NIM: 11194692110094
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. S DENGAN HIPERTENSI GRADE 2
Disusun oleh :
Azna Yuliana
11194692110094
Mengetahui,
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan tahap terakhir dari proses pertumbuhan
seseorang manusia. Pada lanjut usia ada beberapa masalah kesehatan
yang sering terjadi seperti perubahan baik secara biologis, emosional,
maupun psikososial yang berpotensi memunculkan masalah kesehatan
(Rindayanti dkk, 2020). Salah satu masalah kesehatan yang sering
terjadi pada lansia adalah penyakit hipertensi, menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2012 hipertensi adalah salah satu yang
memegang andil yang penting untuk penyakit jantung dan stroke yang
dapat menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu.
Hipertensi berkonstribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit
kardiovaskuler setiap tahunnya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri yang
terdiri dari tekanan sistolik diatas 130 mmHg dan diastolic Diatas 90
mmHg. Saat ini, hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di
seluruh dunia yang menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskuler,
penyakit ginjal, stroke, penyakit jantung koroner dan penyakit lainnya
( Kemenkes RI, 2019).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini. Hipertensi
yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar
terkena sroke, 6 kali lebih besar terkena penyakit jantung kongestif, dan
3 kali lebih besar terkena serangan jantung (Imelda dkk, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015
melaporkan bahwa PTM membunuh 40 juta orang setiap tahunnya atau
setara dengan 70% kematian di seluruh dunia. Penyakit kardiovaskular
menjadi penyebab terbanyak kematian akibat PTM atau 17,7 juta orang
setiap tahun, diikuti oleh kanker sebesar 8,8 juta, penyakit pernafasan
sebesar 3,9 juta, dan diabetes sebesar 1,6 juta.(WHO, 2017). Data
Global Status Report on Noncommunicable Diseases menyebutkan
40% Negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi,
sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara, terdapat
36% orang dewasa yang menderita hipertensi dan telah membunuh1,5
juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% atau
sekitar 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi
(Netha, 2018).
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia
tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
pengukuran pada umure"18 tahun sebesar 34.1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%) , serta diikuti kalimantan Timur (37%),
jabar (34.1%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang di diagnosis tenaga kesehatan
atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang minum
obat sendiri. Hal ini menandakan bahwa masih ada kasus hipertensi di
masyarakat yang belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan
kesehatan. (Kemenkes RI, 2018).
Menurut Data (Riskesdas, 2018), penyakit hipertensi di Hulu
sungai tengah menduduki peringkat pertama dengan prevalensi 52.
Angka tersebut merupakan angka tertinggi dikalimantan selatan.
Tingginya kasus hipertensi disebabkan perilaku gaya hidup dan pola
makan yang tidak seimbang. Tingginya angka kejadian hipertensi pada
lansia menuntut peran tenaga kesehatan untuk melakukan pencegahan
dan upaya promosi kesehatan, serta melakukan kunjungan keluarga
yang menderita penyakit hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan gerontik pada lansia dengan
Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan BHSP kepasa pasien guna untuk mendapatkan
data yang akurat dalam menegakkan diagnosa asuhan
keperawatan keluarga
b. Melaksanakan pengkajian pada pasien dengan hipertensi
c. Menyusun perecanaan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi
e. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien
dengan hipertensi
f. Mendokumentasikan hasil Asuhan Keperawatan dengan baik dan
benar
C. Manfaat
1. Bagi Instansi
a. Instansi Pendidikan
Pendidikan dapat lebih mempersiapkan mahasiswanya baik
dari segi teori, keterampilan maupun mental dalam menghadapi
pasien agar dapat memberikan konstribusi yang maksimal bagi
peningkatan status kesehatan lain, khususnya pada pemberi
asuhan keperawatan keluarga dalam mengatasi hipertensi.
b. Instansi Kesehatan
Puskesmas setempat dapat memberikan pelayanan
khususnya bagi pasien yang memiliki kendala untuk datang ke
fasilitas kesehatan sehingga puskesmas tersebut dapat dikenal
lebih unggul dalam segi pelayanan kepada pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti, serta
mampu mum mengaplikasikan tindakan asuhan keperawatan
keluarga khususnya pada pasien hipertensi sesuai teori yang telah di
pelajari di pendidikan.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu informasi tentang faktor dan tanda gejala
terjadinya penyakit hipertensi sehigga masyarakat lebih tahu tentang
pencegahannya, serta menjadi sumber acuan oleh masyarakat
dalam penanganan awal dan mengidentifikasi gejala dini hipertensi
yang di sebabkan oleh beberapa faktor.
Nama Mahasiswa : Azna Yuliana
Tempat Praktik : Desa paku alam RT 02
Tanggal Praktik : 08 November 2020 – 25 November 2020
Tanggal Pengkajian : 11 November 2020
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Lansia
a. Identitas klien
Nama : Tn. S
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Suku : Banjar
Agama : Islam
Status Perkawinan : Duda
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Alamat : Desa Paku Alam RT 02
c. Riwayat Keluarga
Genogram :
60
Keterangan :
: Klien yang sakit :
Laki-laki
: Perempuan :
Tinggal serumah
:
Meninggal
Tn.S mengatakan 5 bersaudara 2 perempuan, 3 laki-laki, 1 meninggal
laki-laki
d. Status Kesehatan
1) Keluhan utama saat ini :
Klien mengatakan nyeri tengkuk dan sakit kepala, mata sedikit
kabur
5) Riwayat pekerjaan
a) Status pekerjaan saat ini : Tidak berkerja
b) Pekerjaan sebelumnya : Tidak berkerja
c) Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap
kebutuhan: Bersumber dari pemberian anak dan tetangga sekitar
d) Jarak tempat kerja dari rumah :
e) Alat transportasi : Tidak ada
6) Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada obat-obatan, makanan,
dan faktor lingkungan
8) Obat-obatan
a) Nama : captopril
b) Dosis : 500 mg
c) Bagaimana / kapan menggunakannya : Klien selalu meminum
obatnya yang dibeli diwarung dengan tidak mengetahui kapan
dan harus seberapa banyak yang dikonsumsi, klien
mengkonsumsi obat tersebut setiap waktu saat merasa tidak
enak badan atau sakit kepala.
e. Kebiasaan sehari-hari
1) Biologis
a) Pola makan :
Klien mengatakan makan 3x/hari 1 porsi dengan nasi, lauk dan
sayuran. Klien mengatakan mulai belajar untuk mengurangi
makanan yang tidak sehat seperti makanan yang mengandung
tinggi garam, gula, berlemak, bersantan dan yang digoreng.
b) Pola minum :
Klien mengatakan biasanya setiap pagi minum teh panas manis
dan minum air putih kurang lebih 1.5 L/hari.
c) Pola tidur :
Klien mengatakan pada malam hari tidur jam sekitar jam 10 dan
bangun jam setengah 5 subuh .dan klien jarang untuk tidur siang.
d) Pola eliminasi (BAB/BAK) :
Klien mengatakan BAB klien teratur yaitu setiap pagi dan tidak
ada keluhan saat BAB. Klien mengatakan BAK kurang lebih 6-
7x/hari
e) Aktifitas sehari-hari :
Klien mengatakan dirumah sendirian, klien tidak berkerja lagi dan
hanya berbincang dengan tetangga saat pengajian.
f) Rekreasi :
Klien mengatakan hanya berjalan disekitar rumah dan menonton
Tv
2) Psikologis
a) Keadaan emosi :
Klien tampak ramah, emosi klien terkontrol.
b) Status depresi dan kecemasan :
Klien mengatakan tidak merasa depresi tetapi sedikit cemas
terkait kesehatan klien
c) Perasaan saat menghadapi masalah/ penyakit : pasien merasa
cemas serta sering mengeluh nyeri di kepala dan pandangan
yang kabur karena penyakit yang di deritanya.
3) Sosial
a) Dukungan keluarga :
Klien mengatakan keluarga atau anak klien selalu mendukung
dan memberikan semangat. Keluarga selalu berkumpul ketika
merayakan peringatan besar dan komunikasi antar keluarga
tetap terjaga dengan baik.
4) Spiritual/ Kultural
a) Pelaksanaan ibadah :
Klien mengatakan selalu sholat 5 waktu baik di rumah. Selalu
mengikuti pengajian seminggu sekali di desa paku alam RT 02.
b) Keyakinan tentang kesehatan :
Klien mengatakan prioritas saat ini adalah kesehatan klien,
karena semakin bertambahnya umur klien semakin sering sakit.
f. Pemeriksaan fisik
1) Kondisi pasien dan tanda-tanda vital
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
o
c) Suhu : 36.5 C
d) Nadi : 88 x/menit
e) Tekanan darah : 160/90 mmHg
f) Pernafasan : 22 x/menit
g) Tinggi badan : 167 cm
h) Berat badan : 58 kg
i) IMT : BB/TB2 = 64/1.672 = 23.7 (Normal)
j) Ekstremitas
Kekuatan otot : 5555 5555
5555 5555
Ket :
0 = Lumpuh Total
1 = Tidak ada gerakan, teraba/ terlihat kontraksi otot
2 = ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi
(hanya bergeser)
3 = Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau
melawan tahanan pemeriksa
4 = Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi
kekuatannya kurang
5 = Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
maksimal
Postur tubuh : tegak
Rentang gerak : maksimal
Deformitas : tidak terdapat deformitas
Tremor : ektremitas klien tidak mengalami tremor
Nyeri : klien mengatakan tidak terdapat nyeri
pada ekstremitas
Pembengkakan sendi : ekstremitas klien tidak terdapat
pembengkakkan sendi
Edema : ekstremitas klien tidak terdapat edema
Penggunaan alat bantu: klien masih mampu bergerak sendiri
Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
Achiles + +
Keterangan:
Refleks (+) : normal
Refleks ( - ) : menurun
k) Integumen
Kebersihan : baik
Warna : normal
Kelembaban : kering
Lesi : kulit klien tidak terdapat lesi
Turgor : kembali dalam < 2 detik
Akral : hangat
Pruritus : klien tidak mengalami masalah pruritus
pada kulit
Perubahan tekstur : kulit klien bertekstur lembek
Gangguan pada kulit : hiperpigmentasi
Keterangan
4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktifitas
Nilai
42-54 : mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan
N NILAI
KRITERIA KETERANGAN
o BANTUAN MANDIRI
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda 15
5-10 15
ke tempat tidur, sebaliknya
3 Kebersihan diri, mencuci 10
muka, menyisir, mencukur 0 5
dan menggosok gigi
4 Aktivitas di toilet 5 10 10
(menyemprot, mengelap)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di jalan yang 10
datar (jika tidak mampu
10 15
jalan / melakukannya
dengan kursi roda)
7 Naik turun tangga 5 10 10
8 Berpakaian termasuk 10
5 10
mengenakan sepatu
9 Mengontrol BAB 5 10 10
10 Mengontrol BAK 5 10 10
Total 100
Penilaian:
0 – 20 : Ketergantungan
21 – 61 : Ketergantungan berat/ sangat ketergantungan
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Gangguan emosional
Analisis Hasil
Skor salah (0 – 2) : Fungsi intelektual utuh
Skor salah (3 – 4) : Kerusakan intelektual ringan
Skor salah (5 – 7) : Kerusakan intelektual sedang
Skor salah (8 – 10) : Kerusakan intelektual berat
b. Minta klien
untuk mengulangi kata
berikut:
tidak ada, dan, jika/
tetapi
c. Minta klien
untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri 3
langkah:
1. Ambil kertas
ditangan anda
2. Lipat dua
3. Taruh di lantai
d. Perintahka
n pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas
sesuai perintah nilai
satu poin).
“tutup mata anda”
e. Perintahka
n kepada klien untuk
menulis kalimat atau
menyalin gambar.
Klien menulis/
menggambar
Total nilai 30 30
Interpretasi hasil
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mentak baik
18 – 22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
0 – 17 : terdapat kerusakan fungsi mental berat
6 Status mental 0
- Lansia menyadari kondisi dirinya sendiri 0
- Lansia mengalami keterbatasan daya 15
ingat
TOTAL SKALA 15
Keterangan:
Lingkari pilihan jawaban berdasarkan pernyataan klien
Skor : hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal
Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1
Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Keterangan:
Skor < 14 : Resiko tinggi terjadinya ulkus diabetikum
Skor < 12 : Peningkatan risiko 50 kali lebih besar terjadinya ulkus
diabetikum
Skor 12 – 13 : Resiko sedang
Skor > 14 : Resiko kecil
n. Informasi Penunjang
1) Diagnosa Medis
Hipertensi Grade 2 ( 160/90 mmHg)
2) Hasil laboratorium
-
3) Terapi medis
Captopril 500 mg
4) Keadaan lingkungan
Pencahayaan ruangan dan kamar cukup terang, kondisi lantai
rumah kayu dan bersih, tempat BAB yang digunakan Jamban
cemplung dan tidak terdapat handrail atau pegangan di kamar
mandi/ toilet.
B. Data Fokus
Data subjektif :
Klien mengatakan nyeri tengkuk
P : Ketika kelelahan
Q : Tajam
R : Kepala dan Leher belakang
S : 5 (Sedang)
T : Hilang Timbul
Klien mengatakan mengeluhkan penglihatan sedikit kabur
Klien mengatakan riwayat operasi katarak 5 Tahun yang lalu
Klien mengatakan sulit tidur karena penyakitnya
Klien mengatakan tidak rutin meminum obat Hipertensi
Klien mengatakan jarang memeriksakan kesehatannya ke pelayanan
kesehatan
Klien mengatakan mulai mengurangi makanan yang tidak sehat
seperti makanan yang berlemak, bersantan dan yang digoreng
Saat pengkajian ( MMSE) , dan ditanya tentang bebrapa hal, klien
dapat menyebutkan dengan baik
Data Objektif :
Klien tampak lemas dan meringis kesakitan pada kepalanya
Klien tampak menggunakan kacamata
Klien tampak pucat
Klien tampak belum mengerti meminum obat hipertensi
Klien tidak bisa menjelaskan tentang penyakitnya
TTV : tekanan darah 160/190 mmHg, respirasi 22x/menit, nadi
88x/menit, suhu 36.5oC
C. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS: Nyeri akut Agen cidera biologis
DO:
Klien tampak menggunakan
alat bantu penglihatan
seperti kacamata
TTV =
TD 160/90 mmHg, respirasi
22x/menit, nadi 88x/menit,
suhu 36.5oC
3 DS: Defisit pengetahuan Kurangnya terpapar
Klien mengatakan jarang informasi
memeriksakan
kesehatannya ke
pelayanan kesehatan
Klien mengatakan tidak
rutin meminum obat
Hipertensi
Klien mengatakan mulai
mengurangi makanan yang
tidak sehat seperti
makanan yang tinggi
garam, gula, berlemak,
bersantan dan yang
digoreng
DO:
Klien tampak Belum
mengerti meminum obat
hipertensi
Klien tampak tidak bisa
menjelaskan tentang
penyakitnya
4 DS : Resiko cidera
Klien mengeluhkan
penglihatan sedikit kabur
Klien mengatakan riwayat
operasi katarak
Klien mengatakan sering
sakit kepala
DO :
Klien tampak pucat
Klien tampak
TTV =
TD 160/90 mmHg, respirasi
22x/menit, nadi 88x/menit,
suhu 36.5oC
Pasien mengatakan Cedera Biologis keperawatan diharapkan masalah 1. Melakukan pengkajian nyeri
nyeri bagian kepala pasien teratasi dengan kriteria hasil: konprehensip yang meliputi
serta bagian tengkuk Label: Kontrol Nyeri lokasi, karakteristtik, durasi,
P : Ketika kelelahan
1. Mampu mengelani kapan nyeri frekuensi, kualitas, intensitas,
Q : Tajam
R : Leher belakang terjadi atau beratnya nyeri atau faktor
S : 5 (Sedang) 2. Mampu menggunakan tindakan pencetus
T : Hilang Timbul
pengurangan (nyeri) tanpa 2. Observasi adanya petunjuk non
Klien mengatakan sulit
tidur analgesik verbal mengenai
DO: 3. Mampu mengenali apa yang ketidaknyamanan terutama pada
Klien tampak meringis terkait dengan gejala nyeri mereka yang tidak dapat
kesakitan pada
4. Mampu melaporkan perubahan berkomunikasi secara efektif
kepalanya
TTV = terhadap gejala nyeri pada 3. Tentukan akibat dari
TD 160/190 mmHg, profesional kesehatan pengalaman nyeri terhadap
respirasi 22x/menit,
kualitas hidup pasien (pola tidur,
nadi 88x/menit, suhu
36.5oC nafsu makan dll)
4. Gali bersama pasien fakto-faktor
yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri
5. Kurangi atau eliminasi faktor-
faktor yang dapat mencetuskan
atau meningkatkan nyeri
(ketakutan, kelelahan, kurang
pengetahuan dll)
6. Dorong pasien untuk memonitor
nyeri dan menangani nyerinya
dengan cepat
7. Gunakan tindakan pengontrol
nyeri sebelum nyeri bertambah
berat
8. Dukung istirahat atau tidur yang
adekuat untuk membentuk
penurunan nyeri
9. Dorong
10. Berikan informasi yang akurat
untuk meningkatkan
pengetahuan dan respon
keluarga terhadap penagalaman
nyeri
11. Libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri, jika
memungkinkan
12. Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi seperti hypnisis 5
jari, relaksasi nafas dalam dll
13. Ajarkan metode farmakologi
untuk mengurangkan nyeri
14. Kolaborasi dengan pasien, orang
terdekat dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan
penurunan nyeri non
farmakologi, sesuai kebutuhan
15. Evaluasi bersam pasien dan tim
kesehatan lainnya, mengenai
efektivitas tindakan
pengontrolan nyeri yang pernah di
tindakkan selanjutnya.
DS: D.0085 Gangguan Persepsi Setelah dilakukan tindakan Label:
Klien mengeluhkan Sensori b/d Gangguan keperawatan diharapkan masalah - Pencapaian Komunikasi: Defisit
penglihatan sedikit
Penglihatan pasien teratasi dengan kriteria hasil: Penglihatan
kabur
Klien mengatakan Label: I.14514 - Manajemen Lingkungan
riwayat operasi katarak - Vinsion Compensation Behavior I.08241 - Minimalisasi Rangsangan
5 tahun yang lalu
L.06048 - Fungsi Sensorik 1. Kaji reaksi pasien terhadap
DO: L.09083 - Persepsi Sensorik penurunan penglihatan
Klien tampak L.06053 - Status Neurologis 2. Monitor tingkat ketajaman
menggunakan alat
1. Monitor gejala-gejala gangguan penglihatan
bantu penglihatan
seperti kacamata penglihatan 3. Ajarkan pasien untuk
TTV = 2. Memakai kaca mata atau lensa menentukan tujuan dan belajar
TD 160/90 mmHg,
dengan benar melihat dengan cara yang lain
respirasi 22x/menit, nadi
88x/menit, suhu 36.5oC 3. Memakai hurup braile 4. Ajarkan cara meminimalisasi
4. Memakai penyinaran/cahaya stimulus (pengaturan cahay
yang sesuai ruangan, mengurangi
5. Ketajaman penglihatan mata kebisingan, membatasi
pasien meningkat kunjungan)
6. Kemampuan melihat bayangan 5. Diskusikan tingkat toleransi
meningkat terhadap beban sensorik (terlalu
7. Pandangan kabur klien membaik terang, terlalu bising)
6. Batasi stimulus rangsangan
(cahaya, suara, aktivitas)
7. Deskripsikan lingkungan sekitar
pasien
8. Jangan memindahkan sesuatu
diruangan pasien tanpa
memberikan informasi kepada
pasien
9. Bacakan surat atau koran atau
informasi lain
10. Sediakan hurup braile
11. Informasikan letak benda-benda
yang sering di perlukan pasien
12. Ciptakan lingkungan yang aman
bagi pasien
13. Pindahkan benda-benda bahaya
dari pasien
14. Kolaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi persepsi stimulus
DS: 00126 Defisit Pengetahuan 1803 Setelah dilakukan tindakan 5602 Label: Pengajaran: Proses Penyakit
Klien mengatakan b/d Kurang Terpapar keperawatan diharapkan masalah 1. Kaji tingkat pengetahuan klien
jarang memeriksakan
Informasi pasien teratasi dengan kriteria hasil: terkait dengan proses penyakit
kesehatannya ke
pelayanan kesehatan Label: Pengetahuan: Proses yang spesifik
Klien mengatakan tidak Penyakit 2. Jelaskan patofisiologi penyakit
rutin meminum obat
1. Mampu mengetahui faktor-faktor dan bagaimana hubungannya
Hipertensi
Klien mengatakan penyebab dan faktor yang dengan anatomi dan fisiologi,
mulai mengurangi berkontribusi sesuai kebutuhan
makanan yang tidak 2. Mampu mengetahui faktor risiko 3. Review pengetahuan pasien
sehat seperti makanan
3. Mampu mengetahui tanda dan mengenai kondisinya
yang tinggi garam,
gula, berlemak, gejala penyakit 4. Kenali pengetahuan pasien
bersantan dan yang 4. Mampu mengetahui strategi menganai kondisinya
digoreng
untuk meminimalkan 5. Jelaskan tanda dan gejala yang
DO:
Klien tampak Belum perkembangan penyakit umum dari penyakit
mengerti meminum 6. Jelaskan mengenai proses
obat hipertensi
Klien tampak tidak bisa penyakit
menjelaskan tentang 7. Identifikasi kemungkinan
penyakitnya
penyebab
8. Berikan informasi kepada klien
sesuai dengan kondisinya
9. Hindari memberikan harapan
yang kosong
10. Beri informasi kepada keluarga
atau orang terpenting bagi klien
mengenai perkembangan klien
11. Beri informasi mengenai
pemeriksaan diagnostik yang
tersedia
12. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
dan/atau mengontrol proses
penyakit
13. Diskusikan pilihan
terapi/penanganan
14. Jelaskan komplikasi kronik yang
mungkin ada
15. Edukasi pasien mengenai tanda
dan gejala yang harus dilaporkan
kepada petugas kesehatan
16. Perkuat informasi yang diberikan
dengan anggota tim kesehatan
lain
DS : 00035 Risiko Cedera 1902 Label: Kontrol Risiko Label:
3.
4.
G. Catatan Perkembangan
No.
Tgl/ jam Evaluasi Catatan Perkembangan Paraf
Dx
1. 13 November S:
2021 / 19.00 Klien mengatakan nyeri tengkuk berkurang
P : Ketika kelelahan
Q : Ditusuk- tusuk
R : Leher belakang
S : 3 (ringan)
T : Hilang Timbul
Klien mengatakan sulit tidur
O:
Klien tampak meringis
TTV = TD 160/100 mmHg, respirasi 24x/menit,
nadi 89x/menit, suhu 36.5oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2.
3.
4.
Lampiran Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Kesehatan RI. 2018. Pengertian hipertensi dan cara perawatanya.
Imelda, Sjaaf. F. Puspita. 2020. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Puskesmas Air Dingin Lubuk
Minturun. Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahman. Vol 11. No 2
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Hipertensi Paling Banyak
Diidap Masyarakat.
Nurhayati. Halim. A. Tsabitah. H. 2020. Penerapan Terapi Murotal Al-Qur’an
Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi terhadap Tekanan Darah “Di
Lks Al-Akhsan Hajimena Natar Lampung Selatan Provinsi Lampung.
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 1, No. 2.
Rindayati. Nasir. A. Astriani. Y. 2020. Gambaran Kejadian dan Tingkat
Kecemasan pada Lanjut Usia. Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 5 No. 2.