Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

(ABORTUS DAN KEHAMILAN EKTOPIK)


KEPERAWATAN MATERNITAS I & II

Tim Kelompok I
SIlvia Ramdini Sari 20200910170109
Suci Aulia Rifa’i 20200910170035
Syahriani Fitri Siagian 20200910170054
Syahril Dwi Novianto 20200910170055
Teti Setawati 20200910170113
Tinne Merlina 20200910170037
ABORTUS
Abortus (keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para
ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki BB
400-1000 gram (Amru Sofian, 2015).

Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi


sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan
ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram, (prawirohardjo, 2010).
KLASIFIKASI ABORTUS
Klafikasi abortus menurrut (Cunningham,
2013) dibagi menjadi dua yaitu :
1. Abortus Spontan
 Abortus Imminens
 Abortus Insipiens
 Abortus Incomplete
 Abortus completus
 Missed Abortion

2. Abortus provokatus
 Abortus Provokatus Terapetikus
 Abortus Provokatus Criminalis
ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti
tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor Janin :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
c. Kelainan pada plasenta
2. Faktor maternal
a. Infeksi
b. Kelainan endokrin
c. Faktor hormonal
d. Trauma
e. Kelainan uterus
f. Sebab-sebab psikosomatik
ETIOLOGI
3. Faktor Eksternal
Pengaruh teratogen akibat radiasi, obat-obatan, bahan kimia, tembakau dan
alcohol dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan
hidupnya dalam uterus.

4. Faktor Risiko Abortus


a. Usia
b. Paritas
c. Anemia dalam kehamilan
d. Hipertensi
Gambaran Klinis
Terlambat haid atau amenorhe kurang dari Perdarahan pervaginam mungkin disertai
20 minggu dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi

MANIFESTASI
KLINIS
Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah
Rasa mulas atau kram perut, didaerah bahkan bisa sampai kesadaran menurun (syok
atas simfisis, sering nyeri pingang akibat hipovolemik), tekanan darah normal atau menurun,
denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
kontraksi uterus normal atau meningkat
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Colok vagina :
Inspeksi Vulva porsio masih terbuka atau sudah
perdarahan tertutup, teraba atau tidak jaringan
pervaginam, ada dalam cavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia
atau tidak jaringan Inspekulo : kehamilan, tidak nyeri saat porsio
hasil konsepsi, perdarahan dari cavum digoyang, tidak nyeri pada perabaan
tercium bau busuk uteri, osteum uteri terbuka adneksa, cavum douglas tidak
atau sudah tertutup, ada menonjol dan tidak nyeri
dari vulva
atau tidak jaringan keluar
dari ostium, ada atau tidak
cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN ABORTUS IMMINENS

Diet tinggi protein


Cek tanda-tanda
Istirahat baring dan tambahan
vital
vitamin c

pemeriksaan USG Bersihkan vulva


untuk menentukan minimal dua kali
apakah janin masih sehari dengan
hidup. cairan antiseptik
Penatalaksanaan Abortus insipiens
Bila perdarahan Abortus yang berikan infus
tidak banyak tunggu disertai perdarahan oksitosin 10 internet
terjadinya abortus tangani dengan dalam dextrose 5%
spontan tanpa pengosongan uterus 500 ml dimulai 5
pertolongan selama memakai kuret tetes per menit dan
36 jam dengan vakum atau cunam naikkan sesuai
diberikan analgetik abortus disusul kontraksi uterus
dengan kerokan sampai terjadi
memakai kuret abortus komplit
tajam, suntikan
ergometrin 0,5 mg
intramuskular.
Penatalaksanaan Abortus Inkomplit

Bila disertai syok karena


Setelah syok diatasi lakukan
perdarahan berikan infus cairan
kerokan dengan kuret tajam lalu
nacl fisiologis atau ringer laktat
suntikan ergometrin 0,2 mg
dan selekas mungkin di transfusi
intramuskular
darah

Bila janin sudah keluar tetapi


plasenta masih tertinggal Berikan antibiotik untuk
lakukan pengeluaran plasenta mencegah infeksi
secara manual
Penatalaksanaan Abortus Komplit
Bila kondisi pasien baik berikan
Bila pasien anemia berikan sulfas
ergometrin 3 kali 1 tablet ferosus atau transfusi darah
selama 3 sampai 5 hari

Berikan antibiotik untuk Anjurkan pasien diet tinggi


mencegah infeksi protein vitamin dan mineral
Penatalaksanaan Missed Abortion
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu lakukan pembukaan serviks
dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi
serviks dengan dilatator heger kemudian hasil konsepsi diambil
dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam

Pada kehamilan lebih dari 12 minggu dietilstilbestrol 3 * 5mg lalu


infus oksitosin 10 iu dalam dextrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20
tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus

Bila kadar fibrinogen normal segeralah keluarkan jaringan konsepsi


dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam
Bila kadar fibrinogen rendah berikan fibrinogen kering atau segar
sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
Komplikasi
• Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan
tertinggal, diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul
segera pasca tindakan, dapat pula timbul lama setelah tindakan.
• Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan atau syok hemoragik
dan karena infeksi berat
• Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi
memerlukan waktu. Biasanya pada abortus provokatus criminalis infeksi
kandung sampai sepsis dan infeksi tulang yang dapat menimbulkan
kemandulan.
• Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi retroleksi. Terjadi retakkan pada rahim, misalnya abortus
provokatus criminalis.
Asuhan Keperawatan
A. Kajian
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat Kesehatan Reproduksi
- Riwayat Menstruasi
- Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
- Riwayar Seksual
4. Riwayat Pemakaian Obat
5. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum - Genatalia
- Tanda Vital - Pemeriksaan Laboratorium
- Mata - USG
- Mulut
- Abdomen
6. Pemeriksaan ginekologi
Asuhan Keperawatan

B. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan kontaksi uterus, pengeluaran hasil konsepsi


b. Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
c. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
yang mengancam
d. Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan klien
menyangkal kehilangan, klien mengungkapkan rasa bersalah, klien
tampak sedih, adanya perubahan aktivitas, perubahan kebiasaan.
Asuhan Keperawatan

C. Perencanaan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus,pengeluaran hasil konsepsi
NOC.
Setelah tindakan keperawatan, diharapkan klien dapat :
a. Mengontrol nyeri (Pain Control)
b. Menunjukan tingkat nyeri (pain level)
NIC
a. Kaji komprehensif tentang nyeri, meliputi lokasi, onset, durasi frekuensi
kualitas intensitas nyeri.
b. Observasi isyarat-isyarat non verbal dan ketidaknyamanan
c. Gunakan komunikasi terapeutik
d. Tentukan dampak dari ekspresi diri
Asuhan Keperawatan
e. Berikan informasi terkait nyeri seperti penyebab, durasi dan tindakan
f. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (misalnya : relaksasi, terapi musik,
distraksi, massase)
g. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
h. Anjurkan klien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat
i. Monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri
j. Libatkan keluarga untuk mengurangi nyeri
k. Pemberian analgetik : tentukan lokasi nyeri karakteristik kualitas dan keparahan
sebelum pengobatan
l. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama kali
m. Berikan analgetik yang tepat waktu terutama saat nyeri hebat evaluasi efektivitas
analgetik tanda dan gejala atau efek samping
Asuhan Keperawatan
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan intra uterin
NOC.
Setelah tindakan keperawatan, diharapkan tidak terjaidi defisit volume
cairan dengan kriteria :
• TTV dalam batas normal
• Tidak ada sianosis
• Suhu kulit hangat
• Tidak ada diaporesis
• Membran mukosa kemerahan
Asuhan Keperawatan
NIC.
a. Kaji adanya pendarahan
b. Kaji warna kulit, suhu, adanya sianosis, nadi perifer dan diaporesis secara teratur
c. Monitor TTV sesuai kebutuhan
d. Pantau status cairan, membran mukosa, urin output
e. Monitor status cairan
f. Monitor kadar hemoglobin dan hematokrit
g. Monitor kehilangan cairan
h. Monitor respon klien terhadap perubahan cairan
j. Kelola pemberian cairan hipotonik seperti (Dextrose 5%) untuk rehidrasi sesuai
kebutuhan.
k. Kelola pemberian cairan isotonik seperti : NaCl, Ringer Laktat untuk rehidrasi
cairan ekstraseluler
l. Kombinasikan cairan kristaloid ( seperti : NaCl dan Ringer Laktat) dan cairan koloid (seperti :
plasma) untuk pengganti cairan intravaskuler
m. Dorong intake cairan peroral
Asuhan Keperawatan
3. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
yang mengancam
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu mengontrol
cemas ( anxiety control ), dengan kriteria :
 Klien dapat memonitor intensitas cemas
 Klien dapat menurunkan stimulus lingkungan ketika cemas
 Klien mencari informasi yang menurunkan cemas
 Klien menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas
 Klien melaporkan tidur adekuat
 Ekspresi wajah klien tenang
Asuhan Keperawatan
NIC
 Menurunkan cemas ( anxietas reduction )
 Bina hubungan saling percaya dengan klien
 Kaji tingkat kecemasan klien
 Dengarkan klien dengan penuh perhatian
 Berusaha memahami keadaan klien
 Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien dan perasaan yang mungkin muncul
pada saat melakukan tindakan
 Dampingi klien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
 Motivasi klien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya
 Bantu klien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan
 Bantu klien untuk mengungkapkan hal-hal yang membuat cemas
 Ajarkan klien teknin relaksasi
Asuhan Keperawatan
4. Berduka berhubungan dengan kehilangan janin, klien menyangkal
kehilangan, klien mengungkapkan rasa bersalah, klien tampak sedih.
NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien akan memperoleh
kepuasan mengatasi berduka ditunjukkan dengan keberhasilan koping,
penyelesaian dukacita dan penyesuaian psikososial perubahan kehidupan,
dengan kriteria :
• Klien melaporkan kekuatan asupan makanan dan cairan
• Klien melaporkan kekuatan dukungan sosial
• Klien menyatakan duka cita secara verbal
• Klien menyatakan arti dari kehilangan secara verbal
Asuhan Keperawatan
NOC
Fasilitas penyelesaian duka cita ( Grief Work Facillitation ) dan fasilitasi
penyelesaian dukacita : kematian perinatal ( Grief Work Facillitation :
Perinatal Death ) :
• Bina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga
• Bantu klien untuk mengidentifikasi reaksi awal dari kehilangan
• Dukung klien untuk mengekspresikan perasaan tentang
kehilangannya
• Kaji dan dokumentasikan keberadaan sumber berduka klien
• Beri lingkungan yang aman terlindungi dan memiliki privasi untuk
memfasilitasi proses berduka klien dan keluarga
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai