Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA DI MASYARAKAT

Dosen Pembimbing: Rina Nur


Hidayati, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:

Kelompok 4 Kelas 3B

1. Halimatus Sa’diyah (201801049)


2. Ilmi Mufidatur Rofiyah (201801051)
3. Vira Nadia Fellesya (201801052)
4. Triska Rahma Anggraini (201801057)
5. Salsabila Putri Lestari (201801073)
6. Rafif Adika Wiratmoko (201801078)
7. Shanti Dwi Lestari (201801079)
8. Sinta Dwi Apriliya (201801081)
9. Yeni Susilowati (201801084)
10.Chandra Yolis Nashrullah (201801088)
11.Yasmin Salsabilla Izza (201801184)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TA 2020/2021
Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 39020

ii
KASUS

Di desa meduran dari 15 lansia yang dilakukan pengkajian, terdapat 10 lansia

mengeluh pusing dan kepala terasa berat. Setelah di lakukan pemeriksaan ttv didapatkan: 5

lansia memiliki tekanan darah <150/90 mmHg, 10 lansia memiliki tekanan darah

>160/90mmHg. Saat dilakukan pemeriksaan: 5 dari 15 lansia memiliki riwayat gula tinggi, 3

dari 15 lansi memiliki pendengaran yang kurang, 2 dari 15 mengeluh tidak bisa berjalan

karena stroke dan 5 dari 15 lansia mengeluh pengelihatan sudah mulai berkabut. Tiap sebulan

sekali warga sering mengadakan makan bersama dan makanan favorit warga adalah sate

kambing karena 5 warganya memiliki ternak kambing. 7 dari 15 lansia mengatakan tidak

pernah melakukan pemeriksaan rutin ke Pelayanan kesehatan. mereka lebih memilih

mengkonsumsi herbal untuk setiap permasalahan kesehatan nya. 8 dari 15 lansia yang dikaji

mengatakan bahwa mereka adalah perkokok aktif. Di desa tersebut juga tidak pernah

diadakan senam khusus untuk lansia.

1
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA DI MASYARAKAT

A. Pengkajian

1. Inti komunitas

a. Sejarah
Nama Meduran kepanjangan dari madu sak paran-paran yang berarti
banyak madu. Konon di desa ini dulunya terdapat banyak madu di
pepohonan, sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa rumah lebah yang
berada di sekitar rumah warga.
b. Vital statistik
Angka kelahiran : Dari bulan Agustus – September terdapat 3 angka
kelahiran
Angka Kematian : Dari bulan Agustus – September terdapat 5 angka
kematian
Angka kesakitan : Dari bulan Agustus – September terdapat 10 lansia
terkena
c. Data demografi
Jenis kelamin : Terdapat 100 orang berjenis kelamin wanita dan 90 orang
berjenis kelamin pria.
Status perkawinan: Terdapat 50 pasangan suami-istri
Tipe keluarga: Nucear family (30) extended (15) Dyad family (5)
d. Nilai religi dan kepercayaan
70% warga meduran beragama islam dan bersuku jawa

2. Data sub sistem

A. Lingkungan Fisik

1. Kualitas udara

Keadaan udara di tempat tinggal lansia beriklim panas karena

daerahnya tandus dan berbatu sehingga pepohonan jarang tumbuh,

ditambah banyaknya kendaraan baik motor maupun mobil, sehingga

udara sudah mulai polusi.

2. Kualitas air

2
Sumber air yang digunakan warga sebagian dari air galian dan

sebagian lagi menggunakan fasilitas PAM. Dan keadaan saluran air

disekitar rumah mereka baik jauh dari pencemaran.

3. Tingkat kebisingan

Sebagian lansia merasa bising suara akibat kendaraan yang lalu lalang,

bagi lansia yang kebetulan tinggalnya di dekat jalan raya.

4. Jarak antar rumah/kepadatan

Jarak antar rumah yang satu dengan yang lainnya dibatasi dengan

pekarangan.

B. Pendidikan

Mayoritas lansia tamat SD / sederajat (70%) dan diantaranya sebagian ada

yang tamat SMP, SMA. Mereka sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan

keagamaan, keterampilan, dan bimbingan sosial dan penyuluhan

kesehatan.

C. Keamanan dan Transportasi

Keadaan penjagaan di sekitar ada siskamling atau pos ronda tetapi tidak

selalu di fungsikan. Sarana transportasi yang sering digunakan warga

untuk kegiatan sehari-hari adalah lebih banyak menggunakan kendaraan

pribadi.

D. Politik dan pemerintah

Terdapat posyandu lansia tetapi tidak aktif melakukan kegiatan seperti

penyuluhan dan senam lansia.

E. Pelayanan Sosial dan Kesehatan

Para lansia dikelurahan meduran mengatakan dirinya malas mengontrol

kesehatannya ke puskesmas dengan berbagai alasan masing-masing,

3
diantaranya : puskesmas jauh dari rumah, tidak ada yang mengantar atau

menemani. Kepala desa meduran mengatakan tidak memiliki anggaran

yang cukup untuk melaksanakan kegiatan lansia.

F. Komunikasi

Sarana komunikasi yang mereka gunakan dalam memperoleh informasi

kesehatan adalah televisi dan radio.

G. Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lansia ada yang menggunakan gaji

pensiunan, ada yang masih bekerja seadanya, bahkan tidak jarang juga

anak-anak mereka membantu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-

hari.

H. Rekreasi

Tempat tinggal mereka jauh dari tempat rekreasi, sehingga lansia lebih

banyak memilih berkumpul sama tetangga atau santai bersama keluarga

dirumah.

3. Persepsi

Hambatan bahasa banyak ditemukan, terutama pada perawat saat memberikan

pelayanan kesehatan kepada pasien. Penyebab terjadinya hambatan bahasa

adalah perbedaan bahasa, suku, dan budaya. Dampak dari hambatan bahasa

sedikit mempengaruhu dalam pemberian layanan kesehatan kepada lansia,

sehingga kepercayaan pasien terhadap perawat akan berkurang, kenyamanan

berkurang, serta keraguan terhadap asuhan keperawatan yang disampaikan

oleh perawat. Kurangnya pengetahuan tentang masalah kesehatan pada

kelompok lansia juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan lansia. Sehingga

4
perlu di lakukan penyuluhan atau edukasi kepada lansia bisa melalui kegiatan

posyandu lansia.

5
B. Analisa Data

No Data Diagnosa keperawatan

1. Hasil angket : Kurang pengetahuan Lansia


tentang Penyakit Hipertensi
 Berdasarkan data pendidikan
berhubungan dengan Kurangnya
mayoritas lansia tamat SD / Informasi tentang Penyakit
sederajat (60%). Hipertensi.

Ds :

 Para lansia dikelurahan meduran

mengatakan dirinya malas

mengontrol kesehatannya ke

puskesmas dengan berbagai alasan

masing-masing, diantaranya :

puskesmas jauh dari rumah, tidak

ada yang mengantar atau

menemani.

 Kepala desa meduran mengatakan

tidak memiliki anggaran yang

cukup untuk melaksanakan

kegiatan lansia.

Do :

 Terdapat posyandu lansia tetapi

tidak aktif melakukan kegiatan

seperti penyuluhan dan senam

6
lansia.

 Berdasarkan observasi fisik,

jumlah lansia yang tidak bias

berjalan karena stroke adalah 2

orang atau sekitar 13,3%.

 Berdasarkan observasi fisik,

tekanan darah yang paling tinggi

para lansia>160/90mmHg

berjumlah 10 orang atau sekitar

66,6%.

2. Hasil angket : Tingginya penyakit hipertensi


pada lansia berhubungan dengan
 Berdasarkan pola kebiasaan yang
kurangnya kepatuhan lansia dalam
dapat merugikan kesehatan para memeriksakan kesehatannya.

lansia yang paling banyak merokok

yaitu 8 orang atau sekitar53,3%.

Ds :

 Berdasarkan keluhan kesehatan

lansia yang ada di desa maduran

yang paling bayak adalah pusing

dan sakit kepala yaitu 10 orang

atau sekitar 66,6%, di bandingkan

keluhan kesehatan lainnya.

 Para lansia di desa maduran 7 dari

15 orang atau sekitar 46,6%

7
mengatakan lebih suka

mengkonsusmsi herbal untuk setiap

permasalahan kesehatannya

daripada memeriksakan ke

puskesmas.

 Warga desa maduran mengatakan

setiap 1 bulan sekali mengadakan

makan Bersama dan makanan

favorit warga adalah sate kambing.

Do :

 Berdasarkan observasi fisik,

jumlah lansia yang mempunyai

riwayat gula tinggi berjumlah 5

orang atau sekitar 33,3%

 Berdasarkan observasi fisik,

jumlah lansia yang memiliki

perndengaran kurang berjumlah 3

orang atau sekitar 20%.

 Berdasarkan observasi fisik,

jumlah lansia yang penglihatannya

sudah mulai berkabut adalah 5

orang atau sekitar 33,3%.

8
C. Diagnosa Keperawatan

1. Kurang pengetahuan Lansia tentang Penyakit Hipertensi berhubungan dengan

Kurangnya Informasi tentang Penyakit Hipertensi.

2. Tingginya penyakit hipertensi pada lansia berhubungan dengan kurangnya

kepatuhan lansia dalam memeriksakan kesehatannya.

D. Skoring

No Masalah Perhatian prevalensi Tingkat Kemungkinan Total


Kesehatan masyarakat bahaya Untuk
Dikelola
1. Kurang 5 4 3 5 300
pengetahuan
Lansia tentang
Penyakit Hipertensi
berhubungan
dengan Kurangnya
Informasi tentang
Penyakit
Hipertensi.

2. Tingginya penyakit 4 3 3 5 180


hipertensi pada
lansia berhubungan
dengan kurangnya
kepatuhan lansia
dalam
memeriksakan
kesehatannya.

Keterangan Skore 0-5

0 : Paling rendah

1 : rendah

2 : sedang

9
3 : cukup

4 : tinggi

5: Paling tinggi

E. Intervensi keperawatan/rencana keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan PREVENSI PRIMER
Lansia tentang 1.Beri 1.Memberikan leaflet
pendidikan
Penyakit Hipertensi kesehatan tentang pengertian
tentang
berhubungan dengan Hipertensi, penyebab,
penyakit hipertensi
Kurangnya Informasi gejala, komplikasi &
2.Penyuluhan nutrisi
tentang Penyakit penanganan.
untuk lansia dengan
Hipertensi. 2.Memberikan leaflet
hipertensi
tentang makanan yang boleh
dimakan & yang harus
dihindari.

3.Mengajarkan cara
melaksanakan progam
makanan rendah garam

4.Mengajarkan perilaku
hidup sehat.

PREVENSI
SEKUNDER
1.Mengikuti kegiatan
1.Melakukan posbindu lansia
pemriksaan rutin
2.Melakukan kontrol rutin
Tekanan Darah
untuk mendeteksi adanya
2.Deteksi faktor risiko risiko hipertensi
Hipertensi

10
PREVENSI TERSIER

1. Menjaga kualitas 1.Mengajarkan senam lansia


hidup yang optimum 2.Mengajarkan cara
mengolah stress

11
F. POA (Planning Of Action)

No Masalah kes Tujuan Kegiatan Tempat Waktu Dana PJ

1. Kurang pengetahuan Setelah diberikan  Penyuluhan tentang Balai desa 08.00 Dana Mahasiswa
Lansia tentang intervensi pada penyakit hipertensi, meduran. – desa
Penyakit Hipertensi kelompok lansia, penyebab, gejala, 09.00
berhubungan dengan diharapkan : komplikasi, cara
Kurangnya Informasi penanggulangannya.
 Kelompok lansia
tentang Penyakit  Penyuluhan tentang gizi
memahami
Hipertensi.
penyebab, lansia

gejala,  Senam bersama lansia

komplikasi dan
penanganan
hipertensi.
 Memahami
tentang
gizi/makanan
yang harus
dikonsumsi.
 Dapat
melaksanakan

12
senam lansia.

13
G. Implementasi

No Hari/ Diagnosa Kep Kegiatan TTD

tanggal

1
Kurang  Penyuluhan tentang

pengetahuan penyakit hipertensi,


Lansia tentang penyebab, gejala,
Penyakit komplikasi, cara
1 Hipertensi penanggulangannya.
berhubungan
septemb
dengan
er 2021 Kurangnya
2  Penyuluhan tentang
Informasi gizi lansia
tentang Penyakit
3  Senam bersama
Hipertensi.
lansia

H. Evaluasi

No Masalah Kegiatan Evalu Analisa SWOT

kes asi

1.
Kurang  Penyuluhan  80% Pendukung
pengetahuan tentang penyakit
undanga
Lansia hipertensi,  Kegiatan
n hadir
tentang penyebab, gejala, penyuluhan di
Penyakit komplikasi, cara pada
dukung oleh pihak
Hipertensi penanggulanganny
penyuluh
berhubungan a. desa.
dengan an
 Kelompok lansia
Kurangnya
tentang
Informasi antusias dalam sesi
tentang hipertens
diskusi pada

14
i. penyuluhan.

 Saat

dilakukan Penghambat

sesi
 Kurangnya sarana
diskusi
dan prasarana
lansia
dalam penyuluhan
dapat
seperti mikrofon
menyebu
kurang berfungsi
Penyakit tkan
baik.
Hipertensi.
penyeba
 Waktu dimulainya
b, gejala,
penyuluhan
komplika
terlambat karena
si dan
sebagian lansia
cara
datang telat.
penanga

nan

hipertens

i.

2.  Penyuluhan  Kelompo Pendukung


tentang gizi lansia
k lansia
 Terdapat media
dapat
leaflet yang dapat
menyebu
dibawa pulang
tkan
lansia untuk
makanan
mengingat materi
yang

15
harus edukasi.

dimakan  Desa menyediakan

atau sarana dan

dihindari prasarana.

untuk

hipertens Penghambat

i.
 Kurangnya sarana
 Media
dan prasarana
penyuluh
dalam penyuluhan
an
seperti mikrofon
menggun
kurang berfungsi
akan
baik.
leaflet.
 Waktu dimulainya

penyuluhan

terlambat karena

sebagian lansia

datang telat.

 Senam bersama  Lansia


3. Pendukung
lansia
antusias  Terdapat sounds
dalam system yang
mengikuti mendukung
gerakan kegiatan senam
senam. lansia.
 Lansia  Senam lansia
dapat

16
menerap dibimbing oleh

kan ahlinya.

protokol
Penghambat
kesehata
 Tempat yang ada
n dalam
kurang memadai
melakuka
untuk dilakukan
n senam.
senam dalam

jumlah peserta

banyak.

I. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

No Masalah Kegiat T W Dan PJ

kesehatan an e a a

m k

p t

a u

1. Kurangnya Melaku B 0 dana M

pengetahuan kan a 9 desa/ ah

lansia tentang penyulu l . swad asi

penyakit han a 0 aya sw

hipertensi tentang i 0 masy a

berhubungan penyaki d - araka

dengan t e 1 t

kurangnya hiperten s 0

17
informasi si a .

tentang m 0

penyakit e 0

hipertensi d

2. Kurangnya Check B 0 dana ket

pengetahuan up rutin a 9 desa/ ua

lansia tentang hiperten l . swad Po

penyakit si pada a 0 aya lin

hipertensi lansia i 0 masy de

berhubungan d - araka s

dengan e 1 t de

kurangnya s 1 sa

informasi a . me

tentang m 0 du

penyakit e 0 ra

hipertensi d n
1
u
b
r
u
a
l
n
a

18
k

3. Kurangnya senam b 0 dana ket

pengetahuan lansia a 7 desa/ ua

lansia tentang l . swad ib

penyakit a 0 aya u"

hipertensi i 0 masy P

berhubungan d - araka K

dengan e 0 t K

kurangnya s 8

informasi a .

tentang m 0

penyakit e 0

hipertensi d
1
u
m
r
i
a
n
n
g

19
i

20
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: dewan pengurus

pusat PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

21

Anda mungkin juga menyukai