Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

ABORTUS APLIKASI NANDA, NOC,


NIC
Diposkan oleh Rizki Kurniadi

A. PENGERTIAN
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram.

B. ETIOLOGI
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang
sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-
obatan, tembakau dan alkohol.
2. Kelainan pada plasenta
3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia
berat, keracunan berat dan toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi
serviks, mioma uterus dan kelainan bawaan uterus.
C. PATOGENESIS
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti
nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi
terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum
menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin
dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Hasil konsepsi
keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion
atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (blighted ovum),
janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus
kompresus, maserasi atau fetus pspiraseus.

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun,
denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal
atau meningkat.
3. Perdarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
4. Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simpisis, sering
disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi :
 Inspeksi vulva : perdarahan pervagina, ada/tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva
 Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka
atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium,
ada/tidak jaringan berbau busuk dari ostium.
 Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum
Douglasi tidak menonjol atau tidak nyeri.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes kehamilan positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan Doopler atau USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

F. KOMPLIKASI
1. Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi
2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi
dapat terjadi kelainan pembekuan darah

G. PENATALAKSANAAN
1. Abortus imminen
 Istirahat baring agar aliaran darah ke uterus bertambah dan
rangsang mekanik berkurang
 Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien
tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas
 Tes kehamilan dapat dilakukan,. Bila hasil negatif, mungkin
janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup.
 Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg.
berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000
mg.
 Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
 Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan
antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih
mengeluarkan cairan coklat.
2. Abortus insipien
 Bila perdarahan tidak banyak., tunggu terjadinya abortus
spontan tanpa pertolongan selam 36 jam dengan diberikan
morfin.
 Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai
perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai
kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan
memakai kuret tajam. Suntikan ergometrin 0,5 mg
intramuskuler.
 Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus
oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per
menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi
abortus komplit.
 Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,
lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
3. Abortus inkomplit
 Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan
NaCL fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin tranfusi
darah.
 Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu
suntikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler
 Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,
lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
 Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
4. Abortus komplit
 Bila kondisi paisen baik, berikan ergometrin 3x1 tablet selama
3-5 hari.
 Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus
atau transfusi darah.
 Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
 Anjurkan pasien diit tinggi protein, vitamin dan mineral
5. Missed abortion
 Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan
konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam
 Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau
segera sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
 Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan
servik dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan
dilatasi servik dengan dilator Hegar. Kemudian hasil konsepsi
diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
 Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol
3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak
500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada
kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU
dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah
pasien istirahat satu hari.
 Bial tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan
hasil konsepsi dengan menyuntik garam 20% dalam cavum
uteri melalui dinding perut.
6. Abortus septik
 Abortus septik harus dirujuk ke rumah sakit
 Penanggulangan infeksi
 Tingkatkan asupan cairan
 Bila perdarahan banyak, lakukan transfusi darah
 Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik
atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan , sisa konsepsi
harus dikeluarkan dari uterus.

H. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Konflik pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan : ancaman yang dirasakan
terhadap sistem nilai
2. Ketakutan yang berhubungan dengan prosedur
aborsi, komplikasi potensial, implikasi untuk
kehamilan di masa datang
3. Berduka antisipasi yang berhubungan dengan
distres akibat kehilangan dan atau perasaan bersalah
4. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan
efek prosedur, kurang pemahaman tentang
perawatan diri praoperasi dan pasca operasi
5. Nyeri akut yang berhubungan dengan efek
prosedur dan atau peristiwa pasca operasi.
6. Defisit self care berhubungan dengan prosedur
terapi tirah baring, nyeri

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S


DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABORTUS INCOMPLET
DI BANGSAL ALAMANDA II RUANG 8 RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 37 tahun
Status perkawinan : kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SLTA
Nama suami : Tn. SM
Umur : 40 tahun
Alamat : Karasan Palbapang Bantul
Pekerjaan : Swasta
Diagnosa medis : Abortus inkomplit
Tanggal MRS : 11 Oktober 2007 jam 00.15

II. STATUS KESEHATAN SAAT INI


a. Keluhan utama
Klien mengeluh keluar darah lewat vagina sejak hari senin,
terasa nyeri pada perut dan pinggang, kenceng-kenceng, nyeri
tidak menyebar, skala 7
b. Faktor pencetus
Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit sekarang
ini, klien pernah dirawat di rumah sakit dengan diagnosa
abortus imminent. Klien hamil 5 bulan/20 minggu, G2 P1A0
c. Timbulnya keluhan : bertahap
d. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
Pasien di rumah bedrest, tapi tetap nyeri di perut dan pinggang,
masih terasa kenceng-kenceng dan akhirnya dibawa ke rumah
sakit.
e. Riwayat obstetri
 Menarche usia : 12 tahun
 Menstruasi : teratur setiap bulan selama 8 hari
 Karakteristik : nyeri pada hari pertama menstruasi
III. RIWAYAT KELUARGA
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit serius

Keterangan : = laki-laki = pasien


= perempuan = garis
keturunan
= meninggal = garis
perkawinan
----- = tinggal serumah
IV. RIWAYAT KESEHATAN
a. Penyakit yang pernah dialami : tidak ada
b. Kecelakaan/operasi : tidak ada
c. Alergi : tidak ada
d. Imunisasi : vaksin TT
e. Kebiasaan yang merugikan : tidak ada

V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : compos mentis
b. BB : 60kg
TB : 158 cm
c. Tanda vital : TD = 100/70 mmHg RR =
28X/menit
N = 92 X/menit S =
37 C
d. Kepala : mesochepal
e. Leher : tidak ada peningkatan JVP
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, bersih
dan tidak bau
g. Hidung : simetris, jalan nafas lancar
h. Tenggorokan : tidak ada gangguan menelan
i. Dada : payudara tidak mengeluarkan ASI
j. Abdomen : tidak ada pembesaran vena abdomen, nyeri tekan
nyeri tekan pada abdomen
k. Genetalia : keluar lendir darah, warna merah, tidak ada
tidak ada hemoroid, terpasang DC ukuran 16
sejak
11 Oktober 2007
l. Muskuloskeletal : gerakan normal, tidak ada gangguan, tidak ada
edema, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm.

VI. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Bila sakit, klien selalu memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas, selama hamil, klien pernah dirawat di RSUD
Panembahan Senopati pada bulan September dengan
diagnosa abortus imminent.
b. Nutrisi dan metabolisme
Diet RS habis tiap porsi, pasien minum 5-6 gelas per hari
c. Eliminasi
Pasien BAB satu kali per hari, konsistensi lunak, warna kuning
bau khas feses. Pasien terpasang DC ukuran 16 sejak 11
Oktober 2007
d. Aktivitas dan latihan
Selama hamil pasien melakukan aktivitas mandiri, tetapi setelah
didiagnosa abortus imminent, pasien bedrest selam beberapa
hari, tapi setelah itu pasien aktivitas lagi seperti semula,
akhirnya klien masuk rumah sakit. Selama di rumah sakit
pemenuhan ADL pasien dibantu oleh keluarganya
e. Istirahat dan tidur
Sebelum masuk rumah sakit, klien tidur 6-7 jam sehari,. Setelah
masuk rumah sakit dan post kuretase klien tidur 5-6 jam sehari
f. Persepsi dan kognitif
Pasien pendidikannya SLTA, pertanyaan yang di ajukan oleh
perawat dijawab dengan lancar
g. Persepsi terhadap diri sendiri
Klien merasa sedih karena anak yang dikandungnya
mengalami keguguran, padahal pasien ingin punya anak lagi
h. Hubungan dan peran
Hubungan klien dengan keluarga baik dan hubungan klien
dengan masyarakat juga baik
i. Seksual dan reproduksi
Selama hamil melakukan hubungan seksual kadang 1-2
minggu sekali, tetapi setelah didiagnosa abortus imminent, klien
tidak melakukan hubungan seksual lagi karena takut terjadi
apa-apa dengan janinnya.
j. Stres dan koping
Jika ada masalah, klien selalu melakukan musyawarah dengan
suaminya.
k. Kepercayaan dan nilai
Klien beragama islam dan rajin beribadah

VII. PROFIL KELUARGA


Klien anak kedua dari lima bersaudara, orang tua klien sudah
meninggal. Suaminya adlah anak ketiga dari empat bersaudara,
orang tuanya juga sudah meninggal dunia. Klien mempunyai 1
orang anak laki-laki berusia 13 tahun.

VIII. KELUARGA BERENCANA


Selama 7 tahun setelah kelahiran anak pertama, klien
menggunakan IUD. Setelah itu klien melepas IUD karena ingin
punya anak lagi.

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 11 Oktober 2007
Hb : 10,6 gr%
AL : 13,8 ribu
AT : 308 ribu
Gol. Darah :O
PPT : 13,1detik
APTT : 34,6 detik
Control PPT : 13,8 detik
Control APTT : 35,7 detik
HbsAg : negative

X. TERAPI
Hari/tanggal Jenis terapi Rute Dosis Indikasi

Kamis Amoxicilin Oral 3X1 Antibiotik

11-10-2007 Asam Oral 3X500 mg Analgetik

mefenamat

Transfusi darah IV Penambah darah

Jumat Amoxicillin Oral 3X1 Antibiotik

12-10-2007 Asam Oral 3X500 mg Analgetik

mefenamat

Transfusi darah IV Penambah darah

XI. ANALISA DATA


Data Etiologi Masalah

DS :

Pasien mengatakan nyeri sekali pada Kontraksi uterus Nyeri akut

perut bagian bawah dan pada

pinggang, durasinya 5 menit,

rasanya mules sekali dan skalanya 7

DO :

- pasien meringis menahan sakit

- gelisah, merintih kesakitan


- fokus pada diri sendiri
- tingkah laku berhati-hati

- posisi untuk mengurangi nyeri

DS :

Pasien mengatakan sejak senin pagi Perdarahan PK anemia

keluar darah cair dan menggumpal

DO :

- konjungtiva anemis

- pasien tampak pucat

- pasien lemah

DS :

Pasien mengatakan takut dengan apa Perubahan status Cemas

yang akan terjadi nanti kesehatan

DO :

- kontak mata buruk

- gelisah

- pandangan sekilas

- pergerakan tangan kaki tidak

bermakna

DS : -

DO:

- tindakan kuretase Prosedur invasif Resiko infeksi

- terpasang infuse RL pada tangan

kiri sejak 11 Oktober 2007

- terpasang DC ukuran 16 sejak 11


Oktober 2007
DS :

Pasien mengatakan semua kegiatan Kelemahan Defisit self care

dibantu oleh suami karena badan

lemah

DO :

- pasien lemah

- Pasien bedrest

- Makan minum di bantu

- Toileting dibantu

- Mobilisasi dibantu
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-abortus-aplikasi.html

Anda mungkin juga menyukai