Anda di halaman 1dari 19

LBM 2

INI MENS BUKAN YA ???

STEP 1
-
STEP 2
1. Mengapa didapatkan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak satu inggu yang lalu?
2. Mengapa pada pemeriksaan fisik didapatkan KU agak lemah, muka pucat dan
konjungtiva palpebra anemis (+/+)?
3. Mengapa sebelumnya pasien didapatkan amenorrhea dan apa hubungannya dengan
HPHT pada 30 Agustus 2013?
4. Mengapa sebelumnya tes urin kehamilan positif namun sekarang menjadi negatif?
5. Apa hasil yang diharapkan pada pemeriksaan USG?
6. Apa hubungan keluhan dengan riwayat sebelumnya berhubungan dengan suami?
7. Apa saja yang dapat menyebabkan perdarahan pada kasus?
8. Mengapa hiperpigmentasi linea alba (+)?
9. DD?
10. Mengapa kadar Hb menurun (9gr/dl)?
11. Mengapa tekanan darahnya sedikit menurun?

STEP 3
1. Mengapa sebelumnya pasien didapatkan amenorrhea dan apa hubungannya dengan
HPHT pada 30 Agustus 2013?
Mengapa didapatkan keluhan keluar darah dari jalan lahir dan keluar jaringan sejak
satu minggu yang lalu dengan riwayat amenorrhea dan pemeriksaan hcg positif
sebelumnya?
Hasil konsepsi?
Kemungkinan terdapat kehamilan sebelumnya (karena hcg sebelumnya positif)
HPHT berfungsi untuk menentukan HPL
(h+7)(b-3)(t+1)  HPL kira2 tgl 6 Mei 2014
Terjadi amenorrhea dan hcg +  tanda kehamilan kemungkinan hamil
Maka seeharusnya dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui tanda kehamilan
pasti

Fili chorrealis  menghasilkan hcg  mempertahankan korpus luteum untuk


menghasilkan progesteron yang nantinya akan digantikan plasenta (12-18minggu)
Jika melakukan tes hcg > 12minggu  hasilnya negatif karena korpus luteum

Nidasi blastokist ke endometrium  membuat perlukaan  trofoblast invasif 


menghancurkan sel desidua yg banyak pada endometrium pada fase sekretorik 
perdarahan sebentar, sedikit dan tidak membahayakan

Ketika didapatkan keluarnya darah per vaginam, evaluasi dulu  perdarahan banyak
atau hanya flek
Timbulnya perdarahan per vaginam pada trimester 1:
- Tidak berbahaya
Melekatnya sel telur yang sudah dibuahi pada dinding rahim  pengeluaran darah
sangat sedikit, normal pada trimester awal
Perubahan hormonal tubuh ibu pada masa kehamilan
- Berbahaya
Abortus/keguguran  keluarnya hasil konsepsi (hasil dari pertemuan sel telur dan
sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
Disertai nyeri perut bawah
Blighted ovum  kehamilan yang tidak berkembang
Hanya terbentuk kantong dari janinnya
Kehamilan ektopik  kehamilan di luar uterus
Disertai perdarahan dan nyeri hebat
Molahidatidosa  gelembung-gelembung berisi darah yang warnanya merah
keunguan

*perdarahan 2 minggu pertama yg banyak dapat mengancam jiwa ibunya


*grade perdarahan:
- grade 1 : perdarahan 15% dan takikardi ringan (80-110x/menit)
- grade 2 : perdarahn 20-25% dan takikardi (100-130x/menit) disertai penurunan
tekanan nadi
- grade 3 : perdarahan 30-35% dan takikardi (120-160x/menit)
- grade 4 : perdarahan hebat 40-45% disertai syok

PERDARAHAN FISIOLOGIS
Pada kehamilan normal, perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan hal
fisiologis, yaitu tanda Hartman, perdarahan pervaginam akibat proses nidasi blastosis ke
endometrium yang menyebabkan perlukaan. Ketika nidasi, trofoblas invasif akan
menghancurkan sel desidua yg banyak pada endometrium fase sekretoris. Perdarahan
berlangsung sebentar, sedikit, dan tidak membahayakan kehamilan.
Ilmu kebidanan,Sarwono Prawirohardjo

Pada awal abortus terjadi pendarahan yang menyebabkan janin terlepas. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales
belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8–14 minggu villi koriales
menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak
perdarahan. Pada kehamilan diatas 14 minggu, setelah ketubah pecah janin yang telah mati
akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion kosong dan kemudian plasenta
(Prawirohardjo, S, 2002).
Ilmu kebidanan,Sarwono Prawirohardjo

HCG POSITIF
Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus.
Jangan terpengaruh hanya pemeriksaan B-HCG yang positif, karena meskipun janin
sudah mati, B-HCG mungkin masih tinggi, bisa bertahan sampai 2 bulan setelah
kematian janin.
Arif mansjoer,dkk. 2004. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: Media Aesculapius
2. Mengapa pada pemeriksaan fisik didapatkan KU agak lemah, muka pucat dan
konjungtiva palpebra anemis (+/+)?
PerdarahanàEritrosit & Hb menurunàpasokan O2 ke jaringan berkurang sehingga
terjadi pucat sedangkan pucat karena anemia disebabkan hemoglobin sebagai alat
transportasi O2 berkurang yang menyebabkan suplai gas tersebut berkurang ke
jaringan.
Anemia adalah suatu keadaan di mana terjadi kelainan hematologi yang ditandai
dengan disfungsi eritrosit dan/atau hemoglobin dalam mensuplai oksigen ke
jaringan.

3. Apa hubungan keluhan dengan riwayat sebelumnya berhubungan dengan suami?


 Abortus Pasca Coitus: abortus yang terjadi setelah pasangan melakukan coitus
intercoure, biasanya perdarahan terjadi kurang dari 24 jam setelelah intercourse.
Diduga perdarahan ini trjadi akibat prostaglandin yang terkandung dalam sperma.
 Pada dasarnya peristiwa ini sama dengan mekanisme timbulnya alergi pada
umumnya. Prostaglandin adalah salah satu jenis histamin yang di lepas oleh Mastcell
yang terdegranulasi, sehingga substrat ini hematogen. Jaringan yang mempunyai
reseptor akan berikatan dengan prostagandin, sehingga menimbulkan manifestasi
klinis...Dalam hal ini myometrium juga mengikat prostaglandin membentuk suatu
komplek. Komplek ligand reseptor, menjadi pemicu proses cascade intraseluler
dengan hasil kontraksi uterus. sehingga mendorong isi uterus.
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
 Coitus sebaiknya dihentikan pada mereka yang sering mengalami keguguran.
(Manuaba, 1998:139)

4. DD perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester 1?


Abortus
Definisi
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 26 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram. Atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup
diluar kandungan.

 Ada 2 kelompok abortus


1. Abortus spontan
2. Abortus provokatus
medisinalis  bila didasarkan pada pertimbangan dokter utnuk menyelamatkan ibu
dan kriminalis

Etiologi
ETILOGI
- Genetik
- Kelainan Congenital uterus
- Autoimune
- Defek Fase luteal
- Infeksi
- Hematologi
- Lingkungan
- Hormonal

Macam macam Abortus :


 Klinis Abortus Spontan
Dapat dibagi atas:
a) Abortus Inkompletus (Keguguran bersisa): Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Gejala: didapati antara lain adalah amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas; perdarahan
yang bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku); sudah ada keluar
fetus atau jaringan; pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provakatus
yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering teijadi infeksi.
Terapi: Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
transfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode
digital dan kuretase. Setelah itu beri obat-obat uterotonika dan antibiotika.

b) Abortus Kompletus (Keguguran lengkap): Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan


(desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong. Perdarahan den nyeri minimal,
Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan , Ukuran uterus dalam batas normal,Servik
tertutup
Terapi: hanya dengan uterotonika.

c) Abortus Insipiens (Keguguran sedang berlangsung): Adalah abortus yang sedang


berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat
dipertahankan lagi. Perdarahan dengan gumpalan darah , Nyeri lebih kuat ,Servik terbuka
den teraba ketuban ,Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri .
Manfes: nyeri abdomen ( kram suprapubik intermitten, progresif =kontraksi
uterus yg menimbulkan dilatasi serviks), perdarahn pervagina, abortus timbul sblm 12
minggu stlh siklus haid terakhir, kebocoran amnion 
Terapi: seperti abortus inkompletus.

• d) Abortus Iminens (Keguguran membakat): Abortus imminens adalah terjadinya


perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, janin masih dalam uterus,
tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosisnya terjadi perdarahan melalui ostium uteri
eksternum disertai mual, uterus membesar sesuai usia kehamilan, serviks belum
membuka, dan tes kehamilan positif.. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat
dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan antispasmodika serta
istirahat. Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu
ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau reaksi kehamilan 2 kali
berturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret)., Test hamil :
positif , USG : Produk kehamilan dalam betas normal

Manfes: perdarahan per vagina, nyeri abdomen, gejala hamil, satu siklus haid terlewatkan
Diagnosis: px pelvis: pd px spekulum ada darah kecoklatan dlm vagina, ostium uteri
tertutup, pd px bimanual: uterus membesar, lunak dan tidak nyeri tekan, px urinalisis: urin
normal
Tatalaksana:
Penanganannya : 1) Berbaring, cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus
dan sehingga rangsang mekanik berkurang. 2) Pemberian hormon progesterone. 3)
Pemeriksaan USG (Sarwono Prawirohardjo, 2002).

e) Missed Abortion: keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak
dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Fetus yang meninggal ini:
(a) bisa keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati
(b) bisa diresorbsi kembali sehingga hilang
(c) bisa terjadi mengering dan menipis yang disebut: fetus papyraceus
(d) bisa jadi mola karnosa, dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan mengalami
degenerasi dan air ketubannya diresorbsi.
Gejala: Dijumpai amenorea; perdarahan sedikdt-sedikit yang berulang pada
permulaannya, serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi, malahan tambah
rendah, Kalau tadinya ada gejala-gejala kehamilan, belakangan menghilang, diiringi dengan
reaksi kehamilan yang menjadi negatif pada 2-3 minggu sesudah fetus mati. Pada
pemeriksaan dalam, serviks tertutup dan ada darah sedikit. Sekali-sekali pasien merasa
perutnya dingin atau kosong. Perdarahan minimal ,Sering didahului oleh tanda abortus
iminen yang kemudian menghilang spontan/setelah tempi ,Tanda den gejala laumil
menghilang ,USG : Hasil konsepsi masih dalam uterus namun tak ada tanda kelangsungan
hidupnya
Terapi: Berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua
dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Dapat juga dilakukan
histerotomia anterior. Hendaknya pada penderita juga diberikan tonika dan antibiotika.
Komplikasi: Bisa timbul hipo atau afibrinogenemia. Fetus yang sudah mati begitu
melekatnya pada rahim sehingga sulit sekali untuk dilakukan kuretase

f) Abortus Habitualis (Keguguran berulang): keadaan dimana penderita mengalami


keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih. Menurut HERTIG abortus spontan terjadi dalam
10% dari kehamilan dan abortus habitualis 3,6 - 9,8% dari abortus spontan. Kalau seorang
penderita telah mengalami 2 kali abortus berturut-turut maka optimisme untuk kehamilan
berikutnya berjalan normal adalah sekitar 63%. Kalau abortus 3 kali berturut-turut, maka
kemungkinan kehamilan ke 4 berjalan normal hanya sekitar 16%.

Etiologi:
(1) Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya
adalah pembuahan yang patologis.
(2) Kesalahan-kesalahan pada ibu, yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum,
kesalahan plasenta, yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesteron sesudah
korpus luteum atrofis. Ini dapat dibuktikan dengan mengukur kadar pregnandiol dalam urin.
Selain itu juga bergantung kepada keadaan gizi si ibu (malnutrisi), kelainan antomis dari
rahim, febris undulands (contagious abortion), hipertensi oleh karena kelainan pembuluh
darah sirkulasi pada plasenta/villi terganggu dan fetus jadi mati. Dapat juga gangguan psikis,
serviks inkompeten, atau rhesus antagonisme.
Pemeriksaan:
(1) Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submukosa dan
anomali kongenital.
(2) BMR dan kadar yodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak gangguan
glandula thyroidea.
(3) Psiko analisis.

Terapi: Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih


besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya. Merokok dan
minum alkohol sebaiknya dikurangi atau dihentikan. Pada serviks inkompeten terapinya
adalah operatif: SHIRODKAR atau MC DONALD (cervical cerclage),

g) Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik: keguguran yang disertai infeksi genital.
Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau
toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Hal ini sering ditemukan pada
abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang kriminalis tanpa memperhatikan
syarat- syarat asepsis dan antisepsis. Bahkan pada keadaan tertentu dapat terjadi perforasi
rahim.
Diagnosis:
(a) Adanya abortus: amenore, perdarahan, keluar jaringan yang telah ditolong di luar
rumah sakit
(b) Pemeriksaan: kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan, perdarahan dan
sebagainya.
(c) Tanda-tanda infeksi alat genital: demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus
besar dan lembek, nyeri tekan, lekositosis
(d) Pada abortus septik: kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi kecil dan
cepat, tekanan darah turun sampai syok. Perlu diobservasi apakah ada tanda perforasi atau
akut abdomen.
Terapi:
(1) Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup
(2) Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan pembiakan dan uji
kepekaan obat):
- Berikan suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
- Berikan suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam.
- Atau antibiotika spektrum luas lainnya.
(3) 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila
terjadi perdarahan banyak; lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi
(4) Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan
penderita
(5) Pada abortus septik terapi sama saja, hanya dosis dan jenis antibiotika ditinggikan
dan dipilihjenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan kuman.
(6) Tindakan operatif, melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan; dilakukan
bila keadaan umum membaik dan panas mereda

Kehamilan ektopik
Definisi :
Suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel didinding
endometrium cavum uteri. >95% berada di tuba fallopi
Etiologi :
bila nidasi terjadi diluar cavum uteri atau diluar endometrium maka terjadilah kehamilan
ektopik.
Patofisiologi :
Sel telur sudah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga
embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di
luar rongga rahim.

Faktor faktor yang menyebabkan hambatan dalam nidasi embrio ke endometrium :


1. faktor tuba : adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen tuba
menyempit
2. faktor abnormalitas dari zigot: jika tumbuh terlalu cepat dalam keadaan besar
maka zigot akan tersendat dalam perjalanan melalui tuba ,kemudian terhenti lalu
tumbuh disaluran tuba
3. faktor ovarium: jika ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba
kontralateral ,jd butuh waktu lebih panjang
4. faktor hormonal : pil KB hanya mengandung progesteron yang dpt menghambat
gerakan tuba
5. faktor lain: pemakai IUD diaman proses peradangan dapat timbul endometrium
dan endosalping à kehamilan ektopik

 Apabila embrio tidak bisa mencapai endometrium untuk proses nidasi maka embrio
dapat tumbuh pada saluran tuba dan kemudian akan mengalami beberapa proses
seperti kehamilan pada umumnya.karna tuba bukan merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan embrio,maka pertumbuhan akan mengalamin perubahan dalam
bentuk berikut
1. hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
pada implantsi secara kolumner ,ovum yang dibuahi akan cepat mati karna
vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi reabsorbsi total.dalam keadaan ini penderita
tidak mengeluh apa2 hanya haid yang terlambat bebrapa hari
2. Abortus kedalam lumen tuba
perdarahan yang terjadi karna pembukaan pembuluh2 darah oleh vili kontrialis pada
dinding tuba ditempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama
sama dengan robeknya pseudokapsularis.
3. Ruptur dinding tuba
terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda

gambaran klinik :
1. Gejala2 kehamilan muda, nyeri sedikit di perut bagian bawah
2. Pada VT: uterus membesar dan lembek walaupun tdk sebesar tuanya
kehamilan
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada KET
4. Ruptur tubaàsakit perut mendadakàsyok atau pingsan
Diagnosis :
Kuldosintesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
dalam kavum douglasi ada darah.
Dengan cara :
1. Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
2. Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptik
3. Spekulum dipasang dan bibir belakang porsio di jepit dengan cunam
serviks; dengan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak
4. Jarum spinal 18 ditusukkan ke dalam kavum douglasi dan dengan semprit
10 ml dilakukan pengisapan
5. Bila ditemukan darah maka isinya di semprotkan pada kain kasa dan
diperhatikan darah yang keluar berupa :
-darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan
membeku; darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk
-darah tua berwarna cokelat sampai hitam yang tidak membeku, atau
yang berupa bekuan kecil-kecil; darah ini menunjukkan adanya hematokel
retrouterina

Mola Hidatidosa
Definisi
Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi korialisnya mengalami
perubahan hidrofobik
 
ETIOLOGI
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor – faktor yang dapat
menyebabkan antara lain:
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari Tropoblast
3. keadaan sosioekonomi yang rendah
4. paritas tinggi
5. kekurangan protein
6. infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas

 Klasifikasi Mola hidatidosa terbagi menjadi:


1. Mola Hidatidosa Sempurna
Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikel – vesikel jernih. Ukuran
vesikel bervariasi dari yang sulit dilihat, berdiameter sampai beberapa sentimeter dan sering
berkelompok – kelompok menggantung pada tangkai kecil. Temuan Histologik ditandai oleh:
- Degenerasi hidrofobik dan pembengkakan Stroma Vilus
- Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak
- Proliferasi epitel tropoblas dengan derajat bervariasi
- Tidak adanya janin dan amnion

2. Mola Hidatidosa Parsial


Apabila perubahan hidatidosa bersifat fokal dan kurang berkembang, dan
mungkin tampak sebagai jaringan janin. Terjadi perkembangan hidatidosa
yang berlangsung lambat pada sebagian villi yang biasanya avaskular,
sementara villi – villi berpembuluh lainnya dengan sirkulasi janin plasenta
yang masih berfungsi tidak terkena.
PATOLOGI
Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung – gelembung berisi cairan jernih
merupakan kista – kista kecil seperti anggur dan dapat mengisi seluruh cavum uteri.
Secara histopatologic kadang – kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan
bayi normal. Bias juga terjadi kehamilan ganda mola adalah : satu jenis tumbuh dan yang
satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi, mulai dari yang
kecil sampai yang berdiameter lebih dari 1 cm.
GEJALA KLINIS
a. Amenorrhoe dan tanda – tanda kehamilan
b. Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat. merupakan
gejala utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama
berapa minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan
anemia defisiensi besi.
c. Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
d. Tidak dirasakan tanda – tanda adanya gerakan janin maupun ballotement
e. Hiperemesis,
Pasien dapat mengalami mual dan muntah cuku berat.
f. Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke – 24
g. Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pasti
h. Tirotoksikosis
 

 PENATALAKSANAAN
1. Evakuasi
a. Perbaiki keadaan umum.
b. - Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap
- Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12 jam
kemudian dilakukan kuret.
c. Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan
umum penderita.
d. 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua untuk
membersihkan sisa-sisa jaringan.
e. Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30
tahun, Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih.

2. Pengawasan Lanjutan
- Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi oral
pil.
- Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun :
· Setiap minggu pada Triwulan pertama
· Setiap 2 minggu pada Triwulan kedua
· Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
· Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.
- Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan :
a. Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan
b. Pemeriksaan dalam :
- Keadaan Serviks
- Uterus bertambah kecil atau tidak
c. Laboratorium
Reaksi biologis dan imunologis :

1x seminggu sampai hasil negatif


- 1x2 minggu selama Triwulan selanjutnya
- 1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya
- 1x3 bulan selama tahun berikutnya
- Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya keganasan
3. Sitostatika Profilaksis
Metoreksat 3x 5mg selama 5 hari
Ilmu kebidanan,Sarwono Prawirohardjo
GABRIELA DA C.M.PEREIRA, S.Ked.
Dr. DJAUHAR KUMARA DEWA, Sp.OG
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

5. Apa hasil yang diharapkan pada pemeriksaan USG?


Indikasi USG pada trimester 1
1. penentuan adanya kehamilan intrauterin
2. penentuan adanya denyut jantung mudigahatau janin
3. penentuan usia janin
4. penentuan kehamilan kembar
5. perdarahan pervagina
6. terduga kehamilan ektopik
7. terdapat nyeri pelvic
8. terduga kehamilan mola
9. terduga danya tumor pelvic atau kelainan uterus
10. membatu tindakan invasif

USG Perdarahan pada trimester 1 :


 Abortus iminens perdarahan terjadi karna terlepasnya sebagian korion frondosum dari
dinding uterus. Perdarahan retrokorionik dan subkorionik umumnya terjadi bersamaan.
Perdarahan yang masi batu akan terlihat hiperekoik terhadap korion,sedangkan perdarahan
yang lamanya 1-2 minggu akan terlihat hipoekoik atau anekoik.
 abortus insipien bervariasi , bergantung pada jumlah perdarahan ,kondisi jantung
gestasi,dan derajad pembukaan serviks .seringkali kantung gestasinya ireguler,letaknya
turun kebagian bawah cavum uteri atau mengisi kanalais servikalis yang terbuka. Mudigah
/janin mungkin terlihat masih hidup.
 Abortus inkompletus tidak spesifik,bergantung pada usia kehamilan dan banyaknya sisa
konsepsi yang tertinggal didalam cavum uteri.cavum uteri mungkin brisi kantung gestasi
yang bentuknya tidak utuh lagi.mungkin juga sisa konsepsi terlihat sebagai massa ekogenik
yang tebal ireguler didalam kavum uteri; ataubterlihat sebagai masssa kompleks bila sisa
konsepsi bercampur dengan jaringan nekrotik dan bekuan darah.
 Abortus kompletus seluruh konsepsi telah dikeluarkan dari cavum uteri .pada USG cavum
uteri terlihat kosong atau berisi bekuan darah yang gambarannya bervariasi
 Kehamilan mola gambaran USG tidak spesifik.mungkin akan terlihat seperti kehamilan
nirmudigah dengan dinding yang menebal,plasenta hidropik,atau terlihat sebagai massa
ekogenik yang mengisi seluruh cavum uteri
 Kehamilan ektopik gambaran USG kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung pada usia
kehamilan. Tampak adanya kantong gestasi berisi embrio/janin yang letaknya diluar kavum
uteri. Selain itu tampak perbesaran uterus tanpa kantong gestasi, massa pada adneksa,
reaksi desidua endometrial dan adanya darah didalam cul-de-sac.
 Ilmu kebidanan,Sarwono Prawirohardjo

Keha mila n intra uterine 8 minggu. Terliha t Blighted ovum


ga mba ra n embrio (E) da n yolk sa c (YS) Ka ntung gestasi (Gesta tiona l Sac ) ya ng
kosong
Kematia n embrio pada keha mila n 8 minggu
Terlihat dinding kantung kehamila n (GS) ya ng Uterus ya ng kosong ( U ) denga n ma sa
iregular dan Yolk sac yang mengempis a dneksa (A) yang diduga ada lah
keha mila n ektopik. β hCG sa a t ini > 100
mIU

GEJALA ABORTUS KET

Amenore Semua Ada (75%)

Perdarahan per Banyak Sedikit


vaginam

Perdarahan abdominal Tidak ada Banyak

Pireksia Tidak ada <38oC

Massa pelvis Tidak ada Di bawah

Uterus Membesar Sedikit membesar

Nyeri Tidak ada Hebat

Anemia Biasa ada Ada

Leukositosis Tidak ada Biasa ada

Rx. kehamilan (+) (+) 75%

Shifting dullness Tidak ada Ada


1. Komplikasi dari pedarahan pervagina trimester 1?

a. Trimester pertama
• Abortus
• Missed Abortus
• Hiperemesis Gravidarum
• Kelainan Congenital
b. Trimester kedua dan ketiga
• Persalinan Prematur
• Perdarahan ante partum
• Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
• Afiksia intra uterin sampai kematian
• Berat badan lahir rendah
• Mudah terkena infeksi
• IQ rendah
• Dekompensasio kordis sampai kematian ibu
Hb rendah (anemia) bisa karena :
- Perdarahan
- Hemodilusi
Fisiology, guyton

Anda mungkin juga menyukai