Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. R USIA 35 TAHUN G5P2A2 DENGAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM DIRUANG DAHLIA RSU ANWAR MEDIKA

Disusun Oleh :

Mustafida (201801060)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
NOVEMBER, 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan keperawatan ini diajukan oleh:

Nama : ...............................................................

NIM : ...............................................................

Program Studi : ...............................................................

Judul Asuhan Keperawatan :

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan dasar.

Mojokerto,

............................................................

Preseptor (preseptor)ruangan, Preseptor (preseptor)akademik,

(.................................................) (.....................................................)

Mengetahui,

Kepala Ruangan

(..................................................)
LEMBAR KONSULTASI

Ruang : ................... RS : ...................................................................................

Judul
askep: ...................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
.....

Nama Preseptor : 1....................................................

2....................................................

No TGL URAIAN TTD


.
1.

2.

3.

4.
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi kehamilan
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum)
dan sel mani (spermatozon) ( Sastrawinata, 1983). Suatu proses kehamilan akan terjadi bila
empat aspek penting terpenuhi yaitu ovum, spematozoa, konsepsi, dan nidasi (Depkes RI,
1992:30).
Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari ovulasi,
konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup diluar (Saifudin, Abdul Bari,
2008). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid berakhir.
(Wiknjosastro, Hanifa.2008).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, Prof.
Dr. Ida BagusGde, 2010).

2. Kehamilan Trimester II
Kehamilan trimester kedua adalah mengandung embrio atau fetus dalam tubuh 14-
28 minggu. Pada masa ini ibu hamil akan merasa lebih tenang, tentram tanpa gangguan
berarti. Pada trimester kedua janin berkembang menuju maturasi, maka pemberian obat-
obatan harus dijaga agar jangan menganggu pembentukan gigi geligi janin seperti
antibiotika, tetrasiklin, klindamisin (Astuti, 2012).
Pada usia kehamilan trimester kedua ini biasanya merupakan saat terjadinya perubahan
hormonal dan faktor lokal ( plak ) dapat menimbulkan berbagai kelainan dalam rongga
mulut, diantaranya :
1) Peradangan pada gusi, warnanya kemerahan –merahan dan mudah berdarah terutama
pada waktu menyikat gigi. Bila timbul pembengkakan maka dapat disertai dengan rasa
sakit.
2) Timbulnya benjolan pada gusi antar dua gigi yang disebut Epulis Gravidarum, terutama
pada sisi yang berhadapan dengan pipi. Pada keadaan ini, warna gusi menjadi merah
keunguan sampai kebiruan,mudah berdarah dan gigi terasa goyang. Benjolan ini dapat
membesar hingga menutupi gigi (Kemenkes RI, 2012).

3. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi


1) Sistem Reproduksi
a. Uterus
Terjadi perubahan bentuk dan ukuran uterus akibat pengaruh dari estrogen dan
progesteron. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bukit. Hubungan antara
besarnya dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, diantaranya untuk
mengetahui diagnosa apakah wanita tersebut hamil fisiologis atau hamil ganda atau
menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebaganinya (Saifudin, Abdul Bari.
2008).
1) Usia kehamilan 16 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara ½
jarak pusat ke simpisis.
2) Usia kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak dipinggir
bawah pusat.
3) Usia kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat
Umumnya seiring pembesaran uterus berotasi ke kanan. Hal ini kemungkinan
disebabkan adanya colon rektosigmoid di sebelah kiri. Hipertrofi ekstensif
(pembesaran) dan mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen. Segera setelah
bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan selalui dinding
abdomen. Kontraksi ini disebut tanda brakton hicks. Selain bertambah besar
uterus yang mengalami perkembangan desidua dan perubahan berat. Bentuk
serta posisi dinding otot menjadi kuat dan elastis. Fundus pada serviks mudah
fleksibel yang disebut tanda Mc. Donald.
b. Serviks
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi
lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak (keputihan) (Kusmiati, Yuni.
2009).
c. Vagina
Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan perjadi
hipervascularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah dan alat genetalia
interna akan membesar. Hal ini terjadi karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat
genetalia tersebut meningkat. Peningkatan sensitifitas dan meningkatkan keinginan
dan bangkitnya nafsu seksual. Khususnya selama Trimester II kehamilan.
Peningkatan Kongesti kehamilan relaksasi dingin pembuluh darah dan uterus akan
dapat menyebabkan timbulnya odema dan varices vulva (Kusmiati, Yuni. 2009).
d. Ovarium
Dalam Endokrinologi, ovarium memiliki 2 fungsi yaitu :
1) Fungsi proliferasi (generatif) yaitu sumber ovum selama masa reproduksi.
2) Fungsi Sekretorik (vegetatif) yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormon
steroid (estrogen, progesteron, androgen).
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada umur 16 minggu seterlah plasenta terbentuk, korpus luteum
mengecil (Saifudin, Abdul Bari. 2008)
e. Payudara
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut colostrum. Colostrum berasal dari asinus yang bersekresi.
Selama trimester kedua pertumbuhan kelenjar mammae meningkat secara progesif.
Kadar hormon luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi ductus
laktiferus dan jaringan lubulus alveolar sehingga pada palpasi teraba penyerapan
nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular menggantikan jaringan ikat akibatnya
jaringan menjadi lebih lunak dan lebih panjang. Peregangan ligamentum cooper
sucpensosium fibrosa berlebihan yang menompang payudara dapat dicegah dengan
menggunakan bra maternitas sesuai ukuran. Walaupun perkembangan kelenjar
mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi
terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir
(Pantikawati, Ika. 2010).
2) Sistem Endokrin
Adanya peningkatan estrogen dan progesteron serta bertambahnya pembentukan FSH
dan LH (Pantikawati, Ika. 2010).
3) Sistem Sirkulasi
Peredarahan darah pada ibu hamildipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a) Peningkatan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin.
b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro placenta.
c) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron mungkin meningkat, akibat dari faktor
tersebut dijumpai beberapa pengaruh peredaran darah, yaitu :
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi hemodilusi dengan puncak pada umur
hamil 32 minggu curah jantung akan bertambah sekitar 30% bertambahnya
hemodilusi darah mulai tampak sekitar UK 16 minggu.
2) Sel darah
Sel darah merah mungkin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim tetapi pertambahan sel darah merah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi (salah
satu penyebab gusi berdarah) dan disertai anemia fisilogis (Saifudin, Abdul Bari.
2008).
4) Sistem Perkemihan
Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang. Pada trimester
II kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen.
Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser ke arah atas.
Kongesti panggul pada masa hamil di tunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan
uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kadung kemih sampai sekitar 1500 ml.
Pada saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa
ingin berkemih, walaupun kemih haya berisi sedikit urine. (Pantikawati, Ika. 2010)
5) Sistem Respirasi
Selama periode kehamilan, sistem respirasi berubah, hal ini terjadi karena kebutuhan
O2 semakin meningkat. Disamping itu terjadi pula desakan diafragma karena
dorongan rahim. Ibu hamil bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Ibu
hamil dapat merasa lelah karena kerja jantung dan paru-paru menjadi lebih berat.
6) Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara
berjalan wanita berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya
sedikit kehilangan tonus otot.Selama trimester II mobilitas persendian akan
berkurang terutama di daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya
retensi cairan pada jaringan konektif/ jaringan yang berhubungan di sekitarnya
(Pantikawati, Ika. 2010).
7) Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat
selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar
dalam rongga perut yang mendesak orga-organ dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral, wasir (hemoroid).
Cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan
vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid, perut panas (heartburn) terjadi
karena aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah (Kusmiati, Yuni.
2009).
8) Sistem Integumen
a) Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore
stimulating hormone (MHS), pengaruh lobus hipofisis anterior, dan pengaruh
kelenjar suprsrenalis.
b) Perubahan kondidi kulit yang berubah terbalik dari keadaan semula, yang biasanya
(pada saat belum hamil) kulit kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu
pula sebaliknya.
c) Rambut menjadi lebih kering atau berminyak karena adanya perubahan hormon.

B. Konsep Hiperemesis Gravidarum


1. Definisi hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual.
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).

2. Batasan Karakteristik
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum,
menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.
1) Tingkat 1    : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi
sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
mengurang, lidah kering, mata cekung.
2) Tingkat 2     : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik,
berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan
konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
3) Tingkat 3      : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat  kesadaran, suhu badan meningkat, tensi
menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati
wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.Timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati (Sarwono P, 2007).

3. Perubahan Anatomi fisiologi


a. Sistem gasrtointestinal
Rahim yang semakin besar akan menekan rectumdan usus bagian bawah, sehingga
terjadi sembelit atau konstipansi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam
usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron. Wanita hamil sering mengalami
rasa panas di dada dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama
berada didalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah
yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Ulkus gastrium
jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrium,
biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
Sistem gastrointestinal dapat terpengaruh oleh karena kehamilan, penyebabnya adalah
faktor hormonal dan mekanis. Tingginya kadar progesteron mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan
kontaksi otototot polos. Menimbulkan gerak usus (peristaltik) makin berkurang dan
dapat menyebabkan konstipansi. Konstipansi dapat disebabkan oleh menurunnya
mobilitas usus sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk menyerap, juga usus
saling berdesakan akibat tekanan dari uterus yang membesar.(Sunarti,2013)
Pengaruh esterogen yang meningkat sehingga pengeluaran asam lambung meningkat
dan dapat menyebabkan sekresi saliva meningkat, menjadi lebih asam dan menjadi
lebih banyak, daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit kepala terutama
pada pagi hari yang disebut morning sickness. Muntah yang berlebihan sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari disebut hyperemesis gravidarum (Sunarti,2013).
b. Sistem pencernaan
Peningkatan produksi esterogen dan progesteron selama kehamilan mempengaruhi
saluran pencernaan ibu.Beberapa perubahan terjadi pada sistem pencernaan selama
kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan kadar esterogen menyebabkan penurunan sekresi asam lambung.
Kadar esterogen yang tinggi menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan
proliferasi jaringan ikat sehingga gusi mudah berdarah.
2) Peningkatan kadar progesteron menyebabkan tonus dan mobilitas otot polos saluran
pencernaan menurun.perubahan tersebut mengakibatkan nyeri ulu hati, konstipansi,
peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu. Regurgitasi esofagus,
peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik akibatnya
mengalami nyeri ulu hati.absorpsi air di usus besar meningkat sehingga terjadi
konstipansi. Selain itu, perlambatan usus, makanan kurang serat dan cairan, distensi
abdomen, serta pergeseran usus akibat kompresi dapat meningkatkan konstipansi.
Konstipansi yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan hemoroid, yaitu varises
vena directum dean anus. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu
dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama kehamilan.
c. Sistem endokrin
Perubahan pada sistem endokrin pada kehamilan bersifat kompleks dan
pemahamannya belum sempurna. Saat ini sudah jelas bahwa kehamilan jaringan
intrauterus dapat menghasilkan banyak peptide hormone steroid yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin ketika tidak hamil. Banyak hormon yang melakukan kerjanya secara
tidak langsung dengan berinteraksi dengan sitokin beserta kemikin. Selama kehamilan,
zat ini banyak mengalami perubahan.

4. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan.Faktor-faktorpredisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998).
a. Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan sertaresitensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu
respon darijaringan ibu terhadap janin.
c. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadapkehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mualdan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

5. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar esterogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran daarah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang, juga tertimbunnya
zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit,
terjadi robekan pada selaput lender esofagus dan lambung, dengan akibat perdarahan
gastrointestinal. (Dewi, Niwang Ayu, 2011)

6. Patwhay
Kehamilan

Perubahan fisiologis Perubahan pisikologis

Hormon HCG estrogen Kurang informasi

Motilitas lambung dan usus Kurang pengetahuan

Mual dan muntah Nafsu makan menurun

Cairan elektrolit keluar Penurunan status kesehatan BB turun Resiko deficit nutrisi

Kurang volume cairan Ansietas lemah

dan elektrolit

Intoleransi aktivitas
7. Kompilkasi
a. Dehidrasi
b. Ikterik
c. Takikardi
d. Alkalosis
e. Menarik diri, depresi
f. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan
mental
g. Suhu tubuh meningkat

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
1) Identitas pasien
Identitas pasien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai
dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus-
menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta
konstipasi dan demam. Selanjutnya juga dapat ditemukan berat badan yang menurun.
Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata
cekung, dan ikterus (Mitayani, 2009).
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya,
kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah (Mitayani, 2009).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga
5) Riwayat Menstruasi
a) Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun
b) Siklus 28-30 hari
c) Lamanya 5-7 hari
d) Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari
e) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah
6) Riwayat Obstetri
Berisi tentang:
a) Riwayat Kehamilan Sekarang : G.................P................A...............
b) HPHT :
c) Keluhan tiap trimester
d) Riwayat nifas:
e) Imunisasi TT :
f) Obat yang dikonsumsi : Obat ( )
7) Riwayat Perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda
8) Riwayat kehamilan dan persalinan
a) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
b) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai berat badan, tekanan darah,
dan tingkat kesadaran.

Hamil Tgl Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Nifas


Ke Partus Kehamilan partus kehamilan JK BB PB ASI Penyulit
&
Persalianan

9) Riwayat keluarga berencana


Penggunaan kontrasepsi hormonal diduga mempengaruhi terjadinya mual muntah yang
dapat mempengaruhi penyerapan mual dan muntah sehingga dapat memperparah mual
dan muntah (Tiran, 2008).

2. Pola Fungsi Kesehatan


1) Makan : Frekuensi, jenis makanan, jumlah, pantangan, dan makanan kesukaan.
2) Minum : Frekuensi, banyaknya, jenis minuman, dan minuman kesukaan.
3) Istirahat : Siang, malam, dan keluhan
4) Personal hygienie : Mandi, sikat gigi, ganti baju, ganti celana dalam dan potong kuku,
dan keramas.
5) Aktivitas: Ditempat dan dirumah
6) Hubungan Seksual: Frekuensi dan keluhan

3. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik, cukup atau
kurang untuk mengetahui tingkatan Hiperemesis Gravidarum.
2) Tanda-Tanda Vital : Pada kasus Hiperemesis Gravidarum nadi cepat, suhu
meningkat tekanan darah renda.
3) Pernapasan Frekuensi pernapasan meningkat.
4) Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa (kering atau
lembab), dan oliguria.
5) Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardia,
atau terjadinya hipotensi ortostatik.
6) Keadaan abdomen yang meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif merupakan
keadaan normal dalam kehamilan), adanya nyeri lepas atau nyeri tekan, adanya distensi,
adanya hepatosplenomegali, dan tanda Murphy dan tanda Mc.Burney’s.
7) Genitourinaria Seperti nyeri kostovertebral dan nyeri suprapubik.
8) Eliminasi Seperti perubahan pada konsistensi feces, konstipasi, dan penurunan frekuensi
berkemih.
9) Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
10) Aktivitas istirahat Istiahat kurang, terjadi kelemahan tekanan darah sistol menurun, dan
denyut nadi meningkat (>100 kali per menit).
11) Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma.
12) Keadaan janin yang meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus uterus,
dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan).
4. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urin.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hemotokrit yang meningkat menunjukkan
hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urin yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urin.

5. Diagnosa keperawatan
Menurut NANDA (2015) diagnosa keperawatan yang timbul pada klien
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
1) Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan
muntah terus-menerus.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

(SDKI, 2016)

6. Intervensi keperawatan
1) Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
Kriteria hasil :

a) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang terbukti
dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-tanda
vital dalam batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis
urin akan berada dalam batas normal.

b) Klien tidak akan muntah lagi

c) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlah yang adekuat.

Intervensi :

 Istirahatkan ibu di tempat yang nyaman

Rasional : istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang membuat


metabolisme tidak meningkat,sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan
mutah.

 Pantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi

Rasional : dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat diketahui


sejauh mana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. Tekanan darah
menurun,suhu meningkat, dan nadi menigkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan
hipovolemia.

 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus

Rasional : pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang
hilang dengan cepat,sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.

 Pantau tetes cairan infus


Rasional : jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya
kelebihan dan kekurangan cairan didalam sistem sirkulasi.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan
muntah terus-menerus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :

a) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adekuat.

b) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.

c) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.

d) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama hamil.

Intervensi :

 Kaji kebutuhan nutrisi ibu

Rasional : dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana
kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah selanjutnya.

 Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi

Rasional : untuk mengetahui sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang
berlebihan.

 Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : makanan dalam porsi kecil dapat mengurangi pemenuhan lambung dan
mengurangi kerja peristaltik usus serta memudahkan proses penyerapan.

 Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi

Rasional : makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual dan
makanan yang bervariasi untuk menambah nafsu makan ibu,sehingga diharapkan
kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi.

 Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak

Rasional : makanan yang tidak berlemak dan berminyak mengurangi rangsangan


saluran pencernaan,sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.

 Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang
pencernaan (roti kering dan biskuit)

Rasional : makanan kering tidak merangsang pencernaan dan mengurangi perasaan


mual.

 Berikan ibu motivasi agar mau menghabiskan makanan.

Rasiomal : ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum


Tujuan : dapat beraktivitas secara mandiri
Kriteria hasil :
a) Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih tinggi.
b) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas

Intervensi :

 Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang; batasi pengunjung


sesuai keperluan.

Rasional : meningkatkan istirahat dan ketenangan.

 Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi
pasif/aktif.

Rasional : tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.

 Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi progresif,


visualisasi, bimbingan imajinasi.

Rasional : meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali


perhatian dan dapat meningkatkan koping..

 Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: sedatif, agen antiansietas, contoh


diazepam (valium); lorazepam(ativan).
Rasional : membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.Anjurkan ibu untuk
beristirahat dan batas pengunjung.

7. Implementasi Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik, Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan berguna
untuk memenuhi kebutuhan klien mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal.
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Dokumentasi tindakan keperawatan ini
berguna untuk komunikasi antar tim kesehatan sehingga memungkinkan pemberian
tindakan keperawatan yang berkesinambungan (Nursalam, 2011).

8. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak
(Nursalam,2011)
DAFTAR PUSTAKA

1. Sastrawinata, S. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: ELEMAN. h 114.


2. Nursalam.(2011). Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek.Jakarta :
Salemba Medika.
3. Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2008.
4. Ida ayu, dkk 2010 “ Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB”. Jakarta :EGC
5. Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ibu I (Kehamilan). Yogyakarta:
Rohima press.
6. Kemenkes RI. Survei Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2012.
7. Abdul Bari, Saifuddin 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina
Pustaka
8. Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya Syafrudin
9. Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. “Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)‘’ Cetakan
Yogyakarta : Nufia Medika
10. Manuaba, I.B.G. 2007. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
11. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu kandungan. Edisi 2 Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
12. Sunarti, 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In media
13. Mochtar, Rustam, (1998). Sinopsis Obstrectic Jilid I. EGC: Jakarta
14. Dewi, dkk. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika.
15. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta
16. Tiran, Denise. 2008. Mual Muntah Kehamilan. Jakarta: ECG.
17. NANDA 2015
18. SDKI 2016

Anda mungkin juga menyukai