BAB I
Diagnosis Sosial
Program puskesmas:
1. Program promosi kesehatan
2. Program kia/kb
3. Program gizi
4. Program kesehatan lingkungan
5. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
6. Program pengobatan
B. Diagnosis sosial panti asuhan hamdan
Panti asuhan hamdan berlokasi di dukuh gendong RT.02.RW. 08 kelurahan sendang
mulyo kecamatan tembalang semarang. Jumlah keseluruhan anak-anak panti
tersebut sejumlah 55 anak yang terdiri dari :
1. Anak TK berjumlah 12 anak
2. Anak SD berjumlah 25 anak
3. Anak SMP berjumlah 11 anak
4. Anak SMA berjumlah 7 anak
Anak-anak yang diasuh di panti asuhan hamdan, hidup cukup rukun dan cukup menjaga
keakraban sesama warga panti sehingga mereka merasa nyaman tinggal di panti. Panti asuhan
hamdan memiliki 8 kamar untuk anak-anak panti. Keterbatasan jumlah kamar membuat setiap
kamar dihuni 4-5 anak. Kebanyakan dari anak panti masih kurang menjaga kebersihan diri
maupun kebersihan lingkungan tempat tinggal. Hal itu terlihat dari kebersihan diri yang rendah,
kamar tidur yang berantakan, lantai tempat tinggal yang kotor, kamar mandi yang masih kotor
dan tidak terawat, selain itu prilaku membuang sampah sembarangan masih kerap dilakukann
anak-anak panti asuhan hamdan.
BAB II
Diagnosis Epidemiologi
A. Permasalahan Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang terdapat di puskesmas dan panti asuhan hamdan, yaitu:
penyakit ISPA, dermatitis, penyakit gigi, diare, hipertensi dan penyakit diabetes mellitus.
a. Penyakit diare
Peyakit diare disebabkan oleh beberapa faktor seperti :
1. Faktor perilaku :
Perilaku jajan sembarangan, Mengkonsumsi jajanan merupakan hal yang lazim dilakukan
terutama pada anak-anak. Jajan sembarangan dapat mengakibatkan sakit perut dan diare karena
kehygienisan jajanan tersebut tidak dapat dipastikan, selain itu tingginya kandungan zat kimia
dalam jajanan misal seperti makanan/minuman berwarna dapat mengakibatkan gangguan pada
pencernaan yang dapat mengakibatkan diare
Perilaku tidak mencuci tangan sebelum makan, Perilaku mencuci tangan dapat mengurangi
maupun menghilangkan kuman yang terdapat ditangan sehingga mengurangi kemungkinan
terkena diare.
2. Faktor lingkungan
Air yang kurang bersih, Air memiliki peranan penting dalam kehidupan. Penggunaan air yang
bersih sebaiknya diterapkan dalam keseharian, misalnya penggunaan air bersih untuk memasak
akan mencegah timbulnya penyakit diare.
Lingkungan yang kotor, Lingkungan juga berperan penting dalam terjadinya diare. Lingkungan
yang kotor memungkinkan hidupnya kuman- kuman yang dapat melekat pada benda mati
maupun benda hidup. Kuman- kuman tersebut dapat masuk kedalam tubuh saat kita melakukan
aktifitas misalnya saat makan yang akhirnya dapat menyebabkan diare.
b. Dermatitis
1. Faktor perilaku
PHBS misalnya seperti personal hygiene yang rendah.
PHBS memiliki efek yang sangat penting terhadap derajat kesehatan. Prilaku hidup bersih dan
sehat yang paling sederhana dapat dilakukan dengan penjagaan personal
2. Faktor lingkungan, Air yang kurang bersih dapat memicu timbulnya penyakit dermatitis,
misalnya mandi dengan air yang tidak bersih dapat menimbulkan gatal-gatal pada kulit.
c. Penyakit ISPA
1. Faktor perilaku
Jajan sembarangan, Konsumsi makanan berminyak seperti gorengan, konsumsi es berlebihan
dapat menjadi faktor resiko timbulnya penyakit ISPA.
2. Faktor lingkungan
Cuaca yang buruk (tidak menentu), Perubahan cuaca dapat mempengaruhi kondisi tubuh.
Penyakit ISPA biasanya menyerang pada saat adanya pergantian cuaca misal dari yang panas
ke cuaca hujan.
Ventilasi tempat tinggal yang kurang memadai, Kurangnya ventilasi akan mempersulit
pertukaran udara dalam satu ruangan sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu faktor risiko
terkena ISPA.
Kepadatan hunian, Merupakan faktor yang signifikan terhadap risiko ISPA, jumlah anggota
keluaraga yang lebih dari 10 dalam satu rumah lebih berisiko terkena ISPA. Sementara
pemakaian satu kamar lebih dari satu orang juga memberikan risiko yang lebih besar untuk
terkeserang penyakit ISPA.
d. Penyakit gigi
1. Faktor perilaku
Perilaku menggosok gigi yangg kurang, Kebiasaan menggosok gigi secara teratur dapat
mencegah timbulnya berbagai penyakit gigi dan mulut.
Konsumsi makanan manis, dingin maupun terlalu panas yang dapat merusak email gigi maupun
menimbulkan caries.
2. Faktor lingkungan
Banyaknya tempat yang menjual makanan manis, Ketersediaan tempat yang menjual makanan
manis semakin memperbesar kemungkinan untuk mengkonsumsi makanan manis yang
akhirnya menyebabkan penyakit gigi.
e. Penyakit diabetes melitus
1. Faktor perilaku
Konsumsi makanan manis, Tingginya asupan gula akan menyebabakan kadar gula dalam darah
melonjak tinggi yang disebut penyakit diabetes.
Kurang tidur, Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme menjadi terganggu. Kurang tidur
membuat proses memproses glukosa menurun secara drastis yang memungkinkan risiko
diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang
memicu peningkatan nafsu makan. Didorong rasa lapar penderita gangguan tidur terpicu
menyantap makanan berkalori tinggi yang akhirnya membuat kadar gula darah naik.
Kurang olahraga, Kurang olahraga dapat mengakibatkan obesitas dan akhirnya mengakibatkan
penyakit diabetes melitus.
Stress, Kondisi stress akan meningkatkan produksi hormon epineprine dan kortisol supaya gula
darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktifitas.
Kecanduan rokok, Risiko terjadinya diabetes lebih besar pada perokok aktif.
Penggunaan pil kontrasepsi, Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon
estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kontrasepsi sering menyebabkan perubahan
kadar gula darah, kerja pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin yang akan berefek pada
pankreas juga.
2. Faktor lingkungan, Kurangnya pengawasan dari anggota keluarga terkait pola makan dan pola
hidup yang sehat.
f. Hipertensi
1. Faktor perilaku
Konsumsi makanan tinggi garam
Konsumsi makanan berlemak
Kebiasaan merokok, Nikotin menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan
diserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan akan diedarkan oleh pembuluh darah
hingga ke otak. Otak kemudian akan melepas efinefrin yang akan menyempitkan pembuluh
darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat sehingga tekanan menjadi tinggi.
Stress, Beban pekerjaan cenderung meningkatkan aktifitas saraf simpatis yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu.
kurang olahraga, Olahraga isotonik dan teratur menetralkan tekanan darah perifer dan
sebaliknya kurang olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya tekanan darah tinggi.
konsumsi minuman beralkohol, Alkohol dapat meningkatkan tekanan darah ataupun sampai
merusak pembuluh darah.
2. Faktor lingkungan
Kurangnya pengawasan dari anggota keluarga terkait pola makan dan pola hidup yang sehat.
diare
dermatitis
ISPA
Health problem
penyakit gigi
diabetes
S
o
s
i
a
l
p
r
o
b
l
e
m
:
K
u
r
a
n
g
n
y
a
k
e
s
a
d
a
r
a
n
d
a
n
k
e
m
a
u
a
n
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
u
n
t
u
k
h
i
d
u
p
b
e
r
s
i
h
d
a
n
s
e
h
a
t
hipertensi
Inviromental problem
ISPA
dermatitis + + + + 4
p. gigi - - - 0
DM - + 1
hipertensi + 1
Diare 0
Total vertikal
0 1 0 2 3 2
Total horizontal
1 4 0 1 1 0
Total 1 5 0 3 4 2
prioritas V I V III II IV
I
Keterangan : jika masalah pada kolom kiri lebih penting dari diatasnya maka diberitanda (+) pada kotaknya,
dan bila kalah penting diberi tanda (-), yang dikerjakan hanya disebelah kanan dari garis
diagonal.
Berdasarkan penskoringan melalai teori hanlon kualitatif diatas, yang menjadi prioritas
masalah adalah penyakit dermatitis. Penyakit ini dijadikan sebagai prioritas karena
ditemukannya Kejadian Luar Biasa (KLB) di panti asuahan hamdan, kelurahan sendangmulyo
yang merupakan salah satu wilayah kerja dari puskesmas kedungmundu.
BAB III
Diagnosis Perilaku Dan Lingkungan
Pada bab ini akan dibahas penyebab terjadinya penyakit yang menjadi prioritas masalah
dari bab sebelumnya yaitu penyakit dermatititis dan akan dilihat dari penyebab perilaku
maupun lingkungan.
erilaku : PHBS yang kurang terkait penyakit dermatitis.
: air yang kurang bersih dan lingkungan tempat tinggal yang kotor dan berdebu.
: meningkatkan Prilaku hidup bersih dan sehat
treatment behavior : jika terjadi dermatitis langsung di beri obat (salep)
: kurang memperhatikan PHBS dalam kehidupan sehari- hari.
A. Diagnosis Perilaku
More important Less important
More changeable Jarang mandi -
Membersihakan tempat tidur
Tidak menaruh pakaian pada tempatnya
(penempatan yang sembarangan)
Less changeable Setelah bermain kotor-kotoran tidak langsung -
mandi
Berdasarkan tabel diatas yang menjadi target perilaku yaitu perilaku yang penting dan
mudah diubah, yaitu perilaku jarang mandi, membersihakan tempat tidur, tidak menaruh
pakaian pada tempatnya.
B. Diagnosis Lingkungan
More important Less important
More changeable Lingkungan yang kotor dan berdebu -
Air yang tidak bersih
Less changeable - -
Berdasarkan tabel diatas yang menjadi target lingkungan yaitu penyebab dari
lingkungan yang penting dan mudah diubah, yaitu lingkungan yang kotor dan berdebu dan
air yang tidak bersih
Tujuan perilaku
Who : anak- anak panti asuhan hamdan
What : PHBS yang kurang
How much :seluruh anak panti yang berjumlah 55 anak.
When : setelah penyuluhan
Where :dukuh gendong RT.02.RW.08 kelurahan sendang
mulyo kecamatan tembalang,semarang
Setelah dilakukan penyuluhan pada seluruh anak-anak panti asuhan hamdan dukuh
gendong RT.02.RW.08 kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang semarang, di
harapakan anak-anak membiasakan diri untuk selalu hidup bersih dan sehat sehingga terhindar
dari berbagai penyakit khususnya penyakit dermatitis..
BAB IV
Dagnosis Pendidikan Dan Organisasi
A. Predisposing factor
Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi, tradisi dan sebagainya. Perilaku
sesorang tentang kesehatan ditentukan dan dibentuk oleh pengetahuan yang diterima.
Kemudian timbul persepsi dari individu dan memunculkan sikap, keyakinan dan persepsi yang
dapat memotivasi dan mewujudkan keinginan menjadi suatu perbuatan.
Penguatan konsep mulai dari tahu menjadi mau dan mampu akan terlaksana apabila ada
faktor eksternal yang turut mempengaruhi situasi di luar diri individu. Persepsi untuk proses
perubahan perilaku menjadi perilaku hidup bersih dan sehat adalah penilaian gagasan yang
diperkenalkan kepada individu dan diharapkan untuk diterima dan diproses oleh individu
tersebut sehingga memunculkan sikap individu menerima dan memformulasikan ide tersebut
menurut versi dirinya sendiri.
Pengetahuan : pengetahuan anak-anak panti asuhan hamdan tentang PHBS
terutama yang terkait pencegahan dermatitis masih sangat minim.
Sikap : anak-anak terkesan tidak mau tahu tentang pentingnya PHBS
terutama yang terkait dengan pencegahan dermatitis.
Persepsi : anak-anak panti asuhan hamdan menganggap bahwa
penyakit kulit (dermatitis) itu sudah hal yang biasa
B. Reinforcing factors (penguat)
Adalah faktor-faktor yang mendorong dan memperkuat terjadinya perilaku. Prilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang rendah pada anak-anak panti semakin diperparah akibat
kurangnya pengawasan dari pihak pengelola panti asuhan hamdan.
C. Enabling factor (pemungkin/pendorong)
Yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan.
Kurang tersedianya air bersih
Kamar mandi yang tidak memadai
Jumlah kamar yang tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah anak panti asuhan hamdan.
BAB V
Diagnosis Administrasi dan Kebijakan
A. Diagnosis administrasi dan kebijakan puskesmas
Sumber Daya Puskesmas
Dokter Umum : 5 Orang ( Termasuk Kepala Puskesmas )
Dokter gigi : 2 Orang
KA TU : 1 Orang
Surveilens Epidemiologi : 1 Orang
Promkes : 1 Orang
Bidan : 6 Orang
Perawat Umum : 7 Orang
Petugas Gizi : 1 Orang
Analis : 2 Orang
Asisten apoteker : 2 Orang
Perawat gigi : 2 Orang
Hygiene sanitasi : 1 Orang
TU : 5 Orang
Wiyata Bakti : 1 Orang
Sumber dana
Puskesmas kedungmundu mendapatkan dana dari :
APBD II
Jamkesmas /BOK
Askes
Kebijakan yang dilakukan puskesmas terkait masalah penyakit dermatitis yaitu melalui:
program penyuluhan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Pengobatan
B. Diagnosis administrasi dan kebijakan panti asuhan hamdan
Pendanaan: sumber dana utama diperoleh dari pemilik panti sendiri.
Belum adanya kebijakan dan peraturan secara tegas dari pihak pengelola panti asuhan untuk
membiasakan PHBS dalam kehidupan sehari-hari
Belum adanya fasilitas kamar maupun kamar mandi yang memadai
Bab VI
Plan Of Action (Poa) Dan Rencana Evaluasi
Alur perencanaan :
1. Penetapan Tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
4. Membuat POA
1. Penetapan Tujuan
Di dalam menetapkan tujuan sebelumnya di tetapkan terlebih dahulu skala prioritas,
melalui skoring atas beberapa permasalahan yang ada di puskesmas kedung mundu dan panti
asuhan hamdan (seperti yang dijelaskan pada bagian diagnosa epidemiologi).
Tujuan program
menurunkan angka kesakitan akibat penyakit dermatitis menurun sebesar 75%.
Tujuan perilaku
o Who : anak- anak panti asuhan hamdan
o What : PHBS yang kurang
o How much : seluruh anak panti yang berjumlah 55 anak.
o When : setelah penyuluhan
o Where : dukuh gendong
RT.02.RW.08 kelurahan sendang mulyo
kecamatan tembalang,semarang
Tujuan pendidikan
Setelah dilakukan penyuluhan pada seluruh anak-anak panti asuhan hamdan dukuh gendong
RT.02.RW.08 kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang semarang, di harapakan anak-
anak membiasakan diri untuk selalu hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari berbagai
penyakit khususnya penyakit dermatitis.
4. Plan of action
n Prog Kegiatan Sasara Targe lokasi biay penangg Pelaksana wa Ke
o ram n t a ungjawa ktu ter
(popul kuant b an
asi) itatif ga
n
1 P2M Penyuluha Seluruh 85% Lapan 5.00 Kepala Staf P2M Da -
n tentang masyar masya gan u 0.00 puskesm ri
PHBS ter akat rakat mum 0 as dan bul
utama kecama mema setiap kepala an
yang tan hami kelura program jan
terkait tembala PHBS han P2M uar
pencegaha ng kedung i-
n penyakit mundu feb
dermatitis. rua
ri
20
13
3 P2M Pengobata Seluruh 85% Lapan 2.00 Kepala Staf puskesmas bul -
n gratis masyar angka gan k 0.00 puskesm an
pada akat kesaki elurah 0 as dan jan
penderita kecama tan an kepala uar
dermatitis tan akibat sambi program i
kedung derma roto P2M 20
mundu. titis kedung 13
mundu
menur
un
Rencana Evaluasi
a. Penyuluhan PHBS pada masyarakat kecamatan tembalang :
Evaluasi akan dilakukan pada bulan maret 2013 dan setiap 3 bulan untuk bulan-bulan
berikutnya.
b. Gotong royong pada lingkungan tempat tinggal warga kecamatan tembalang :
Evaluasi akan dilakukan pada bulan mei 2013 dan setiap bulan untuk bulan-bulan berikutnya
c. Pengobatan gratis penyakit dermatitis:
Evaluasi akan dilakukan pada bulan februari 2013 dan bulan-bulan berikutnya
d. Penyuluhan PHBS terkait penyakit dermatitis pada anak panti hamdan:
Evaluasi akan dilakukan pada bulan februari 20
BAB VII
Laporan Pelaksanaan Kegiatan PKM
A. Judul
Penyuluhan PHBS terkait penyakit dermatitis di panti asuhan hamdan Panti asuhan hamdan
berlokasi di dukuh gendong RT.02.RW. 08 kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang
semarang
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada seluruh anak-anak panti asuhan hamdan dukuh gendong
RT.02.RW.08 kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang semarang, di harapakan anak-
anak membiasakan diri untuk selalu hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari berbagai
penyakit khususnya penyakit dermatitis.
C. Sasaran
Seluruh anak-anak panti asuhan hamdan
D. kegiatan
Acara Aktivitas
Pembukaan Moderator membuka acara dengan memperkenalkan anggota
kelompok penyuluh, penyampaian tujuan penyuluhan dan
susunan acara
Kata Sambutan dari Bapak pemilik panti memberikan kata sambutan pertama
pemilik/pengelola panti
Kata sambutan dari perwakilan Kata sambutan diwakilkan oleh salah satu anggota kelompok
udinus pemberi penyuluhan
Presentasi Penyuluh memnjelaskan materi penyuluhan dengan
menggunakan media poster dan hand out materi.
Kuis Pemberian pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang telah
diberikan dan memberiakn award bagi peserta yang menjawab
pertanyaan.
Hiburan dan pembagian jedah Pengadaan acara hiburan seperti permainan sederhana dan
bernyanyi
Evaluasi Penyuluh memilih beberapa peserta secara acak untuk
menjelaskan kembali materi penyuluhan yang telah diberi
sehingga semakin diingat dan dipahami peserta lainnya
Penutup Acara ditutup dengan doa dari moderator
BAB VIII
Laporan Evaluasi Kegiatan PKM
1. Input
Kehadiran : anak-anak panti yang mengikuti penyuluhan sebanyak 30 orang.
Media penyuluhan : menggunakan poster dan hand out materi penyuluhan
Tempat penyuluhan : Aula panti asuhan hamdan
Metode penyuluhan : Presentasi dengan menggunakan poster dan hand out materi
penyuluhan, dimana presentan menjelaskan materi dan berinteraksi dengan peserta
penyuluhan. Setelah materi selesai dipresentasikan diadakan kuis terkait materi penyuluhan
yang telah diberikan.
2. Proses
Penyuluhan berlangsung aman terkendali
moderator membuka acara dengan perkenalan, tujuan penyuluhan, susunan acara.
Kata sambutan dari pemilik sekaligus pengelola panti dan kata sambutan dari perwakilan
penyuluh
Presentasi dan sesekali berinteraksi dengan peserta penyuluhan
Kuis, berupa pemberian pertanyaan seputar materi yang telah diberikan dan peserta sangat
antusias dalam menjawab.
Hiburan dan pembagian jedah
3. Output
Adanya kesadaran akan pentingnya PHBS terutama yang terkait dengan penyakit dermatitis
dan perubahan perilaku untuk hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
4. outcome
Angka kesakitan akibat dermatitis berkurang sebesar 75 %