Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE KEHAMILAN


DI RST ASMIR SALATIGA

disusun oleh :

RINI MARLINA
NIM. P1337424821092

PEMBIMBING INSTITUSI
NUR KHAFIDOH S.SIT.M.KES

PRODI PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Kehamilan di RST Dr Asmir Salatiga, telah disahkan oleh

pembimbing pada:

Hari : .....

Tanggal : ....

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis Kehamilan yang telah

diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi

Profesi Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Semarang Tahun 2021.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Trya Sinuhaji Amd. Keb, S.KM. Rini Marlina


NIP. 197807182008122001 NIM. P1337424821092
Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Nur khafidoh S.SIT.M.kes


NIP. 198010262006042003

KATA PENGANTAR

2
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan
kehamilan. Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan tugas praktek kebidanan stage kehamilan
Dalam penulisan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian laporan ini:
1. Ibu Sri Rahayu , S.Kp Ns, STr keb, M.Kes Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Semarang.
2. Ibu Ida Aryanti, SSiT , M. Kes Ketua Program Studi SI Terapan Kebidanan
Semarang.
3. Ibu Nur khafidoh S.SIT.M.kes, selaku pembimbing institusi Poltekkes
Kemenkes Semarang.
4. Trya Sinuhaji Amd. Keb, S.KM. selaku pembimbing lahan praktik yang telah
memberikan selama praktik stage Kehamilan
5. Nn H sebagai subyek pasien dalam praktek kebidanan stage kehamilan.
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga
laporan ini terselesaikan
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

............. Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

3
Halaman Pengesahan..........................................................................................2
Kata Pengantar....................................................................................................3
Daftar Isi..............................................................................................................4
Laporan Pendahuluan..........................................................................................5
Asuhan Kebidanan Kehamilan............................................................................32
Pembahasan ........................................................................................................43
Daftar Pustaka.....................................................................................................46

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN TRIMESTER II

4
A. Tinjauan Teori Medis
1. Definisi kehamilan
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel
telur (ovum) dan sel mani (spermatozon) ( Sastrawinata, 1983 : 100).
Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting
terpenuhi yaitu ovum, spematozoa, konsepsi, dan nidasi (Depkes RI,
1992:30).
Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari
ovulasi, konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup diluar
(Saifudin, Abdul Bari, 2008).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari
pertama haid berakhir. (Wiknjosastro, Hanifa.2008).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm. (Manuaba, Prof. Dr. Ida BagusGde, 2010).

5
2. Definisi Kehamilan Trimester II
i. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 14 – 28 minggu
(Manjoer, Arief. 2003)
ii. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 13 – 27 minggu
(Kusmiati, Yuni. 2009).
iii. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 12 – 28 minggu
(Saifudin, Abdul Bari. 2008).
3. Perkembangan Janin Kehamilan Trimester II
Selama trimester II janin dalam rahim mengalami perkembangan sebagai
berikut (Megasari,Miratu,dkk. 2015) :.
a. Minggu ke-16
Panjang badan kira-kira 16 cm, berat 100 gram, sirkulasi fetal telah
berfungsi secara penuh, traktus renalis mulai berfungsi, terdapat reflex
menghisap dan menelan, genitalia eksterna telah tampak dan dapat
ditetapkan jenis kelaminnya.
b. Minggu ke-20
Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan, gambaran
wajah telah nyata dengan telinga yang terletak pada tempatnya yang
normal, kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh sempurna,
skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar – X, kelenjar minyak telah aktif
dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat
dirasakan oleh ibu setelah kehamilan minggu ke-18, traktus renalis mulai
berfungsi dan sebanyak 7-17 ml urin dikeluarkan setiap 24 jam
c. Minggu ke -24
Kulit sangat berkeriput karena terlalu sedikit lemak subkutan, lanugo
menjadi lebih gelap dan verniks kaseosa meningkat. Dari minggu ke – 24
dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam merespon rangsangan
(stimulus)
d. Minggu ke- 28
Perkembangan Janin: Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang
dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak
subkutan yang menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis mengalami
penurunan dari abdomen ke skrotum

6
4. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester II
Beberapa perubahan fisiologis pada kehamilan trimester II menurut
(Kusmiyati, 2009) antara lain adalah:
a. Sistem Reproduksi
1) Vulva dan vagina
Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain
menyebabkan peningkatan sensitivitas yang menyolok. Peningkatan
sensitivitas dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual
khususnya selama trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongesti
ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang berat dapat
menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises
biasanya membaik selama periode pasca partum.
2) Serviks uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Uterus: pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh
ruang amnion yang terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri.
Bentuk uterus menjadi bulat dan berangsur-angsur berbentuk lonjong
seperti telur, ukurannya kira-kira sebesar kepala bayi atau tinju orang
dewasa. Pada saat ini uterus mulai memasuki rongga peritoneum.
a) 16 minggu: Fundus uteri kira-kira terletak diantara ½ jarak pusat ke
simphisis
b) 20 minggu: Fundus uteri kira-kira terletak di pinggir bawah pusat
c) 24 minggu: Fundus uteri berada tepat di pinggir bawah pusat
Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perkembangan
desidua. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan
besar, berbentuk dan posisi. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan
elastis. Fundus pada serviks mudah fleksi yang disebut tanda Mc
Donald. Setelah minggu ke-8 korpus uteri dan serviks melunak dan
membesar secara keseluruhan. Fundus menekan kandung kemih,
menyebabkan wanita sering mengalami urinary frequency (sering
berkemih). Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah
30x25x20cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. TFU Menurut
Penamahan Per Tiga Jari

7
Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri
(minggu)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
Pertengahan pusat-processus
32
xifoidelus (px)
3 jari dibawah px
36
Pertengahan pusat-px tapi
40
melebar
Sumber: (Kusmiyati, 2009)
3) Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan
menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum. Ovulasi berhenti
namun masih dapat ditemukan korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen
dan progesteron.
4) Payudara/ Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut coluatrum. Colustrom ini
berasal dari asinus yang mulai bersekresi. Pertumbuhan kelenjar
mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Kadar
hormone luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan poliferasi
ductuss laktiferus dan jaringan lobules-alveolar sehingga pada palpasi
payudara teraba penyebaran nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular
menggantikan jaringan ikat, akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan
lebih jarang. Perengangan ligamentum cooper suspensorium fibrosa
berlebihan yang menopang payudara dapat dicegah dengan mengenaan
bra maternitas berukuran sesuai.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai
kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.
b. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang
meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ
dalam perut khususnya saluran penceraan, usus besar, kearah atas dan

8
lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering pada kehamilan. Sebagian besar
akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk
vena hemoroid. Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran
balik asam gastitik kedalam eshopagus bagian bawah.
Menurut salah satu penelitian yang dilakukan oleh (Indah and
Rohmani, 2017) menyebutkan bahwa Analisis data tentang pengaruh
konsumsi buah pisang raja sebelum makan, minum air mineral, dan jalan-
jalan pagi dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester III. Dalam
hal ini, buah pisang raja sangat bermanfaat untuk menyehatkan usus besar
sehingga bisa mencegah diare. Bukan hanya serat saja yang terdapat di
dalam buah pisang raja. Buah pisang raja juga megandung prebiotic yang
berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik atau bakteri yang bermanfaat
di dalam usus besar. Bakteri tersebut mampu menghasilkan enzim
pencernaan dan juga vitamin yang bisa digunakan untuk memperlancar
penyerapan makanan dan memperlancar buang air besar. Dengan
bertambahnya bakteri baik di dalam usus, maka secara otomatis akan
bakteri jahat di dalam usus besar akan berkurang bahkan hilang tak tersisa.
c. Sistem Respirasi
Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita hamil sering
mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas.
d. Sistem Kardiovaskuler
Pada usia kehamilan 16 minggu, muai jelas kelihatan terjadi proses
hemodilusi. Setelah 24 mingggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik
kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Perubahan auskultasi
mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantun. Peningkatan volume darah
dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang
umum terjadi selama masa hamil. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas
terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke 20 gestasi. Selain itu
murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat didengar di daerah pulmonal sampai
15 kali permenit, kemudian menetap sampai aterm. Dapat timbul palpitasi.
e. Sistem Traktus Urinaris
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai
berkurang karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester
kedua, kandung kemih tertarik ke atas dan keluar dari pinggul sejati kearah
abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih

9
bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh
hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini
membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah.
Tonus kang kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama,
pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin
berkemih walaupun hanya berisi sedikit urine.
Berdasarkan salah satu penelitian yang dilakukan oleh (Kusumawati
and Jayanti, 2018) menyebutkan bahwa salah satu ketidaknyamanan yang
sering timbul pada kehamilan adalah stres inkontinensia urin pada
kehamilan. Untuk mencegah terjadinya stres inkontinensia urin selama
kehamilan, dianjurkan untuk melaksanakan latihan otot dasar panggul
(Kegel exercises). Manfaat dari latihan otot dasar panggul yaitu dapat
meningkatkan resistensi uretra melalui kontraksi aktif muskulus
pubokoksigeus. Kontraksi muskulus pubokoksigeus ini dapat menambah
kekuatan penutupan pada uretra, meningkatkan sokongan muskuler pada
struktur panggul dan memperkuat otot dasar panggul dan periuretra yang
lemah. Latihan senam kegel ini meningkatkan tonus otot dasar panggul,
dengan menguatkan otot dasar panggul pada saat berkemih dirasakan,
individu mampu menunda episode inkontinensia urine yang berhubungan
dengan kelemahan otot panggul dan atau kelemahan pintu keluar kandung
kemih.
f. Sistem Muskulo Skeletal
Mobilitas persendian akan berkurang terutama pada daerah siku dan
pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan
konektif/ jaringan yang berhubungan disekitarnya.
g. Sisitem Intergumen
Peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, kadar MSH
pun meningkat. Mulai timbul topeng kehamilan (cloasma gravidarum)
yaitu bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu, sedangkan
diperut bawah bagian tengan biasanya tampak garis gelap yaitu spider
angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba)
bisa muncul di kulit dan biasanya di atas pinggang mulai timbul striae
gravidarum / striae livide.
h. Sistem Endokrin

10
Peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta terhambatnya
pembentukan FSH dan LH.
i. Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan pada ibu hamil sering dikaitkan dengan baik
tidaknya status gizi ibu hamil tersebut. Status gizi ibu sebelum dan selama
hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.
Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan
berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan
wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan
LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang
dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko
melahirkan BBLR.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Ermawan, Indriyani and
Kholifah, 2017) disebutkan bahwa rata-rata bayi yang dilahirkan ibu
dengan kekurangan energi kronis adalah tidak termasuk dalam klasifikasi
berat badan lahir rendah, tetapi ada 8 responden yang melahirkan dengan
klasifikasi BBLR (1500 gram- 2500 gram) sejumlah 88,9%, sebanyak 1
responden (11,1%) yang melahirkan bayi yang termasuk klasifikasi
BBLSR.
5. Perubahan Psikologis Trimester II
Trimester dua biasanya lebih menyenangkan. Tubuh wanita telah
terbiasa dengan perubahan tingkat hormone yang tinggi, morning sickness
telah hilang, ia telah menerima kehamilannya, dan ia telah menggunakan
pemikiran yang konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan
ketidaknyamanan. Selama trimester dua terjadi quickening ketika ibu
merasakan gerakan janinnya yang pertama kali. Pengalaman tersebut
menandakan pertumbuhan dan kehadiran makhluk baru dan hal ini sering
menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang benar
(Purwaningsih, 2010).
6. Kebutuhan Pada Ibu Hamil Trimester II
Kebutuhan ibu hamil trimester II adalah sebagai berikut :
a. Energi dan zat gizi

11
Ibu memerlukan tambahan energi untuk pertumbuhan janin plasenta dan
pertumbuhan jaringan-jaringan lainnya sebesar 77.000 kkal dan setara
dengan 285 kkal/ hari wanita hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan
mengandung protein.
b. Kebutuhan zat besi
Zat besi banyak dibutuhkan pada saat akan melahirkan untuk mengurangi
resiko kehilangan darah pada tubuh saat persalinan. Untuk itu kebutuhan
zat besi wanita hamil bertambah sebanyak 20 mg/ hari daripada wanita
yang tidak hamil.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Retnorini DL, Widatiningsih
S dan Masini (2018), bahwa ibu hamil perlu konsumsi bahan-bahan pangan
sumber zat besi, diantaranya daging, hati, ikan, susu, yoghurt, kacang-
kacangan, serta sayuran berwarna hijau untuk meningkatkan Hb.
Kandungan zat besi dalam kacang hijau paling banyak terdapat pada
embrio dan kulit bijinya dengan jumlah kandungan zat besi pada kacang
hijau sebanyak 6,7 mg per 100 gram kacang hijau dan salah satu
bentuk penyajian kacang hijau yang paling efektif adalah dengan sari
kacang hijau. Kacang hijau juga mengandung vitamin C yang membantu
dalam melakukan penyerapan fe dalam tubuh karena dapat merubah
bentuk feri menjadi fero.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti (2016), Bayam merah
dan madu dianggap memiliki kandungan zat besi yang terbilang tinggi.
Bayam merah dan madu ini semakin nyata khasiatnya, zat besi, asam
folat dan vitamin C yang berlimpah membuat bayam merah dan madu
membantu dalam pembentukan sel darah merah, pencegahan anemia dan
peningkatan kadar hemoglobin. Bayam merah dan madu yang
mengandung zat besi yang berfungsi membantu dalam melancarkan
sirkulasi oksigen darah. Vitamin A dan C –nya yang sama-sama
berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh dan otak
dari racun dan populasi. Vitamin C membantu penyerapan zat besi
untuk proses sistem kekebalan tubuh. Selain itu, adanya vitamin B12
dan asam folat, dimana keduanya merupakan gabungan penting untuk
pembentukan sel baru, sehingga dapat mempengaruhi Fe dalam darah
dan diharapkan terjadinya peningkatan hemoglobin.

12
Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitriani, dkk (2017)
tentang pengaruh pemberian jus jambu biji terhadap kadar Hb ibu hamil
trimester III di polindes krebet kecamatan bululawang kabupaten malang.
Penelitian tersebut mengatakan bahwa salah satu zat yang sangat
membantu penyerapan zat besi adalah vitamin C (asam askorbat). Asam
askorbat dapat diperoleh dari tablet vitamin C atau secara alami terdapat
pada buah-buahan dan sayuran. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan
zat besi nonheme 4x lipat dan dengan jumlah 200mg akan meningkatkan
absorpsi besi obat sedikitnya 30%. Pada jambu biji mengandung asam
aksorbat 2x lipat dari jeruk yaitu sekitar 87mg/100gr. Vitamin C yang
terkandung dalam jambu biji memperbesar penyerapan zat besi oleh tubuh,
sehingga tubuh diharapkan dapat menyerap zat besi secara optimal dan
meningkatkan kadar hb dalam tubuh.
c. Kebutuhan makanan berserat
Yang harus diperhatikan ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan
yang berserat TM II kehamilan, uterus semakin memesar dan semakin
menekan usus untuk mengurangi resiko obstipasi dinjurkan makan
makananan yang berserat
d. Latihan dan relaksasi
Semakin tuanya kehamilan membuat tubuh lebih perlu adanya latihan atau
olahraga bagi ibu hamil dan relaksasi untuk melenturkan otot-otot panggul
e. Personal Hygiene
Dengan tetap menjaga kebersihan diri selama hamil membuat ibu nyaman
f. Seksualitas
Pada umumnya seksualitas pada kehamilan diperbolehkan jika dilakukan
dengan hati-hati pada akhir kehamilan.
7. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II
a. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian
ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh

13
wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–
gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan
fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan
masa nifas (Kemenkes, 2013).

b. Janin kurang bergerak seperti biasa


Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi
tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death).
IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam
kandungan.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi
tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik (Kemenkes, 2013).

c. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada
trimester II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau
pengenceran darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi (Saifuddin,2009).
d. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya
disebabkan oleh peregangan pembuluh darah di otak akibat hormon
kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah,
pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan
lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita migrain
kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama
kehamilan.
e. Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin
gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Nyeri abdomen yang
tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi,

14
penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lain.
8. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester II
Ketidaknyamanan merupakann suatu perasaan yang kurang ataupun
yang tidak  menyenangkan  bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil.
kehamilan merupakan proses alamiah pada wanita yang akan menimbulkan
berbagai perubahan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, hal ini merupakan
kondisi yang normal pada wanita hamil. Beberapa ibu biasanya mengeluh
mengenai hal-hal yang membuat kehamilanya tidak nyaman dan kadang
menyulitkan ibu. Dibawah ini merupakan beberapa ketidaknyamanan ibu
hamil trimester II dan cara mengatasinya (Kusmiati, Yuni dkk. 2009), yaitu:
a. Konstipasi
Konstipasi adalah gangguan pencernaan berupa terhambatnya
pengeluaran dari sisa-sisa makanan, akibatnya, ibu mengalami kesulitan
untuk buang air besar (BAB). Biasanya, feses menjadi keras, dan perut
terasa nyeri atau mulas. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah sembelit,
dan dalam kehamilan, disebabkan oleh:
1) Meningkatnya hormon progesteron. Hormon progesteron berperan
dalam proses relaksasi pada kerja otot halus. Peningkatan hormon itu,
mengakibatkan gerakan atau mobilitas organ pencernaan menjadi relaks
atau lambat. Akibatnya, proses pengosongan lambung jadi lebih lama
dan waktu transit makanan di lambung meningkat. Selain itu, gerakan
peristaltik usus (pijatan di usus, salah satu aktivitas mencerna makanan)
juga melambat sehingga daya dorong dan kontraksi usus terhadap sisa-
sisa makanan melemah. akhirnya, sisa makanan menumpuk lebih lama
di usus dan sulit dikeluarkan.
Menurut Verghese, et al (2015), konstipasi terjadi akibat perubahan
kadar hormone yaitu peningkatan kadar progesterone yang
menyebabkan motilitas otot polos pada usus berkurang. Selain itu,
hormone relaxin yang seharusnya bekerja pada miometrium juga
berkonstribusi pada hipotilitas usus. Selama kehamilan, terjadi
peningkatan penyerapan air akibat tingginya kadar estrogen dan
progesterone yang merangsang sekresi rennin dan produksi aldosteron.
Aldosteron merangsang reabsorpsi natrium dan air dari saluran ginjal

15
dan usus. Kandungan air yang berkurang mengakibatkan kotoran
mengeras.
Sedangkan menurut Kusmiyati (2009), hormone progesteron selama
kehamilan menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan konstipasi. Selain itu juga karena perubahan pola makan.
Peningkatan kadar progesteron menyebabkan peristaltik usus lambat,
penurunan mobilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus,
penyerapan air dari calon meningkat tekanan pada usus yang membesar
karena uterus yang ukurannya semakin besar terutama pada akhir
kehamilan.
2) Perut yang membesar. Membesarnya perut ibu hamil, menimbulkan
tekanan rahim pada pembuluh darah balik panggul dan vena cava
inferior (pembuluh darah balik besar di bagian kanan tubuh, yang
menerima aliran darah dari tubuh bagian bawah). Penekanan itu
semakin memengaruhi sistem kerja usus halus dan usus besar.  Itu
sebabnya,  konstipasi sering terjadi pada kehamilan trimester kedua dan
ketiga, tatkala perut semakin besar.
3) Penekanan rektum. Semakin besarnya perut, juga berdampak lanjutan,
yaitu rektum (bagian terbawah usus besar) tertekan. Penekanan tersebut
membuat jalannya feses menjadi tidak lancar, sehingga konstipasi
terjadi.
4) Kurang serat.  Serat dibutuhkan tubuh untuk sistem pencernaan. Asupan
serat memperlancar kerja pencernaan dalam mengurai makanan, sampai
mengeluarkan feses atau kotoran. Pada orang normal sekali pun,
kekurangan serat bisa mengakibatkan konstipasi. Terlebih lagi pada ibu
hamil yang kondisinya khusus.
5) Mengonsumsi zat besi. Konsumsi zat besi dosis tinggi, misalnya, dari
suplemen, ikut andil dalam menyebabkan konstipasi.  
6) Tidak olahraga. Olahraga membuat tubuh sehat dan melancarkan proses
metabolisme di dalam tubuh. Berolahraga secara rutin, misalnya, jalan
kaki atau berenang, akan merangsang otot-otot perut dan usus, salah
satunya, memicu gerakan peristaltik usus, sehingga mencegah
konstipasi.
Adapun cara mengatasi konstipasi pada ibu hamil :

16
1) Mengkonsumsi makanan berserat setiap hari. Ibu hamil perlu
memperhatikan zat gizi makanan yang dikonsumsinya agar selalu
seimbang. Untuk itu makanan alami yang kaya akan serat yang
terkandung pada sayur-sayuran dan buah-buahan manjadi salah satu
pilihan dalam menu santapan sehari-hari untuk mencegah atau
mengatasi sembelit pada kehamilan. Contohnya buah dan sayuran yang
banyak mengandung serat alami adalah pepaya dan sayur bayam.
Menurut salah satu penelitian yang dilakukan oleh (Indah and
Rohmani, 2017) menyebutkan bahwa Analisis data tentang pengaruh
konsumsi buah pisang raja sebelum makan, minum air mineral, dan
jalan-jalan pagi dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester III.
Dalam hal ini, buah pisang raja sangat bermanfaat untuk menyehatkan
usus besar sehingga bisa mencegah diare. Bukan hanya serat saja yang
terdapat di dalam buah pisang raja. Buah pisang raja juga megandung
prebiotic yang berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik atau bakteri
yang bermanfaat di dalam usus besar. Bakteri tersebut mampu
menghasilkan enzim pencernaan dan juga vitamin yang bisa digunakan
untuk memperlancar penyerapan makanan dan memperlancar buang air
besar. Dengan bertambahnya bakteri baik di dalam usus, maka secara
otomatis akan bakteri jahat di dalam usus besar akan berkurang bahkan
hilang tak tersisa.
Berdasarkan Sulistyowati (2016) olahraga teratur, pemenuhan
cairan dan makanan berserat yang cukup dapat melancarkan BAB dan
mengurangi konstipasi pada ibu hamil trimester III. Hasil penelitian
Abidin (2017), terdapat pengaruh pemberian buah pepaya (makanan
berserat) terhadap penurunan kejadian konstipasi pada ibu hamil. Hasil
penelitian Indah dan Hakiki (2017) bahwa ibu hamil yang melakukan
olahraga selama kehamilan seperti senam hamil tidak mengalami
konstipasi.
2) Memperbanyak minum air putih. Minimal ibu hamil mengkonsumsi air
putih sebanyak 8 gelas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa saat
hamil tubuh menyerap banyak air, sehingga konsumsi air haruslah
cukup, agar ibu hamil tidak mengalami dehidrasi. Selain itu, kecukupan
air akan membantu dalam proses memperlunak feses, sehingga feses
akan lebih mudah dikeluarkan dan sembelit pada kehamilan bisa diatasi

17
dan dicegah. Selain air putih, cairan juga bisa diperoleh dari makan
berkuah atau pun jus buah yang dianggap dapat mengatasi masalah
sembelit pada ibu hamil.
3) Melakukan aktivitas fisik/ berolahraga secara teratur. Tentunya aktivitas
dan olahraga pada ibu hamil berbeda pada umumnya olahraga dan
aktivitas. Olahraga yang minimal dan tidak membahayakan ibu hamil
serta janinnya. Dengan berolahraga dan aktivitas yang dianjurkan selain
tubuh akan menjadi lebih segar dan juga lebih sehat, olahraga tersebut
juga dapat meringankan sembelit. Ibu hamil bisa melakukan jalan kaki
atau berenang. Senam Kegel juga dapat dilakukan untuk memperkuat
otot dasar panggul, membantu mempermudah pengeluaran feses, juga
mempersiapkan ibu dalam menghadapi persalinannya kelak.
4) Membatasi konsumsi suplemen zat besi. Tentunya hal ini berlaku bagi
ibu hamil yang memang sudah tercukupi akan kebutuhan zat besinya.
Selain itu mengkonsumsi suplemen vitamin C pada saat kehamilan akan
dapat membantu meringankan gejala konstipasi. Untuk hal suplemen,
baik itu zat besi, vitamin C dan zat gizi lainnya akan lebih baik bila
dikonsultasikan dengan dokter yang bersangkutan (dokter obsgyn)
mengenai seputar pemilihan suplemen ini.
5) Jangan minum obat pencahar. Bila cara-cara di atas sudah dilakukan dan
juga dijalankan akan tetapi tidak juga membantu, tentunya yang harus
digaris bawahi adalah jangan asal mengkonsumsi obat-obatan pencahar.
Untuk lebih amannya bagi ibu hamil dan juga janinnya maka perlu juga
hal ini dikonsultasikan dengan dokter yang terkait untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat lagi untuk mengatasi sembelit pada
kehamilan.
b. Gusi Berdarah
Etiologi : Hormon estrogen meningkat menyebabkan aliran darah ke
rongga mulut mempercepat laju pergantian sel-sel pelapis epitel gusi
Penanganan : berkumurlah dengan air hangat/ aitr garam, melalukan
pemeriksaan gisi teratur, menjaga gigi dan mulut dan flushing
c. Cloasma/ Perubahan Warna Areola
Etiologi: kecenderungan genetis pada peningkatan kadar estrogen dan
mungkin progesteron
Penanganan: menghindari sinar matahari secara berlebihan saat hamil

18
d. Flatus
Etiologi: Motilitas intestinal menurun mempercepat waktu pengkosongan
lambung, tekanan uterus terhadap usus besar
Penanganan: menghindari makanan yang mengandung gas, mengunyah
makanan secara sempurna, melaukan senam secara teratur, BAB tepat
waktu sesuai keinginan
e. Keputihan
Etiologi : Hiperplasi mukosa vagina, peningkatan produksi lendir dan
kelenjar endovesikal sebagai akibat dari peningkatan kadar pestrogen
Penanganan :Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari dan memakai
celana dalam yang terbuat dari katun dan hindri celana dalam yang terbuat
dari nilon
f. Sakit Punggung atas/ bawah
Etiologi : Keletihan, penambahan ukuran payudara, spasme otot karena
tekanan akar syaraf, kadar hormon yang meningkat menyebabkan castidage
didalam sendi –sendi menjadi lembek, dan kuvaktur dari vetebra
umbosakral yang meningkat saat uterus terus membesar
Penanganan : Anjurkan ibu untuk lebih banyak istrhat, gunakan bantal
waktu tidur untuk meluruskan punggung, gunakan BH yang menompang
dan dengan ukuran yang tepat, berjongkok dan bukan membungkuk untuk
meningkat setiap benda agar kaki (paha) dan bukan punggung yang akan
menahan beban dan tenaganya, dan lebarkan kaki dan letakkan satu kaki
sedikit di daerah kaki yang lainnya pada waktu membungkuk agar
terdapat dasar yang luas untuk kesinambungan.
Menurut Ummah F (2012), bahwa semakin baik body mekanik
kejadian nyeri punggung akan semakin turun. Mekanika tubuh merupakan
suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf
dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh
selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas
sehari-hari.
B. Tinjauan Teori Kebidanan
1. Menajemen Kebidanan
a. Definisi Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari

19
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Mufdilah, Hidayat A, Kharimaturrahmah I, 2012).
b. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Menurut Varney (2012) menajemen asuhan pada kebidanan terdiri dari tujuh
langkah:
1) Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi dari klien/orang
yang meminta asuhan. Data yang tepat adalah data yang relefan dengan
situasi yang sedang ditinjau.kegiatan pengumpulan data dimulia saat klien
masuk dan dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan
kebidanan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan pemeriksaan. Klasifikasi data dibagi menjadi dua yaitu
data subyektif dan data obyektif.
2) Langkah II: Interpretasi Data Dasar atau Menganalisa Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan kemudian diinterpretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Sedangkan
pengertian masalah/diagnosa adalah suatu pernyataan dari masalah
pasien/klien yang nyata atau potensial dan membutuhkan tindakan.
3) Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan
tindakan segera sebagai antisipasinya.
Langkah ketiga yaitu mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan
diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Pada langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman dan
bersifat antisipasi yang rasional/ logis.
Pada langkah III perlunya tindakan segera dan melakukan tindakan
berdasarkan masalah potensial yang sudah dirumuskan. Tindakan segera
dilakukan untuk mengantisipasi ancaman yang fatal, sehingga nyawa ibu
dan janin dapat terselamatkan.
Untuk dilakukannya tindakan antisipasi atau langkah pencegahan
bidan bisa menggunakan Skor Poedji Rochjati.
4) Langkah IV : Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera
dengan Tenaga Kesehatan Lain
Pada kondisi tertentu, seorang bidan harus melakukan tindakan segera
untuk menyelamatkan pasien. Tindakan tersebut mungkin perlu

20
melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter kandungan atau tim
kesehatan lainnya. Seorang bidan juga harus mampu mengevaluasi
kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa sebaiknya konsultasi
dan kolaborasi dilakukan.
5) Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Komprehensif/ Menyeluruh
Langkah kelima dilakukan perencanaan asuhan komprehensif atau
menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan
asuhan disusun berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi
pengetahuan, teori yang up to date, perawatan berdasarkan bukti
(evidance based), serta divalidisasikan dengan asumsi mengenai apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. Pasien perlu dilibatkan
dalam menyusun perencanaan karena pengambilan keputusan dalam
melaksanakan rencana asuhan harus disetujui oleh pasien (Sulistyawati A,
2009).
6) Langkah VI : Melaksanakan Asuhan Sesuai Perencanaan Secara Efisien
dan Aman
Menurut Sulistyawati A (2009) pelaksanaan perencanaan asuhan
dilakukan secara efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat
dilakukan oleh pasien, bidan atau anggota keluarga yang lain. Menejemen
yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan mutu
asuhan. Pelaksanaan asuhan dapan dilakukan dalam tindakan mandiri,
kolaborasi dan tindakan pengawasan.
7) Langkah VII : Melakukan Evaluasi Terhadap Asuhan yang Telah
Dilaksanakan
Menurut Sulistyawati A (2009) evaluasi meliputi tercapianya asuhan
kebidanan, efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah dan hasil
tindakan. Berupa pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan
emosional, peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien mengenai
perawatan diri, serta peningkatan kemandirian pasien dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
c. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Menurut Nursing Documentasion (1994) dalam Rukiyah AY dkk (2009)
pendokumentasian hasil asuhan merupakan catatan tentang interaksi antara
pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan yang mencatat tentang hasil
pemeriksaan prosedur, pengobatan pada pasien dan pendidikan kesehatan

21
pada pasein serta respon pasien pada semua kegiatan yang dilakukan.
Metode pendokumentasian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan adalah
dengan menggunakan SOAP :
1) S (Subyektif) : Data subyektif ini diperoleh dari hasil anamnesa
pasien. Meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan
pasien yang diderita sekarang maupun dahulu, riwayat obstetri (riwayat
haid, riwayat kehamilan sekarang dan dahulu, riwayat persalinan, nifas
dan KB ) dan psikologi, sosial, cultural dan spiritual.
2) O (Obyektif) : Data obyektif diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik
maupun penunjang pada pasien.
3) A (Analisa) : Mencatat diagnosa masalah yang telah diperoleh dari
data subyektif dan obyektif.
4) P (Penatalaksanaan) : Mencatat perencaan dan hasil asuhan yang telah
dilakukan.

22
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA NY. H, USIA 24 TAHUN, G1P0A0 USIA HAMIL 24+3 MINGGU
DI RST DR ASMIR SALATIGA
PENGKAJIAN
Tanggal : 20 Agustus 2020
Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. H 1. Nama : Tn. K
2. Umur : 24 tahun 2. Umur : 29 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMK
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Karyawan swasta
6. Suku : Jawa 6. Suku : Jawa
Bangsa Bangsa
7. Alamat : Sidomukti, 7. Alamat : Sidomukti, Salatiga
Salatiga

DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
KELUHAN UTAMA :
Ibu mengatakan nyeri punggung
Uraian keluhan utama :
Ibu mengatakan sudah 1 minggu ini mengalami nyeri punggung
RIWAYAT KESEHATAN :
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit hipertensi : pusing,
kepala berat, jantung : berdebar-debar, nyeri dada, DM : sering kencing, mudah
haus, TBC : batuk berdahak disertai darah, hepatitis : sakit perut, mual, demam,
PMS/HIV/AIDS : keputihan banyak berbau, gatal dan ibu mengatakan tidak ada
alergi makanan ataupun obat-obatan.
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis, PMS dan penyakit menurun seperti hipertensi, jantung,
DM dan tidak ada keturunan kembar.
RIWAYAT OBSTETRI

23
a. Riwayat Haid :
Menarche : 14 tahun
Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : teratur, 28 hari
Lama : 7 hari
Warna darah : merah
Leukhorea : tidak ada
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut perhari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) Hamil ke 1, usia 24+3 minggu
2) HPHT : 3 Maret 2021
3) HPL : 8 Desember 2021
4) Gerakan janin
 Pertama kali :
Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin 2 hari yang lalu
 Frekuensi dalam 12 jam : gerakan yang dirasakan masih samar
5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran khusus : tidak ada
7) Imunisasi TT : Lengkap
8) ANC : 4x
ANC Tanggal Tempat Suplemen & Masalah Tindakan/Pendkes
Ke Fe
(Jenis&Jml)
1 19-5- BPM B6 (X) 1x1 Mual, Makan sedikit tapi
2021 Asam Folat Pusing sering, istirahat
(XXX) 1x1 cukup
2 21-6- PKM Fe (XXX) Tidak ada Nutrisi
2021 1x1
Kalk (X) 1x1
3 25-7- RS Fe (XXX) Tidak ada Nutrisi
2021 1x1
Kalk (X) 1x1

24
c. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu :
Kehamilan Persalinan Nifas Kead anak
Tahun Frek ANC Keluhan/Penyakit UK Jenis Penolong JK/BB Penyulit IMD Penyulit Asi Eksklusif
sekarang

2. RIWAYAT KB : tidak pernah


a. Jika pernah :
Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas

b. Rencana Setelah Melahirkan : KB Suntik

25
3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a. Nutrisi
1) Sebelum hamil :
 Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi
Nasi : 3 x @ 1 piring sedang
Lauk : 3 x @ 1 potong sedang, jenisnya telur, tahu, tempe,
ayam, ikan
Buah : 1 x sehari, jenis pepaya, jeruk, pisang
Camilan : 1 x sehari, jenis keripik, biskuit
c) Pantangan : tidak ada
 Minum
a) Jumlah total 9-10 gelas perhari, jenis air putih
b) Susu : 1 gelas susu perhari
2) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan tidak ada perubahan selama hamil ini
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
a) Buang air kecil :
Frekuensi perhari : 7-8x, warna kuning jernih
Keluhan/masalah : tidak ada
b) Buang air besar :
Frekuensi perhari : 1x, warna kecoklatan, konsistensi lembek
Keluhan/masalah : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan tidak ada perubahan selama hamil ini
c. Personal hygiene
1) Sebelum hamil :
Mandi 2x sehari
Keramas 3x seminggu
Gosok gigi 2x sehari
Ganti pakaian 2x sehari, celana dalam 2x sehari
Kebiasaan memakai alas kaki : ibu selalu memakai alas kaki apabila
keluar rumah

26
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
selama hamil ini
d. Hubungan seksual
1) Sebelum hamil :
Frekuensi 3x seminggu
Contact bleeding : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan semenjak hamil jarang
melakukan hubungan seksual
e. Istirahat/tidur
1) Sebelum hamil :
Tidur malam 7-8 jam
Tidur siang : tidak pernah
Keluhan/masalah : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
f. Aktivitas fisik dan olahraga
1) Sebelum hamil :
Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : ibu setiap hari bekerja sebagai ibu
rumah tangga, membereskan rumah, menyuci, menyapu, menyetrika.
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
1) Merokok : ibu mengatakan tidak merokok
2) Minuman beralkohol : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol
3) Obat-obatan : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan
4) Jamu : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu
4. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 22 tahun
2) Pernikahan ini yang ke 1, sah, lamanya 11 bulan
3) Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : sangat mendukung
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : musyawarah/berdiskusi
d. Ibu tinggal serumah dengan : suami

27
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri
f. Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : belum ada
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Puskesmas oleh
bidan
i. Penghasilan perbulan : Rp 2.500.000, cukup
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa / apakah ibu berpuasa selama hamil ini : tidak berpuasa
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan : ibu dapat menerima segala
bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita maupun
pria;
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu sudah mengetahui tentang tanda
bahaya kehamilan
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin mengetahui tentang cara
mengatasi sulit buang air besar
DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 120/80 mmHg
4) Nadi : 80x/menit
5) Suhu : 36,3oC
6) RR : 20x/menit
7) BB Sebelum / : 55 kg / 63 kg
Sekarang
8) TB : 158 cm
9) LILA : 24 cm
10) IMT : 63/(1,58)2 = 63/2,49 = 25,3
b. Status Present
Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak
rontok
Mata : Simetris. Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat
Hidung : Simetris, tidak ada polip, septum di tengah
Mulut : Bibir tidak kering, tidak pucat, tidak ada stomatitis, gigi
tidak ada caries, gigi tidak ada yang berlubang, lidah
tidak kotor

28
Telinga : Simetris, tidak ada sekret
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe,
vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan
Lipat Paha : Tidak ada varises
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang
Refleks Patela : +/+
Anus : Tidak ada hemoroid
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi :
Muka : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : Simetris, membesar, putting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi areola mamae
Abdomen : Membesar sesuai dengan usia kehamilan, pusat
mendatar, tidak ada bekas luka jahitan, striae livide ada,
hiperpigmentasi linea nigra
Vulva : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
condiloma aquminata, tidak ada PPV
2. Palpasi
Leopold I : TFU teraba setinggi pusat. Bagian fundus teraba satu
bagian bulat besar lunak tidak melenting
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin.
Bagian kanan perut ibu teraba satu bagian keras memanjang
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat besar
keras melenting
Leopold IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP
3. TFU : 26 cm
4. TBJ : (26-12)x155 = 2.170
5. Auskultasi :
DJJ : 139x/menit Frekuensi : Hitungan 1 menit
d. Pemeriksaan penunjang :
Tanggal : 25 Juli 2021
Hb : 11 gr/dL
III. Analisis
Diagnosa : Ny. H, usia 23 tahun, G1P0A0 hamil 24+3 minggu janin
Kebidanan tunggal hidup intrauteri letak membujur U puka
Masalah : Nyeri punggung

29
Kebutuhan : Pendkes cara mengatasi nyeri punggung

IV. PELAKSANAAN
Tanggal : 20 Agustus 2021 Jam : 10.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin baik serta
sehat.
Hasil : Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan pada ibu tentang nyeri punggung. Nyeri punggung yang ibu
alami disebabkan oleh keletihan, penambahan ukuran payudara, spasme otot
karena tekanan akar syaraf, kadar hormon yang meningkat menyebabkan
castidage didalam sendi –sendi menjadi lembek, dan kuvaktur dari vetebra
umbosakral yang meningkat saat uterus terus membesar
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi serat,
memperbanyak air putih atau asupan cairan, olahraga teratur seperti jalan pagi
atau sore. Konsumsi buah pisang raja sebelum makan atau konsumsi pepaya
untuk memperlancar buang air besar.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, mengurangi pekerjaan yang
berat-berat.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
5. Memberikan tablet Fe 500mg (X) dengan dosis 1x1, Kalsium 500mg (X)
dengan dosis 1x1 serta menganjurkan ibu untuk mengkonsumsinya secara
teratur
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
6. Memberitahu ibu bahwa jadwal kunjungan selanjutnya yaitu 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan ibu bisa menghubungi tenaga kesehatan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang
7. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan
Hasil : Telah dilakukan

30
RST DR ASMIR Nama Pasien : Ny. H
SALATIGA Usia : 23 tahun
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
dan Jam
23-08- 1. Subyektif :
2020 Ibu mengatakan nyeri punggung berkurang setelah banyak
10.00 istirahat, menggunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan
WIB punggung, menggunakan BH yang menopang dan dengan
Rumah ukuran yang tepat, berjongkok dan bukan membungkuk untuk
Pasien mengangkat setiap benda
2. Obyektif :
a. Pemeriksaan umum

31
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5°C
BB / PB : 63 Kg / 158 cm
LILA : 24 cm
b. Palpasi
Leopold I : TFU teraba setinggi pusat. Bagian fundus
teraba satu bagian bulat besar lunak tidak melenting
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-
kecil janin. Bagian kanan perut ibu teraba satu bagian
keras memanjang
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba satu bagian
besar keras melenting
Leopold IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP
TFU : 26 cm
TBJ : (26-12)x155 = 2.170
DJJ : 140x/menit
c. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
3. Analisa :
Ny. H, Usia 23 Tahun, G1P0A0 hamil 24+6 minggu janin
tunggal hidup intrauteri letak membujur U puka
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : mengajarkan body mekanik
4. Penatalaksanaan :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa secara
umum keadaan baik, tanda-tanda vital dalam batas normal
Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan
b. Mengingatkan kembali pada ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang dan memperbanyak
asupan zat besi agar kadar hemoglobin pada tubuh ibu
tidak turun. Makanan yang mengandung zat besi yaitu

32
daging, hati, ikan, sayuran berwarna hijau, kacang-
kacangan seperti kacang hijau, bayam.
Hasil : Ibu sudah mengkonsumsi bayam, hati ayam,
kacang hijau sesuai anjuran yang diberikan
c. Mengingatkan kembali pada ibu pendkes tentang
kebutuhan gizi ibu hamil bahwa pada kehamilan awal,
gizi ibu sangat penting digunakan untuk membantu
pembentukan organ-organ janin. Ibu harus mengkonsumsi
gizi seimbang, makan makanan yang mengandung asam
folat seperti telur, brokoli, jeruk, bayam, hati sapi,
pepaya, pisang, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dll,
gunanya untuk membantu membentuk tabung syaraf
janin, mencegah beberapa cacat lahir pada bayi.
Hasil : Ibu mengerti dan telah mengikuti anjuran yang
telah diberikan
d. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga
istirahat yang cukup, mengurangi aktifitas yang berat-
berat.
Hasil : Ibu mengerti
e. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya
kehamilan trimester 2 yaitu demam tinggi (suhu tubuh
>38ºC), sakit kepala yang hebat, nyeri perut yang hebat,
perdarahan serta menganjurkan ibu untuk segera pergi ke
fasilitas kesehatan apabila menemukan salah satu tanda
bahaya tersebut.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan
f. Mengajarkan ibu tentang body mekanik yaitu posisi yang
benar saat duduk, jongkok, tidur, bangun dari tidur, cara
mengambil atau mengangkat barang dan berjalan.
Hasil : Ibu mampu menerapkan body mekanik
g. Mengingatkan kembali pada ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 1 bulan setelah periksa pertama atau
apabila terdapat keluhan sewaktu-waktu.
Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan

33
ulang
h. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin
yang diberikan secara rutin
Hasil : Ibu mengatakan selalu mengkonsumsi vitamin
secara rutin
i. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan
Hasil : Telah dilakukan

RST DR ASMIR Nama Pasien : Ny. H


SALATIGA Usia : 23 tahun
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
dan Jam
30-8-2021 1. Subyektif :
16.30 Ibu mengatakan tidak ada keluhan
WIB 2. Obyektif :
Rumah a. Pemeriksaan umum
Pasien Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,3°C
BB / PB : 63,5 Kg / 158 cm

34
LILA : 24 cm
b. Palpasi
Leopold I : TFU teraba 1 jari di atas pusat. Bagian fundus
teraba satu bagian besar bulat tidak melenting
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-
kecil janin. Bagian kanan perut ibu teraba satu bagian
keras memanjang
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba satu bagian
besar keras melenting
Leopold IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP
TFU : 27 cm
TBJ : (27-12)x155 = 2.325 gram
DJJ : 140x/menit
c. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
3. Analisa :
Ny. H, Usia 23 Tahun, G1P0A0 hamil 26 minggu janin
tunggal hidup intrauteri letak membujur U puka
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : memberikan support dan mengingatkan tentang
pendkes yang pernah diberikan
4. Penatalaksanaan :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa secara
umum keadaan baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal
Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan
b. Mengingatkan kembali pada ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang dan memperbanyak
asupan zat besi agar kadar hemoglobin pada tubuh ibu
tidak turun. Makanan yang mengandung zat besi yaitu
daging, hati, ikan, sayuran berwarna hijau, kacang-
kacangan seperti kacang hijau, bayam.
Hasil : Ibu sudah mengkonsumsi bayam, hati ayam,
kacang hijau sesuai anjuran yang diberikan
c. Mengingatkan kembali pada ibu pendkes tentang

35
kebutuhan gizi ibu hamil bahwa pada kehamilan awal,
gizi ibu sangat penting digunakan untuk membantu
pembentukan organ-organ janin. Ibu harus mengkonsumsi
gizi seimbang, makan makanan yang mengandung asam
folat seperti telur, brokoli, jeruk, bayam, hati sapi,
pepaya, pisang, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dll,
gunanya untuk membantu membentuk tabung syaraf
janin, mencegah beberapa cacat lahir pada bayi.
Hasil : Ibu mengerti dan telah mengikuti anjuran yang
telah diberikan
d. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga
istirahat yang cukup, mengurangi aktifitas yang berat-
berat.
Hasil : Ibu mengerti
e. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya
kehamilan trimester 2 yaitu demam tinggi (suhu tubuh
>38ºC), sakit kepala yang hebat, nyeri perut yang hebat,
perdarahan serta menganjurkan ibu untuk segera pergi ke
fasilitas kesehatan apabila menemukan salah satu tanda
bahaya tersebut.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan
f. Mengingatkan kembali pada ibu tentang body mekanik
yaitu posisi yang benar saat duduk, jongkok, tidur,
bangun dari tidur, cara mengambil atau mengangkat
barang dan berjalan.
Hasil : Ibu selalu menerapkan body mekanik yang telah
diajarkan
g. Mengingatkan kembali pada ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 1 bulan setelah periksa pertama atau
apabila terdapat keluhan sewaktu-waktu.
Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan
ulang
h. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin
yang diberikan secara rutin

36
Hasil : Ibu mengatakan selalu mengkonsumsi vitamin
secara rutin
i. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan
Hasil : Telah dilakukan

PEMBAHASAN

Penulis melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester II. Berdasarkan


pengkajian pertama yang dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2021 di RST DR Asmir
Salatiga penulis menemukan bahwa Ny. H berusia 23 tahun, hamil yang pertama usia
24+3 minggu dihitung dari HPHT yaitu pada tanggal 3 Maret 2021.
Berdasarkan data subyektif yang diperoleh penulis bahwa ibu mengalami
ketidaknyamanan ibu hamil yaitu 1 minggu ini nyeri punggung. Hal itu sesuai dengan
teori Nyeri punggung adalah nyeri yang terjadi pada area lumbosacral. Intensitasnya
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan karena terjadi pergeseran pusat
gravitasi dan perubahan postur tubuh akibat berat uterus yang membesar. Nyeri
punggung pada ibu hamil disebabkan oleh terjadinya perubahan pada sistem
muskuloskeletal tubuh terhadap pertumbuhan fetus dalam rahim yang mengakibatkan
terjadinya perubahan biomekanik sehingga memberikan stressor yang lebih terhadap
jaringan sekitar punggung. (Rukiyah dkk, 2009).

37
Ibu tidak merasakan adanya tanda-tanda bahaya kehamilan hal ini diperlukan
untuk melakukan deteksi dini gejala bahaya selama kehamilan diantaranya yaitu
perdarahan melalui jalan lahir, anemia, muntah terus, (Dewi dan Tri Sunarsih, 2011).
Berdasarkan riwayat kunjungan antenatal bahwa ibu rutin periksa dan dapat diketahui
bahwa ibu tidak memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan ibu dan
kehamilan ibu seperti TBC, PMS/ HIV/ AIDS, Hepatitis, jantung, Diabetes
Mellitus,hipertensi dan asma. Data pengkajian data objektif didapatkan hasil tinggi
badan 153 cm. Tinggi badan ibu secara teori normal karena > 145 cm. Tinggi badan
ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya Cephalo Pelvic
Disproportion (CPD) (Saifuddin,2010). Berat badan Ny. H pada saat kunjungan
pertama 63 kg. Selama kehamilan Ny. H mengalami kenaikan berat badan 8 kg yaitu
berat badan 55 kg sebelum hamil. Hal ini merupakan hal yang normal karena menurut
teori kenaikan berat badan selama hamil dikatakan normal bila kenaikan berat badan
adalah 6,5 kg – 15 kg (Manuaba, 2010).  Skreening dengan skor Poedji Rochjati
bahwa ibu memiliki skor awal ibu hamil yaitu skor 2 dan tidak ada faktor resiko
lainnya.
Pemeriksaan status obstetri meliputi inspeksi pada muka bahwa tidak ada
cloasma gravidarum, mamae bahwa payudara ibu membesar, putting menonjol dan
hiperpigmentasi areola, pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil bahwa ada linea
nigra dan striae gravidarum dan pada vulva tidak ada PPV (Pengeluaran Pervaginam.
Pada pemeriksaan dengan cara palpasi Leopold I Leopold I : TFU teraba 1 jari di atas
pusat. Bagian fundus teraba satu bagian besar bulat tidak melenting. Leopold II :
Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin. Bagian kanan perut ibu teraba
satu bagian keras memanjang. Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba satu
bagian besar keras melenting. Leopold IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP.
TFU : 27 cm TBJ : (27-12)x155 = 2.325 gram DJJ : 140x/menit. Hasil pemeriksaan
DJJ 140x/ menit berarti normal. Hal ini sesuai dengan teori bahwa DJJ normal adalah
120-160 x/menit (Kemenkes, 2011). Hal ini juga seuai dengan teori bahwa Fundus
uteri pada 24 minggu berada tepat di pinggir bawah pusat (Kusmiyati, 2009)
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh penulis memberikan
asuhan sesuai dengan evidance based dan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan pendidikan kesehatan
tentang cara mengatasi nyeri punggung dengan cara menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup, mengurangi pekerjaan yang berat-berat.

38
Hal ini sesuai dengan penelitian Ummah F (2012), bahwa semakin baik body
mekanik kejadian nyeri punggung akan semakin turun. Mekanika tubuh merupakan
suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam
mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Penelitian lain oleh
Wardani (2018) juga menunjukkan bahwa terdapat hubunganyang bermakna antara
mekanika tubuh dengan lowback pain
Pada kunjungan ulang 1 dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2021. Usia
kehamilan Ny. H 24+6 minggu dihitung dari HPHT. Ibu mengatakan Ibu mengatakan
nyeri punggung berkurang setelah banyak istirahat, menggunakan bantal waktu tidur
untuk meluruskan punggung, menggunakan BH yang menopang dan dengan ukuran
yang tepat, berjongkok dan bukan membungkuk untuk mengangkat setiap benda
sehingga dilanjutkan untuk tetap melanjutkan body mekanik. Pada kunjungan ke dua
dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2021. Usia kehamilan Ny. H 26 minggu dihitung
dari HPHT. Ibu mengatakan susah tidur telah teratasi, asuhan yang diberikan adalah
memberikan penkes tanda bahaya trimester II, pendidikan kesehatan tentang nuteisi
dan makanan yang bergizi bagi ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Cetakan Pertama.


Jakarta: Trans Info Media.

Ermawan, A. H., Indriyani, D. and Kholifah, S. (2017) ‘Hubungan Kekurangan


Energi Kronis Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Puskesmas Wuluhan Tahun 2016’, The
Indonesian Journal Of Health Science, 9(1), pp. 87–92.

Fitriani, dkk. 2017. Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Terhadap Kadar Hb Pada
Ibu Hamil Trimester III di Polindes Krebet Kecamatan Bululawang Kabupaten
Malang. Jurnal EDUMidwifery. Vol. 1, No. 2. Universitas Sebelas Maret

Indah, S. and Rohmani, A. Z. (2017) ‘Pengaruh Konsumsi Buah Pisang Raja, Minum
Air Mineral dan Jalan-jalan Pagi Terhadap Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil

39
Trimester III di BPS Sunarsih Yudhawati’, Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang, Vol. 5 No.1.

Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Kusmiyati, yuni. Dkk.2009. Perawatan ibu hamil (asuhan Ibu Hamil).Jakarta:


Fitramaya.

Kusumawati, W. and Jayanti, Y. D. (2018) ‘Efek Senam Hamil Terhadap Stres


Inkontinensia Urin (SIU) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tiron’,
Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(1), pp. 219–224.

Megasari, Miratu, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan I. Ed.1. Cet.2. Yogyakarta :


Deepublish.

Mufdlilah., Hidayat. A., Kharimaturrahmah, I. 2012. Konsep Kebidanan.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Purwaningsih, Wahyu, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :


Nuha Medika

Retnorini DL, Widatiningsih S dan Masini. Pengaruh Pemberian Tablet Fe dan Sari
Kacang Hijau terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil.

Saifuddin, A.B. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.

Ummah F. 2012. Nyeri Punggung pada Ibu Hamil Ditinjau dari Body Mekanik dan
Paritas di Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. SURYA: Vol.
03 No. XIII.

Varney, H,dkk. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4 vol.2, alih bahasa Lalily
Mahmudah dan Gita Trisetyati. Jakarta: EGC

Wardhani. (2018) Hubungan Mekanika Tubuh Dengan Kejadian Lowback Pain Pada
Perawat Ruang Icu Dan Hcu Rumah Sakit Awal Bros Batam. MENARA Ilmu

40
Vol. XII. No.7, Juli 2018

41

Anda mungkin juga menyukai