Anda di halaman 1dari 8

ABORTUS

Disusun Oleh :
1. Fita Dwi Diyanti (2076620003)
2. Mei Rina Putri (2076620004)
Definisi
Menurut WHO:
Keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, yakni pada usia kehamilan 22
minggu atau jika berat janin < 500 gram.

Menurut Sarwono (2009):


Pengeluaran hasil konsepsi dimana janin belum mampu hidup diluar kandungan, dengan batasan
umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram. 

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG):


Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi jika terjadi pada 13 minggu pertama kehamilan.
Penyebab Abortus:
a. Kelainan ovum :
• 48,9% ovum yang patologis
• 3,2% kelainan letak embrio
• 9,6% plasenta yang abnormal
b. Kelainan pada janin: Kelainan kromosom, rusaknya selaput janin, penggunaan
obat-obatan yang tidak sesuai.
c. Kelainan pada ibu : kelainan sistem hormon, sistem kekebalan tubuh, infeksi
menahun, penyakit berat yang diderita ibu.
d. Kelainan pada bapak : umur lanjut, penyakit kronis, keracunan nikotin karena
merokok.
Tanda dan Gejala:
1. Ameneora, terdapat tanda-tanda kehamilan.
2. Pendarahan
3. Kram atau kejang pada bagian perut.
4. Nyeri pada bagian bawah perut.
Jenis-Jenis Abortus:
1. Abortus Komplet
a. Definisi : keguguran dengan hasil konsepsi yang telah keluar secara keseluruhan dari rahim.
b. Tanda : rahim telah mengecil, pendarahan namun hanya sedikit, kanalis servikalis telah tertutup.
c. Penatalaksanaan : terapi obat dan antibiotika.
2. Abortus Inkomplet
a. Definisi : keguguran dengan hasil konsepsi Sebagian telah keluar dan sisanya masih berada didalam Rahim.
b. Tanda : perut terasa mulas, pendarahan, sudah ada jalan keluar fetus/jaringan, Rahim berukuran lebih kecil
daripada seharusnya.
c. Penatalaksanaan : melakukan pemberian obat perangsang (drip oksitosin) dan ditunggu hingga jaringan
keluar, apabila masih bersisa dilakukan kuretase.
3. Abortus Insipiens
a. Definisi : hasil konsepsi masih didalam Rahim, namun sudah terjadi dilatasi serviks.
b. Tanda : pendarahan, perut terasa sakit, jaringan konsepsi dapat teraba.
c. Penatalaksanaan : bila hasil konsepsi masih bisa diselamatkan maka dilakukan bedrest, namun bila sudah
tidak memungkinkan tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam atau melakukan
kuretase
4. Abortus Iminens
a. Definisi : pendarahan dari uterus dimana hasil konsepsi masih didalam uterus tanpa adanya dilatasi
serviks.
b. Tanda : embrio lepas sebagian, embrio masih didalam rahim dan bertahan hidup, terjadi kontraksi otot
rahim, tes kehamilan masih positif.
c. Penatalaksanaan : bedrest, terapi obat-obatan (obat penenang : penobarbital 3x30 mgr dan valium, anti
pendarahan : adona dan trasamin, penguat plasenta : gestanon dan duphaston, anti kontraksi Rahim :
duvadilan dan papaverin), Vit B kompleks, dan progesteron.
5. Missed Abortion
a. Definisi : keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan
selama 2 bulan atau lebih.
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH bisa:
• Keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati.
• Direabsorbsi Kembali setelah hilang.
• Mengering dan menipis yang disebut fetus papyraceus.
• Menjadi mola karnosa
• Mengalami degenerasi dan air ketubannya direabsorbsi jika mati sudah satu minggu.
b. Tanda : pendarahan sedikit demi sedikit yang berulang, fundus tidak bertambah tinggi, tes kehamilan
menjadi negatif, serviks tertutup dan terdapat darah, pasien merasa perutnya kosong dan dingin.
c. Penatalaksanaan :
I. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan
kuret tajam. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segera sesaat sebelum
atau Ketika mengeluarkan konsepsi.
II. Pada kehamilan < 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam
lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dilator hegar dan hasil konsepsi diambil dengan kuret tajam.
III. Pada kehamilan > 12 minggu, berikan dietilbestrol 3x4 injeksi lalu infus oksitosin 10 IU dalam
dextrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 TPM dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus.
Oksitosin dapat diberikan sampai 10 IU dalam waktu 8 jam, bila tidak berhasil ulangi setelah
pasien istirahat satu hari.
6. Abortus Hibitualis
a. Definisi : keadaan dimana seorang ibu telah mengalami keguguran sebanyak 3x berturut-turut
tanpa adanya kehamilan yang berhasil.
b. Penatalaksanaan :
I. Histerosalfingogarafi untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submucosa dan anomaly
kongenital.
II. BMR dan kadar iodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada tidaknya gangguan glandula
thyroidea.
III. psikoanalis

Anda mungkin juga menyukai