Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Proses Kehamilan, Fertilisasi, dan Nidasi

Mata Kuliah: Genetika & Biologi Reproduksi

Dosen pengampu: Ridha Wahyuni, SST.,M.Keb

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Risa Fatmasari 200412133

Riska Christi Haryanti 200412134

Risma Juliani 200412135

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Proses Kehamilan, Fertilitas, dan Nidasi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok dari ibu Ridha Wahyuni, SST.,M.Keb selaku dosen dari mata kuliah
Genetika & Biologi Reproduksi Bidang Studi S1 Kebidanan. Selain itu makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Proses Kehamilan, Fertilitas,
dan Nidasi bagi para pembaca juga para penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ridha Wahyuni, SST.,M.Keb


selaku dosen dari mata kuliah Genetika & Biologi Reproduksi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami dapatkan.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

19 - Agustus - 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 2

C. Tujuan………………………………………………………………………….. 2

BAB II Tinjauan Pustaka………………………………………………………………. 3

A. Proses Kehamilan………………………………………………………………. 3
1.Definisi Kehamilan…………………………………………………………... 3
2.Oogenesis…………………………………………………………………... 4
3.Spermatogenesis…………………………………………………………... 5
B. Proses Fertilisasi……………………………………………………………….. 6
C. Proses Nidasi (Implantasi)……………………………………………………... 9
1.Pengertian Nidasi………………………………………………………….. 9
2.Bagian-bagian Nidasi……………………………………………………… 9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………… 12

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….

12

B. Saran…………………………………………………………………………... 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 14
iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap pasangan suami istri menginginkan kehamilan yang sehat. Kondisi


ibu dan janin yang sehat dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak hanya
berasal dari ibu, tapi juga bisa dipengaruhi dari suami, keluarga, dan lingkungan
masyarakat. Pada dasarnya, kehamilan adalah suatu proses alamiah
(fisiologis), namun pada kondisi tertentu bisa menjadi patologis, dan jika tidak
ditangani secara tepat dapat terjadi kegawatdaruratan yang akan mengancam
jiwa ibu dan janin. Kehamilan dimulai dari proses bertemunya sel telur dan sel
sperma sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan fertilisasi sampai lahirnya janin
(Syaiuful dalam Yuliani, 2021). Proses kehamilan normalnya berlangsung
selama 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan kalender.

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam
saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian yang
menggembung dari tuba fallopi. Di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah untuk satu sel mani masuk dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (fertilisasi).
Kehamilan normal yang berlangsung selama kurang lebih 280 hari adalah salah
satu momen yang paling dikenang oleh seorang ibu.

1
Sejak menit pertama mengetahui hamil, seorang ibu dipenuhi rasa ingin tahu
seperti bagaimana proses kehamilannya terutama untuk ibu yang baru pertama
kali hamil. Kehamilan merupakan saat yang paling tepat untuk berbagi dan
merencanakan apa yang dilakukan sebagai orang tua. Dan ibu hamil akan
merasakan terjadinya perubahan baik pada perubahan fisik maupun mentalnya.

Proses yang memungkinkan awal dan perkembangan awal seorang


manusia melibatkan semua bidang ilmu. Diantaranya adalah genetika,
pematangan gamet (spermatogenesis dan oogenesis), pengangkutan ovum dan
sperma, kapasitas sperma dan reaksi akrosom, fertilisasi, pembelahan sel
(terutama mitosis dan miosis), perubahan zigot dan transport selama minggu
pertama kehidupan, implantasi, embriologi, metologi, dan malformasi konginetal
maupun abnormalitas. Diskusi yang terinci mengenai topic proses kehamilan,
fertilisasi, dan nidasi diuraikan dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan bagaimana proses kehamilan
2. Menjelaskan tentang proses fertilisasi
3. Menjelaskan tentang pengertian nidasi dan bagian-bagian dari nidasi

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses kehamilan
2. Untuk mengetahui proses fertilisasi
3. Untuk mengetahui pengertian nidasi serta bagian-bagian dari nidasi
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PROSES KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan

Menurut federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,
serta dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan adalah kondisi
fisiologis yang dapat menyebabkan perubahan pada ibu, baik secara fisik
maupun mental. Kehamilan bukan kondisi patologis seperti penyakit. Untuk
terjadinya kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi (implementasi) hasil konsepsi. (Prawirohardjo, 2014
hal 141). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin lahir. Lama
kehamilan normal dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) yaitu 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Saifuddin, 2009). Masa kehamilan
dibagi menjadi tiga trimester yang masingmasing terdiri dari 13 minggu atau
tiga bulan menurut hitungan kalender. Trimester pertama secara umum
dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12
minggu), trimester ke dua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu, dan
trimester ke tiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu). Selama
kehamilan seorang wanita akan mengalami perubahan dalam yang meliputi
perubahan fisiologis dan psikologis (Varney, dkk, 2007).

3
Sumber gambar : Rhien Morin Herlina,2013

2. Oogenesis

Oogenesis adalah asal usul pertumbuhan dan perkembangan sel telur.


Setiap bayi wanita yang dilahirkan memiliki 1-2 juta oosit primer dalam
ovarium yang dapat menjalani proses meiosis seumur hidup. Sebagian besar
oosit primer beregenerasi secara spontan (apoptosis), pada saat pubertas
jumlahnya berkurang menjadi 400.000 folikel, selanjutnya folikel yang tersisa
akan berkurang dengan laju 1000 folikel perbulan dan hanya sekitar 300-500
oosit yang akan matang dan berovulasi selama masa reproduksi wanita yang
berlangsung sekitar 35 tahun. Oogenesis dimulai sejak masa kehidupan janin
seorang wanita. Oosit primer mulai pembelahan meiosis pertamanya (replica
DNA) pada masa kehidupan janin dan tahap tersebut akan tetap bertahan
sampai masa pubertas (Chuningham et al, 2017).
4

Sumber Gambar : Samin,2016

Setiap bulan satu oosit primer menjadi matang dan menyelesaikan


pembelahan meiosis pertama sehingga menghasilkan 2 sel yang berbeda,
yaitu oosit sekunder dan badab bipolar kecil. Keduanya memiliki 22 otosom
dan 1 kromosom X. Saat terjadi ovulasi oosit sekunder akan memulai
pembelahan meiosis kedua, namun ovum tidak akan menyelesaikan
pembelahan meiosis kedua jika tidak terjadi fertilisasi (Bobak et al, 2005).

Siklus ovarium akan terjadi setiap bulan, dengan rata-rata durasi


sekitar 28 hari. Saat ovulasi ovum akan keluar dari folikel ovarium yang
pecah, yang akan ditangkap oleh infudibulum tuba uterina. Kemudian silia
tuba dan peristaltic tuba akan menggerakkan ovum ke satu arah sepanjang
tuba menuju rongga rahim. Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah
ovulasi, jika tidak terjadi fertilisasi akan terjadi degenerasi pada ovum dan
diabsorpsi tubuh (Chunningham et al, 2017).

3. Spermatogenesis

Proses spermatogenesis didalam testis pria terjadi saat masa


pubertas. Spermatosid primer yang berisi kromosom-kromosom diploid akan
mengalami pembelahan meiosis pertama yang akan menghasilkan dua
spermatosit sekunder yang haploid. Setiap spermatosit sekunder mempunyai
22 otosum dan 1 kromosom seks, satu kromosom berisi kromosom Y beserta
salinannya dan 1 kromosom berisi kromosom X beserta salinannya.
Selanjutnya kedua spermatosit akan mengalami pembelahan meiosis kedua
dan menghasilkan dua gamet yang masing-masing mengandung 1
kromosom X dan dua gamet yang masing-masing mengandung 1 kromosom
Y, gamet tersebut yang akan menjadi sperma hidup.
5

Ejakulasi sperma pada saat berhubungan seksual, normalnya mengeluarkan


200-500 juta sperma kedalam vagina. Sperma akan bertahan di dalam tubuh
wanita selama 2 sampai 3 hari.

Sumber Gambar : Rosid Marwanto,2020

B. PROSES FERTILISASI

Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan sel telur / ovum (oosit


sekunder) dan sel benih / spermatozoa yang berlangsung di ampula tuba.
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi maupun
melakukan penetrasi membrane sel ovum. (Prawirohardjo, 2014 hal 141).

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung


ovum dibuahi oleh sperma dan terjadi penyatuan ovum dan sperma. Penetrasi
zona pelusida memungkinkan terjadinya kontak antara spermatozoa dan
membran oosit. Tiga peristiwa penting terjadi dalam oosit akibat peningkatan
kadar kalsium intraseluler yang terjadi pada saat terjadi fusi antara membrane
sperma dan sel telur.
6

Ketiga peristiwa tersebut adalah blok primer terhadap polispermia. Setelah


masuk kedalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel
telur dan membran inti (nucleus) sperma pecah . Pronukleus laki-laki dan
perempuan berbentuk (zigot). Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom
memisahkan diri dan pembelahan sel pertama terjadi.

Peristiwa konsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi


ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel
telur sehingga siap untuk dibuahi

Sumber Gambar : Rhien Morin Herlina,2013

Semen yang ditumpahkan pada forniks posterior saat coitus sebanyak 3-5
cc, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks
melintasi uterus dan menuju ke tuba fallopi. Gerakan sperma didalam rongga
uterus dan tuba disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut. Jika tidak
terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami degenerasi, dan dikeluarkan melaui
vagina bersama darah menstruasi.
7

Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma akan
mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi bakal janin (embrio).

Sumber gambar : Devani dalam Situmorang dkk, 2021

Spermatozoa yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk kedalam


vitellus pada saat fertilisasi hanya satu, Pada keadaan normal, sel tubuh memiliki
46 kromosom , masing-masing ovum dan sperma memiliki 23 kromosom terdiri
dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan 1 kromosom seks. Kedua kromosom ini
akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga ovum memiliki 46 kromosom.
Bersatunya sel sperma dan ovum akan membentuk zigot.

Zigot akan mengalami pembelahan setelah 30 jam pasca konsepsi. Proses


pembelahan menjadi 2 sel disebut blastomer. Blastomer akan berjalan menuju
uterus dan terus melakukan pembelahan menjadi 4 sel, kemudian membelah lagi
menjadi 8 sel dan akhirnya zigot menjadi 12-16 blastomer yang disebut morula.
Perjalanan zigot hingga memasuki kavum uteri memerlukan waktu sekitar 3 hari
(Prawirohardjo, 2014).
8

C. PROSES NIDASI (IMPLANTASI)


1. Pengertian Nidasi

Nidasi adalah peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi pada


stadium blatokista (Blastula) umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau
belakang uterus (endometrium), dekat pada fundus uteri, jika nidasi terjadi
maka disebut kehamilan. (Prawirohardjo, 2014). Ketika blastula mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan
endometrium ini mengandung sel-sel desidua (Desmiwati dalam Situmorang
dkk, 2021). Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus,
dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya
kehamilan. Bila nidasi telah terjadi, mulailah terjadi diferensiasi zigot menjadi
morula kemudian blastula. Blastula akan membelah menjadi glastula dan
akhirnya menjadi embrio sampai menjadi janin yang sempurna di trimester 3
(Saifullah dalam Situmorang dkk, 2021).

2. Bagian-bagian Nidasi

Blastula diselubungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu


menghancurkan trofoblas dan mencairkan jaringan.

Sumber gambar : Lusiana dalam Situmorang dkk, 2021


9

Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan
masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Pada saat nidasi terkadang terjadi sedikit perdarahan akibat luka
desidua ( tanda Hartman ). Nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim
(korpus) dekat fundus uteri. Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah
diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang lebih kecil, terletak dekat ruang
exoceoloma membentuk entederm dan yolk salc. Sedangkan sel-sel yang lebih
besar, menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Sehingga terbentuk
lempeng embrional (embryonal plate) diantara ruang amnion dengan yolk salc.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigoh (embrio) akan melapisi
bagian dalam trofoblas, sehingga terbentuk sekat korionik (chorionic membrane)
yang nantinya menjadi korion. Sel-sel trofoblas terjadi menjadi 2 bagian, yaitu
sitrotofoblas (bagian dalam) dan sinsitiotrofoblas (bagian luar). Villie koriales yang
berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang disebut chorion
frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang
mendapat makanan sehingga menghilang disebut chorion leave. Dalam peringkat
nidasi trofoblas dihasilkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG) (Dewi
dalam Situmorang dkk, 2021).

Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh


dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah
dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear trophoblas) di sisi
bagian dalam dan sinsiotrofoblas (multinuclear trophoblas) di sisi bagian luar.
Kondisi ini kritis tidak hanya untuk pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi
janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan imunologik maternal. Bila
nidasi telah terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastokista.
10

Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk
endoterm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan
membentuk ruang amnion.denga ini, di dalam blastokista terdapat suatu embrional
plate yang membentuk antara dua ruangan, yakni ruangan amnion dan yolk sac.
Pertumbuhan embrio terjadi dari embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga
unsur lapisan, yakni sel-sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu
ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding
ruang amnion mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan
embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara
ruang amnion dan embrio dan dinding trofoblas. Body stalk menjadi tali pusat. Yolk
sac dan alantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat
ditemukan dalam tali pusat. Dalam tali pusat sendiri yang berasal dari bodu stalk,
terdapat pembuluh-pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular
stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian bawah tali
pusat berasal dari lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, selei
Wharton, yang berfungsi untuk melindungi 2 arteria umbilikalis dan 1 vena
umbilikalis yang berada di dalam tali pusat. Kedua arteri dan satu vena tersebut
menghubungkan satu sistem kardiovaaskular janin dengan plasenta. Sistem
kardiovaskular janin dibentuk pada kira-kira minggu ke-10. Organogenesis
diperkirakan selesai pada minggu ke-12, dan disusul oleh massa fetal dan
perinatal. Ciri-ciri tersebut perlu diketahui jika pada abortus ingin diketahui tuanya
kehamilan.
11

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan


terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh
kembang janin sampai aterm ( Manuaba dalam Situmorang dkk, 2021 ).

Proses kehamilan terjadi setelah adanya pembuahan pada sel telur.


Peluang terjadinya kehamilan menjadi lebih besar jika hubungan intim dilakukan
pada masa ovulasi. Namun, sebenarnya proses kehamilan bisa terjadi kapan
saja selama ada pembuahan pada sel telur yang telah matang. Wanita
dikatakan hamil jika pembuahan berhasil terjadi. Peluang kehamilan menjadi
lebih tinggi jika hubungan intim dilakukan pada masa ovulasi alias masa subur.
Pada wanita, ovulasi umumnya berlangsung sekitar 2 minggu sebelum hari
pertama periode menstruasi berikutnya dimulai. Pada masa ovulasi, indung telur
atau ovarium akan mengeluarkan sel telur yang telah matang dan siap untuk
dibuahi. Proses kehamilan berlanjut setelah pembuahan terjadi, dimulai dengan
sel telur berubah menjadi zigot. Setelahnya, zigot akan berkembang menjadi
embrio alias calon janin. Zigot menempel di dinding rahim selama beberapa hari
setelah proses pembuahan. Pada masa ini, wanita mungkin mulai memasuki
masa awal kehamilan dan ada kemungkinan mengalami flek kecokelatan atau
mengalami perdarahan ringan selama kira-kira 1–2 hari yang disebut dengan
perdarahan implantasi, tapi tidak semua wanita mengalaminya. Serta tujuan dari
pembuatan makalah ini untuk mengetahui proses kehamilan , proses fertilisasi,
dan proses nidasi.
12

B. SARAN

Saran yang dapat kelompok berikan perlu adanya promosi kesehatan


ataupun penjelasan kepada pasangan calon pengantin ataupun wanita usia subur
untuk memahami bagaimana proses terjadinya kehamilan agar terjadinya
kehamilan yang sehat terutama juga untuk remaja yang masih dalam pendidikan
sekolah.
13

DAFTAR PUSTAKA

Nugrawati, N., ST, S., & Amriani, S. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Penerbit
Adab.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan dan Ginekologi. PT. Bina Pustaka

Retnowati, Y., Yulianti, I., & Ariyanti, R. (2020). Pengantar Asuhan Kehamilan.

Situmorang, dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Buku Ajar. CV.
Pustaka EL Queena

Yuliani, dkk. 2021. Asuhan Kehamilan. Buku Ajar. Yayasan Kita Menulis
14

Anda mungkin juga menyukai