Anda di halaman 1dari 7

ESSAY REFLEKSI

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN


PADA NY. S UMUR 27 TAHUN G1P0A0 UK 38 MINGGU
DENGAN INDUKSI PERSALINAN
DI RSUD KRMT WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Kehamilan


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:

NAMA: RAFIA RUMADAY


NIM : G3E022007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022/2023
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lampiran 1.

ESSAY REFLEKSI

DI RUANG DEWI KUNTHI RSD KRMT WONGSONEGORO

KOTA SEMARANG

Introduction

Essay pada kasus ini menggunakan Gibs Reflection Cycle (1998), melalui
refleksi ini dapat sebagai bahan untuk pengembangan diri dan pengetahuan saya
kedepannya.

Description

Pada rotasi ketiga ini saya di stase Asuhan Kebidanan Persalinan di di


tempatkan di RSUD KRMT Wongsonegoro kota semarang tepatnya di ruangan
Dewi Kunthi dimana ruangan ini mencakup ibu bersalin yang akan melakukan
persalinan, bayi baru lahir yang kondisinya sehat tanpa ada masalah, ibu post
partum atau ibu nifas, ketiga target ini menjadi rawat gabung dalam satu ruangan..
RSUD KRMT Wongsonegoro merupak merupakan Rumah Sakit Umum Daerah
yang berdiri pada tahun 1990 dan terletak di wilayah Semarang, Jawa Tengah.
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro memiliki Visi menjadi Rumah Sakit terpercaya
dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian dan menjadi rumah sakit
rujukan lini pertama. Penatalaksanaan dalam suatu penyakit disini dilakukan
secara kopmrehensif disertai skrining kemungkinan lainnya. Umumnya ibu
bersalin yang berada diruangan dewi kunthi memilki lebih dari 1 diagnosis,
dimulai dari normal, ketuban pecah dini, abortus atau keguguran, ibu bersalin
dengan preeklamsi berat, dan lainnya. Kebanyakan disini saya mendapatkan ibu
bersalin dalam memberikan asuhan pada ibu bersalin disaat mau melakukan
persalinan kebanyakan dengan induksi persalinan

Pada saat saya masuk shift malam, ada pasien baru yaitu Ny. P G2P1A0
Hamil 39 minggu datang ke ruangan dewi kunthi dengan keluhan mules-mules
sejak jam 18.00 WIB malam, kemudian dilakukan pemeriksaan sudah pembukaan
6 cm dan ketuban belum pecah, saya dan pegawai bidan mengobservasi untuk
kemajuan persalinannya dari hasil pemantauan observasi selama 4 jam, Ny P tidak
ada kemajuan pembukaannya tetap 6 cm dan kontraksinya berkurang tidak
adekuat. Tidak lama setelah melihat hasil observasi, bidan selaku pegawai di
ruangan konsultasikan dengan dr.spOG untuk dilakukan pemasangan induksi
dengan drip oksitosin agar proses persalinannya ada kemajuan dan berjalan lancar
lalu bidan memberitahu kepada Ny. P dan keluarga akan dilakukan pemasangan
induksi persalinan, Ny. P dan keluarga setuju demi kelancaran persalinannya. Jam
01.30 WIB dipasang infus dimasukkan oksitosin sebanyak 5 Uidiberikan perinfus
dengan kecepatan pertama 10 tetes/ menit, kecepatan dinaikkan 5 tetes setiap 15
menit sampai tetes maksimal 20 tetes/ menit. Selama induksi persalinan Ny. P
mengeluh mulesnya semakin kencang dan ingin mengedan, kemudian langsung
dilakukan evaluasi jam 02.30 WIB dengan hasil pemeriksaan dalam porsio tidak
teraba, pembukaan 10 cm, air ketuban berwarna jernih , presentasi belakang
kepala, penurunan kepala di H III+, tidak ada molage, DJJ 148x menit.

Bidan selaku pegawai di ruangan bersiap untuk menolong persalinan,


saya dan pegawai bidan jga ikut membantu dalam proses persalinan Ny. P, jam
02.50 WIB bayi laki-laki Ny. P lahir normal dengan kondisi segat dan selamat,
proses lahirnya plasenta juga lancar dan alhamdulillah tidak terjadi perdarahan
postpartum, namun terdapat ribekan perineum derajat II sehinggan harus
dilakukan penjahitan perineum pada Ny. P.

Evaluation

Persalinan merupakan proses fisiologis yang akan dialami pada


kebanyakan perempuan hamil. Di dalam proses persalinan terdapat proses
pengeluran bayi, placenta, cairan ketuban, dan selaputnya. Proses persalinan dapat
berlangsung secara normal maupun resiko atau bahkan telah terjadi gangguan
proses persalinan (distocia ). Gangguan persalinan ini erat kaitannya dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan yang dikenal dengan 5 P yaitu
power, passeger, passageway, posisi, psykologis. Salah satu cara mengatasi
gangguan proses persalinan (distocia) khususnya terkait power dan passageway
adalah dengan tindakan induksi persalinan.
Setiap ibu hamil tentu menginginkan ketika saatnya persalinan nantitiba
semuanya berjalan lancar dan normal. Kemudian bayi yang dikandungselama
sembilan bulan dapat terlahir dengan selamat dan sempurna. Namun,adakalanya
persalinan normal yang diharapkan terjadi karena salah satunyadibantu oleh
tindakan induksi. Induksi persalinan adalah suatu upaya stimulasi mulainya proses
persalinan, yaitu dari tidak ada tanda-tanda persalinan, kemudian
distimulasimenjadi ada dengan menimbulkan mulas/his. Cara ini dilakukan
sebagaiupaya medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara
normal.Dan dimakalah ini akan dijelaskan tentang seluk beluk persalinan induksi.
Induksi Persalinan adalah dimulainya kontraksi persalinan sebelumawitan
spontannya untuk tujuan mempercepat kelahiran. Induksi dapat diindikasikan
untuk berbagai alasan medis dankebidanan, termasuk hipertensi aibat kehamilan,
diabetes melitus dan masalahmedis maternal lain, kehamilan pascapartum, bahaya
janin yang dicurigai(misalnya : pertumbuhan janin terhambat), faktor-faktor
logistik, jarak darirumah sakit, dan kematian janin). Dalam kondisi-kondisi
tersebut, kelahirananak tidak terlalu berisiko untuk bayi baru lahir atau janin
daripada jikakehamilan dilanjutkan (Dunn, 2017). .
Dalam tindakan pada kasus Ny, S Usia 27 G1P0A0 usia kehamilan 38
minggu datang ke rumah sakit dengan alasan datang ingin periksa keadaannya
dengan keluhan kenceng-kenceng, dilakukan pemeriksaan dalam atau vt hasil
sudah buka 6 cm, dilakukan pemantauan kemajuan persalinan setiap 4 jam namun
belum ada tambahan pembukaan masih tetap di pembukaan 6 cm lalu di
pasangkan induksi persalinan sesuai dengan advis dokter spesialis kandungan,
sehingga berdasarkan pada contoh kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dalam melakukan tindakan
pemeberian induksi.

Analysis

Oksitosin adalah obat yang paling sering digunakan untuk induksi


persalinandalam kebidanan manfaat penggunaanya adalah peningkatkan
kontraksi. Oksitosin biasanya digunakan dalam praktik kebidanan modern untuk
meningkatkan aktivitas uterus, dalam kasus dimana proese persalinan telah gagal,
dengan tujuan untuk memungkinkannya persalinan pervaginan. Penggunaan
oksitosin telah diindikasikan untuk pengobatan distosia persalinan, karena dapat
mengurangi angka sesar.

Persalinan lama atau distosia telah di gambarkan sebagai salah satu


indikasi utama untuk operasi sesar (Wci, Luo, Qi, Xu, & Frascr, 2010). Hasil
penelitian yang di lakukanlan oleh (Sousa, Gu, & vogel, 2013) yang di lakukan di
africa dan Asia bahwa persalinan dengan intervensi oksitosin sekitar,80% berhasil
bersalin secara pervaginam. Adapun induksi persalinan di lakukan pada kondisi
ketuban pecah dini, kehamilan lewat waktu, oligohidramnion, incrsia utcri,
korioamnionitis, prccklampsi bcrat, hipertensi akibat kehamilan, intrautcrine,
pendarahan antepartum, dan umbilikal abnormal arteri Doppler (posner,ct,al
2013). Induksi persalinan harusnya dilaksanakan di rumah sakit dengan peralatan
dan tenaga medis yang memadai, dan dengan dari advis dr.SpOG karena untuk
proscs intervensi persalinan dengan oksitosin rentan terjadi komplikasi antara
lain: atonía uctri, plascnta, dan crisis emocional, scrta dapat meningikan pelahiran
cesar pada induksi clcktif dll (Cunningham,2013).

Intervensi persalinan dengan oksitosin, terutama pada tingkat dosis tinggi,


mungkin memiliki efek samping potencial pada ibu dan janin, seperti takikistol
uterus dan gangguan denyut jantung janin, hal ini terjadi karena pengurangan atau
gangguan aliran darah keuang intervillous selama kontraksi. Kontraksi persalinan
normal ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar janin. Namun, ada risiko
hipoksemia dan janin asidemia jika kontraksi sangat sering dan atau
berkepanjangan (Hildo- Lopezosa, Hidalgo- Maestre, & Rodriguez- Borrego,
2016). Intervensi persalinan dengan oksitosin juga bisa berdampak terhadap
perdarahan postpartum menurut (Manuaba, 2010). Oksitosin sejumlah efek
terhadap sistema kardovaskuler yaitu aliran darah dari uterus terjadi penurunan
terutama disebabkan oleh tahanan ekstravaskuler ( kekuatan janin) disekitar
pembuluh-pembuluh darah uterus sebagai akibat peningkatan kontraksi rahim.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh ( Firmin et al, 2019) di prancis induksi
persalinan dengan oksitosin berisiko untuk terjadinya perdarahan postpartum
dengan nilai (OR=2, 03) artinya pasien yang dilakukan induksi
persalinanberpeluang untuk terjadi perdarahan postpartum 2 kali.

Conclusion and Action Plan

Dilihat dari factor risiko terjadinya komplikasi dari induksi persalinan


dengan oksitosin sudah jelas pelaksanaanya harus dilakukan di fasilitas kesehatan
yang lengkap dengan pemantauan dr.SpOG Kondisi rumah sakit pun harus sudah
memadai untuk menangani kondisi gawat darurat .

Intervensi persalinan dengan oksitosin berpeluang untuk besar versalin


secara pervaginam tetapi disisi lain banyak sekali komplikasi yang merugikan ibu
dan bayi. Seperti induksi dengan oksitosin bisa timbul kontraksi rahim yang
berlebihan yang bisa menyebabkan emboli air ketuban, fetal distress, ruptur uteri
kegagalan induksi yang membutuhkan persalinan dengan segera atau komplikasi
lainya. Mengingat pelaksanan induksi persalinan menurut teori harus di
laksanakan rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap dalam pengawasan dr.
SpOG. Hal tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, et al. (2012). Obstetric Wiliams (23, Vol. 2). Jakarta : EGC
Medical Publisher.

Firmin, M., Carles, G., Mence, B., Madhusudan, N., Faurous, E., & Jolivet,
A. (2019). Pospartum Hemorrhage . incidence, risk factors, and causes in
Western French Guiana. Journal of Gynecology Obstetrics and Human
Rerpduction, 48 (1), 55-60

Hidalgo- Lopezosa, P., Hidalgo – Maestre, M., & Rodriguez- Borrego, M. A.


(2016). Estimulacao do porto com oxitocina : Efeitos nos resultados
obstetricos c neonatatais. Revista Latino- Americana de Efermagem, 24

Posner , et al. (2013). Oxorn- Foote Human Labor & Birth (sixth edit). New
York :McGraw Hill Professional

Souza, P., Gu, A.M., & Vogel, J. P. (2013). Pattern and Outcomes of
Induction of labor in Africa and asia : A secondary Analysis of the WHO
Global Survey on Maternal and Neonatal Health. 8(6)

Wei, S., Lou, Z. C.,Qi, H, P., Xu, H., & Fraser, W. D. (2010). High-dose vs
low-dose oxytocin for labor augmentation : A systematic review. American
Journal Of Obstetrics and Gynecology, 203 (4), 296-364.

Anda mungkin juga menyukai