terapi: Memulihkan KU (infus / tranfusi), Kuretase
• Obat: antibiotika & uterotonika

3. Abortus insipiens

• Abortus yang sedang mengancam  serviks telah mendatar  hasil konsepsi


masih lengkap di uterus
• Kanalis servikalis terbuka
• Mules sering & kuat, perdarahan bertambah banyak.
• Terapi:
• Biasanya dilakukan kuretase bila UK kurang dari 12 minggu
• Konsultasi dengan dokter SpOG untuk USG dan tindakan lebih lanjut

4. Abortus iminens

• Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan pervaginam, jalan lahir masih


tertutup, hasil konsepsi masih baik didalam uterus
• Mules sering & kuat, perdarahan bertambah banyak.
• Terapi:
• Bedrest
• USG  janin hidup / mati
• Penenang, anti perdarahan, vitamin B komplek, Hormonal, Anti
kontraksi

MISSED ABORTION

• Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan
sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih didalam uterus
• Diawali dengan abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau setelah
terapi.
• Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae mengendor, uterus mengecil, tes
kehamilan (-). Sering disertai gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia.
• Terapi : Dilakukan kuretase. Harus hati-hati karena terkadang plasenta melekat erat
pada uterus

5. Abortus habitualis

• Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau lebih


• 40 % penyebabnya belum diketahui
• Abortus spontan, imunologik
• Kelainan pada zygote
• Gangguan fungsi atau malfungsi endometrium
• Kelainan anatomik pada uterus
• Terapi:
• Bila belum terjadi kehamilan : pengobatan memperbaiki kualitas sel telur
atau spermatozoa, kelainan anatomi rahim ibu, kelainan endokrin, adanya
berbagai infeksi (TORCH, Chlamydia, mikoplasma), dan berbagai variasi
hasil pemeriksaan reaksi immunologi.
• Mencegah terjadinya infeksi intrauterine
• Gold standard untuk monitoring kehamilan dini adalah pemeriksaan USG,
dikerjakan setiap dua minggu sampai kehamilan ini tidak mengalami abortus.
• Support psikologis

ABORTUS INFEKSIUS DAN ABORTUS SEPTIK

• Abortus infeksiosus : abortus yang disertai infeksi traktus Genitalia.


• Abortus septik : abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke
dalam peredaran darah atau peritoneum.
• Gejala :
• Terjadi abortus disertai tanda infeksi : demam, takikardi, perdarahan pervaginam
berbau, uterus membesar, lembek, nyeri tekan, lekositosis. Bila sepsis  demam ,
menggigil, Tekanan Darah .
• Penanganan ; infus  transfusi, Antibiotik. Kuretase dilakukan dalam 6 jam

6. Abortus provokatus
• Abortus provokatus kriminalis merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan,
yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.
• Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan
dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik
adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:
• Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan)
sesuai dengan tanggung jawab profesi.
• Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
• Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
• Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai,
yang ditunjuk oleh pemerintah.
• Prosedur tidak dirahasiakan.
• Dokumen medik harus lengkap.
• Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya
indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan
alat-alat atau obat-obat tertentu.

Indikasi abortus medinikalis :

• Gangguan kesehatan yang sangat mengancam keselamatan ibu


• Kehamilan akibat perkosaan atau incest
• Dipastikan terjadi cacat berat pada janin (severe physical deformities) atau retardasi
mental

Anda mungkin juga menyukai