Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PEMBAYARAN DIAGNOSTIC RELATED GROUP

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pembiayaan dan Asuransi Kesehatan

Disusun Oleh:

ARFELLA DARA TRISTANTIA 101511123021

INKA KARTIKA NINGSIH 101511123041

ELLY NU’MA ZAHROTI 101511123085

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. .... 1

BAB IDIAGNOSTIC RELATED GROUP .................................................... 2

1.1 Sejarah DRG ..................................................................................... 2

1.2 Definisi DRG .................................................................................... 3

1.3 Tujuan DRG...................................................................................... 4

1.4 Manfaat DRG.................................................................................... 4

1.5 Komponen Biaya DRG ..................................................................... 5

1.6 Pelaksanaan DRG ............................................................................. 5

1.7 Mekanisme Pembayaran DRG ......................................................... 8

1.8 Macam DRG ..................................................................................... 9

1.9 Kelemahan dan Keuntungan DRG ................................................... 10

BAB II INDONESIA DRG ............................................................................ 12

BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
DIAGNOSTIC RELATED GROUP

Biaya pelayanan kesehatan saat ini dinilai terlalu mahal dan banyak
perbedaan antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lain dengan kualitas dan
jenis pelayanan yang sama. Namun, sistem pengelolaan keuangan khususnya di
Rumah Sakit Pemerintah masih lemah. Sementara itu, persaingan rumah sakit
terus meningkat dari segi teknologi maupun sumber daya yang menimbulkan
kecenderungan Rumah Sakit untuk membeli alat canggih untuk memudahkan
diagnosis. Hal tersebut meningkatkan pembiayaan yang harus dikeluarkan oleh
pasien dalam menerima pelayanan yang di berikan,karena pembiayaan alat
tersebut akan di bebankan kepada pasien (Depkes, 2007). Maka, diperlukan
penerapan sistem pembiayaan dengan program pengendalian biaya kesehatan,
salah satunya melalui sistem pembayaran berbasis kelompok diagnosis terkait
atau Diagnostic Related Group (DRG).

1.1 Sejarah DRG’s


DRG’s pertama kali dikenal di Amerika serikat, diterapkan di Rumah sakit
negara bagian New Jersey pada tahun 1970 sebagai dasar perhitungan biaya rawat
inap oleh rumah sakit dan asuransi. DRG telah dipakai sejak tahun 1983 untuk
menentukan seberapa besar medicare membayar kepada rumah sakit (Averill,
1998).Pengelompokkan DRG’s saat ini di dasarkan pada ICD X, ICD X adalah
suatu sistem kategori yang mengelompokan satuan penyakit menurut kriteria yang
telah disepakati. Tujuan pemakaian ICD untuk membuat catatan sistematik dan
dapat dianalisis, untuk menterjemahkan diagnosa penyakit dan masalah kesehatan
dari kata-kata menjadi kode/sandi alfanumerik sehingga mudah disimpan, dicari,
dianalisis. Ciri ICD X koding alfanumerik, 1 huruf diikuti 3 angka untuk tingkatan
4 karakter.
Sejak tahun 1981 berkembang generasi kedua berdasarkan ICD 9 CM yang
terdiri dari 23 MDC (Major Diagnostic Categories) dengan 467 DRG’s. Dalam
perkembangan selanjutnya pada bulan April 1994 muncul Australian National

2
DRG’s dengan 23 MDC dan 956 DRG’s. Pada tahun 1995 Australia
mengumumkan perubahan DRG’s yang mengacu kepada ICD X, yaitu AR DRG
versi 4.1 dengan 20 perubahan kode klinik dan klasifikasi keompok pada beberapa
MDC Tahun 1998 Australian Refined DRG (AR-DRG) clasification versi 4.1
dengan 23 MDC dan 661 DRG’s oleh commonwealth departemen of health dan
aged care of Australia (Commonwealth Department of Health and Aged Care,
2003).

1.2 Definisi DRG


Diagnosis Related Groups (DRGs) are a classification system for inpatient
hospital services. Patients are grouped together “according to principal
diagnosis, presence of a surgical procedure, age, presence or absence of
significant co-morbidities or complications, and other relevant criteria” (U.S.
Congress, 1983)
DRG (Diagnosis Related Group) atau pembiayan kesehatan berbasis
kelompok diagnosis terkait adalah suatu sistem pembayaran kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider) untuk pelayanan yang
diselenggarakannya tanpa memperhatikan jumlah tindakan atau pelayanan yang
diberikan, melainkan pengelompokan pelayanan medis kedalam suatu besaran
pembiayaan menurut kelompok penyakit dimana pasien yang sedang ditangani
tersebut berada. (Adisasmito, 2008)
Diagnosis dalam DRG sesuai dengan ICD-9-CM
(InternationalClassification Disease Ninth Edition Clinical Modification) dan
ICD-10. ICD memudahkan dalam pengelompokkan penyakit agar tidak
terjaditumpang tindih. Pengelompokkan diagnosis ditetapkan berdasarkan dua
prinsipyaituclinical homogenity (pasien yang memiliki kesamaan klinis) dan
resource homogenity(pasien yang menggunakan intensitas sumber-sumber yang
sama untukterapi/kesamaan konsumsi sumberdaya) atau dikenal dengan Case-
Mix(Aljunid, 2006).

3
1.3 Tujuan DRG
Tujuan dari DRG menurut Latifah (2011) adalah sebagai berikut:
1. Kontrol biaya, jika biaya ditetapkan secara prospektif dan dibayar dengan
tanpamelihat lama tinggal pasien, rumah sakit didorong untuk menghindari
biaya yangtidak penting, khususnya jika ekses dari angka pembayaran
melebihi biaya aktualyang optimal. Berdasarkan indeksasi, metode per diem
yang ada dari pembayarantetap kecuali bahwa biaya yang reasonable
disesuaikan dengan jumlahkomplesitas Case-Mix.
2. Jaminan mutu, program jaminan mutu dijalankan terutama melalui
pemanfaatan/utilization. Melalui data DRG yang berguna untuk evaluasi
perawatan medis. Data akan memungkinkan bagi komite yang sesuai untuk
membuat perbandingan untuk pembiayaan, beban/ongkos (charge), dan lama
tinggal, dan pelayanan individual menurut kelompok penyakit antar rumah
sakit.Permasalahan yang dicurigai dapat diuji lebih lanjut dengan informasi
yangdibutuhkan, yang diperoleh melalui diagnosis dalam DRG.
3. Perencanaan, informasi berdasarkan DRG dapat berguna untuk berbagai
macamkeperluan/tujuan. Dalam beberapa hal, DRG dapat digunakan untuk
mengantisipasi kebutuhan staf tenaga medik dalam kasus-kasus tertentu
akibatdari perubahan volume bauran casemix. Data DRG juga bisa digunakan
sebagaiinformasi bagi pihak ketiga sebagai payer untuk membandingkan
provider manayang menghasilkan pelayanan pada unit cost yang paling
rendah

1.4 Manfaat DRG


Klasifikasi penyakit oleh DRG dibuat karena rumah sakit memiliki banyak
produk pelayanan kesehatan, sehingga klasifikasi penyakit tersebut dapat
menerangkan berbagai produk pelayanan kesehatan. DRG dapat membantu tenaga
kesehatan dalam meningkatkan pelayanan, membantu dalam memahami
pemakaian sumberdaya dan menciptakan alokasi sumberdaya yang lebih adil,

4
meningkatkan efisiensi dalam melayani pasien serta menyediakan informasi yang
komparatif antarrumah sakit (Latifah, 2011).
Selain itu, manfaat DRG adalah sistem dan beban administrasi pihak
penanggung biaya dan provider lebih sederhana, tidak perlu lagi secara rinci
memperhitungkan biaya pelayanan, pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien
karena mampu mengendalikan biaya pelayanan kesehatan, DRG’s dapat
memberikan kepastian biaya rumah sakit dan meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit. DRG’s dapat mengurangi: biaya rumah sakit, intensitas pelayanan
yang diberikan, lama hari rawat, dan menghasilkan produk yang efisien
(Adisasmito, 2008).

1.5 Komponen Biaya DRG’s


Komponen-komponen biaya dalam menyusun DRG’s adalah lama hari
rawat inap untuk masing-masing DRG’s baik untuk perawatan rutin dan khusus,
biaya perdiem baik untuk perawatan rutin maupun khusus, perkiraan biaya,
pelayanan-pelayanan pendukung (laboratorium, radiologi, obat-obatan, alat habis
pakai, anastesi, dan pelayanan lainnya perkasus). Data yang dipakai adalah
diagnosa DRG’s dibuat keadaan saat pasien keluar RS (Adisasmito, 2008).

1.6 Pelaksanaan DRG


DRG ditentukan dengan menegakkan diagnosa utama yang ada pada
medical record dan berdasarkan diagnosa utama olehdokter atau bidan,berdasakan
ICD X ada saat pasien pulang, lihat tindakan yang dilakukan,dan evaluasi apakah
dilakukan tindakan yang signifikan (operasi atau tindakan medis), umurpasien,
diagnosa sekunder (bila ada), lama hari rawat, utilisasi (identifikasi kelas
perawatan,tindakan medis, pemeriksaan penunjang, obat-obatan, alkes, dan jasa
medis paramedik).
Syarat dalam keberhasilan implementasi DRG tergantung pada 3C
(Coding,Costing, dan Clinical Pathway).

5
1. Coding
Coding for diagnostic (ICD-10)
Coding for procedures (ICD-9 CM)
Proses terbentuknya tarif DRG tidak terlepas dari adanya peran sistem
informasi klinik rekam medis, dimana rekam medis adalah berkas yang
berisikancatatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakandan layanan lain kepada pasien pada layanan kesehatan baik untuk rawat
jalanmaupun rawat inap yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Tujuan
rekammedis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya
peningkatanpelayanan kesehatan di rumah sakit. Tertib administrasi adalah salah
satu faktoryang menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit,
sehinggakeberhasilan pelaksanaan DRG pun sangat tergantung dengan data pada
rekammedis. Tak jauh berbeda dengan data dalam rekam medis, data dasar dalam
DRG terdiri dari:
a. Nama pasien
b. Tanggal masuk RS
c. Tanggal keluar RS
d. Lama rawatan (Length of Stay/LOS)
e. Tanggal Lahir
f. Umur dalam tahun ketika masuk RS, umur dalam hari ketika masuk RS
g. Jenis Kelamin
h. Status ketika pulang (discharge)
i. Berat badan baru lahir (gram)
j. Diagnosis utama, diagnosis sekunder (komplikasi, komorbiditi)
k. Tindakan pembedahan
2. Costing
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan pembiayaan
untuk DRG yaitu:
a. Top Down Costing
Metode ini menggunakan informasi utama dari rekening atau data
keuangan rumah sakit yang telah ada. Langkah pertama adalah

6
mengidentifikasi pengeluaran-pengeluaran rumah sakit yang terkait
dengan penyediaan layanan rawat inap. Langkah selanjutnya adalah
mengklasifikasikan pengeluaran-pengeluaran tersebut ke masingmasing
cost center seperti bangsal rawat inap (wards), gaji dan jasa
medis tenaga medis dan paramedis (medical salaries), ruang
operasi (operating room), bahan dan barang farmasi (pharmacy),
radiologi (radiology), patologi (pathology), dan pekerja sosial serta
unit-unit biaya lain yang terkait dengan penyediaan layanan
kesehatan.
b. Activity Based Costing
ABC adalah suatu metodologi pengukuran biaya dan kinerja atas
aktivitas, sumber daya, dan objek biaya. ABC memilik dua elemen
utama, yaitu pengukuran biaya (cost measures) dan pengukuran
kinerja (performance measures). Sumber daya-sumber dayaditentukan oleh
aktivitas-aktivitas yang dilakukan, sedangkanaktivitas-aktivitas ditentukan
berdasarkan kebutuhan yang digunakanoleh objek biaya. Konsep dasar ABC
menyatakan bahwa aktivitasmengkonsumsi sumber daya untuk
memproduksi sebuah keluaran(output), yaitu penyediaan layanan
kesehatan. Melalui pemahamankonsep ABC tersebut di atas, keterkaitan
antara service lines, tarif,sumber daya, dan biaya yang dikeluarkan penyedia
sumber dayadalam kerangka interaksi antara pengguna layanan, rumah
sakit,dan penyedia sumber daya.
3. Clinical Pathway
Clinical Pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu
yang merangkum setiap langkah yang dilakukan pada pasien mulai masuk RS
sampai keluar RS berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan
keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti
dengan hasil yang dapat diukur (Tim Case-Mix).Tujuan clinical pathway antara
lain : memfasilitasi penerapan clinical guidedan audit klinik dalam praktek klinik,
memperbaiki komunikasi dan perencanaanmultidisiplin, mencapai atau
melampaui standar mutu yang ada, mengurangivariasi yang tidak diinginkan
dalam praktek klinik, memperbaiki komunikasiantara klinisi dan pasien,
meningkatkan kepuasan pasien, identifikasi masalah risetdan pengembangan.

7
1.7 Mekanisme Pembayaran DRG
Mekanisme untuk penyusunan pembayaran berdasarkan DRG adalah :
1. Melengkapi data pasien
DRG membutuhkan data-data yang dikumpulkan secara rutin oleh rumah
sakit seperti : Identitas pasien, tanggal masuk dan keluar rumah sakit,lama hari
rawat, umur, jenis kelamin, status keluar rumah sakit, BB baru lahir (jika
neonatal), diagnosis utama, diagnosis sekunder dan prosedur pembedahan.
2. Analisis pengkelasan
Hasil grouping DRG sesuai dengan ICD 10 yang diterbitkan oleh WHO.
Rumah sakit wajib memberikan kode sesuai dengan ICD 10 (Klasifikasi

8
internasional untuk penyakit). Tahap-tahap penentuan DRG sebagai berikut
(Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, 2006) :
a. Penentuan diagnosis
b. Pengelompokkan menjadi dignosis mayor
c. Prosedur tindakan yang dilakukan( diagnosis yang membutuhkan tindakan
pembedahan atau tidak )
d. Diagnosis di kelompokkan juga dengan mempertimbangkan komplikasi yang
menyertainya baik akut atau kronis
e. TentukanDRG
3. Analisisbiayapasien (DRG Cost)
Dalamlaporanpertamaproyeknasional, “Case Costing in SwedishHealth and
Medical Care”mendeskripsikanprosespembiayaankasusdalamempatlangkah:
a. Mengidentifikasi total biayasecaraakurat
b. Mengalokasikanbiaya-biayataklangsungkedalampusat-pusatpenyerapan dana.
c. Mengidentifikasiproduk-produk intermediate danmenghitungbiaya-biayanya.
d. Membagibiaya-biayatersebutkepadapasien.
PelayanankeperawatanbeberaparumahsakitSwediamenggunakanPatientClas
sificationSystem(SistimKlasifikasiPasien)/PCS bagikeperawatan.
PatientClasssification System bagi keperawatan bisa di definisikan sebagai
metode-metode dalam menentukan , memvalidasi, dan memonitor perawatan
pasien individual selama terus menerus.Terdapat banyak alasan mengapa rumah
sakit-rumah sakit menggunakan PCS untuk keperawatan. Hasil dari klasifikasi
dapat di gunakan untuk:
a. Memonitorkebutuhanpasien
b. Pengelompokanstafdanperencanaan
c. Memonitordanmenghitungbiaya-biayakeperawatan
d. Memonitordanmenganalisakinerja unit

1.8 Macam DRG


1. Medicare Diagnostic Related Group, merupakan modifikasi versi pertama
DRGoleh HCFA (Health Care Financing Administration) dan di update oleh

9
HCFA, hanya mencakup usia > 65 tahun, neonatus dan beberapa penyakit
anak tidakterlingkupi, komorbiditas dan komplikasi (dua kelompok), terdapat
492 kelompokDRGs.
2. Refined Diagnostic Related Group, modifikasi Medicare DRGs khususnya
dalamdiagnosis sekunder, kelompok untuk neonatur tersedia, menggunakan
LOS dalampengelompokkan, terdapat 1170 DRGs.
3. All Patient Diagnostic Related Group (AP-DRGs), berdasarkan pada
MedicareDRGs, dikembangkan tidak hanya untuk pasien Medicare,
kelompok neonatusdan penyakit anak tersedia dan infeksi HIV tersedia
(MDC HIV 24 group),menggunakan LOS dan kematian dalam
pengelompokkan, terdapat 641 DRGs.
4. All Patient Refined Diagnostic Related Group (APR-DRGs), penyempurnaan
dariAP-DRGs, cakupan untuk neonatus dan pediatri lebih baik, infeksi HIV
tersedia,multiple trauma MDC, tidak menggunakan LOS dalam
pengelompokkan,komorbiditas dan komplikasi (empat kelompok), terdapat
1530DRGs.
5. International Refined Diagnostic Related Group (IR-DRGs),
mengembangkansistem DRG yang dapat disesuaikan dengan kondisi lokal
(ICD-9, ICD-10, ICD-10 PCS), mengembangkan struktur DRG yang bisa
disesuaikan dengan variasikondisi klinis lokal, terdapat 965 DRGs.

1.9 Kelemahan dan Keuntungan DRG


Dari hasil evaluasi terhadap pelaksanaan system pembayaran DRG’S
menunjukkan kelemahan dan keuntungan system ini.Kelemahan dari sistem ini
adalah :
1. Rumah sakit mengalihkan pengobatan dari rawat inap menjadi rawat jalan.
Oleh karena DRG’S tidak di terapkan pada rawat jalan
2. Rumah sakit menurunkan rata-rata lama hari rawat (LOS) Rumah sakit akan
mempercepat pemulangan pasien. Penurunan LOS merupakan implikasi
tidak adekuatnya pelayanan Rumah sakit dan perkembangan kedepan dapat
mengganggu infrastruktur home care karena kondisi pasien belum stabil

10
3. Terdapat kecendrungan untuk mengklasifikasikan kembali pasien ke
diagnosis yang lebih mahal yang di sebut DRG Creep (Penjilat DRG)
4. Sistem pembayaran ini mengurangi ketajaman focus diagnosis, sehingga
sering kali timbul kesalahan atau kelalaian dalam pemberian pengobatan
kerena pengurangan penunjang diagnostik pada pelayanan yang belum
terstandar
5. Pembayaran pelayanan perawatan menjadi tidak jelas, bila kemandirian
perawata dalam intervensinya tidak jelas karena sistem ini menyatu dalam
pembayaran diagnosis
6. Sistem pembayaran ini tidak dapat membedakan antara kasus yang tingkat
kesulitan tinggi/ komplikasi dengan tingkat kesulitan rendah
7. Sistem pembayaran ini bersifat umum dan sulit untuk kasus-kasus kronik
dan berulang(WHO, 2007)

Keuntungan atau manfaat dari sistem pembayaran melalui DRG’S adalah


(ICN, 2007):
1. DRG’S dapat di berlakukan dengan cepat
2. Bagi pemerintah federal da Rumah Sakit, DRG’S dapat memberikan
kepastian perkiraan biaya yang berasal dari program ini
3. Mengurangi beban administrasi Rumah Sakit dan mendorong upaya
efisiensi. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh The President’S Private
Sector Survey On Cost Control, DRG’S di proyeksikan berhasil menghemat
anggaran pemerintah federal sebesar 13 milyar dolar AS antara tahun 1984-
1986
4. DRG’S dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
5. DRG’S memberikan transparansi sistem management Rumah Sakit dan
pembayaran
6. Menguntungkan peserta medicare progra, di mana perkiraan iuran biaya (
Cost Sharing ) akan menurun
7. DRG’S mengizinkan pembayaran upah / gaji pada agenci ( Home Care )
dan di kontrol oleh sistem pembayaran Rumah Sakit

11
8. DRG membantu agenci memperkirakan dan memprediksi secara tepat
financial yang di terima oleh rumah sakit

12
BAB II
INDONESIA DRG’S

INA-DRG’s merupakan suatu sistem klasifikasi kombinasi beberapa jenis


penyakit dan prosedur/tindakan pelayanan di suatu RS dengan pembiayaan yang
dikaitkan dengan mutu dan efektivitas pelayanan terhadap pasien (Yusmainita,
2009). INA-DRG’s adalah DRG’s yang dibuat berdasarkan beberapa data atau
variabel dari rumah sakit di Indonesia (INA). Sistem INA-DRG’s adalah sistem
pemerataan, jangkauan dan berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan yang
menjadi salah satu unsur dalam pembiayaan kesehatan atau lazim disebut sebagai
mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran yang lazim disebut
dengan Case-Mix. Case-Mix artinya sistem klasifikasi yang mengategorisasikan
pasien dalam beberapa kelompok yang menggunakan beberapa sumber yang
sama. Case-Mix diklasifikasikan berdasarkan kondisi pasien sebagai berikut:
1. Clinical homogeneity (pasien yang mempunyai kondisi klinis yang sama)
2. Resource homogeneity (pasien yang menggunakan intensitas sumber-
sumber yang sama untuk pengobatan/terapi)
Sistem INA-DRG’s dapat digunakan sebagai salah satu standar
penggunaan sumber daya yang diperlukan dalam memberikan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Tarif dalam INA-DRG’s merupakan salah satu terobosan baru dari
Departemen Kesehatan RI dalam rangka menekan biaya pelayanan kesehatan
(Health Care Cost) yang semakin meningkat; disebabkan antara lain oleh laju
inflasi, perubahan pola penyakit, perubahan pola hubungan dokter dengan pasien
serta adanya penemuan teknologi baru dalam metodologi di bidang kedokteran.
(Manlak Jamkesmas, 2009).
Sistem pembayaran ini menuntut Rumah Sakit untuk lebih efisien dalam
pelayanan medis kepada pasien, standar mutu pelayanan akan lebih mudah
diimplementasikan karena dikaitkan dengan sistem pembayaran, dan administrasi
akan lebih mudah.Diagnostic Related Groups (DRGs) mencakup pasien rawat

13
inap yang kondisinya akut (bukan rawat jangka panjang seperti penyakit jiwa,
hemodialisis dll).

2.1 Langkah Penentuan INA-DRG


Pada pedoman Daftar Penggolongan Penyakit dan Tindakan serta Tarif
Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Tahun 2008
yangditerbitkan oleh Departemen Kesehatan RI terdapat penggolongan 23 Major
Diagnostic Categories (MDC) yang terbagi dalam 1077 diagnosis penyakit. Tarif
pelayanan askes ini meliputi tarif pelayanan rawat inap (Inpatient Procedure) dan
rawat jalan (Ambulatory Procedure) untuk rumah sakit tipe A, B, C, D, RSUPN
CiptoMangunkusumo, RSAB Harapan Kita, RSJP Harapan Kita, dan RS Kanker
Dharmais. Komponen biaya yang ada dalam tarif INA-DRG meliputi jasa
pelayanan, biayapemeriksaan penunjang, biaya obat dan alat habis pakai, biaya
akomodasi, dan biayaadministrasi.

MDC
Keterangan MDC:
01 Disease and Disorders of the Nervous System
02 Disease and Disorders of the Eye
03 Disease and Disorders of the Ear, Nose, Mouth, and Throat
04 Disease and Disorders of the Respiratory System
05 Disease and Disorders of the Circulatory System
06 Disease and Disorders of the Digestive System
07 Disease and Disorders of the Hepatobiliary System and Pancreas
08 Disease and Disorders of the Musculoskeletal System and Conn Tissue
09 Disease and Disorders of the Skin, Subcutaneous Tissue, and Breast
10 Disease and Disorders of the Endocrine, Nutritional, and Metabolic System
11 Disease and Disorders of the Urinary Tract
12 Disease and Disorders of the Male Reproductive System
13 Disease and Disorders of the Female Reproductive System
14 Childbirth

14
15 Newborns and Other Neonates
16 Diseases and Disorders of Blood, Blood Forming Organs, Immunolog
Disorders
17 Myeloproliferative Diseases and Disorders, Poorly Differentiated Neoplasm
18 Infectious and Parasitic Diseases, Sistemic or Unspecified Sites
19 Mental Diseases and Disorders
20 Alcohol/Drug Use and Alcohol/Drug Induced Organic Mental Disorders
21 Injuries, Poisonings, and Toxic Effects of Drugs
22 Factors Influencing Health Status and Other Contacts With Health Service
23 Medical Outpatient Visit

Tabel 2.1 Contoh Kode INA-DRG


KODE INA-DRG DESKRIPSI
011011 01 menunjukkan kategori disease and disorders
of the servous system, sedangkan angka 1 di
akhir adalah tingkat (level) keparahan penyakit
tersebut
011012 01 menunjukkan kategori disease and disorders
of the nervous system dengan tingkat keparahan
level 2

Penentuan Diagnostic Related Group harus ditentukan lebih dulu sebelum


ditetapkan tarif, diagnosis yang ada dikelompokkan dengan menggunakan flow
chartseperti gambar diatas. Principal diagnostic adalah diagnosis yang
berdasarkanInternational Disease Classification (ICD) yaitu kondisi yang dinilai
sebagai penyebab utama pasien masuk rumah sakit. Major Diagnostic Category
(MDC) yangterdiri dari 23 MDC dalam INA-DRG terdiri dari dua yaitu sistem
organ yang terkenapenyakit dan jenis penyakit. Misalnya dalam kasus diagnosis
penyakit diare, sistemorgan yang terkena adalah sistem saluran pencernaan dan
jenis penyakitnya adalahpenyakit infeksi dan parasit. Kemudian ditentukan

15
apakah perlu untuk dilakukantindakan pembedahan atau tidak. Tetapkan apakah
umur, komplikasi, komorbiditasberpengaruh.
Dalam DRG juga dikenal istilah trimming yaitu suatu metode yang
digunakanoleh pihak rumah sakit untuk menyingkirkan kelompok pasien yang
tidak biasa dengan tujuan untuk melindungi rumah sakit dari kerugian finansial
yang besar akibatdari kasus-kasus mahal. Dimana kasus-kasus ini dikenal dengan
istilah kasus outlieryaitu kasus-kasus yang memiliki LOS yang cukup lama dan
banyak menyerapsumberdaya. Pasien dengan lama tinggal pendek atau lama
tinggal panjang yang tidakkhas untuk suatu kelompok tertentu dipisahkan dari
pasien lain. Mereka dinyatakansebagai outlier. Jumlah dari outlier tergantung
pada trim (cut off/titik potong) yangakan membedakan pasien yang memiliki lama
hari tinggal khas/tidak. Setiap DRGmemiliki paling tidak satu titik potong dan
juga memiliki trim/titik terendah (lowstay). Semua hal dipertimbangkan, semakin
sempit titik potong semakin besar jumlahoutliernya, atau pasien terlihat sebagai
anomali medis. Titik potong bisa sajadidasarkan pada kriteria statistik atau medis,
seperti kebijakan prerogatif penetapannilai oleh agensi. Arsitek dari DRG, Perist
dari Yale University, mendefinisikankurang dari 5% pasien sebagai outlier.

BAB III

16
KESIMPULAN

DRG’s (Diagnosis Related Group) atau sistem pembiayaan kelompok


diagnosa terkaitadalah suatu sistem/cara pembayaran kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan (healthprovider) untuk pelayanan yang diselenggarakannya
tanpa memperhatikan jumlah tindakanatau pelayanan yang diberikan, melainkan
pengelompokan pelayanan medis kedalam suatubesaran pembiayaan menurut
kelompok penyakit dimana pasien yang sedang ditanganitersebut berada.
Manfaat DRG’s adalah sistem dan beban administrasi pihak penanggung
biaya danprovider lebih sederhana, tidak perlu lagi secara rinci memperhitungkan
biaya pelayanan,pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien karena mampu
mengendalikan biaya pelayanankesehatan, DRG’s dapat memberikan kepastian
biaya rumah sakit dan meningkatkan mutupelayanan rumah sakit. DRG’s dapat
mengurangi: biaya rumah sakit, intensitas pelayananyang diberikan, lama hari
rawat, dan menghasilkan produk yang efisien.DRG’s pertama kali dikenal di
Amerika serikat, diterapkan di Rumah sakit negarabagian New Jersey pada tahun
1970 sebagai dasar perhitungan biaya rawat inap oleh rumahsakit dan asuransi.
DRG telah dipakai sejak tahun 1983 untuk menentukan seberapa besarmedicare
membayar kepada rumah sakit.
Pengelompokkan DRG’s saat ini di dasarkan pada ICD X, ICD X adalah
suatu sistemkategori yang mengelompokan satuan penyakit menurut kriteria yang
telah disepakati. Tujuanpemakaian ICD untuk membuat catatan sistematik dan
dapat dianalisis, untuk menterjemahkandiagnosa penyakit dan masalah kesehatan
dari kata-kata menjadi kode/sandi alfanumeriksehingga mudah disimpan, dicari,
dianalisis. Ciri ICD X koding alfanumerik, 1 huruf diikuti 3angka untuk tingkatan
4 karakter.

DAFTAR PUSTAKA

17
Adisasmito, Wiku. 2008. Kebijakan Standar Pelayanan Medik dan Diagnostic
Related Group (DRG), Kelayakan Penerapannya di Indonesia. Analisis
Kebijakan Kesehatan. FKM Universitas Indonesia
Aljunid, S. M. 2006. Role of Casemix in Health Care System. Jakarta: First
NationalSymposium on Casemix.
Australian Refined Diagnosis Related Group. 2003.Definition manual.
Commonwealth Departement of Health And aged care, 2003
Averill,R.M.S, dkk. 1998.Diagnostic Related Group Third Edition. MDC 14.
Definition manual
Departemen Kesehatan. 2007. Penggunaan system Casemix.
http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=
1522&itemid=2
Depkes RI. 2008. Daftar Penggolongan Penyakit dan Tindakan serta Tarif
PelayananKesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Tahun
2008. Jakarta : Ditjen BinaPelayanan Medik.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2006. Pertemuan konsolidasi
penerapan Coding sistem & software Casemix Rumah Sakit Makasar 13-
16 maret 2007.
ICN. 2007. Diagnosis Related Group. http://www.icn.ch/matters.drg.htm
Latifah, Dewi Erma. 2011. Diagnostic Related Group (DRG). Makalah.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
WHO. 2007. Diagnosis Related Group. http://www.icn.ch/matters.drg.htm
Yusmainita. 2009. INA-DRG. RSUP H. Adam Malik

18

Anda mungkin juga menyukai