Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEHAMILAN MUDA

Nama : Nurhikma
Nim : 319.089
Kelas : akbid 2b
ASUHAN KEHAMILAN MUDA
ABORTUS
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui
cara apapun sebelum janin mampu bertahan hidup.
Selain itu abortus dapat diartikan sebagai
pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) dengan
berat badan janin < 500 gram atau kehamilan
kurang dari 20 minggu.
PENILAIAN AWAL ABORTUS

Keguguran mengancam (Imminens)


1. Perdarahan pervaginam sedikit

2. Hasil konsepsi masih di dalam uterus

3. Tidak ada pembukaan ostium uteri internum


(OUI)
4. Nyeri memilin

5. Uterus sesuai dengan usia kehamilan


6. Tes hamil (+)
Keguguran tidak dapat dicegah (Incipient)
1. Perdarahan >> kadang bergumpal
2. Hasil konsepsi masih di dalam uterus
3. Terdapat pembukaan servik

4. Uterus sesuai dengan usia kehamilan

5. Mules/nyeri sering dan kuat


Keguguran lengkap (Komplit)
1. Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan
2. Ostium sudah menutup

3. Perdarahan sedikit
4. Uerus lebih kecil
Keguguran tidak lengkap (Inkomplit)
1. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi

2. Masih ada sisa di dalam uterus

3. Terdapat pembukaan ostium uteri internum (OUI)


dan teraba sisa
4. Perdarahan >>> / tidak berhenti jika hasil
konsepsi belum keluar semua
5. Bisa sampai syok bila perdarahan sangat banyak
PENATALAKSANAAN
a. Abortus imminens
 Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
rangsang mekanik berkurang.
 Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan untuk
mengurangi kerentanan otot-otot rahim.
 Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin
sudah mati.
 Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
 Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg.
 Pasien tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai lebih
kurang 2 minggu.
 b. Abortus insipiens
 Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.
 Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan,
tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam
abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan
ergometrin 0,5 mg intramuskular.
 Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam
dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai
kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplet.
 Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara digital yang dapat disusul dengan kerokan.
 Memberi antibiotik sebagai profilaksis.
c. Abortus komplet
 Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau
transfusi darah.
 Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

 Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin. dan mineral.

d Abortus inkomplet
 Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl
fisiologis atau ringer laktat yang disusul dengan ditransfusi darah.
 Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret lalu suntikkan
ergometrin 0,2 mg intramuskular untuk mempertahankan kontraksi
otot uterus.
 Berikan antibiotik untuk rnencegah infeksi.
e. Missed abortion
 Bila terdapat hipofibrinogenemia siapkan darah segar atau fibrinogen.
 Pada kehamilan kurang dari 12 minggu.

Lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam


lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dilatator Hegar. Kemudian hasil
diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
 Pada kehamilan lebih dari 12 minggu.

Infus intravena oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak 500 ml


mulai dengan 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada
kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 10 IU dalam 8 jam.
Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu
hari.
 Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan
menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
KEHAMILAN EKTOPIK

KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang
terjadi di luar rahim (uterus). Kondisi ini dapat
menyebabkan nyeri panggul, perdarahan hebat, dan
keguguran, karena janin tidak akan bisa
berkembang.
PRINSIP DASAR KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

KEHAMILAN EKTOPIK

a) Gejala kehamilan awal (flek atau perdarahan yang ireguler,

mual, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina

dan serviks, perlukaan serviks, pembesaran uterus, frekuensi

buang air kecil yang meningkat

b) Nyeri pada abdomen dan pelvis


KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
a) Sakit perut mendadak yang mula-mula terdapat pada satu sisi kemudian
menjalar ke bagian tengah atau ke seluruh perut sehingga menekan
diafragma
b) Nyeri bahu iritasi saraf frenikus)
c) Darah intraperitoneal meningkat timbul nyeri dan terjadi defence muskuler
dan nyeri lepas.
d) Bila terjadi hematoke retrouterina dapat menimbulkan nyeri defekasi dan
selanjutnya diikuti dengan syok (Hipotensi dan hipovolemia)
e) Serviks tertutup
f) Perdarahan dari uterus tidak banyak dan berwarna merah tua
g) Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG
PENILAIAN KLINIS LENGKAP KEHAMILAN EKTOPIK

Pemeriksaan ginekologi :
a) Adanya tanda kehamilan muda

b) Nyeri goyang

c) Uterus agak membesar

d) Ada tumor disamping uterus

e) Cavum deuglas menonjol dan nyeri raba

f) Pemeriksaan umum :
 Suhu > 38 C

 Tampak kesakitan, pucat

 Tensi ↓, Nadi ↑ kecil


PENATALAKSANAAN

a.. Pengeluaran jaringan mola Oleh karena mola


hidatidosa merupakan suatu bentuk kehamilan yang
patologis dan dapat disertai dengan penyulit, pada
prinsipnya harus dievakuasi secepat mungkin.
Terdapat dua cara, yaitu:
• Kuretase

• Histerektomi

b. Terapi dengan profilaksis dengan sistostatika


C .Perbaiki keadaan umum Sebelum dilakukan tindakan evakuasi
jaringan mola, keadaan umum penderita harus distabilkan dahulu.
Tindakan yang dilakukan penderita dalam keadaan stabil, dapat
merangsang terjadinya syok ireversibel, eklampsi atau krisis tiroid yang
dapat menyebabkan kematian. Tergantung pada bentuk penyulitnya, kepada
penderita harus diberikan :
• Koreksi dehidrasi

• Tranfusi darah, pada anemia (Hb <8 gr%) atau untuk mengatasi syok
hipovolemik
• Antihipertensi/antikonvulsi, seperti pada terapi preeklamsi/eklamsia

• Obat anti tiroid, bekerja sama dengan penyakit dalam

• Untuk emboli paru hanya diberikan terapi suportif, terutama oksigenasi dan
antikoagulan sampai gejala akutnya hilang. Jika perlu dirawat di ICU.
MOLA HIDATIDOSA

Mola hidatidosa (atau hamil anggur)


adalah kehamilan, abnormal berupa tumor jinak
yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan
janin.
PENILAIAN AWAL MOLA HIDATIDOSA
Tanda adanya Mola Hidatidosa :
a) Gejala sangat bervariasi mulai perdarahan mendadak disertai shock
sampai perdarahan samar – samar sehingga sukar untuk dideteksi
b) Seperti hamil muda, tetapi derajat keluhan sering lebih hebat

c) Uterus lebih besar dari usia kehamilan

d) Tidak ada tanda-tanda adanya janin

e) Nyeri perut

f) Serviks terbuka

g) Mungkin timbul preeklamsia atau eklamsia pada usia kehamilan >


24 minggu
h) Penegakkan diagnosis kehamilan mola dibantu dengan
pemeriksaan USG
PENILAIAN KLINIK LENGKAP MOLA HYDATIDOSA

DATA SUBYEKTIF
 Amenorea

 Nyeri Perut
DATA OBYEKTIF
 Terdengar DJJ
 HCg >>> utama setealah hari ke 100

 USG. gambaran badai salju (snow flake pattern)

 Perdarahan Pervaginam

 Uterus lebih besar/ tidak sesuai dengan usia kehamilan

 Tidak teraba bagian anak


PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN DENGAN MOLA HIDATIDOSA

a. Tatalaksana Umum
 Diagnosis dini tanda mola
 Beri infus NS/RL preventif terhadap perdarahan hebat
 Observasi kadar HCg
 Observasi kadar Hb dan T/N/S serta perdarahan pervaginam
 Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk dilakukan evakuasi jaringan
mola
b. Tatalaksana Khusus
 Pasang infus oksitosin 10 unit dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan
kecepatan 40-60 tetes/menit untuk mencegah perdarahan.
 Pengosongan isi uterus dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual
(AVM)
 Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin memiliki
anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan
 Selanjutnya ibu dipantau:
 Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.
 Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier
yang mempunyai fasilitas kemoterapi
c. Penanganan Selanjutnya
 Pasien dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal atau tubektomi
 Lakukan pemantauan setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun pasca
evakuasi dengan menggunakan tes kehamilan dengan urin karena
adanya resiko timbulnya penyakit trofoblas yang menetap
 Jika tes kehamilan dengan urin yang belum memberi hasil negatif setelah
8 minggu atau menjadi positif kembali dalam satu tahun pertama, rujuk ke
rumah sakit rujukan tersier untuk pemantauan dan penanganan lebih
lanjut
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai