Anda di halaman 1dari 53

CASE PRESENTATION

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

PUSKESMAS GENUK SEMARANG

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
HALAMAN JUDUL

Disusun Oleh:

Anantyo Ari Saputro


01.211.6323

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)


PUSKESMAS GENUK SEMARANG

oleh

Anantyo Ari Saputro

012116323

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim

penilai Puskesmas Genuk Kota Semarang.

Telah Disahkan

Semarang, 11 Januari 2018

Pembimbing Puskesmas Genuk Pembimbing IKM FK Unissula

dr.Syiska Maolana dr. Suryani Yulianti, M.Kes

Kepala Puskesmas Genuk Kepala Bagian IKM FK


Unissula

Satida Fariani, SKM, M.Kes Siti Thomas, SKM, M.Kes

KATA PENGANTAR

ii
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah

memberikan kenikmatan iman, dan sehat, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan kasus yang berjudul “Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas

Genuk Semarang”.

Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk ini kami mengucapkan terimakasih sebesar–besarnya

kepada yang terhormat :

1. Siti Thomas, SKM, M.Kes, kepala departemen IKM FK Unissula Semarang.

2. dr. Ratnawati selaku Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula Semarang.

3. dr.Suryani Yulianti M,Kes., selaku pembimbing kasus di bagian IKM FK

Unissula Semarang.

4. Satida Fariani, SKM, M.Kes, Kepala Puskesmas Genuk Semarang.

5. dr. Syska Maolana, selaku koordinator pendidikan di Puskesmas Genuk Kota

Semarang.

6. Seluruh Staf Puskesmas Genuk Semarang.

7. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan kasus ini

yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa hasil penulisan laporan kasus ini masih jauhdari

kata sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu kritik

dan saran yang membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan kasus ini

agar lebih baik.

Akhir kata kami berharap semoga laporan Sandar Pelayanan Minimal

(SPM) di Puskesmas Genuk Kota Semarang ini bermanfaat bagi semua pihak.

iii
Semarang, Januari 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii

iv
DAFTAR ISI..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Perumusan Masalah..................................................................................3

1.3. Tujuan Penelitian......................................................................................3

1.3.1. Tujuan umum.....................................................................3


1.3.2. Tujuan khusus....................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian....................................................................................4

BAB II DASAR MATERI DAN ANALISIS SITUASI................................5


2.1 Standar Pelayanan Minimal......................................................................5

2.1.1 Pengertian..........................................................................5
2.1.2 Urusan Wajib dan SPM......................................................5
2.1.3 Jenis Pelayanan dan Indikator SPM..................................8
2.1.4 Pentingnya SPM dan Perencanaan Pemenuhan SPM.......11
2.2 Cara Pengamatan dan Waktu Pengamatan..............................................14

2.3 Profil Puskesmas Genuk...................................................................................15

2.2.1 Identitas Puskesmas Genuk..............................................15


2.3.2 Visi Puskesmas Genuk.....................................................15
2.3.3. Misi Puskesmas Genuk....................................................16
2.3.4 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Genuk..............................16

2.3.5 Puskesmas Pembantu :.................................................................................16

2.3.6 Jumlah Wilayah Kerja Puskesmas Genuk.....................................................16

2.3.7 Program Puskesmas.......................................................................................16

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................19


3.1. Output.....................................................................................................19

3.2 Prioritas Masalah....................................................................................20

3.2.1 Daftar masalah.................................................................20

v
3.2.2 Prioritas masalah dengan metode hanloon kualitatif........21
3.3 Analisis Penyebab Masalah.....................................................................25

3.4 Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem........26

3.5 Usulan pemecahan masalah....................................................................27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................29


4.1. Kesimpulan.............................................................................................29

4.2. Saran.......................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................32

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan UndangUndang

Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap

orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34

ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Puskesmas

merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang ”Pusat

Kesehatan Masyarakat”, merupakan landasan hukum dalam penyelenggaraan

Puskesmas.

Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan adalah tolok ukur kinerja

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan ditetapkan sebagai acuan

dalam perencanaan program pencapaian target. SPM Kesehatan secara efektif

dan efisien dengan menggunakan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik

1
2

diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan dasar (Permenkes RI no 741,

2008). Kabupaten maupun kota di Indonesia memerlukan standar pelayanan

minimal yang sama dan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun

2005 tentang Pedoman Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan

Minimal, maka untuk menjamin terselenggaranya urusan wajib daerah yang

berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada warga Negara perlu

ditetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Permenkes RI no

741, 2008).

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan

nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Penyelenggaraan Pusat

Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas,

keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat

masyarakat serta menyukseskan program jaminan sosial nasional (Permenkes

RI No 75, 2014). Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

masyarakat merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat

diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

Dengan adanya SPM ini, pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya

dapat dengan jelas memahami program dan jenis pelayanan kesehatan dasar

minimal serta indikator kinerja masing-masing kegiatan, beserta target Tata

Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan

untuk Kabupaten/Kota dan waktu pencapaiannya. Implikasi lebih jauh dari

adanya SPM adalah adanya tuntutan profesionalisme dan akuntabilitas

pemerintah daerah agar menyusun langkah strategis, selaras dengan ketentuan


3

dalam SPM. SPM memudahkan penyusunan Rencana Strategis Nasional dan

Daerah (Renstranas dan Renstrada), dengan adanya ukuran-ukuran kuantitatif

dan kualitatif. Dengan adanya SPM bidang kesehatan diharapkan pelayanan

kesehatan yang menjadi kebutuhan utama masyarakat dapat dipenuhi pada

tingkat yang ditetapkan sebagai yang paling minimal secara nasional. Hal ini

dimaksudkan agar dapat mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan antar

daerah,

Oleh karena itu, untuk mengetahui pencapaian standart pelayanan

minimal di bidang kesehatan, kepanitraan klinik ilmu kesehatan masyarakat

Fakultas Kedokteran Unissula Semarang ingin mengetahui faktor – faktor

yang berpengaruh terhadap tidak tercapainya sistem pelayanan minimal di

bidang kesehatan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Faktor-faktor apa sajakah

yang berpengaruh terhadap tidak tercapaianya Standart pelayanan minimal

kesehatan tahun 2017 di Puskesmas Genuk Periode 2017.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tidak

tercapaianya sistem pelayanan minimal kesehatan di Puskesmas

Genuk Periode 2017.


4

1.3.2. Tujuan khusus

a. Mampu menentukan SPM yang tidak tercapai di Puskesmas

Genuk

b. Mampu menganalisis penyebab tidak tercapainya SPM dari yang

telah ditemukan di Puskesmas Genuk

c. Mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah–

masalah yang ditemukan di Puskesmas Genuk

d. Mampu menentukan pengambilan keputusan dari alternatif

pemecahan masalah di Puskesmas Genuk

1.4. Manfaat Penelitian

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Genuk

b. Memberi masukan dan pertimbangan kepada beberapa pihak dalam

membuat beberapa kebijakan kesehatan untuk tercapainya kesehatan

masyarakat sesuai dengan standar pelayanan minimal.

c. Penyusunan rencana pencapaian SPM Kesehatan dan penetapan target

tahunan pencapaian SPM Kesehatan.

d. Mahasiswa

 Menambah informasi mengenai faktor yang berpengaruh terhadap

tidak tercapaianya sistem pelayanan minimal kesehatan di

Puskesmas Genuk

 Sebagai bahan masukan dan penelitian lebih lanjut mengenai faktor

yang berpengaruh terhadap tidak tercapaianya sistem pelayanan

minimal kesehatan di Puskesmas Genuk.


BAB II

DASAR MATERI DAN ANALISIS SITUASI

2.1 Standar Pelayanan Minimal

2.1.1 Pengertian

Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-

batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan

wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada

masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai

(benchmark).

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan yang telah

diatur oleh Menteri Kesehatan, maka UU Nomor 23 tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah yang baru ini telah memberikan peran

yang cukup kuat bagi provinsi untuk mengendalikan daerah-daerah

kabupaten dan kota di wilayahnya (Renstra,2005).

2.1.2 Urusan Wajib dan SPM

Sesuai dengan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, daerah Kabupaten dan Daerah Kota wajib

menyelenggarakan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan

masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi,

keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang serasi

5
6

antara Pemerintah dan Daerah, serta antar Daerah dalam rangka

menjaga keutuhan Negara Kesatuan RI.

Urusan Wajib ditetapkan untuk melindungi hak-hak

konstitusional perorangan/masyarakat, melindungi kepentingan

nasional dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, kesejahteraan

masyarakat, ketenteraman dan ketertiban umum juga untuk memenuhi

perjanjian/konvensi Internasional. Kabupaten/Kota melakukan urusan

wajib di bidang kesehatan dengan menyelenggarakan SPM Bidang

Kesehatan. SPM Bidang Kesehatan telah ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan dengan Keputuan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003.

SPM Bidang Kesehatan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai

berikut :

1. Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM merupakan

bagian integral dari Pembangunan Kesehatan yang

berkesinambungan dalam Program Pembangunan Nasional

(Propenas 2000-2005 – UU RI nomor 25 tahun 2000) dan

menyeluruh, terarah dan terpadu sesuai Rencana Pembangunan

Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.

2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.

SPM harus mampu memberikan pelayanan kepada publik tanpa


7

kecuali (tidak hanya masyarakat miskin), dalam bentuk, jenis,

tingkat dan mutu pelayanan yang esensial dan sangat dibutuhkan

oleh masyarakat.

3. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar tanpa

mengorbankan mutu dan mempunyai dampak luas pada

masyarakat (Positive Health Externality).

4. Merupakan indikator kinerja bukan standar teknis, dikelola

dengan manajerial professional sehingga tercapai efisiensi dan

efektivitas penggunaan sumberdaya.

5. Bersifat dinamis.

6. Ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dasar.

Disamping prinsip-prinsip sebagaimana tersebut di atas,

Departemen Kesehatan telah sepakat menambahkan kriteria yang

khusus yaitu:

1. Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal hanya merupakan

pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat, sehingga hal-hal

yang berkaitan dengan manajemen dianggap sebagai faktor

pendukung dalam melaksanakan urusan wajib (perencanaan,


8

pembiayaan, pengorganisasian, perizinan, sumberdaya, sistem

dsb), tidak dimasukkan dalam SPM (kecuali critical support

function).

2. Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal harus menjadi

prioritas tinggi bagi Pemerintah Daerah karena melindungi hak

hak konstitusional perorangan dan masyarakat, untuk melindungi

kepentingan nasional dan memenuhi komitmen nasional dan

global serta merupakan penyebab utama kematian/kesakitan.

3. Urusan Wajib dan SPM berorientasi pada output yang langsung

dirasakan masyarakat.

4. Urusan Wajib dan SPM dilaksanakan secara terus menerus

(sustainable), terukur (measurable ) dan mungkin dapat

dikerjakan (feasible).

2.1.3 Jenis Pelayanan dan Indikator SPM

Dalam Permenkes 741/2008 disebutkan bahwa SPM untuk bidang

kesehatan terdiri dari 4 jenis pelayanan, yaitu:

1. Pelayanan kesehatan dasar

2. Pelayanan kesehatan rujukan


9

3. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulanggan kejadian luar biasa

4. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Masing-masing pelayanan tersebut diterjemahkan ke dalam

indikator khusus, yang secara total teridiri dari 18 indikator. Rincian SPM

kesehatan selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Jenis Pelayanan dan Indikator SPM

Jenis Pelayanan Indikator SPM

Pelayanan kesehatan 1. Cakupan Kunjungan IbuHamil K4


dasar
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

3. Cakupan pertolongan persalinan olehtenaga


kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan

4. Cakupan pelayanan nifas

5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

6. Cakupan kunjungan bayi

7. Cakupan Desa/Kelurahan UCI

8. Cakupan pelayanan anak balita


10

Jenis Pelayanan Indikator SPM

9. Cakupan pemberian makanan pendampingASIpada


anak usia6-24 bulan gakin

10. Cakupan balita giziburuk mendapat perawatan

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa Sekolah Dasar


(SD) & Setingkat

12. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif

13. Cakupan penemuan danpenanganan penderita


penyakit*)

14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

Pelayahan Kesehatan 1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien


rujukan masyarakat miskin

2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1yang


harus diberikan sarana kesehatan (Rumah Sakit)
diKabupaten/Kota

Penyelidikan Cakupan Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar


epidemiologi Biasa (KLB) yang dilakukan penyelidikan
danpenanggulangan epidemiologi <24jam
kejadian luarbiasa

Promosi kesehatan dan Cakupan Desa SiagaAktif


pemberdayaan
11

Jenis Pelayanan Indikator SPM

masyarakat

Keterangan:

Khusus untuk indikator Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit, diperinci lagi menjadi 5indikator,yaitu:

a. Cakupan penemuan penderita Acute Flacid Paralysis (AFP) rate

per 100.000 penduduk <15tahun

b. Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita

c. Cakupan Penemuan pasien baru TB BTAPositif

d. Cakupan Penderita DBD yang ditangani

e. Cakupan Penemuan penderita diare

Sebagai penjabaran dari Permenkes 741

/MENKES/PER/VII2008 ini kementerian Kesehatan telah

menerbitkan pula petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang


12

Kesehatan DiKabupaten/Kota yang tertuang dalam keputusan Menteri

Kesehatan No.828/MENKES/SK/IX/2008. Didalam KMK

No.828tahun 2008 tersebut dijelaskan tentang pengertian, definisi

operasional, cara perhitungan atau rumus, sumber data, rujukan,

target, langkah kegiatan, serta SDM yang dibutuhkan demi

terselenggaranya SPM kesehatan.

Meskipun telah ditetapkan Permenkes 741/MENKES/PER/VII

2008 dan KMK. No.828/MENKES/SK/IX/ 2008, tetapi pemerintah

sendiri menyadari bahwa Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan ini bersifat dinamis, artinya jenis pelayanan beserta

indikator kinerjanya perlu terus dikembangkan melalui konsensus

nasional. Disamping itu, pemerintah pusat juga masih memberi

keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan jenis

pelayanan sesuai kebutuhan, karakteristik, dan potensi daerah, diluar

pelayanan wajib minimal tersebut.

Dalam penyelenggaraannya, Bupati/Walikota adalah pihak

yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan pelayanan kesehatan

minimal ini, dengan Dinas Kesehatan sebagai koordinator operasional.

Setiap tahun Bupati /Walikota menyampaikan lanporan teknis tahunan

kinerja penerapan pencapaian SPM kesehatan kepada Menteri

Kesehatan. Berdasarkan laporan teknis tersebut, Menteri Kesehatan,

Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan


13

pengawasan teknis penerapan SPM kesehatan diwilayahnya masing-

masing.

2.1.4 Pentingnya SPM dan Perencanaan Pemenuhan SPM

Dengan adanya SPM ini, pemerintah daerah dan pihak terkait

lainnya dapat dengan jelas memahami program dan jenis pelayanan

kesehatan dasar minimal serta indikator kinerja masing-masing

kegiatan, beserta target . Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota dan waktu

pencapaiannya. Implikasi lebih jauh dari adanya SPM adalah adanya

tuntutan profesionalisme dan akuntabilitas pemerintah daerah agar

menyusun langkah strategis, selaras dengan ketentuan dalam SPM.

SPM memudahkan penyusunan Rencana Strategis Nasional dan

Daerah (Renstranas dan Renstrada), dengan adanya ukuran-ukuran

kuantitatif dan kualitatif.

Standar pelayanan minimal merupakan janji dari satuan kerja

dalam menyediakan pelayanan wajib kepada masyarakat yang

dilayani. SPM memberikan informasi indikator kinerja dan nilai yang

terukur secara kualitas dan kuantitas Pentingnya SPM diantaranya

adalah sebagai berikut:


14

1. Sebagai tolok ukur kinerja pelayanan dasar kepada masyarakat

yang secara minimal harus disediakan olehdaerah dalam

penyelenggaraan urusan wajib.

2. Ketentuan tentang jenis danmutu pelayanan dasar yang

merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap

warga secara minimal

3. Faktor penentu serta karakteristik dari jenis pelayanan dasar,

indikator dan nilai, batas waktu pencapaian, dan pengorganisasian

penyelenggaraan pelayanan dasar dimaksud

4. Prestasi kuantitatif dan kualitatif menggambarkan besaran sasaran

yang hendak dipenuhi, berupa masukan, proses, keluaran, hasil

dan/atau manfaat pelayanan

Adapun manfaat langsung dari adanya SPM iniadalah:

1. Hak masyarakat untuk menerima suatu pelayanan dasar dari

Pemerintah Daerah menjadi lebih terjamin dengan mutu tertentu

2. Sebagai landasan untuk menentukan perimbangan keuangan yang

lebih merata dantransparan


15

3. Menentukan total anggaran yang diperlukan untuk

menyelenggarakan pelayanan dasar.

4. Mempermudah terselenggaranya sistem manajemen

penganggaran berbasis kinerja

Hal tersebut sejalan dengan konsep yang diusung oleh undang-

undang pelayanan publik No.25tahun 2009. Didalam UUNo.25tahun

2009 disebutkan bahwa ‘Pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik’.

Undang-undang inidilahirkan dengan maksud untuk meningkatkan

kualitas danmenjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan

azas-azas umum pemerintahan dankorporasi yang baikserta untuk

memberi perlindungan bagisetiap warga negara dan penduduk dari

penyalahgunaan wewenang didalam penyelenggaraan pelayanan

publik. Untuk itulah setiap penyelenggara pelayanan publik wajib

menyusun dan menetapkan standar pelayanan.

Untuk pelayanan bidang kesehatan, karena merupakan salah

satu kewenangan wajib, jenis dan target standar pelayanan minimal

diatur secara tersentral oleh pemerintah pusat, yaitu melalui


16

Permenkes 741/ MENKES/PER/VII2008 dan KMK.

No.828/MENKES/SK/IX/2008. SPM bidang kesehatan disusun

sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk menjamin

akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat secara

merata. Pencapaian SPM bidang kesehatan akan menjadi unsur

penilaian kinerja atau LPJ Kepala Daerah sehingga lebih akurat,

terukur, transparan dan akuntabel.

Penyusunan rencana pemenuhan SPM bidang kesehatan

merupakan proses penting untuk menjamin terselenggaranya

pelayanan wajib bidang kesehatan yang merupakan hakdasar

masyarakat. Rencana pemenuhan SPM inimenjadi salah satuacuan

pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan dan penganggaran

penyelenggaraan pemerintah daerah. Hal ini sebagaimana tertuang

dalam permendagri 54/2010 pasal 11 ayat 1 huruf c yang

menyebutkan bahwa program kegiatan alokasi dana, sumber

pendanaan dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan

Renja SKPD disusun berdasarkan urusan wajib yang mengacu pada

SPM sesuai dengan kondisi daerah dan masyarakat atau urusan yang

menjadi tanggung jawab SKPD. Ayat 6 juga menegaskan kembali

bahwa perumusan capaian kinerja setiap program dan kegiatan harus

berpedoman pada rencana pencapaian SPM berdasarkan ketentuan

perundang-undangan disesuaikan dengan kemampuan daerah.


17

2.2 Cara Pengamatan dan Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan cara datang langsung ke Puskesmas

Genuk dan data diperoleh melalui petugas puskesmas. Waktu

pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Desember 2017 – 13 Januari

2018.

2.3 Profil Puskesmas Genuk


18

Gambar 2. 1. Foto Puskesmas Genuk

2.2.1 Identitas Puskesmas Genuk

Nama Puskesmas : Puskesmas Genuk

Nama Ka. Puskesmas : Satida Fariani, SKM, M.Kes

Alamat Puskesmas   : Jl. Raya Genuksari RT /RW       : 05 / I

Kelurahan Genuksari KecamatanGenuk,

Semarang

Telp. Puskesmas          : 024. 6584188

email            : puskesmasgenuk@gmail.com

2.3.2 Visi Puskesmas Genuk

“Menjadikan puskesmas genuk sebagai pusat pelayanan kesehatan

dasar yang profesional menju masyarakat yang mandiri untuk hidup

sehat”
19

2.3.3. Misi Puskesmas Genuk

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas

2. Meningkatkan Pemberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat

beserta lingkungannya agar memiliki kemauan dan kemampuan

untuk hidup sehat

3. Meningkatkan upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan

mutu kesehatan lingkungan dengan melibatkan peran serta

masyarakat

2.3.4 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Genuk

Jumlah penduduk tahun 2015 adalah 42.032 orang dengan jumlah laki – laki

adalah 21.290 orang dan perempuan adalah 20.742 orang. Luas wilayah

15.083,02 Km² serta kepadatan penduduk sebesar 3624,10.

2.3.5 Puskesmas Pembantu :

 Puskesmas Pembantu Gebangsari

 Puskesmas Pembantu Muktiharjo Lor


20

2.3.6 Jumlah Wilayah Kerja Puskesmas Genuk

Jumlah wilayah kerja Puskesmas Genuk terdiri dari 7 Kelurahan, 41 RW ,

227 RT, yaitu Kelurahan Genuksari, Banjardowo, Trimulyo, Terboyo wetan,

Terboyo Kulon, Gebangsari, Muktiharjo Lor

2.3.7 Program Puskesmas

Sesuai dengan strategi Dinas Kesehatan Kota Semarang, Puskesmas-

puskesmas di Kota Semarang memiliki 6 (enam) kegiatan pokok yaitu :

a. Upaya promosi kesehatan

 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

 Sosialisasi Program Kesehatan

 Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

b. Upaya kesehatan lingkungan


21

 Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA


(sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum),
Institusi pemerintah

 Survey Jentik Nyamuk

c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga berencana

 ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga


Berencana)

 Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

 Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

 Surveilens Epidemiologi

 Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA,


Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies

f. Upaya pengobatan

 Rawat Jalan Poli Umum


22

 Rawat Jalan Poli Gigi

 Puskesmas Keliling (Puskel)

 Posyandu

Program Pelayanan   di Puskesmas Genuk

 Promosi kesehatan

 Kesehatan Ibu dan Anak

 Balai Pengobatan Gigi

 Imunisasi

 Konsultasi Kesehatan Remaja dan Usila

 Usaha Kesehatan sekolah ( UKS / UKGS )

 Penyegahan dan Pemberantasan Penyakit

 Kesehatan Lingkungan

 Kesehatan Jiwa  (Tidak dilakukan)


23

 Pemeriksaan Laboratorium Sederhana

 Kesehatan Mata

 Kesehatan Telinga

 Upaya perbaikan gizi masyarakat

2.3.8 Ketenagakerjaan Puskesmas Genuk Bulan maret 2016

Tabel 2. 2.. Ketenagakerjaan Puskesmas Genuk Bulan maret 2016

No Jenis tenaga Jumlah Keterangan

1 Kepala puskesmas 1 PNS

2 Ka.Sub.Bag TU 1 PNS

3 Dokter umum 2 PNS

4 Dokter gigi 1 PNS

5 Bidan 6 PNS 4, CPNS 2 ,

6 Perawat 9 PNS 7, CPNS 2 ,

7 Perawat gigi 1 PNS


24

8 Sanitarian 1 PNS

9 Nutrisionis 1 PNS

10 Assisten apoteker pelaksana 1 PNS

11 Pranata laboratorium 1 PNS

12 Perekam Medis Pelayanan 1 PNS

13 Pengadministrasi umum 3 2 PNS, 1 Magang


25

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Output

Tabel 3.1. Check list penilaian SPM Puskesmas

BESAR
N CAPAIA
INDIKATOR SPM TARGET
O N
MASALAH

1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4 97% 73,1% 23,9 %

2 Cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 80% 100%

3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 97% 81,3% 15,7 %

4 Cakupan Pelayanan Nifas 86% 67,7% 18,3 %


26

BESAR
N CAPAIA
INDIKATOR SPM TARGET
O N
MASALAH

5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 82% 86,4%

6 Cakupan Kunjungan Bayi 96% 82,15% 13,85 %

7 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% 100 %

8 Cakupan pelayanan anak balita 93% 83,3% 9,7 %

9 Cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin 50% 50 %

10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100%

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 98% 100 %

12 Cakupan peserta KB aktif 76% 81,6%

13 Cakupan penemua dan penanganan penderita penyakit :


27

BESAR
N CAPAIA
INDIKATOR SPM TARGET
O N
MASALAH

Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100% 100%

Penemuan pasien baru TB BTA Positif 75% 63,3% 11, 7 %

Penderita DBD yang ditangani 100% 100%

Penemuan penderita diare 100% 100%

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin 100% 100 %

15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% 100 %

16 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan di puskesmas 100% 100 %

17 Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% 100%

18 Kelurahan Siaga Aktif 100% 100 %


28

BESAR
N CAPAIA
INDIKATOR SPM TARGET
O N
MASALAH

3.2 Prioritas Masalah

3.2.1 Daftar masalah

1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4

2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

3. Cakupan Pelayanan Nifas

4. Cakupan Kunjungan Bayi

5. Cakupan pelayanan anak balita


29

6. Penemuan pasien baru TB BTA Positif

3.2.2 Prioritas masalah dengan metode hanloon kualitatif

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon

kualitatif dengan 3 Kelompok kriteria :

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya,

semakin mendesak untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran kuantitatif berapa rupiah, orang dll.
30

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan. Semakin berkembang, semakin diprioritaskan
31

3.2.2.1 Urgency

D
E F Total
Masalah A B C
H (+)

A - + + + - 3

B + + + + 4

C - + - 1

D + - 1

E - 0

F 0

Total V (-) 0 1 0 1 0 4

Total H (+) 3 4 1 1 0 0
32

Total 3 5 1 2 0 4

Tabel 3.2. Kriteria Urgency

3.2.2.2 Seriously

D
E F Total
Masalah A B C
H (+)

A - + + + - 3

B + + + + 4

C - + - 1

D + - 1

E - 0
33

F 0

Total V (-) 0 1 0 1 0 4

Total H (+) 3 4 1 1 0 0

Total 3 5 1 2 0 4

Tabel 3.3. Kriteria Seriously

3.2.2.3 Growth

D
E F Total
Masalah A B C
H (+)

A - + + + + 4

B + + + + 4
34

C - - - 0

D + - 1

E - 0

F 0

Total V (-) 0 1 0 1 1 3

Total H (+) 4 4 0 1 0 0

Total 4 5 1 2 1 3

Tabel 3.4. Kriteria Growt

3.2.2.4 Tabel total USG

Tabel 3.4. Tabel total USG


35

Masalah Urgensi seriusly Growth Total Prioritas


Kunjungan ibu
3 3 4 10 III
hamil K4
Pertolongan
persalinan 5 5 5 15 I
oleh NaKes
Pelayanan
1 1 1 3 V
Nifas
Kunjungan
2 2 2 6 IV
Bayi
Pelayanan
0 0 1 1 VI
anak balita
Penemuan
pasien baru 4 4 3 11 II
TB BTA (+)

Urutan masalah berdasarkan prioritas masalah adalah

1. Cakupan jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


36

2. Penemuan pasien baru TB BTA (+)

3. Cakupan kunjungan ibu hamil K – 4

4. Cakupan kunjungan bayi

5. Cakupan pelayanan nifas

6. Cakupan pelayana anak balita


37

INPUT

 Beban kerja petugas GASURKES KIA terlalu berat


 Sistem pencatatan dan pelaporan petugas kesehatan kurang baik
Man

Money

Kurangnya pemberdayaan kader KIA


Methode

Keterbatasan media promosi


mengenai pertolongan
persalinan oleh tenaga
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
kesehatan yang
Market keuntungan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
berkompeten

Material

pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan
yang berkompeten
38

 Perencanaan kegiatan dilakukan


promosi secara berkala dan
bertahap dari masyarakat ke
masyarakat tentang pentingnya P1
persalinan di Fasilitas Kesehatan P3
LINGKUNGAN
 Kegiatan pendampingan ibu
hamil yang akan bersalin ke
 Melakukan kerjasama antara Fasilitas kesehatan  Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang
bidan dan pihak puskesmas masih rendah
P2
dalam menangani ibu hamil
yang akan bersalin.  Tingkat sosio-ekonomi masyarakat yang rendah

PROSES
40

3.4 Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan

Sistem

Tabel 3.5.
Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan
Sistem
Komponen Kekurangan
Input  Beban kerja petugas GASURKES KIA terlalu berat
Man  Sistem pencatatan dan pelaporan petugas kesehatan
kurang baik

Money 
Method  Kurang optimalnya pelatihan kader KIA mengenai
penyuluhan tentang pentingnya persalinan di
Fasilitas Kesehatan
Machine 
Material  Media informasi (poster/pamphlet) promosi tentang
pelayanan persalinan belum maksimal
Proses  Perencanaan kegiatan dilakukan promosi secara
P1 berkala dan bertahap dari masyarakat ke masyarakat
tentang pentingnya persalinan di Fasilitas Kesehatan
P2  Melakukan kerjasama antara bidan dan pihak
puskesmas dalam menangani ibu hamil yang akan
bersalin
P3  Kegiatan pendampingan ibu hamil yang akan bersalin
ke Fasilitas kesehatan
Lingkungan  Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat
yang masih rendah
 Tingkat sosio-ekonomi masyarakat yang rendah
Umpan Balik  Persalinan tidak dilakukan di Fasilitas Kesehatan
3.5 Usulan pemecahan masalah

Tabel 3.6. Plan of Action

Tolak ukur Tolak ukur


No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendanaan Metode
proses hasil

1 Penyuluhan Memberi Kader Puskesmas GASUR Kegiatan - Pemaparan Warga Terdapat ibu
tentang informasi kesehatan Genuk KES FMM teori tentang masyarakat hamil yang
manfaat kepada setempat (forum pentingnya terutama mempunyai
bersalin di masyarakat masyarakat) pertolongan ibu hamil rencana akan
Fasilitas kususnya persalinan di sadar akan bersalin ke
Kesehatan ibu hamil Fasilitas pentingnya Fasilitas
untuk kesehatan persalinan kesehatan
bersalin di di Fasilitas
Fasilitas kesehatan
kesehatan

2 Konseling Memberikan Ibu hamil Puskesmas Bidan jam kerja - Konseling Ibu hamil Terdapat ibu
mengenai dan yang Genuk yang puskesmas mengenai lebih hamil yang
perencanaan meluruskan sedang (pelayanan bertugas permasalahan selektif tertarik untuk

41
persalinan pada persepsi periksa KIA) di KIA dan sharing dalam melakukan
ibu hamil yang salah ANC mengenai memilih persalinan di
kepada rencana tempat Fasilitas
masyarakat persalinan bersalin kesehatan
tentang
persalinan
oleh tenaga
kesehatan

3 Menggalakkan Memberikan Ibu hamil, Puskesmas Bidan Jam kerja Registrasi no Ibu hamil Terdapat ibu
kembali informasi terutama genuk yang puskesmas HP ibu hamil menjadi hamil yang
program dan resiko bertugas terutama lebih sadar mempunyai
pemerintah pendamping tinggi di KIA resiko tinggi akan rencana akan
“SMS an ibu hamil untuk ikut pentingnya bersalin ke
BUNDA” setiap saat SMS persalinan Fasilitas
BUNDA di fasilitas kesehatan
kesehatan

42
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Puskesmas Genuk memiliki

visi yaitu “Menjadikan uskesmas genuk sebagai pusat pelayanan kesehata

dasar yang profesional menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”.

Untuk mewujudkan visi tersebut SPM digunakan khususnya di wilayah

kerja Puskesmas Genuk. SPM Kesehatan yang belum tecapai di puskesmas

Genuk adalah mengenai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi, cakupan kunjungan ibu hamil K-4, cakupan kunjungan

bayi, cakupan pelayanan nifas, cakupan pelayanan anak balita dan penemuan

pasien bau TB BTA (+). Dari ke enam SPM yang belum mencapai target,

kami melakukan prioritas masalah dan diperoleh penemuan cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

menjadi prioritas yang utama.

Standart pelayanan minimal cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi di puskesmas Genuk 81,3% dari target


44

97%. Dari penilaian kami dari faktor pendekatan system ditemukan adanya

masalah yang menjadikan SPM cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kesehatan adalah kurangnya tenaga

kesehatan untuk melakukan penyuluhan mengenai pentingnya persalinan di

fasilitas kesehatan, dukungan keluarga kurang untuk bersalin di puskesmas,

masyarakat kelurahan belum seluruhnya memiliki jaminan kesehatan, kurang

optimalnya pelatihan kader penyuluhan mengenai pentingnys persalinan di

puskesmas, jarak rumah yang jauh dari puskesmas, media informasi tentang

promosi tentang pelayanan persalinan belum maksimal, tingkat pendidikan

dan pengetahuan masyarakat yang masih rendah, dan tingkat sosio-ekonomi

masyarakat yang rendah Hal itulah yang menyebabkan tidak tecapainya

standar pelayanan minimal tentang Cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kesehatan di puskemas Genuk.

4.2. Saran

Masalah cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kesehatan dipuskesmas yang ditemukan sesuai standar

dapat diatasi melalui beberapa saran:

1. Untuk Puskesmas:

a. Mengadakan pertemuan dan diskusi berkala antara pihak puskesmas

dengan kader kesehatan atau pelayanan kesehatan di luar untuk

44
45

saling bertukar informasi dan data terkait cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

b. Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditenaga

kesehatan

c. Menggalakkan kembali program pemerintah “SMS BUNDA”

terutama bagi ibu hamil resiko tinggi agar mendapatkan perhatian

lebih selama masa kehamilan dan persalinan.

d. Memberlakukan reward & punishmen bagi kader kesehatan dan

petugas GASURKES agar memberikan semangat dalam bekerja

2. Untuk kader kesehatan:

a. Para kader kesehatan berperan aktif untuk melakukan kunjungan

rumah dan penyuluhan mengenai persalinan yang aman

3. Untuk pendidikan di Puskesmas :

a. Membantu Puskesmas dalam penyediaan sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk penyuluhan

45
46

b. Memberi kesempatan pada mahasiswa yang sedang menjalani

kepanitraan untuk berinteraksi dan memberikan penyuluhan ke

masyararakat tentang pentingnya tenaga kesehatan dalam persalinan.

c. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat membatu

pelaksanaan evaluasi program persalinan secara berkala.

46
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang


Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia., Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia, Nomor 75 Tahun 2014, [Online], Terdapat di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-
2014-ttg-Puskesmas.pdf.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia., Rencana Strategis Kementrian


Kesehatan Tahun 2015-2019., [Online], Terdapat di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-
2015.pdf

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Masyarakat.

Simanjuntak, Eva Rotua., 2012, Pengaruh Faktor Organisasi Dan Pemberi


Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Kembali Puskesmas Bandar Huluan
Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Oleh Pasien Umum,
[Online], Terdapat di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
31982/4/Chapter%20I.pdf

USAID, Tata Kelola Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Untuk
Kabupaten/Kota , 2014

Anda mungkin juga menyukai