Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH KETIDAK TEPATAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP

TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN


RAWAT JALAN PADA BULAN APRIL-MEI
DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
PADA TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

ADE NURMAYANTI
1313466001

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN


(APIKES) IMELDA MEDAN
T.A.2015/2016
2

PENGARUH KETIDAK TEPATAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP


TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN
RAWAT JALAN PADA BULAN APRIL-MEI
DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
PADA TAHUN 2016

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya

OLEH :

ADE NURMAYANTI
1313466001

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN


(APIKES) IMELDA MEDAN
T.A.2015/2016

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KETIDAK TEPATAN PETUGAS REKAM MEDISTERHADAP


TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT
JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM
HAJI MEDAN PADA TAHUN 2016

OLEH :

ADE NURMAYANTI
1313466001

Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan


Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di
Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

Disetujui :
Dosen Pembimbing

(Parmen Silalahi, SKM, M.Kes)

Diketahui :
Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

(dr. SuheriParulianGultom, M.Kes)


2

LEMBAR PENGUJIAN

Penelitian dengan Judul :

PENGARUH KETIDAK TEPATAN PETUGAS REKAM MEDISTERHADAP


TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT
JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM
HAJI MEDAN PADA TAHUN 2016

OLEH

ADE NURMAYANTI
1313466001

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Pada Tanggal Bulan Tahun

Penguji I : Parmen Silalahi, SKM, M.Kes ( )

Penguji II : Ary Syahputra Wiguna, M.Kom ( )

Penguji III : Rizca Annur Hadya, SST ( )

Disahkan :

Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda


3

(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)

PERNYATAAN

PENGARUH KETIDAK TEPATAN PETUGAS REKAM MEDISTERHADAP


TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT
JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM
HAJI MEDAN PADA TAHUN 2016

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2016

ADE NURMAYANTI
1313466001

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
4

Nama : Ade Nurmayanti

Tempat/Tanggallahir : Rantau Prapat, 05 Mei 2016

Agama : Islam

Anak : 1 dari 4 bersaudara

Alamat : Rantau Prapat

II. IDENTITAS ORANGTUA


Nama Ayah : Rahman

Pekerjaan : Wiraswasta

NamaIbu : Allmarhummah Mariani

Pekerjaan : IRT

Alamat : Rantau Prapat

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


2002 – 2007 : SD Negeri No 118159 T. Seberang,

Labuhan Batu

2007 – 2010 : SMP Negeri 3 Bilah Hilir

2010 – 2013 : SMA Negeri 2 Rantau Utara


: APIKES Imelda Medan
2013 – 2016

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN

(APIKES) IMELDA MEDAN

Nama : ADE NURMAYANTI


NIM : 1313466001
5

Judul : Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap


Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis pasien Rawat Jalan
Pada Bulan April-Mei di Rumah Sakit Umum Haji
Medan Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2016

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Haji Medan


menganggapRekamMedissebagainaskahataudokumen yang
memilikinilaipentingdalammenjalankantugassebagaipenyediajasakesehatan.
KetidaktepatandalampenyimpananberkasRekamMedisrawatjalandikarenakanbany
aknyaparapetugasmelakukanpekerjaanganda yang
tidaksesuaidenganmasingmasingtugasnya,danrendahnyapengetahuanpetugas
dalam pengembalian berkas rekam medis ketempat penyimpanan berkas. Penelitian
meninjaubahwatempatpenyimpananmasihterbatas. dan meletakkan berkas dengan
sembarangan,
sehinggamembuatparapetugassulituntukmenemukanberkasRekamMedis ditempat
penyimpanan.yangmengakibatkan pasien menunggu terlalu lama. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagimana
pengaruhketidaktepatanpetugasrekammedisterhadappenyimpananberkasrekamme
dispasienrawatjalanpadabulanapril-mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan
padatahun 2016. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptifkuantitatif. Populasi penelitian sekaligus sampel dalam penelitian ini
sebanyak 7 orang yakni petugas Rekam Medis di RSU Haji Medan. Pengumpulan
data dengan menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 73,4% Ketidak Tepatan Petugas Rekam
Medis mempengaruhi Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis pasien Rawat
Jalan. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar Tempat penyimpanan berkas
Rekam Medis di perbaikilagi, sehingga pengambilan berkas Rekam Medis di
tempat penyimpanan akan semakin baik dimasa yang akan datang.

Kata Kunci : Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis, Tempat Penyimpanan


Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat allah SWT berkat rahmat-Nya penulis

dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas

Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat

Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan PadaTahun 2016”.

Selama penelitian dan terselesainya karyatulis ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan

dan dorongan berbagai pihak baik sebagai moril maupun materil. Maka dalam

kesempatan ini mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr.H.R.I. Rintonga, Msc, selakuKetuaYayasan Imelda Medan.

2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Ketua STIKES Imelda Medan.

3. dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medis dan

Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

4. Esraida Simanjuntak, SKM selakuWadir I Akademi Perekam Medis dan Informasi

Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

5. Ali Sabela, S.Kep, Ns selaku Wadir II Akademi Perekam Medis dan Informasi

Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

6. Rani Robetty, M.Kom, selaku Wadir III Akademi Perekam Medisdan Informasi

Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

7. Parmen Silalahi, SKM, M.Kes, sebagai dosen pembimbing yang selalu

memberikan arahan, bimbingan dan nasehat dari awal sampai terselesainya

penelitian ini.

8. StafDosen APIKES Imelda Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan.

9. Direktur dan seluruh staf pegawai RSU Haji Medan Khususnya Kepala Instalasi

Rekam Medis yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian Karya

TulisI lmiah ini.

10. Teristimewa Kepada Ayahanda saya Rahman yang telah memberikan dukungan

serta do’aselamaperkuliahansampaidenganselesainyapenelitianini.

ii
11. Teristimewa kepada Allmarhummah Ibunda Mariani yang telah berada di surge

dan telah memberikan do’a dari surga.

12. Teristimewa kepada adik-adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan

dukungan serta do’aselama perkuliahan sampai dengan selesainya penelitian ini.

13. Teman – teman di APIKES Setambuk 2013 angkatan ke-6 yang telah banyak

member semangat dan nasehat selama menjalani perkuliahan hingga selasai.

14. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam memberikan dukungan dan

masukan yang namanya tidak dapat disebut satu persatu.

Semoga Karya TulisI lmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

meningkatkan Mutu Profesi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan.

Medan, 04 Agustus 2016

Peneliti

( Ade Nurmayanti)

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
2.1 Pengertian Rekam Medis ............................................................. 6
2.1.1 Kewajiban Membuat Rekam Medis ……………………………..6
2.1.2 Isi Rekam Medis ...................................................................... 7
2.1.3 Kepemilikan dan Pemanfaatan Rekam Medis ......................... 8
2.2 Sistem Pengolahan Rekam Medis ................................................ 9
2.2.1 Sistem Penomoran Rekam Medis ............................................ 10
2.2.2 Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis ............................ 13
2.2.3 Ruang Pengolahan dan Penyimpanan Rekam Medis............... 18
2.2.4 Tata Cara Pengambilan Rekam Medis ..................................... 20 2.3
Kerangka Konsep ......................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 23
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 23
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 23
3.2.1 Waktu Penelitian ................................................................... 23
3.2.2 Tempat Penelitian .................................................................. 23
3.3 Populasi, tekhnik sampling dan sampel ....................................... 24
3.3.1 Populasi .................................................................................... 24
3.3.2 Tekhnik Sampling ................................................................ 24
3.3.3 Sampel.................................................................................... 24
3.4 Variabel dan Definisi Operasional ............................................... 25
3.4.1 Variabel Penelitian ................................................................ 25
3.4.2 Definisi Operasional .............................................................. 25
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................... 26
3.6 Tekhnik Pengumpulan Data ......................................................... 27 BAB IV
HASIL PENELITIAN ..................................................................... 28 4.1
Profil Rumah Sakit ....................................................................... 28 4.1.1
Sejarah Rumah Sakit Umum Haji Medan ............................. 28 4.1.2
Gambaran Rumah Sakit Umum Haji Medan ......................... 29
4.1.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Haji Medan .................... 31
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 31
4.2.1 Pendidikan Petugas Rekam Medis ......................................... 32
4.2.2 Beban Kerja Petugas Rekam Medis ...................................... 32
4.2.3 Fasilitas Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis .......... 33
4.3 Pembahasan Penelitian ................................................................. 36
BAB V PENUT ............................................................................................... 39
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 39
5.2 Sara .............................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian integral

dari suatu organisasi dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan

paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (Kuratif) dan pencegahan

penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah Sakit juga merupakan pusat

pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan yang

dilakukan dicatat dalam rekam medis san merupakan dari mulai identitas pasien

sampai pelayanan yang diberikan dan merupakan sumber informasi bagi pihak

rumah sakit. Disini kebutuhan akan informasi itu menjadi penting bagi proses

administrasi kesehatan baik untuk pengnambilan atau evaluasi bidang kesehatan

(Ilhamsar, 2011)

Penyelenggaraan Rekam Medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimualai

pada saat diterimanya pasien di Rumah Sakit dilanjutkan dengan kegiatan

pencatatan data medis pasien oleh Dokter dan tenaga kesehatan lainnya, yang

memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien. Proses pengolahan

Rekam Medis terdiri dari beberapa tahapan antara lain dilakukannya assembling,

koding, indeksing, dan failing (Depkes, 2006)

Rumah Sakit Umum Haji Medanmenganggap Rekam Medis sebagai naskah atau

dokumen yang memiliki nilai penting dalam menjalankan tugas sebagai penyedia

jasa kesehatan. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pengawasan Rekam

1
2

Medis dilakukan secara maksimal.Pengelolaan Rekam Medis RSU Haji Medanjuga

menggunakan standart-standart yang harus dilaksanakan yang tertuang dalam suatu

Buku Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit Umum Haji Medan dan menjadi acuan

dalam melaksanakan tugas-tugas. diharapkan. Dengan demikian faktor keahlian

sumber daya manusia merupakan hal yang sangat menentukan untuk kelancaran

pelayan Rekam Medis.

Ketidak tepatan dalam penyimpanan berkas Rekam Medis rawat jalan dikarenakan

banyaknya para petugas melakukan pekerjaan ganda yang tidak sesuai dengan

masing-masing tugasnya,danrendahnya pengetahuan petugas dalam pengembalian

berkas rekam medis ke tempat penyimpanan berkas.

Peneliti meninjau bahwa tempat penyimpanan masih terbatas. dan meletakkan

berkas dengan sembarangan,sehingga membuat para petugas sulit untuk

menemukan berkas Rekam Medis di tempat penyimpanan.yang mengakibatkan

pasien menunggu terlalu lama.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti di bulan april pada tanggal 11-

12 di Rumah Sakit Umum Haji Medan dari 15 pasien yang saya tanya 3 orang

merasa puas degan pelayanan yang ada di RSU Haji Medan dan 12 orang lagi

merasa tidak puas karena mereka sudah menunggu terlalu lama diruang tunggu

pasien. Akibat sibuknya petugas dengan pekerjaan ganda dan rendahnya

pengetahuan petugas serta keterbatasan tempat yang menyebabkan ketidak

tepatanpetugas Rekam Medis terhadap penyimpanan berkas pada bulan April di

Rumah Sakit Umum Haji Medanpada tahun 2016 dapat menyebabkan kejenuhan

pada pasien saat menunggu waktu untuk dilakukan pemeriksaan.


3

Tabel 1.1 Kondisi Ketenagaan Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi
Sumatera Utara
No Bagian Pria Wanita Jumlah
1 Non Medis 90 108 198
2. Paramedis Non Keperawatan 10 39 49
3. Paramedis keperawatan 34 183 217
4. Perekam Medis 3 4 7
5. Dokter 90 40 130
Jumlah 227 370 601

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ini meneliti lebih jauh bagaimana

pengelolaan Rekam Medis dalam upaya peningkatan pelayanan Rumah Sakit

Umum Haji Medan melalui penelitian yang berjudul “PENGARUH KETIDAK

TEPATAN PETUGAS REKAM MEDISTERHADAP


TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN
RAWAT JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM
HAJI MEDAN PADA TAHUN 2016

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

masalah penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Lama

Tunggu Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di RSU Haji Medan?

1.2.2 Bagaimana Prosedur (SPO)Penyimpanan berkas Pasien Rawat Jalan di

Penyimpanan Pada Bulan April di RSU Haji Medan?

1.2.3 Bagaimana Ruang Lingkup Penyimpanan Berkas Rekam Medis di

PenyimpananRSU Haji Medan?

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian dibatasi dengan maksud untuk memperoleh ruang

lingkup yang jelas dan menghindari terjadinya pembiasan data, adapun pembatasan

masalah dalam penelitian ini adalah :


4

1.3.1 Bagaimana pengaruh ketidak tepatan petugas Rekam Medis terhadap

penyimpanan berkas Rekam Medis pada bulan April di RSU Haji Medan?

1.3.2 Bagaimana petugas rekam medis dalam mencari berkas Rekam Medis di

penyimpanan berkas rekam medis

1.4 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh ketidak

tepatan petugas rekam medis terhadap penyimpanan berkas rekam medis pasien

rawat jalan pada bulan april-mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan pada tahun

2016

1.5 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana pengaruh ketidak tepatan

petugas rekam medis terhadap penyimpanan berkas rekam medis pasien rawat

jalan pada bulan april-mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan pada tahun 2016

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. BagiRumah Sakit

Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan dalam memberikan pelayanan

diRumah Sakit Umum Haji Medan sehingga dihasilkan sebuah sistem berkas

Rekam Medis yang lebih baik.

2. Petugas Rekam Medis

Untuk Menambah wawasan tentang penanganan Rekam Medis yang baik pada

bagian Rekam Medis di RSU Haji Medan.

3. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan rekam medis di perpustakan

sertarefrensi bagi mahasiswa mahasiswi di program studi Rekam Medis


5

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan refrensi atau acuan dalam menyusun penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan tata cara penyampaian berkas Rekam Medis.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rekam Medis

Rekam Medis merupakan berkas/dokumen penting bagi setiap instansi

Rumah Sakit. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2008:1),

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan

kepada pasien.

(Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a / Menkes / Per / XII / 1989) tentang

Rekam Medis dijelaskan bahwa Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan

dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Sedangkan menurut (Huffman dalam fajri (2008:5) Rekam Medis adalah fakta

yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu

serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan

kepada pasien tersebut.

2.1.1 Kewajiban Membuat Rekam Medis

Kewajiban tenaga kesehatan terhadap pembuatan Rekam Medis lebih lanjut dirinci

dalam (Peraturan Pemerintah No. 32 / 1996) tentanng kesehatan yaitu bagi tenaga

kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesi berkewajiban untuk :

6
1. Menghormati hak pasien
7

2. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien

3. memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang

akan dilakukan

4. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan, dan

5. Membuat dan memelihara Rekam Medis

Tenaga yang berhak dan berkewajiban membuat Rekam Medis dirumah sakit yaitu

a. Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Dokter Gigi Spesialis yang

bekerja di Rumah Sakit atau Puskesmas tersebut

b. Dokter tamu pada Rumah Sakit atau Puskesmas tersebut.

c. Residens (mahasiswa kedokteran, peserta program pendidikan dokter

spesialis) yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

2.1.2 Isi Rekam Medis

Isi Rekam Medis dapat dibedakan atas dua jenis pasien yait pasien rawat jalan dan

pasien rawat inap. Isi Rekam Medis pasien rawat jalan sekurangkurangnya memuat

catatan/dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan fisik, diagnosis atau

masalah, tindakan atau pengobatan serta pelayanan lain yang telah diberikan kepada

pasien. Sedangkan isi Rekam Medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya

memuat identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis atau masalah, persetujuan

tindakan medis (bila ada), tindakan atau pengobatan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien.

Menurut (Permenkes No. 749a tahun 1989) Tentang Rekam Medis /

Medical Records. Isi Rekam Medis adalah milik pasien.

Pasasl 15 : Isi Rekam Medis untuk pasien rawat jalan dapat dibuat sekurang-

kurangnya memuat: Identitas, anamneses,

diagnosis, dan tindakan/pengobatan.


8

Pasal 16 : Isi Rekam Medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya

memuat

a) Identitas Pasien

b) Anamnese

c) Riwayat Penyakit

d) Hasil pemeriksaan laboratorik

e) Diagnosis

f) Persetujuan tindakan medis

g) Tindakan atau pengobatan

h) Catatan rawat

i) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan dan

j) Resume akhir dan evaluasi pengobatan Ketentuan

tentang kelengkapan isi Rekam Medis yaitu : a) Ketentuan

umum

1. Setiap tindakan atau konsultasi yang dilakukan terhaadap pasien,

selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam harus ditulis dalam

lembaran (formulir) Rekam Medis.

2. Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh Dokter atau tenaga

kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama

terangnya dan diberi tanggal.

3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa

lainnya ditandatangani menjadi tanggung jawab dokter yang

merawatatau oleh Dokter yang membimbingnya.

4. Pencatatan yang dibuat oleh resindens harus diketahui oleh dokter

pembimbingnya.
9

5. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan

melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

6. Penghapusan tulisan apapun tidak diperbolehkan

b) Kelengkapan isi Rekam Medis

Dokumen Rekam Medis pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien gawat

darurat, minimal memuat informasi pasien tentang :

1. Identitas pasien

2. Anamnesis: yang berisi keluhan utam, riwayat sekarng, riwayat penyakit

yang pernah di derita dan riwayat keluarga tentang penyakit yang

mungkin diturunkan/kontak

3. Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium dan khusu

lainnya

4. Diagnosis yang meliputi diagnosis awal/kerja, diferensial diagnosa,

diagnosa utama, diagnosis lainnya.

5. Pengobatan/tindakan
6. Persetujuan tindakan/pengobatan

7. Catatan konsultasi

8. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lain

9. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan

10. Resume akhir dan evaluasi pengobatan

11. Pengorganisasian

Dalam penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit, terhadap

kegiatankegiatan sebagai berikut :

1. Penerimaan pasien

2. Pencatatan

3. Pengelolaan data medis

4. Penyimpanan Rekam Medis


10

5. Pengambilan kembali Rekam Medis (Retrieval)

6. Pembinaan dan pengawasan

2.1.3 Kepemilikan dan Pemanfaatan Rekam Medis

Menurut (Permenkes No. 749a tahun 1989) Tentang Rekam

Medis/Medical Records, kepemilikan dan pemanfaatan Rekam Medis, disebutkan

bahwa :

Pasal 10 : Berkas Rekam Medis milik sarana pelayanan kesehatan. Isi Rekam Medis

milik pasien.

Pasal 11 : Rekam Medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya.

Pasal 12 : Pemaparan isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh Dokter yang

merawat pasien dengan ijin tertulis pasien. Pimpinan sran pelayanan


kesehatan dapat memaparkan isi Rekam Medis tanpa ijin pasien

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14 : Rekam Medis dapat dipakai sebagai: (a) dasar pemeliharaan kesehatan

dan pengobatan pasien, (b) bahan pembuktian dalam perkara hukum,

(c) bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan, (d) dasar

pembayaran biaya pelayanan kesehatan,(e) bahan untuk menyiapkan

statistik kesehatan.

Berkas Rekam Medis adalah milik Rumah Sakit, artinya Direktur rumah sakit

bertanggung jawab atas : hilangnya, rusaknya atau pemalsuan Rekam Medis,

penggunaan oleh orang/badan yang tidak berhak. Isi Rekam Medis adalah milik

pasien yang wajib dijaga kerahasiaannya.

Untuk melindungi kerahasiaan tersebut dibuat ketentuan-ketentu sebagai berikut :

1. Hanya petugas Rekam Medis yang diijinkan masuk ruang penyimpanan

berkas Rekam Medis.


11

2. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Rekam Medis untuk badanbadan

atau perorangan, kecuali yang telah ditetapkan oleh peraturran perundang-

undangan yang berlaku.

3. Selama penderita dirawat, Rekam Medis menjadi penanggung jawab

perawat ruangan dan menjaga dipakai sebagai :

1. Sumber informasi medis dari pasien yang berobat ke Rumah Sakit yang

berguna untuk keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan

pasien.

2. Alat komunikasi antara Dokter dengan para medik dalam usaha

memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan.

3. Bukti tertulis (documentary evidence) tentang pelayanan yang telah

diberikan oleh Rumah Sakit dan keperluan lain.

4. Alat untuk analisa dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan oleh Rumah Sakit.

5. Alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, Dokter tenaga

kesehatan lainnya di Rumah Sakit.

6. Untuk penelitian dan pendidikan.

7. Untuk Perencanaan dan pemanfaatan sumber daya.

8. Untuk keperluan lain yang ada kaitannya dengan Rekam Medis.

Khususnya mengenai tindakan medis atau informed consent yang diatur

dalam (Permenkes No. 585 tahun 1989) tentang Persetujuan Tindakan

Medis, disebutkan bahwa persetujuan tindakan medis yang diberikan

pasien atau keluarganya diberikan secara tertulis, lisan atau tindakan

isyarat bila telah memperoleh informasi tentang tindakan medis yang

akan diterimanya.
12

Informasi tersebut meliputi (a) diagnosis dan alas an tindakan yang akan dilakukan,

(b) kemungkinan yang terjadi apabila tindakan tersebut tidak dilakukan, (c)

Kemungkinan yang terjadi apabila tindakan tersebut dilakuakan, (d) prognosis

penyakitnya, (e) pengobatan dan cara pengobatannya.

2.2 Sistem Pengolahan Rekam Medis

2.2.1 Sistem Penomoran Rekam Medis

Rekam Medis pada hampir semua lembaga pelayanan kesehatan disimpan menurut

Nomor, yaitu berdasarkan nomor pasien masuk (admission number). Menurut Buku

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit, (1991 : 13) ada 3

(tiga) macam system pemberian nomor pasien masuk (admission numbering

system) yang umum dipakai yaitu :

1. Pemberian nomor secara Seri (Serial Numbering System)

Dengan system ini setiap pasien mendapat nomor baru setiap kunjungan ke

Rumah Sakit. Jika pasien berkunjung lima kali, mendapat lima nomor yang

berbeda. Semua nomor yang diberikan kepada pasien tersebut harus di catat

pada Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) pasien yang bersangkutan. Rekam

Medis-nya disimpan diberbagai tempat sesuai nomor yang telah diperoleh.

2. Pemberian nomor cara Unit ( Unit Numbering System)

Sistem ini memberikan hanya satu unit Rekam Medis kepada pasien baik

pasien tersebut berobat jalan maupun rawat inap. pada saat orang pasien

berkunjung pertama kali ke Rumah Sakit apakah sebagai pasien berobat

jalan maupun untuk dirawat, kepadanya diberikan satu nomor (admitting

number) yang akan dipakai selamanya setiap kunjungan berikutnya,

sehingga pasien tersebut hanya mempunyai satu Rekam Medis yang

tersimpan dibawah satu nomor.

3. Pemberian nomor cara Seri Unit (Serial Unit Numbering System)


13

Sistem ini merupakan gabungan antara Sistem Seri dan Sistem Unit. Setiap

pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit diberikan satu nomor baru tetapi

Rekam Medis-nya yang terdahulu digabungkan dan disimpan dibawah

nomor yang paling baru sehingga terciptalah satu unit Rekam Medis. Apa

bila satu Rekam Meis lama diambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor

yang baru, ditempat yang lama diberi tanda petunjuk yang menunjukkan

kemana Rekam Medis tersebut dipindahkan. Tanda petunjuk tersebut

diletakkan menggantikan tempat Rekam Medis yang lama.

Dari ketiga macam sistem penomoran berdasarkan nomor pasien masuk tersebut,

pemberian nomor cara Unit lah yang lebih baik digunakan, karena dengan cara ini

seorang pasien hanya memiliki satu nomor setiap kunjungan ke Rumah Sakit, dan

Rekam Medisnya baik rawat jalan maupun rawat inpa terkumpul dalam satu map

(folder) sehingga dengan cepat sehingga memebrikan gambaran yang lengkap

mengenai riwayat penyakit dan pengobatan seorang pasien kepada Rumah Sakit

maupun staf medis lainnya. Selain itu juga menghilangkan kerepotan

mencari/mengumpulkan Rekam Medis pasien yang terpisah-pisah seperti pada

Sistem Seri, menghilangkan kerepotan mengambil Rekam Medis lama untuk

disimpan ke nomor baru seperti dalam Sistem Seri

Untit.

2.2.2 Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Kegiatan menyimpan berkas Rekam Medis merupakan usaha melindungi Rekam

Medis dari kerusakan fisik da nisi Rekam Medisitu sendiri. Rekam Medis harus

disimpan dan dirawat dengan baik karena Rekam Medis merupakan harta benda

Rumah Sakit yang sangat berharga,

Ada 2 (dua) cara pengurusan penyimpanan dalam pengolahan Rekam

Medis yaitu :
14

1. Penyimpanan Sentralisasi

Sentralisasi adalah penyimpanan berkas Rekam Medis pasien dalam satu

kesatuan baik catatan kunjungan Poliklinik maupun catatan selama seorang

pasien dirawat, disimpan pada satu tempat yaitu bagian Rekam Medis.

Kelebihan Sistem Sentralisasi adalah :

a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan

berkas Rekam Medis

b. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan

c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah di

Standarisasikan

d. Memungkinkan peningkatan Efesiensi kerja petugas penyimpanan

e. Mudah menerapkan sistem Unit Record Kekurangan Sistem Sentralisasi

adalah :

a. Petugas menjadi lebih sibuk, Karena harus menangani unut rawat jalan dan

unit rawat inap

b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 4 jam

2. Penyimpanan Desentralisisasi

Desentralisasi adalah penyimpanan Rekam Medis pada masing-masing unit

pelayanan. Terjadi pemisahan antara Rekam Medis pasien poliklinik dengan

Rekam medis pasien dirawat. Rekam Medis Poliklinik disimpan pada Poliklinik

yang bersangkutan, sedangkan Rekam Medis pasien dirawat disimpan dibagian

Rekam Medis. Kelebihan Sistem Desentralisasi adalah :

a. Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat

b. Beban cerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan

c. pengawasan terhadap Rekam Meis lebih mudah karena lingkungan lebih

sempit
15

Kekurangan Sistem Desentralisasi

a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan Berkas Rekam Medis sehingga

informasi tentang riwayat penyakit pasien terpisah

b. Biaya yang diperlukan untuk pengadaan Rekam Medis, peralatan dan

ruangan lebih banyak

c. Bentuk/isi Rekam Medis berbeda

d. Menghambat pelayanan bila RekamMedis dibutuhkan oleh unit lain Secara

teori cara di-Sentralisasi lebih baik dari pada Desentralisasi, tetapi pada

pelaksanaanya tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing Rumah

sakit. Hal-hal yang mempengaruhi yang berkaitan dengan situasi dan

kondisi tersebut antara lain :

1) Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang menangani

pengolahan Rekam Medis.

2) Kemampuan dana Rumah Sakit, terutama Rumah sakit yang dikelola oleh

pemerintah daerah.

2.2.3 Ruang Pengolahan dan Penyimpanan Rekam Medis

Lokasi ruangan Rekam Medis harus dapat memberi pelayanan cepat kepada

seluruh pasien, mudah dijangkau dari segala penjuru, dan mudah menunjang

pelayanan administrasi. Alat penyimpanan yang baik, penerangan yang baik,

pengaturan suhu ruangan, pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap faktor

keselamatan petugas, bagi sautu ruangan penyimpanan Rekam Medis sangat

membantu memelihara dan mendorong kegairahan kerja dan produktivitas pegawai.

Penerangan atau lampu yang baik, menghindari kelelahan penglihatan petugas.

Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan debu dan

pencegahan bahaya kebakaran.

Ruangan penyimpanan arisp harus memperhatikan hal-hal berikut :


16

1. Ruangan penyimpanan berkas Rekam Medis jangan terlalu lembab, harus dijaga

supaya tetap kering. supaya ruangan tidak terlalu lembabperlu diatur berkisar

650 F sampai 750 F dan kelembaban udara sekitar 50% sampai 65%. Untuk

dihidupkan selama 24 jam terus menerus. Perhatikan AC juga bisa mengurangi

banyaknya debu.

2. Ruangan harus terang, dan sebaiknya menggunakan penerangan alam, yaitu sinar

matahari. Sinar matahari, selain memberikan penerangan ruangan, juga dapat

membantu membasmi musuh kertas berkas Rekam Medis.

3. Ruangan hendaknya terhindar dari serangan hama, perusak atau pemakan kertas

berkas Rekam Medis, antara lain jamur, rayap, ngengat. Untuk menghindarinya

dapat digunakan sodium arsenite, dengan meletakkannya dicelah-celah lantai.

Setiap enam bulan sekali ruangan disemprot dengan racun serangga seperti :

DDT, Dieldrin, Prythrum, Gaama Benzene Hexacloride, dengan cara

menyemprotkan racun pada dinding, lantai dan alat-alat yang dibuat dari kayu.

4. Ruangan penyimpanan berkas Rekam Medis sebaiknya terpisah dari ruangan

kantor lain untuk menjaga keamanan berkas Rekam Medis-berkas Rekam Medis

tersebut mengingat bahwa berkas Rekam Medis tersebut sifatnya rahasia,

mengurangi lalu lintas pegawai lainnya, dan menghindari pegawai lain

memasuki ruangan sehingga pencurian berkas Rekam Medis dapat dihindari.

(Wursanto, 1991 : 221). Alat penyimpanan Rekam Medis yang umum dipakai

adalah rak terbuka (open self file unit), lemari 5 (lima) laci (five-drawer file

cabinet), dan roll o’pack. Alat ini hanya mampu dimiliki oleh rumah sakit

tertentu karena harganya yang sangat mahal. Rak terbuka dianjurkan karena

harganya lebih murah, petugas dapat mengambil dan menyimpan Rekam Medis

lebih cepat, dan menghenat ruanngan dengan menampung lebih banyak Rekam
17

medis dan tidak terlalu makan tempat. Harus tersedia rak-rak penyimpanan yang

dapat diangkat dengan mudah atau rak-rak beroda.

5. Jarak antara dua buah rak untuk lalu lalang, dianjurkan selebar 90cm. Jika

menggunakan lemari leaci dijejer satu baris, ruangan lowong didepannya harus

90cm, jika diletakkan saling berhadapan harus disediakan ruang lowong paling

tidak 150cm, untuk memungkinkan membuka laci-laci tersebut. Lemari lima laci

memang tampak lebih rapid an Rekam Medis terlindung dari debu dan kotoran

dari luar. Pemeliharaan kebersihan yang baik, akan memelihara Rekam Medis

tetap rapi dalam hal penggunaan rak-rak terbuka. Faktor-faktor keselamatan

harus diutamakan pada bagian penyimpanan Rekam Medis.

(Dep.kes, 1991: 24).

2.2.4 Tata Cara Pengambilan Rekam Medis

Pengambilan Rekam Medis juga memiliki tata cara tertentu. Adapun tata cara

pengambilan Rekam Medis pasien yang dibutuhkan dari ruang penyimpanan

Rekam Medis adalah sebagai berikut : a. Pengeluaran Rekam Medis

Ketentuan pokok yang harus ditaati ditempat penyimpanan adalah :

a. Berkas Rekam Medis tidak boleh keluar dari ruangan Rekam Medis, tanpa

tanda keluar/kartu permintaan.

b. Apabila Rekam Medis dipinjam, wajib dikembalikan dalam keadaan baik

dan tepat waktunya. Seharusnya setiap Rekam Medis kembali lagi ke raknya

pada setiap akhir kerja pada hari yang bersamaan.

c. Rekam Medis tidak di benarkan diambil dari Rumah sakit, kecuali atas

permintaan pengadilan.

d. Permintaan rutin terhadap Rekam Medis yang datang dari poliklinik, dari

dokter yang melakukan riset, harusdiajukan kebagian Rekam Medis setiap


18

hari pada jam yang telah ditentukan. Petugas harus menulis dengan benar dan

jelas nama pasien dan nomor Rekam Medisnya.

b. Petunjuk Keluar (Outguide)

Petunjuk keluar adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan

Rekam Medis. Petunjuk keluar ini digunakan sebagai pengganti pada tempat

Rekam Medis yang diambil dari rak penyimpanan dan tetap berada di rak

tersebut sampai Rekam Medis yang diambil kembali.

c. Kode Warna Untuk Map (Sampul) Rekam Medis

Kode warna adalah untuk memberikan warna tertentu pada sampul, untuk

mencegah keliru simpan dan memudahkan mencari map yang salah simpan.

Garis-garis warna dengan posisi warna yang berbeda-beda pada pinggiran folder,

menciptakan bermacam-macam posisi warna yang berbeda-beda untuk tiap

section penyimpanan Rekam Medis. Terputus nya kombinasi warna dalam satu

seksi penyimpanan menunjukan adanya kekeliruan menyimpan. Cara yang

digunakan adalah 10 (sepuluh) macam warna untuk 10 (sepuluh) angka pertama

dari 0 (nol) sampai 9 (sembilan). (Dep. Kes, 1991 : 27).

2.3 Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teoritis dari kedua variable penelitian mengenai ketidak

tepatan petugas Rekam Medis dan tempat penyimpanan berkas Rekam Medis rawat

jalan, maka kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini, bahwa petugas

Rekam Medis sangat berpengaruh terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam

Medis rawat jalan, yang nantinya akan menghasilkan pelayanan yang berdampak

pada peningkatan mutu pelayan di Rumah Sakit.

Variabel Independen Variabel Dependen

Ketidak tepatan petugas Rekam


Medis
1.Pendidikan
19

2 . beban kerja Tempat penyimpanan berkas Rekam


3. fasilitas Medis rawat jalan periode april-mei
pada tahun 2016

Gambar 2.1 Kerangka Konsep


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut

Notoatmodjo, 2012, metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif kuantitatif ini

digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara kompetensi perekam medis

terhadap ketepatan petugas Rekam Medis di tempat penyimpanan berkas Rekam

Medis di sebuah Rumah Sakit.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan survey awal sampai dengan tahap

penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2016

3.2.2 Tempat Penelitian

Rumah Sakit Umum Haji Medan bertempat di jl.Rumah Sakit H., Percut Sei Tuan,

Sumatera Utara, Indonesia.

3.3 Populasi, Tekhnik Sampling dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sutrisno Hadi, 2004, populasi merupakan seluruh individu yang akan

dikenakan sasaran generalisasi dari sample yang akan diambil dalam suatu

penelitian. Dalam penelitan ini yang menjadi populasi adalah staf atau petugas
20

Rekam Medis di bagian tempat penyimpanan berkas Rekam Medis di RSU Haji

Provinsi Sumatera Utara sebanyak 7 (tujuh) orang petugas.

3.3.2 Tekhnik Sampling

Metode Sampling yang digunakan untuk subjek penelitian yang berjumlah 7

(orang) petugas Rekam Medis adalah teknik ini merupakan teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri

berdasarkan sifat atau ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya.

(Notoatmodjo, 2012).

3.3.3 Sampel

Menurut Notoatmodjo, 2012, sampel adalah bagian dari objek yang diteliti jumlah

dan karakteristiknya dan mewakili seluruh populasi tersebut. Adapun populasi yang

diambil dalam penelitian ini adalah petugas Rekam Medis dibagian tempat

penyimpanan berkas Rekam Medis di RSU Haji Provinsi Sumatera Utara, adapun

jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi

sejumlah 7(tujuh) orang petugas (total sampling)

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep yang

mempunyai bermacam-macam niali. Adapun variabel-variabel yang akan diamati

oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan
2. Beban Kerja

3. Fasilitas
21

3.4.2 Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variable-variabel yang diteliti /

diamati, perlu sekali variabel- variabel tersebut diberi batasan atau difinisi

operasional (Notoatmodjo, 2010). Adapun definisi Operasional pada penelitian ini

sebagai berikut :

No Variabel Definisi Operasional


1 Pendidikan Proses yang digunakan setiap individu untuk
mendapatkan pengetahuan, wawasan, serta
mengembangkan sikap dan keterampilan. pendidikan
juga merupakan salah satu bentuk pertolongan atau
bimbingan yang diberikan orang yang mampu,
dewasa dan memiliki ilmu ilmu terhadap
perkembangan orang lain untuk mencapai
kedewasaan dengan tujuan supaya pribadi yang
dididik memiliki kecakapan yang cukup dalam
melaksanakan segaloa kebutuhan hidupnya secara
mandiri.
2. Beban Kerja Kemampuan tubuh pekerja dalam
menerima pekerjaan. Dari sudut pandang
ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang
harus sesuai denngan seimbang terhadap
kemampuan fisik maupun psikologis
pekerja yang menerima beban kerja tersebut. Beban
kerja dapat beruba beban kerja fisik dan beban kerja
psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya
pekerjaan seperti mengangkat, merawat,
mendorong. Sedangkan beban kerja
psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian
dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan
individu lainnya
3. Fasilitas segala sesuatu hal yang dapat memudahkan dan
memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan utnuk pengumpulan data

(notoatmodjo, 2010). Maka instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Kesioner
22

Kuesioner adalah daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah

matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan

tanda-tanda tertentu (notoatmodjo, 2010). kuesioner yang disusun merupakan

kuesioner tertutup yang diberikan kepada petugas koder.

Tabel 3.1 Nilai Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Nilai


a. Setuju (S) 3
b. Netral (N) 2
c. Tidak Setuju (TS) 1
Selanjutnya untuk menentukan kategori dari setiap rata-rata jawaban dari setiap
aspek yang digunakan skala nilai seperti pada tabel 3.2 berikut Tabel 3.2
Skala Nilai Kategori Jawaban

Skala Nilai Kategori


40-55% Kurang
56-75% Cukup
76-100% Baik

3.6 Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh dari data Primer yang dilakukan dari

kuesioner yang diberikan kepada petugas Rekam Medis bagian penyimpanan

berkas Rekam Medis di RSU Haji Medan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Rumah Sakit

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Haji Medan

Sejak awal tahun 1960-an sudah muali terdengar suaa dari kalangan Umat Islam di

Suamtera Utara, khususnya di Kotamadya Medan, yang mendambakan sebuah

rumah sakit yang benar-benar benafaskan Islam. Hala ini disebabkan karena rumah

sakit yang telah ada dirasakan belum mampu membawakan dakwah atau misi Islam

secara menyeluruh. Sementara itu beberapa rumah sakit yang membawakan misi

dari agama lain sudah lebuh dulu ada dikota Medan. Sementara gagasan mendirikan

rumah sakit yang bernafaskan Islam terus berkembang. Pada musim haji tahun 1990

terjadi musibah terowongan Mina yang banyak menimbulkan korban Jemaah Haji

Indonesia. Gagasan mendirikan sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam

dicetuskan pula oleh Bapak Gubernur Provinsi Sumatera Utara pada kegiatan Safari

Ramadhan 1410 H yang lalu.

Pada tanggal 28 Februari 1991 di Jakarta, Presiden Republik Indonesia

menandatangani Prasasti untuk ke-empat Rumah Sakit Haji, yakni Jakarta,

Surabayan, Ujung Pandang dan Medan. Melalui Surat Keputusan Gubernur

Provinsi Sumatera Utara No. 445. 05 / 712. K, tanggal 7 Maret 1991 dibentuk

panitia pembangunan Rumah Sakit Haji Medan dan akhirnya diletakkan batu

pertama pembangunan Rumah Sakit Haji Medan oleh Bapak Menteri Agama

Republik Indonesia ( Bapak H. Munawir Sjadzali ) dan Bapak Gubernur Provinsi


28

27
Sumatera Utara pada tanggal 11 Maret 1991. Alhamdullilah, pada tanggal 4 juni

1992, Bapak Presiden Soeharto berkenan meresmikan Rumh Sakit Haji Medan.

Pada tanggal 3 Juni 1998 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dengan

Ketua Umum Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Dan pada tanggal 30 November

2011 Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dibubarkan / dilikuidasi Yayasan Rumah

Sakit Haji Medan.

Pada tanggal 29 Desember 2011 secara resmi dilakukan acara pengalihan

Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara.

4.1.2 Gambaran Rumah Sakit Umum Haji Medan

Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara sebagai rumah sakit

kelas B diproyeksikan sebagai rumah sakit rujukan kesehatan yang utama di

wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya. Pada saat ini potensi pasar yang dilayani

khususnya di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya masih cukup besar, mengingat

daerah ini merupakan salah satu wilayah terbesar ketiga di Indonesia yang

berkembang cepat, baik dar sektor Pertanian, Industri Pengolahan, Perdagangan,

Hotel dan Restoran, Bangunan, Pertambangan dan penggalian, serta listrik, Gas dan

Air Bersih. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 sebanyak

13.326.307 jiwa dengan kepadatan penduduk 184 jiwa/km.

Lokasi Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara berada di

Kabupaten Deli Serdang dan berada di perlintasan perbatasan kota Medan. Selain

Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara, di Deli Serdang ada 1

(satu) Rumah Sakit lain milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu RSUD

Lubuk Pakam dengan kelas C. Jika dibandingkan dengan RSUD Lubuk Pakam,

Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara lebih unggul baik dilihat

dari sisi kelas pelayanan, volume pelayanan maupun dari sisi sarana dan prasarana.
29

Namun demikian, Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara juga

harus meningkatkan mutu pelayanan, kualitas dan kompetensi SDM, pengelolaan

keuangan dan manajemen serta sarana dan prasarana termasuk menciptakan

kenyamanan lingkunagan dengan mewujudkan Rumah Sakit Swasta yang semakin

menjamur di ( Go Green ) untuk menghadapi Rumah Sakit Swasta yang semakin

menjamur di Sumatera Utara khususnya di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Saat ini, potensi daya beli masyarakat didominasi pada posisi kelas menengah ke

bawah, karena mata pencaharian mayoritas adalah industri dan perkebunan. Namun

dengan perkembangan perekonomian di Sumatera utara khususnya di sekitar

lingkungan Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara telah

berkembang perumahan-perumahan mewah. Hal ini sangat memungkinkan potensi

daya beli masyarakat sehingga meningkatkan permintaan pelayanan kelas

menengah ke atas.

Jika dilihat secara umum, kondisi di Sumatera Utara pada tahun 2013 tercermin

sebagai berikut : angka kematian neonatal sebesar 26 per seribu kelahiran hidup,

angka kematian bayi sebesar 40 per seribu kelahiran hidup, angka kematian balita

sebesar 54 per seribu balita hidup, angka kematian ibu sebesar 137 per seribu

kelahiran hidup, angka harapan hidup adalah 69,65 tahun.

4.1.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Haji Medan

Visi : Rumah Sakit Unggulan dari Pusat Rujukan dengan Pelayanan

Bernuansa Islami, Ramah Lingkungan Berdaya Saing sesuai

Standar Nasional dan Internasional.

Misi : 1. Meningkatkan profesionalisme, kompetensi sumber daya

manusia Rumah sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera

Utara yang memiliki integritas dan religius.


30

2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Rumah Sakit Haji

Medan sesuai standar Nasional dan Internasional dengan prinsip

kenyamanan dan keselamatan.

3. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia Rumah Sakit

Umum Haji Medan Provinsi Suamtera Utara melalui Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

4. Meningkatkan kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan.

5. Meningkatkan pelayanana yang berkualitas, transparan, bersih,

ramah, aman dan nyaman serta lingkunagan yang sehat bernuansa

Go Green.

4.2 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian di peroleh pengaruh ketidak tepatan petugas rekam medis

terhadap tempat pinyampanan berkas rekam medis pasien rawat jalan pada bulan

april-mei di rumah sakit haji medan pada tahun 2016.

4.2.1 Pendidikan Petugas Rekam Medis

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam


Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Pasien
Rawat Jalan Medis Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Haji
Medan Tahun 2016

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)


1. SMA 4 57,1%
2. D3 1 14,3%
3 S1 2 28,6%
Total 7 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden pendidikan SMA 4 orang (57%),

responden pendidikan D3 sebanyak 1 (14%), responden pendidikan

S1 sebanyak 2 (29%)
31

4.2.2 Beban Kerja Petugas Rekam Medis

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam


Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Pasien rawat Jalan berdasarkan beban kerja di Rumah Sakit Haji
Medan Tahun 2016 No Umur Frekuensi Persentase
(%)

1. 25-32 Tahun 1 14,3 %


2. >33 Tahun 6 85,7 %
Total 7 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang berumur 25-32

Tahun sebanyak 1 orang (14,3%), dan responden yang berumur >33 Tahun adalah

sebanyak 6 orang (85,7%).

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas


Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien
rawat Jalan berdasarkan beban kerja di Rumah Sakit Haji Medan Tahun
2016 No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase%

1. Laki-Laki 2 28,6%
2. Perempuan 5 71,4%
Total 7 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas jenis kelamin Laki-laki

adalah sebanyak 2 orang (28,6%), dan minoritas jenis kelamin perempuan sebanyak

5 orang (71,4%)

4.2.3 Fasilitas Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh ketidak tepatan petugas rekam medis

terhadap tempat penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan berdasarkan Fasilitas

di RSU Haji Medan pada tahun 2016.

Tabel : 4.4 Distribusi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis


Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien
Rawat Jalan berdasarkan Fasilitas di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2016 No Fasilitas Frekuensi Persentase
(%)

1. Rak 5 71,4%
32

2. Ruangan 2 28,6%
Total 7 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pengaruh ketidak tepatan petugas rekam

medis terhadap tempat penyimpanan berkas rekam medis pasien rawat jalan

berdasarkan fasilitas Rak penyimpanan mayoritas Setuju sebanya esponden

(71,4%), Ruangan penyimpanan minoritas Netral sebanyak 2 responden

(28,6%)
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis
Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien
Rawat Jalan Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2016 No Pendidikan Setuju Netral Tidak Setuju
Total

F P F P F P F P
1. SMA 0 0% 2 28,6% 2 28,6% 4 57,1%

2. D3 1 14,3% 0 0 0 0% 1 14,3%
3. S1 0 0% 2 28,6% 0 0% 2 28,6% Total 1 14,3% 4 57,1% 2 28,6%
7 100
Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Pendidikam di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

berpendidikan SMA menjawab Netral sebanyak 2 orang (28,6%), Tidak Setuju

sebanyak 2 orang (28,6%). Yang berpendidikan Diploma menjawab Setuju

Sebanyak 1 orang (14,3%), Yang berpendidikan Sarjana menjawab Setuju Netral 2

orang (28,6%).

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis
Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien
Rawat Jalan Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit Haji
Medan Tahun 2016

No Jenis Setuju Netral Tidak Total


Kelamin Setuju
F P F P F P F P
1. Laki-Laki 2 28,6% 0 0% 0 0% 2 28,6%

2. Perempuan 0 0% 2 28,6% 3 42,9% 5 71,4%


33

Total 2 28,6% 2 28,6% 3 42,9% 7 100%

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Beban Kerja di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

menjawab Setuju pada kelomok laki-laki sebanyak 2 orang (28,6%), yang

menjawab Netral pada kelompok perempuan sebanyak 2 orang (28,6%), Tidak

Setuju sebanyak 3 orang (42,9%).

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis
Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien
Rawat Jalan Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit Haji
Medan Tahun 2016

No Umur Setuju Netral Tidak Total


Setuju
F P F P F P F P
1. 25-32 Tahun 1 14,3% 0 0% 0 0% 1 14,3%
2. >33 Tahun 0 0% 3 42,9% 3 42,9% 6 85,7%
Total 1 14,3% 3 42,9% 3 42,9% 7 100%

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Beban Kerja di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

menjawab Setuju pada kelompok umur 25-32 Tahun sebanyak 1 orang (14,3%),

yang menjawab Netral pada kelompok umur >33 Tahun sebanyak 3 orang (42,9%),

, Tidak Setuju 3 orang (42,9%).

Tabel 4.8 : Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis
Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien
Rawat Jalan Berdasarkan Fasilitas di Rumah Sakit Haji
Medan Tahun 2016

No Fasilitas Setuju Netral Tidak Total


Setuju
F P F P F P F P
1. Rak 1 14,3% 1 14,3% 0 0% 2 28,6%
2. Ruangan 4 57,1% 1 14,3% 0 0% 5 71,4%
34

Total 5 71,4% 2 28,6% 0 0% 7 100%

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas Rekam

Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan fasilitas di

tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang menjawab Setuju

pada Kelompok Rak sebanyak 1 orang (14,3%), Netral sebanyak 1 orang (14,3%),

yang menjawab Setuju pada kelompok Ruangan sebanyak 4 orang (57,1), Netral

sebanyak 1 orang (14,3%),

4.3 Pembahasan Penelitian

Pendidikan proses yang digunakan setiap individu untuk mendapatkan

pengetahuan, wawasan, serta mengembangkan sikap dan keterampilan. pendidikan

juga merupakan salah satu bentuk pertolongan atau bimbingan yang diberikan orang

yang mampu, dewasa dan memiliki ilmu ilmu terhadap perkembangan orang lain

untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan supaya pribadi yang dididik memiliki

kecakapan yang cukup dalam melaksanakan segala kebutuhan hidupnya secara

mandiri.

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Pendidikam di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

berpendidikan SMA menjawab Netral sebanyak 2 orang (28,6%), Tidak Setuju

sebanyak 2 orang (28,6%). Yang berpendidikan Diploma menjawab Setuju

Sebanyak 1 orang (14,3%), Yang berpendidikan Sarjana menjawab Setuju Netral 2

orang (28,6%).

Beban Kerja. kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut

pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai

denngan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang

menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat beruba beban kerja fisik dan
35

beban kerja psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti

mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa

sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan

individu lainnya.

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas Rekam

Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan Beban

Kerja di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

menjawab Setuju pada kelomok laki-laki sebanyak 2 orang (28,6%), yang

menjawab Netral pada kelompok perempuan sebanyak 2 orang (28,6%), Tidak

Setuju sebanyak 3 orang (42,9%).

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas Rekam

Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan Beban

Kerja di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

menjawab Setuju pada kelompok umur 25-32 Tahun sebanyak 1 orang (14,3%),

yang menjawab Netral pada kelompok umur >33 Tahun sebanyak 3 orang (42,9%),

, Tidak Setuju 3 orang (42,9%).

Fasilitas segala sesuatu hal yang dapat memudahkan dan memperlancar

pelaksanaan segala sesuatu usaha.

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas Rekam

Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan fasilitas di

tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang menjawab Setuju

pada Kelompok Rak sebanyak 1 orang (14,3%), Netral sebanyak 1 orang (14,3%),

yang menjawab Setuju pada kelompok Ruangan sebanyak 4 orang (57,1), Netral

sebanyak 1 orang (14,3%),


36

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa

Fasilitaslah yang mempengaruhi Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Pasien Rawat Jalan di RSU Haji Medan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan Bab IV, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Hasil Penelitian Mengenai Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Berdasarkan

Pendidikan di Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

di Rumah Sakit Umum Haji Medan, terdapat 4 orang yang menjawab Tidak

Setuju (57,1%), yang menjawab Netral sebanyak 4 orang (57,1%), yang

menjawab Setuju sebanyak 1 orang (14,3%)

2. Hasil Penelitian Mengenai Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Berdasarkan

Beban Kerja di Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

di Rumah Sakit Umum Haji Medan, pada kelompok Jenis Kelamin, terdapat 2

orang yang menjawab Setuju (28,6%), yang menjawab Netral sebanyak 2 orang

(28,6%), yang menjawab Tidak Setuju Sebanyak 3 orang (42,9%). Pada

Kelompok Umur, terdapat 3 orang yang menjawab Tidak Setuju (42,9%) yang

menjawab Netral sebanyak 3 orang (42,9%), yang menjawab Setuju sebanyak 1

orang (14,3%).

3. Hasil Penelitian Mengenai Ketidak tepatan Petugas Rekam Medis Berdasarkan

Fasilitas di Temapat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan di

Rumah Sakit Umum Haji Medan, pada Kelompok Rak terdapat 1 orang yang

menjawab Setuju (14,3%), yang menjawab Netral sebnyak 1 orang (14,3%),


38
39

pada kelompok Ruangan terdapat 4 orang yang menjawab Setuju (57,1%), yang

menjawab Netrla sebanyak 1 orang (14,3%).

4. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa

Fasilitaslah yang mempengaruhi Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Pasien Rawat Jalan di RSU Haji Medan.

5.2 Saran

Dari pembahasan dan hasil penelitian maka saran yang penulis sampaikan adalah

sebagai berikut :

5.2.1 Pelayanan Kesehatan

Diharapkan bagi instansi Rumah Sakit melakukan pekerjaan lebih baik lagi

sehingga mampu membuat petugas mencegah ketidak tepatan penyimpanan Berkas

Rekam Medisrawat jalan.

5.2.2 Institusi Pendidikan

Apikes Imelda Medan, agar dapat meluangkan banyak waktu praktek kerja

lapangan pada bagian Rekam Medis dilembaga pelayanan kesehatan.

5.2.3 Peneliti Selanjutnya

Agar mencoba penelitian yang lebih berkompeten dari sebuah Rumah Sakit

sehingga dapat membantu pihak lembaga kesehatan memberikan pelayanan bagi

pasien dalah hal pelaporan.

DAFTAR PUSTAKA

Gatot, Kaca. 2010, DefinisiTugasdanFungsiRumahSakitMenurut


WHO.http://Kedaiobatcocc.wordpress.comDiaksespadatanggal 5 Juni 2016
Pukul 19:00 WIB.
WoZalukhu, 2010 TempatPenyimpananBerkasRekamMedis.
http://repository.usu.ac.idDiaksespadatanggal 10 juni 2016 pukul 19.00
WIB
Depkes.Kes, 1991 :24.
RuangPengolahandanPenyimpananBerkasRekamMedis.http://ochatwe
ntyone.wordpress.comDiaksespadatanggal 16 Juni 2016 Pukul 20.15 WIB
Encyclopedia Americana, 1978 PengertianPendidikan.
http://qwiki.net.comDiaksespadatanggal 12 juni 2016 Pukul 23.00 WIB
Manauba, 2000.PengertianBebanKerja.
http://www.psychologymania.com/2013/01Diaksespadatanggal 13 Juni
2016 Pukul 20.00 WIB
Prof.Dr.SuharisimiArikunto, 2010 PengertianFasilitas.
http://www.PengertianFasilitasmenurutparaahli.net.com
Diaksespadatanggal 05 Juli 2016 Padapukul 13.00 WIB
NotoAdmodjoSoekidjo, 2010. MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta: PT
RinekaCipta.

LEMBAR KONSUL

Nama : Ade Nurmayanti


NIM : 1313466001
Dosen Pembimbing : Parmen Silalahi, SKM, M.Kes
Judul Penelitian : Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis
Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam
Medis Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumas
Sakit Umum Haji Medan Pada Tahun 2016

No Tanggal Materi Konsultasi Hasil Paraf


Konsul
1 31 Mei 2016 Pengajuan Judul KTI Perbaikan
2 01 Juni 2016 Pengajuan Judul KTI ACC
3 05 Juni 2016 BAB I Perbaikan
4 10 Juni 2016 BAB I Perbaikan
5 12 Juni 2016 BAB I ACC
6 15 Juni 2016 BAB II Perbaikan
7 17 Juni 2016 BAB II perbaikan
8 18 Juni 2016 BAB II ACC
9 20 Juni 2016 BAB III Perbaikan
10 25 Juni 2016 BAB III Perbaikan
11 10 Juli 2016 BAB III ACC
12 12 Juli 2016 BAB IV dan BAB V Perbaikan
13 15 juli 2016 BAB IV dan BAB V Perbaikan
14 20 juli 2016 BAB IV dan BAB V ACC
15 25 Juli 2016 Lembar Persetujuan, Lembar ACC Jilid
Pengesahan, Daftar Riwayat
Hidup, Daftar Isi, Kata
Pengantar, Daftar Tabel, Daftar
Gambar, Daftar Lampiran, Bab
1, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab
V, Daftar Pustaka dan Abstrak

Diketahui oleh :
Dosen Pembimbing

( Parmen Silalahi,SKM M.Kes)


BUKTI REVISI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ade Nurmayanti


NIM : 1313466001
Tingkat : III-A Apikes

Benar telah melakukan revisi penelitian saya yang berjudul Pengaruh Ketidak

Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam

Medis Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumas Sakit Umum Haji Medan Pada

Tahun 2016“.

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.

Diketahui oleh: Penguji

(Parmen Silalahi, SKM, M.Kes)


BUKTI REVISI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ade Nurmayanti


NIM : 1313466001
Tingkat : III-A Apikes

Benar telah melakukan revisi penelitian saya yang berjudul Pengaruh Ketidak

Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam

Medis Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumas Sakit Umum Haji Medan Pada

Tahun 2016 “.

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.

Diketahui oleh: Penguji

II

(Ary Syahputra Wiguna, M.Kom)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


BUKTI REVISI

Nama : Ade Nurmayanti


NIM : 1313466001
Tingkat : III-A Apikes

Benar telah melakukan revisi penelitian saya yang berjudul Pengaruh Ketidak

Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam

Medis Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumas Sakit Umum Haji Medan Pada

Tahun 2016 “.

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.

Diketahui oleh: Penguji

III

(Rizca Annur Hadya, SST)

Anda mungkin juga menyukai