Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN


EMY LESTARI, S.Tr.Keb

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan dalam


Manajemen Pelayanan Kebidanan

1. ANIS FADHYLAH NIM. P07124519038


2. ZEBULAN CHANDRA KIRANA NIM. P07124519030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

“MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN


EMY LESTARI, S.Tr.Keb”

Oleh:
1. ANIS FADHYLAH NIM. P07124519038
2. ZEBULAN CHANDRA KIRANA NIM. P07124519030

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

Anita Rahmawati, S.SiT., MPH


NIP. 197108112002122001 (................................................)

Pembimbing Lahan

Emy Lestari, S.Tr.Keb


NIP. 197102251991032002 (................................................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesti Widyasih, SST., M.Keb


NIP. 197910072005012004

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini yang berjudul “Manajemen Pelayanan
Kebidanan di PMB Emi Lestari, S.Tr.Keb”. Dalam pembuatan laporan kebidanan
ini, penulis telah mendapatkan bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Joko Susilo, SKM. M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2. DR. Yuni Kusmiyati, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Hesty Widyasih. SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan yang telah banyak memberikan arahan agar terselesaikannya laporan
ini
4. Anita Rahmawati, S.SiT., MPH selaku pembimbing akademik pada stase
manajemen pelayanan kebidanan
5. Emy Lestari, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan masukan dan pengarahan sehingga dapat terselesaikannya
laporan ini
Semoga laporan kebidanan ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, 19 Januari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................................2
C. Manfaat .............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................4

BAB III PELAKSANAAN M ANAJEMEN .................................................... 16

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 23

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 28


A. Kesimpulan .....................................................................................25
B. Saran ...............................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................27

LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan adalah orang yang telah mengikuti program pendidikan yang
diakui oleh negara, telah menyelesaikan serangkaian kegiatan dan
pendidikan kebidanan, menerima kualifikasi dan terdaftar secara legal
mempunyai izin praktik kebidanan. Bidan dapat melaksanakan praktik di
rumah sakit, klinik, unit-unit kesehatan lingkungan pemukiman dan unit
pelayanan lainya. Dalam menjalankan praktik bidan berwenang untuk
memberikan pelayanan meliputi pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga
berencana dan pelayanan kesehatan masyarakat (WHO, 2014).
Praktik Mandiri Bidan (PMB) merupakan bentuk pelayanan
kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktik bidan adalah serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien
(individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki Surat Izin
Praktik Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktik pada saran
kesehatan atau program (Imamah, 2012).
Praktik Mandiri Bidan memiliki berbagai persyaratan khusus untuk
menjalankan praktiknya, seperti tempat atau ruangan praktik, peralatan,
obat–obatan. Namun pada kenyataannya PMB sekarang kurang
memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktik serta kebutuhan
kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkap, tindakan dalam
memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga
masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktik mandiri
tersebut kurang memuaskan (Rhiea, 2011).
Pelayanan yang di berikan di praktik mandiri bidan meliputi
penyuluhan kesehatan, konseling KB, antenatal care, senam hamil,
perawatan payudara, asuhan persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi,
pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil), imunisasi (ibu dan bayi),

1
kesehatan reproduksi remaja, perawatan pasca keguguran. Selain itu bidan
praktik mandiri melayani pemeriksaan untuk orang yang sakit, kemudian
memberi pelayanan kesehatan terhadap WUS (Wanita Usia Subur) serta
lansia (Imamah, 2011).
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kemampuannya bidan
juga di berikan wewenang untuk melaksanakan kegiatan praktek mandiri
sebagai salah satu cara pemerintah dalam mempercepat penurunan AKI dan
AKB. Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan yang holistik
memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kebidanan dengan
manajemen yang sesuai.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa praktik manajemen pelayanan kebidanan
komprehensif ini dapat membekali mahasiswa agar dapat melakukan
pengkajian kebutuhan organisasi pelayanan kebidanan, analisa kebutuhan
manajemen pelayanan kebidanan, perencanaan dan penetapan standar
manajemen pelayanan, pengorganisasian pelayanan kebidanan,
pengelolaan dan pelaksanaan pelayanan kebidanan, evaluasi manajemen
pelayanan kebidanan, pengendalian dan monitoring, peningkatan standar
manajemen pelayanan kebidanan dan cara mengatasi hambatan-
hambatan yang terjadi dalam manajemen pelayanan kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji kebutuhan organisasi pelayanan
kebidanan
b. Mahasiswa mampu menganalisa kebutuhan manajemen pelayanan
kebidanan
c. Mahasiswa mampu merencanankan dan menetapkan standar
manajemen pelayanan kebidanan
d. Mahasiswa mampu mengorganisasikan manajemen pelayanan
kebidanan

2
e. Mahasiswa mampu mengelola dan melaksanakan manajemen
pelayanan kebidanan
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi manajemen pelayanan kebidanan
g. Mahasiswa mampu mengendalikan dan memonitoring manajemen
pelayanan kebidanan
h. Mahasiswa mampu meningkatkan standar manajemen pelayanan
kebidanan
i. Mahasiswa mampu mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi
dalam manajemen pelayanan kebidanan
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam
menerapkan manajemen pelayanan kebidanan di Praktik Mandiri Bidan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan
menerapkan manajemen pelayanan kebidanan di Praktik Mandiri
Bidan.
b. Bagi Bidan Pelaksana di PMB Emy Lestari
Laporan manajemen ini dapat memberikan informasi tambahan bagi
bidan pelaksana di PMB dalam upaya peningkatan mutu pelayanan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen Pelayanan Kebidanan


1. Definisi Operasional
Manajemen adalah ilmu atau seni bagaimana sumberdaya secara
efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Bidan adalah seorang wanita yang telah
mengikuti dan lulus pendidikan bidan, mendapat izin dan terdaftar secara
legal untuk melakukan praktek kebidanan.
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian dari integral dari
pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan kesehatan
perempuan, bayi baru lahir dan anak balita. Manajemen pelayanan
kesehatan adalah:
a. Suatu metode pengaturan, pengorganisasian pikiran dan tindakan
dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi pasien
maupun petugas kesehatan.
b. Proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah
penemuan-penemuan, keterampilan, dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan dan berfokus pada
klien.
2. Tujuan
a. Jangka Pendek : Jumlah kunjungan meningkat.
b. Jangka Panjang : Menurunkan AKI dan AKB
3. Unsur-Unsur Tujuan Operasional Suatu Manajemen
a. WHAT : Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.
b. WHO : Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan,
beberapa yang ingin dicapai.
c. WHEN : Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

4
d. HOW : Prosedur kerjanya (SOP) jelas, sesuai dengan SPK (Standar
Pelayanan Kebidanan).
e. WHY : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan
yang jelas.
f. WHERE : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
g. WHICH : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut (lintas sektor
walaupun lintas program yang terkait).
4. Langkah – Langkah Dalam Manajemen Kebidanan
Langkah – langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan dibagi 3
yaitu:
a. P1 (Perencanaan)
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah
kegiatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(landasan dasar).
Contoh:
1) Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
2) Rencana Pelatihan untuk kader dan nakes
b. P2 (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang
dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan. Inti dari
pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau
sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan
kebidanan yang telah di tetapkan.
Contoh:
1) Puskesmas
2) Puskesmas Pembantu

5
3) Polindes dan Pembantu
4) Balai Desa
j. P3 (Penggerakan dan Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian)
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk
menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program
pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana
seseorang manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan
menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.
Contoh:
1) Pencatatan dan pelaporan (SP2TP)
2) Supervisi
3) Stratifikasi Puskesmas
4) Survey
5. Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan
Seorang Bidan haruslah berfikir logikatik, anallitis,
sistematik,teruji secara empiris, memenuhi sifat pengetahuan umum
yaitu objektif, umum dan memiliki metode ilmiah. Penerapan di dalam
Manajemen Pelayanan Kebidanan. Unsur-unsur dalam perencanaan
Pelayanan Kebidanan meliputi:
a. IN – PUT
Merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk
melaksanakan aktifitas yang meliputi :
1) Man : Tenaga yang di manfaatkan.
Contoh : Staf atau Bidan yang kompeten
2) Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
3) Material : Bahan atau materi (sarana dan prasarana) yang
dibutuhkan
4) Metode : Cara yang di pergunakan dalam bekerja atau
prosedur kerja

6
5) Minute/Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
6) Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program
b. PROSES
Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi
Manajemen Operasional dan Manajemen asuhan.
1) Perencanaan (P1)
2) Pengorganisasian (P2)
3) Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian
(P3)
c. OUT – PUT
Cakupan Kegiatan Program:
1) Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan
kebidanan (numerator), di bandingkan dengan jumlah
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
kebidanan (denominator).
2) Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan (Mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dan
sebagainya).
Contoh: Untuk BPS Out – Putnya adalah
a) Kesejahteraan ibu dan janin
b) Kepuasan Pelanggan
c) Kepuasan bidan sebagai provider
d. EFFECT
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang
diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya (Posyandu, PMB,
Puskesmas dan sebagainya) yang tersedia.
e. OUT – COME
Outcome dipergunakan untuk menilai perubahan atau
dampak (impact) suatu program, perkembangan jangka panjang
termasuk perubahan status kesehatan masyarakat.

7
B. Konsep Dasar Praktik Mandiri Bidan
1. Persyaratan Bangunan Tempat Praktik
a. Merupakan bangunan permanen dan menetap
b. Dinding dan lantai tempat praktik berwarna terang, tidak berpori dan
mudah dibersihkan
c. Lantai tempat praktik tidak licin, tidak berpori dan mudah
dibersihkan
d. Akses/pintu keluar masuk ke ruang praktik terpisah dari rumah
tinggal keluarga
e. Memiliki ruang tunggu, ruang periksa, ruang bersalin, ruang
nifas/rawat inap, kamar mandi/WC, ruang pemrosesan alat dengan
syarat- syarat tertentu.
2. Persyaratan Ruang Praktik
a. Ruang Tunggu
b. Ruang Periksa
c. Ruang Tindakan
d. Ruang Nifas/Rawat Ibu dan Bayi
e. WC/Kamar Mandi
f. Ruang Pemrosesan Alat
3. Persyaratan Prasarana
a. Sirkulasi udara 15% x Luas lantai (dalam hal tidak terpenuhi 15%,
maka bisa ditambah alat pengatur sirkulasi udara seperti: AC, kipas
angin)
b. Cahaya terang dan tidak menyilaukan
c. Pintu dapat dikunci, dan terbuka keluar
d. Tersedia sketsel, gorden yang mudah dibersihkan
e. Tersedia air mengalir
f. Tersedia sistem kelistrikan yang sesuai dengan peralatan yang
digunakan
g. Tersedia minimal 1 titik kelistrikan tiap ruangan, sedangkan khusus
ruangan tindakan minimal 2

8
h. Tersedia minimal 1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dalam
kondisi siap pakai
i. Meubelair
4. Pencatatan dan Pelaporan
a. Kesehatan ibu dan KB
b. Kesehatan anak
c. Imunisasi
d. Persalinan
e. Nifas
5. Persyaratan Peralatan
a. Set pemeriksaan obstetri gynekologi
b. Set pemeriksaan kesehatan anak
c. Set pelayanan KB
d. Set imunisasi
e. Set resusitasi bayi
f. Peralatan lain
6. Persyaratan Obat dan Bahan Habis Pakai
a. Kontrasepsi oral
b. Kontrasepsi suntik
c. Kontrasepsi implan
d. Kontrasepsi AKDR
e. Kondom
f. Obat kegawatdaruratan dan obat lainnya
g. Bahan habis pakai
7. Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan
a. SPO Pelayanan Antenatal
b. SPO Pelayanan Persalinan
c. SPO Pelayanan Nifas
d. SPO Penanganan Bayi Baru Lahir
e. SPO pelayanan KB

9
f. SPO Penanganan PER, PEB, Eklamsi
g. SPO Penatalaksanaan Rujukan
h. SPO Hemmoragic Ante Partum
i. SPO Hemmoragic Post Partum
j. SPO Penanganan Bayi Asfiksia
k. SPO Mengatasi Syok
l. SPO Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)
C. Konsep Dasar Bidan Delima
1. Definisi
Bidan Delima merupakan suatu program dari Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), untuk meningkatkan kualitas pelayanan bidan dalam
memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan masyarakat.
Dengan misi membentuk Bidan Praktek Swasta (BPS) yang mampu
memberikan pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana, bersahabat dan peduli terhadap
kepentingan pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan
pelanggan, serta kegiatan pembinaan dan pelatihan yang rutin dan
berkesinambungan. Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas
pelayanan bidan praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan
monitoring dan evaluasi. Bidan Delima melambangkan pelayanan
berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang
berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang
manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan
kode etik profesi.
2. Nilai-Nilai Bidan Delima
a. Kepatuhan
Pada standar pelayanan dianut sebagai nilai utama untuk
menekankan bahwa sebuah standar dalam pelayanan harus dipatuhi
dan dilaksanakan oleh anggota Bidan Delima.

10
b. Tumbuh Bersama
Untuk menggambarkan bahwa semua anggota Bidan Delima harus
merasakan kemajuan dan terus berusaha untuk maju secara
kelompok.
c. Keterbukaan
Nilai-nilai yang wajib dianut oleh anggota agar tercipta hubungan
yang erat dan harmonis dalam komunitas.
d. Profesionalisme
Selaras dengan nilai kepatuhan pada standar pelayanan, maka
profesionalisme diharapkan dapat menjadi semacam ‘label bagi
setiap pribadi anggota Bidan Delima.
e. Kewirausahaan
Semangat wirausaha diharapkan dapat mewarnai setiap pribadi
anggota Bidan Delima, sehingga selalu ada upaya untuk terus maju
dan tumbuh lebih baik daripada sebelumnya.
3. Manfaat Bidan Delima
a. Manfaat bagi Bidan Delima
1) Kebanggaan karena dapat memberikan pelayanan yang
terstandar.
2) Pengakuan dari berbagai pihak.
3) Pelatihan dan pembinaan rutin.
Dengan adanya program ini para bidan mendapat kesempatan
untuk mendapatkan pembinaan secara rutin dan diprioritaskan
mengikuti pelatihan dan organisasi profesi, sehingga
memberikan rasa bangga pada diri mereka karena dapat
memberi pelayanan yang berstandar dan pengakuan dari
berbagai pihak.
4) Promosi.
Selain itu melalui program ini juga dapat dijadikan sebagai
media promosi bahwa profesi bidan merupakan salah satu
pilihan tempat pelayanan kesehatan reproduksi di indonesia

11
yang telah berstandar dengan mengacu kepada ISO dengan
sentuhan gerakan moral.
b. Manfaat bagi pengelola program
1) Kebanggaan.
2) Imbalan finansial (transport & insentif).
3) Pelatihan rutin.
c. Manfaat bagi Pasien/Pelanggan
Mendapatkan pelayanan kebidanan yang aman, berkualitas dan
berstandar
d. Manfaat bagi Mitra Kerja
1) Peningkatan citra organisasi/individu dan mitra.
2) Membantu mitra dalam melaksanakan program kerja dan
mencapai sasaran kinerja.
3) Mendapatkan data/informasi akurat dan terkini mengenai
kondisi kesehatan ibu dan anak.
4) Wadah belajar dan praktek untuk peningkatan pengetahuan dan
keahlian.
5) Wadah untuk berkontribusi dalam peningkatan Kesehatan Ibu
dan Anak di Indonesia.
4. Tujuan Bidan Delima
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kebanggaan profesional bidan melalui peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
2) Meningkatkan profesionalitas Bidan.
3) Mengembangkan kepemimpinan Bidan di masyarakat.
4) Meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana.
5) Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu,
Bayi dan Anak.

12
5. Visi dan Misi
a. Visi
Bidan delima menjadi standarisasi pelayanan bidan Praktik Swasta
(BPS) di Indonesia.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di BPS.
2) Meningkatkan kompetensi BPS berdasarkan hasil penelitian dan
perkembangan praktik kebidanan terkini.
3) Mewujudkan BPS yang handal, kompeten dan profesional
dalam pelayanannya melalui standarisasi dan kegiatan monev
yang berkesinambungan.
4) Mewujudkan rasa aman, nyaman dan kepuasan bagi BPS dan
pengguna jasa.
5) Meningkatkan peran IBI dalam membina dan menjaga
profesionalitas BPS.
6. Logo Bidan Delima
a. Makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah:
1) Bidan : petugas kesehatan yang memberikan pelayanan yang
berkualitas, ramah-tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam
bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dasar selama
24 jam.
2) Delima : buah yang cantik terkenal sebagai buah yang
cantik,indah,berisi biji dan cairan manis yang melambangkan
kesuburan (reproduksi)
3) Merah : warna melambangkan keberanian dalam menghadapi
tantangan dan pengambilan keputusan yang cepat,tepat dalam
membantu masyarakat.
4) Hitam : warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan
dalam melayani kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa
membedakan.

13
5) Hati : melambangkan pelayanan bidang yang manuasiwi, penuh
kasih sayang (sayang ibu dan sayang bayi) dalam semua
tindakan/intervensi pelayanan.
b. Bidan Delima Melambangkan
Pelayanan berkualitas dalam kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun,
ramah tamah, sentuhan yang manusiawi, terjangkau dengan tindakan
kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi.
Logo/branding/merk Bidan Delima menandakan bahwa BPS tersebut
telah memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah
diuji/diakreditasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,
memberikan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan dan
kepuasan pelanggannya (Service Excellence).
7. Peran Bidan Delima
Bidan Delima dibutuhkan dalam rangka:
a. Mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan BPS, sesuai kebutuhan masyarakat.
b. Melindungi masyarakat sebagai konsumen dan bidan sebagai
provider, dari praktek yang tidak terstandar
c. Sebagai standarisasi pelayanan kebidanan bagi BPS sejalan dengan
rencana strategis IBI.
d. Menjadi standar dalam mengevaluasi pelayanan kebidanan di BPS
karena memiliki tools (perangkat) yang lebih lengkap.
e. Sebagai bagian dari pelaksanaan rencana kerja IBI dalam pelayanan
kebidanan, sekaligus untuk mempertahankan dan meningkatkan citra
IBI.
f. Sebagai tempat pilihan terbaik bagi praktik pendidikan bidan.
8. Sasaran Bidan Delima
a. Bidan Praktek Swasta minimal telah melaksanakan praktek 3 tahun
dan memiliki Surat Ijin Praktek Bidan yang masih berlaku

14
b. Mempunyai motivasi untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai
dengan standar terkini
c. Bersedia memenuhi ketentuan fasilitas, kompetensi ketrampilan,
perilaku dan pengetahuan sesuai standar.
9. Mekanisme menjadi Bidan Delima
Bagi para bidan praktik swasta yang memiliki SIPB dapat
mendaftar ke unit pelaksna ke unit pelaksana bidan delima pada wilayag
cabang, kemudian unit pelaksana cabang akan menunjuk seorang
fasilator yang akan membimbing Calon Bidan Delima (CBD) dalam
mengisi form pra kualifikasi, mempelajari kajian mendiri dan mengikuti
proses validasi. Ada beberapa tahap yang harus dilalui seorang Bidan
atau Bidan Praktek Mandiri yang ingin menjadi Bidan Delima, yaitu:
a. Untuk menjadi Bidan Delima, seorang Bidan Praktek Mandiri harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu: memiliki SIPB,
bersedia membayar iuran, bersedia membantu BPM menjadi Bidan
Delima dan bersedia mentaati semua ketentuan yang berlaku.
b. Melakukan pendaftaran di Pengurus Cabang.
c. Mengisi formulir pra kualifikasi.
d. Belajar dari Buku Kajian Mandiri dan mendapat bimbingan
fasilitator.
e. Divalidasi oleh fasilitator dan diberi umpan balik.
Prosedur validasi standar dilakukan terhadap semua jenis
pelayanan yang diberikan oleh Praktek Mandiri Bidan yang
bersangkutan. Bagi yang lulus, yaitu yang telah memenuhi seluruh
persyaratan minimal dan presedur standar, diberikan sertifikat yang
berlaku selama 5 tahun dan tanda pengenal pin, apron (celemek) dan
buku-buku. Bagi yang belum lulus, fasilitator terus memantau sampai
berhasil lulus jadi Bidan Delima.

15
BAB III
PELAKSANAAN M ANAJEMEN

PMB EMY LESTARI, S.Tr.Keb

A. Visi
Menjadi Bidan Praktek Mandiri yang terstandar dan berkualitas di wilayah
Kabupaten Purworejo.
B. Misi
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Meningkatkan cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
3. Meningkatkan sarana dan prasarana
4. Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi
5. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia
C. Motto
DELIMA
D : Diakui keberadaannya
E : Empati terhadap siapa saja
L : Lancar pelayanannya
I : Ikhlas berbakti
M : Mutu terjaga
A : Asuhan sayang ibu
D. Janji Layanan
Keselamatan Ibu dan Anak kami utamakan
E. Biodata
Nama : Emy Lestari, S.Tr.Keb
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 25 Februari 1971
Pendidikan : D-IV Kebidanan
Nama Klinik : PMB “Emy Lestari, S.Tr.Keb”
Alamat : Kelurahan Semawung Daleman RT 01 RW 03
Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo

16
Pengalaman Kerja :
10. Puskesmas Bayan Tahun 1991-1994
11. Puskesmas Kutoarjo Tahun 1994-2000
12. Puskesmas Semawung Daleman Tahun 2000-sekarang
13. Fasilitator Bidan Delima Tahun 2005-sekarang
14. Fasilitator APN Tahun 2007-sekarang
15. Penguji OSCA Tahun 2010-sekarang
Pengalaman Organisasi :
1. Pengurus IBI Cabang Purworejo (Seksi Organisasi) Tahun 2000-
2005
2. Pengurus IBI Cabang Purworejo (Sekretaris) Tahun 2005-2010
3. Pengurus IBI Cabang Purworejo (Seksi Organisasi) Tahun 2010-
sekarang
4. Ketua Bidan Delima Cabang Purworejo Tahun 2015-sekarang
5. Distric Manager Bidan Delima Tahun 2011-sekarang
6. Pengurus PKK Kelurahan Semawung Daleman (Ketua Pokja IV)
tahun 2000-sekarang
F. Jenis Pelayanan
1. ANC (antenatal care) / Pemeriksaan kehamilan
2. Persalinan normal
3. Nofas dan Neonatal
4. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
5. Imunisasi
6. Senam Hamil
7. Konseling
G. Prestasi PMB
1. KKB Mandiri Terbaik I Kabupaten Purworejo
2. Terbaik I Lomba Bidan Praktik Swasta (Mandiri) Tingkat Kabupaten
Purwofejo Tahun 2013

17
H. Jadwal Pelayanan
No Pelayanan Waktu
1. ANC (Pemeriksaan Setiap hari : Pagi pukul 06.00-07.00 WIB
kehamilan) Sore pukul 16.00-20.00 WIB
2. Persalinan normal Pelayanan 24 jam
3. Nifas dan Neonatal Setiap hari : Pagi pukul 06.00-07.00 WIB
Sore pukul 16.00-20.00 WIB
Kunjungan rumah sampai hari ke 7
4. KB (Keluarga Setiap hari : Pagi pukul 06.00-07.00 WIB
Berencana) Sore pukul 16.00-20.00 WIB
5. Imunisasi Setiap Jumat minggu ke 2 dan ke 4 pukul
13.00-17.00 WIB
6. Senam Hamil Setiap tanggal 30
7. Konseling Setiap hari : Pagi pukul 06.00-07.00 WIB
Sore pukul 16.00-20.00 WIB

I. Kerjasama Layanan
1. Dokter Keluarga dr. Christinawati
2. Puskesmas Semawung Daleman
3. Apotek Kinanti
4. PT. Buyer
J. Desain Rumah dan Klinik
Terlampir
K. Pengolahan Limbah
Pengelolaan limbah infeksius, vial, spuit dan lainnya bekerjasama dengan
Puskesmas Semawung Daleman.
L. Rekapitulasi Pembangunan Rumah dan Klinik
Terlampir
M. Fasilitas Layanan
1. Ruang
a. Ruang Pendaftaran

18
b. Ruang Tunggu
c. Ruang Pemeriksaan
d. Ruang Tindakan dan Bersalin ber-AC
e. Ruang Inap (3 ruang) dengan kamar mandi dalam, 2 tempat tidur,
kipas angin dan almari pasien
f. Ruang cuci alat
g. WC/kamar mandi
2. Peralatan
a. Tensimeter
b. Stetoskop Binoculer
c. Stetoskop Monoculer
d. Termometer
e. Tabung Oksigen dengan Regulator
f. Ambu bag dengan masker resusitasi
g. Penghisap lendir
h. Alat sterilisasi
i. Bak instrumen dengan penutup
j. Tromol
k. Bengkok
l. Partus set
m. Hecting set
n. Bidan kit
o. IUD set
p. Implan set
q. Lampu sorot (halogen UV block)
r. Dopler
s. Leanec
t. Incubator
u. Box bayi
v. Meja bayi
w. Trolu

19
x. Timbangan dewasa
y. Timbangan bayi
z. HB digital
aa. Set pemeriksaan urin
bb. Kulkas pendingin
cc. Pita pengukur
dd. Sarung tangan karet
ee. Apron
ff. Masker
gg. Kacamata pelindung
hh. Sepatu boot
ii. Pengukur panjang bayi
jj. Gunting
kk. Standart infus
3. Sarana dan Prasarana
a. Bedgyn
b. Tempat tidur
c. Meja kursi tulis
d. Kursi tunggu
e. Televisi
f. Almari pasien
g. Kendaraan operasional
h. Sarana air bersih
i. Toilet umum
j. Etalase Obat
k. Etalase kebutuhan pasien
l. Tempat sampah
4. Sarana dan Prasarana lainnya
a. Koperasi
b. Gen set
c. Alat pemadam api

20
d. Tempat mainan anak
e. Mushola
f. Halaman parkir
N. Sumber Daya Manusia
1. Tenaga Bidan 3 orang
a. Emy Lestari, S.Tr.Keb (Bidan Pengelola)
b. Fitrotul Muniroh, Amd.Keb (Asisten Bidan)
c. Nickhen Sindyana Susilo, Amd.Keb (Asisten Bidan)
2. Tenaga kebersihan 1 orang
Sumarsono (Pendidikan SLTP)
3. Tenaga rumah tangga 1 orang
Septiawati (Pendidikan SLTA)
O. Perangkat Adsministrasi
1. Formulir informed consent
2. Formulir ANC
3. Formulir Partograf
4. Formulir persalinan/nifas dan KB
5. Buku register (Ibu, Bayi, Anak dan KB)
6. Formulir laporan
7. Formulir rujukan
8. Formulir surat kelahiran
9. Formulir surat keterangan cuti
10. Buku KIA
P. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan di PMB ada 2 tempat tabungan. Tabungan I
digunakan untuk keperluan klinik dan diperoleh dari uang bersih dari layanan
setiap hari dengan jumlah sekitar Rp. 100-200.000,-. Tabungan II digunakan
untuk menggaji staff di klinik dan diperoleh dari uang bersih layanan setiap
hari dengan jumlah sekitar Rp. 100-200.000,-. Dalam pengaturan keuangan
juga memiliki anggaran khusus untuk produk Lovamil, KIA, Pocari, Susu,

21
Partus, tagihan obat dan dagangan. Berikut rincian keuangan di PMB Emy
Lestari pada bulan Desember 2019.
Keterangan Pemasukan Pengeluaran
Total uang masuk Rp. 18.737.000,-
Tabungan I Rp. 4.800.000,-
Tabungan II Rp. 4.000.000,-
Keperluan lain Rp. 2.300.000,-
Total Rp. 6.837.000,-

Q. Kinerja Pelayanan
Dari pelayanan yang telah dilakukan jumlah pelayanan/kunjungan pada bulan
Desember 2019 sebagai berikut:
No. Pelayanan Jumlah
1. ANC (Pemeriksaan kehamilan) 78
2. Persalinan normal 3
3. Nifas dan Neonatal 3
4. KB (Keluarga Berencana) 198
5. Imunisasi 81
6. Senam Hamil 10
7. Konseling 138

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada saat ini, By. K jenis kelamin perempuan tinggal di Muja muju
bersama orang tuanya yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo II.
Bayi lahir pada tanggal 12 Oktober 2019 yang berarti saat ini berumur 1 bulan 1
hari. Saat skrining imunisasi, ibu By. K mengatakan anaknya sudah mendapat
imunisasi HB0 saja saat dulu setelah lahir di rumah sakit dan saat ini ingin
bayinya mendapat imunisasi BCG. Ibu melakukan pengambilan keputusan yang
tepat dengan mengimunisasikan bayinya saat berumur 1 bulan 1 hari untuk
imunisasi BCG. Pemberian imunisasi dianjurkan sedini mungkin atau secepatnya,
tetapi pada umumnya di bawah 2 bulan. Jika diberikan setelah 2 bulan, disarankan
dilakukan tes mantoux (tuberculin) terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi
sudah terinfeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis atau belum.4
Ibu mengatakan bayinya tidak sedang ataupun pernah menderita
diare, demam dan kejang. Saat dilakukan pemeriksaan, tanda vital bayi dalam
batas normal dan saat pemeriksaan fisik tidak ada ditemukan suatu masalah.
Menurut teori dalam pemberian imunisasi anak harus dalam keadaan sehat.
Disusul dengan tidak ada kesenjangan waktu pemberian imunisasi. Dari data
objektif ditemukan keadaan anak yang sehat dan pada KMS belum dilakukan
pemberian imunisasi BCG.6
Diagnosis potensial yang mungkin akan dialami bayi adalah KIPI. KIPI
adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan pada seseorang yang terjadi
setelah pemberian imunisasi. Kejadian ini dapat merupakan reaksi vaksin ataupun
bukan. Kejadian yang bukan reaksi vaksin dapat merupakan peristiwa koinsidens
(peristiwa yang kebetulan terjadi) bersamaan atau setelah imunisasi. Maka akan
diberikan tindakan segera berupa konseling pada orang tua tentang imunisasi
BCG dan cara perawatan bekas luka. Jika bisul muncul kurang dari 1 minggu,
kemungkinan besar bayi atau anak tersebut telah terpapar kuman TB sebelumnya
sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan. Reaksi ini disebut reaksi cepat BCG
(accelerated BCG reaction).6

23
Orang tua atau pengantar perlu diberitahu bahwa 2-6 minggu setelah
imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan
dapat terjadi ulserasi selama 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut. Pentingnya edukasi setelah dilakukan imunisasi
merupakan suatu kebutuhan untuk orang tua agar tidak khawatir dengan efek
samping yang akan terjadi pada bayi. Bila ulkus mengeluarkan cairan orangtua
dapat mengkompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak,
koreng semakin membesar atau timbul pembesaran kelenjar regional (aksila),
orang tua harus membawanya ke dokter.8
Timbul indurasi (benjolan) kecil dan eritema (merah) di daerah bekas
suntikan setelah 1 atau 2 minggu kemudian, yang berubah menjadi pustula,
kemudian pecah menjadi ulkus (luka), luka akan sembuh sendiri dan
meninggalkan tanda parut. Vaksin BCG hanya perlu diberikan satu kali seumur
hidup, melalui suntikan yang dilakukan oleh dokter atau petugas medis. Vaksin
ini berisi sedikit jumlah bakteri TB yang telah dilemahkan dan akan merangsang
sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri TB nantinya. Efek samping jarang
dijumpai, bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas
dan biasanya menyembuh sendiri walaupun lambat.7
Sebelum dilakukan tindakan imunisasi bidan melakukan inform consent
pada ibu By. K serta menyiapkan vaksin. Vaksin BCG dilarutkan terlebih dahulu
dengan pelarut dan menuliskan tanggal dan waktu vaksin saat dilarutkan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui batas waktu penggunaan vaksin. Vaksin BCG hanya
boleh digunakan 3 jam setelah dilarutkan.4
Memberikan imunisasi BCG 0,05 ml di 1/3 lengan atas bayi secara
intracutan. Tempat penyuntikan BCG yang dianjurkan oleh World Health
Organization (WHO) adalah daerah lengan atas (deltoid). Berdasarkan
kesepakatan, penyuntikan dilakukan di lengan atas sebelah kanan. Setelah
penyuntikan vaksin BCG, umumnya terjadi bisul atau luka bernanah. Hal ini
dikarenakan vaksin BCG mengandung bakteri hidup sehingga penyuntikannya
akan menyerupai infeksi alamiah, dimana tubuh melakukan respons imun dan
terbentuk bisul.3

24
Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup namun telah
dilemahkan. Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis
(TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama
mycobacterium tuberculosis complex. Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang
diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis dan
frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali, tidak perlu diulang sebab
vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkan tinggi.8
Kontra indikasi BCG tidak ada larangan, kecuali pada anak yang
berpenyakit TBC atau uji mantoux positif dan adanya penyakit kulit
berat/menahun. Jika tidak terbentuk bisul, bukan berarti vaksin BCG gagal atau
tidak terbentuk proteksi sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan walaupun
bisul atau jaringan parut tidak terbentuk.6
Bisul akibat BCG tidak berbahaya. Jika timbul bisul di lokasi penyuntikan,
tidak perlu dilakukan tindakan khusus oleh orang tua. Bayi atau anak perlu
dibawa ke dokter jika terjadi bengkak yang hebat, demam tinggi, nanah yang
banyak atau yang disebabkan oleh penyuntikan yang tidak steril (bukan akibat
reaksi normal dari BCG). Komplikasi dari bisul yang mungkin terjadi adalah
infeksi sekunder bakterial jika dilakukan penanganan yang tidak tepat, misalnya
ditaburi atau dioles bahan-bahan yang tidak steril.6
Maka dari itu pada asuhan kebidanan bayi, ibu diberikan pengetahuan
tentang imunisasi BCG agar dapat mengetahui cara perawatan bekas suntikan
yang akan menimbulkan luka parut. Ibu juga diedukasi untuk segera menuju
fasilitas kesehatan bila ada keluhan dengan bayinya. Edukasi dilakukan agar
orang tua bayi tidak khawatir dengan keadaan bayinya dan menambah
pengetahuan ibu tentang imunisasi BCG.
Imunisasi BCG telah diberikan sesuai prosedur tindakan dan telah
didokumentasikan pada buku KMS bayi dan rekam medis. Fungsi
pendokumentasian pada buku KMS dan rekam medis adalah skrining status
imunisasi bayi pada jadwal imunisasi selanjutnya, selang waktu pemberian dan
tidak terjadi peyuntikan vaksin yang sama. Hal tersebut salah satu cara untuk
mencegah KIPI.

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus imunisasi BCG. Asuhan kebidanan yang diberikan
pada By. K di Puskesmas Umbulharjo II berjalan sesuai teori. Selain itu dari
penatalaksanaan kasus ini kami mendapat:
1. Asuhan kebidanan pada By. K dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada By. K dapat diidentifikasi diagnosis kebidanan
yaitu imunisasi BCG.
3. Asuhan kebidanan pada By. K dapat menentukan diagnosis potensial
yaitu KIPI.
4. Asuhan kebidanan By. K dapat menentukan antisipasi tindakan segera
yaitu dengan melakukan KIE mengenai imunisasi BCG.
5. Asuhan kebidanan By. K dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus imunisasi BCG yaitu informed consent.
6. Asuhan kebidanan By. K dengan melakukan evaluasi untuk menangani
kasus imunisasi BCG dengan memantau bayi melalui alat komunikasi.
7. Asuhan kebidanan By. K dengan melakukan pendokumentasian kasus.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
imunisasi BCG, sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat
dan tepat jika terjadi masalah. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat
mengkaji setiap informasi yang dapat menunjang analisis dengan rinci
sehingga pendokumentasian dapat dilakukan sesuai dengan managemen
kebidanan.

26
2. Bagi Bidan Pelaksana di PMB Emy Lestari
Diharapkan dapat mempertahankan pelayanan kebidanan yang
sudah sesuai prosedur seperti cara pemberian vaksin dan konseling,
informasi dan edukasi (KIE) tentang bayi yang diperlukan terkhusus
tentang imunisasi BCG. .

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan; 2013.
2. Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Trans Info Media : Jakarta
3. World Health Organization. World Health Statistic 2014. Geneva: WHO;
2014.
4. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 tahun 2017 tentang penyelenggaraan praktik bidan; 2017.
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun
2016. Jakarta: Kemenkes; 2016.
6. Kemenkes RI, 2015. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Kemenkes RI.
7. Undang-undang RI No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.
8. IBI. Panduan Pengorganisasian: Program Bidan Delima; 2015.

28

Anda mungkin juga menyukai