Disusun Oleh :
Mustafida (201801060)
Nama : ...............................................................
NIM : ...............................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan dasar.
Mojokerto,
............................................................
(.................................................) (.....................................................)
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(..................................................)
LEMBAR KONSULTASI
Judul
askep: ...................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
.....
2....................................................
2.
3.
4.
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi kehamilan
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum)
dan sel mani (spermatozon) ( Sastrawinata, 1983). Suatu proses kehamilan akan terjadi bila
empat aspek penting terpenuhi yaitu ovum, spematozoa, konsepsi, dan nidasi (Depkes RI,
1992:30).
Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari ovulasi,
konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup diluar (Saifudin, Abdul Bari,
2008). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid berakhir.
(Wiknjosastro, Hanifa.2008).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, Prof.
Dr. Ida BagusGde, 2010).
2. Kehamilan Trimester II
Kehamilan trimester kedua adalah mengandung embrio atau fetus dalam tubuh 14-
28 minggu. Pada masa ini ibu hamil akan merasa lebih tenang, tentram tanpa gangguan
berarti. Pada trimester kedua janin berkembang menuju maturasi, maka pemberian obat-
obatan harus dijaga agar jangan menganggu pembentukan gigi geligi janin seperti
antibiotika, tetrasiklin, klindamisin (Astuti, 2012).
Pada usia kehamilan trimester kedua ini biasanya merupakan saat terjadinya perubahan
hormonal dan faktor lokal ( plak ) dapat menimbulkan berbagai kelainan dalam rongga
mulut, diantaranya :
1) Peradangan pada gusi, warnanya kemerahan –merahan dan mudah berdarah terutama
pada waktu menyikat gigi. Bila timbul pembengkakan maka dapat disertai dengan rasa
sakit.
2) Timbulnya benjolan pada gusi antar dua gigi yang disebut Epulis Gravidarum, terutama
pada sisi yang berhadapan dengan pipi. Pada keadaan ini, warna gusi menjadi merah
keunguan sampai kebiruan,mudah berdarah dan gigi terasa goyang. Benjolan ini dapat
membesar hingga menutupi gigi (Kemenkes RI, 2012).
2. Batasan Karakteristik
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum,
menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.
1) Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi
sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
mengurang, lidah kering, mata cekung.
2) Tingkat 2 : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik,
berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan
konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
3) Tingkat 3 : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi
menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati
wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.Timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati (Sarwono P, 2007).
4. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan.Faktor-faktorpredisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998).
a. Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan sertaresitensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu
respon darijaringan ibu terhadap janin.
c. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadapkehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mualdan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
5. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar esterogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran daarah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang, juga tertimbunnya
zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit,
terjadi robekan pada selaput lender esofagus dan lambung, dengan akibat perdarahan
gastrointestinal. (Dewi, Niwang Ayu, 2011)
6. Patwhay
Kehamilan
Cairan elektrolit keluar Penurunan status kesehatan BB turun Resiko deficit nutrisi
dan elektrolit
Intoleransi aktivitas
7. Kompilkasi
a. Dehidrasi
b. Ikterik
c. Takikardi
d. Alkalosis
e. Menarik diri, depresi
f. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan
mental
g. Suhu tubuh meningkat
3. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik, cukup atau
kurang untuk mengetahui tingkatan Hiperemesis Gravidarum.
2) Tanda-Tanda Vital : Pada kasus Hiperemesis Gravidarum nadi cepat, suhu
meningkat tekanan darah renda.
3) Pernapasan Frekuensi pernapasan meningkat.
4) Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa (kering atau
lembab), dan oliguria.
5) Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardia,
atau terjadinya hipotensi ortostatik.
6) Keadaan abdomen yang meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif merupakan
keadaan normal dalam kehamilan), adanya nyeri lepas atau nyeri tekan, adanya distensi,
adanya hepatosplenomegali, dan tanda Murphy dan tanda Mc.Burney’s.
7) Genitourinaria Seperti nyeri kostovertebral dan nyeri suprapubik.
8) Eliminasi Seperti perubahan pada konsistensi feces, konstipasi, dan penurunan frekuensi
berkemih.
9) Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
10) Aktivitas istirahat Istiahat kurang, terjadi kelemahan tekanan darah sistol menurun, dan
denyut nadi meningkat (>100 kali per menit).
11) Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma.
12) Keadaan janin yang meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus uterus,
dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan).
4. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urin.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hemotokrit yang meningkat menunjukkan
hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urin yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urin.
5. Diagnosa keperawatan
Menurut NANDA (2015) diagnosa keperawatan yang timbul pada klien
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
1) Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan
muntah terus-menerus.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
(SDKI, 2016)
6. Intervensi keperawatan
1) Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
Kriteria hasil :
a) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang terbukti
dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-tanda
vital dalam batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis
urin akan berada dalam batas normal.
Intervensi :
Rasional : pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang
hilang dengan cepat,sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan
muntah terus-menerus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
a) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adekuat.
d) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama hamil.
Intervensi :
Rasional : dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana
kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang
berlebihan.
Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : makanan dalam porsi kecil dapat mengurangi pemenuhan lambung dan
mengurangi kerja peristaltik usus serta memudahkan proses penyerapan.
Rasional : makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual dan
makanan yang bervariasi untuk menambah nafsu makan ibu,sehingga diharapkan
kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi.
Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang
pencernaan (roti kering dan biskuit)
Intervensi :
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi
pasif/aktif.
Rasional : tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
7. Implementasi Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik, Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan berguna
untuk memenuhi kebutuhan klien mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal.
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Dokumentasi tindakan keperawatan ini
berguna untuk komunikasi antar tim kesehatan sehingga memungkinkan pemberian
tindakan keperawatan yang berkesinambungan (Nursalam, 2011).
8. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak
(Nursalam,2011)
DAFTAR PUSTAKA