Oleh :
HENI PURWANTI
NIM . 202208058
2022
i
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
ridho Allah SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis . Tak ada gading yang tak retak, dan
kita tahu semua walaupun manusia merupakan makhluk yang sempurna ciptaan
Allah SWT dari makhluk lainnya, tetapi tak ada satupun manusia yang tak luput
dari kesalahan, jadi apabila ada kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf
sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang mendukung untuk kebaikan makalah ini
sangat kami harapkan, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua, amin.
Heni Purwanti
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
A. Konsep Berpikir Keritis .................................................................... 3
1. Berpikir kritis ................................................................................. 4
2. Pengertian ....................................................................................... 5
3. Karakteristik Berpikir Kritis .......................................................... 6
4. Fungsi Berpikir Kritis ..................................................................... 7
5. Tingkatan Berpikir Kritis................................................................ 7
6. Model Berpikir Kritis ..................................................................... 8
7. Aspek-Aspek Dalam Berpikir Kritis .............................................. 8
8. Unsur-Unsur Dalam Berpikir Kritis ............................................. 10
9. Pentingnya Berpikir Kritis ............................................................ 12
10. Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis ....................... 14
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 16
A. Analisis Penerapan Kemampuan Berpikir Kritis ........................... 16
1. Jurnal I .......................................................................................... 18
2. Jurnal II ......................................................................................... 19
3. Jurnal III ....................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 23
A. Kesimpulan ..................................................................................... 23
B. Saran ................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 24
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan
yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-
ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak
terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar. Keterampilan kognitif yang
digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual,
evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan. Berpikir
kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk
pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan
mandiri (Insani et al. 2017).
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara
berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan
persepsi, sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari
konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen
berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik,
sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan
keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis (Insani et al. 2017).
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan
masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis, diawali
dari pengkajian data (data subjektif dan objektif) dianalisis sehingga
didapatkan diagnosa kebidanan aktual dan potensial, masalah dan
kebutuhan, adanya perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, sistem
dokumentasi Subjektif, Objektif, Manajemen asuhan kebidanan yang
dilakukan akan dipertanggungjawabkan melalui Assesment, Planning (SOAP)
serta catatan perkembangan. Seorang profesi bidan, sangat penting untuk
1
2
B. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan
berfikir kritis dalam kehidupan sebagai seorang bidan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.
f. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
g. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan
yang akan diambil.
4. Fungsi Berpikir Kritis Dalam Kebidanan
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam
kebidanan adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas kebidanan sehari-hari.
b. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam kebidanan.
c. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah kebidanan.
d. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
e. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
f. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam kebidanan.
g. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam kebidanan.
h. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data kebidanan.
i. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas kebidanan.
j. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan
kesimpulan yang dilakukan.
k. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam kebidanan.
l. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
m. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
kebidanan.
8
k. Integritas
Pemikir kritis mempertanyakan dan menguji pengetahuan dan
keyakinan pribadinya seteliti mereka menguji pengetahuan dan
keyakinan orang lain. Integritas pribadi membangun rasa percaya dari
sejawat dan bawahan. Orang yang mempunyai integritas dengan cepat
berkeinginan untuk mengakui dan mengevaluasi segala
ketidakkonsistenan dalam ide dan keyakinannya.
l. Ketekunan
Pemikir kritis terus bertekad untuk menemukan solusi yang efektif
untuk masalah perawatan klien. Solusi yang cepat adalah hal yang tidak
dapat diterima. Perawat belajar sebanyak mungkin mengenai masalah,
mencoba berbagai pendekatan untuk perawatan, dan terus mencari
sumber tambahan sampai pendekatan yang tepat ditemukan.
m. Kreativitas
Kreativitas mencakup berpikir original. Hal ini berarti menemukan
solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisional. Sering kali klien
menghadapi masalah yang membutuhkan pendekatan unik.
n. Standar untuk Berpikir Kritis
Paul (1993) menemukan bahwa standar intelektual menjadi universal
untuk berpikir kritis. Standar professional untuk berpikir kritis mengacu
pada kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria unuk
tanggung jawab dan tanggung gugat professional. Penerapan standar ini
mengharuskan perawat menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan
individu atau kelompok. (Kataoka-Yhiro & Saylor, 1994 ).
6. Pentingnya Berpikir Kritis
PEMBAHASAN
18
19
dengan prilaku PHBS atau Pola Hidup Bersih dan Sehat, apa saja
keuntungan da bagaimana cara-cara sederhana untuk melakukan tugas
tersebut.
2. Jurnal II (Nasional)
Judul jurnal penelitian yaitu “Asuhan Kehamilan Dalam Perspektif
Budaya Jawa Di Desa Labuhan Labo Kecamatan Padangsidimpuan
Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2015” yang disusun dan di teliti
oleh Juwarni (2015). Dalam jurnalnya setelah di telaah masalah dalam
jurnal tersebut yaitu Indikator kesejahteraan suatu bangsa salah satunya
diukur dari besarnya angka kematian saat persalinan. Makin tinggi angka
kematian tersebut, makin rendah kesejahteraan suatu bangsa. Selain
menunjukkan derajad kesehatan masyarakat dan tingkat kesejahteraan
masyarakat, juga menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan. Di Indonesia
angka kematian ibu masih merupakan masalah yang menjadi perioritas di
bidang kesehatan.
Warga Masyarakat Desa Labuhan Labo pada umumnya Suku Jawa
masih melakukan berbagai tradisi jawa. Ibu Hamil di Desa Labuhan Labo
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan selain ke tenaga kesehatan juga
dilakukan ke dukun, dimana dukun sangat dipercaya dalam memeriksa
kehamilan.Data Puskesmas Pal IV Pijorkoling Wilayah Desa Labuhan Labo
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara jumlah ibu hamil 621 jiwa dan yang
mengalami resiko tinggi 124 jiwa (25,1%) pada tahun 2013.Informasi yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan resiko tinggi ibu
hamil tersebut yang paling banyak di temukan adalah anemia selama
kehamilan yang kemungkinann disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan
suplemen zat besi saat hamil.
Survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Labuhan
Labo Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara pada bulan Januari tahun
2015 menemukan beberapa ibu hamil. Ibu hamil tersebut pemeriksaan
kehamilannya ke bidan sesuain anjuran yang telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu minimal 4 kali selama kehamilan tetapi masih ditemukan
ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke dukun, melakukan ritual
20
adat istiadat, masih percaya terhadap kebiasaan (pijatan urut perut), mitos-
mitos pantang makanan tertentu dan informasi dari bidan bahwa ada ibu
hamil yang mengalami anemia yang kemungkinan akibat kurang
mendapatkan nutrisi seimbang dalam jangka waktu yang lama.
Sebagai Bidan yang berpikir kritis dengan kasus seperti ini sejatinya
dan sebaiknya harus bekerja sama Bersama intas sector, kader dan para tetua
bagaimana menjelaskan dampak anemia terhadap warga, sehinggan tidak
menyianyiakan apapun yang di program kan oleh tenaga kesehatan, dan
edukasi bagaimana penerapan ANC yang terpadu sehingga dapat
mengurangi resiko buruk kehamilan ataupun bayi.
3. Jurnal III (Internasional)
Jurnal III yang berjudul ”An ethnographic investigation of the
maternity healthcare experience of immigrants in rural and urban Alberta,
Canada” dalam penelitian ini yang disusun oleh (Higginbottom et al. 2016),
masalah yang terjadi dalam penelitian ini ialah Kanada adalah salah satu
negara penerima imigran teratas di dunia. Populasi imigran mungkin
menghadapi hambatan struktural dan individu dalam akses dan navigasi
layanan kesehatan di negara baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menghasilkan pemahaman baru tentang proses yang melanggengkan
kerugian imigran dalam perawatan kesehatan maternitas atan kehamilan ,
dan menyusun intervensi potensial yang dapat meningkatkan pengalaman
dan hasil persalinan bagi perempuan imigran di Kanada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan komunikasi,
kurangnya informasi, kurangnya dukungan sosial (isolasi), kepercayaan
budaya, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, dan biaya pengobatan
dan pelayanan hambatan potensial terhadap akses dan navigasi layanan
persalinan oleh perempuan imigran di Kanada. Memiliki layanan yang
berhasil diakses dan dinavigasi, perempuan imigran sering menghadapi
tantangan tambahan yang mempengaruhi tingkat kepuasan dan kualitas
perawatan mereka, seperti kurangnya pemahaman tentang proses informed
consent, kurangnya dianggap oleh para profesional untuk informasi rahasia
21
A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat
digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Kemapuan berpikir
kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan
dan efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir secara kritis
menantang individu untuk menelaah asumsi tentang informasi terbaru dan untuk
menginterprestasikan serta mengevaluasi uraian dangan tujuan mencapai
simpulan suatu perspektif baru.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai seorang individu atau seorang bidan bisa berpikir
secara kritis, sehingga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Serta
dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
23
DAFTAR PUSTAKA
Insani, Aldina Ayunda et al. 2017. “‘Berpikir Kritis’ Dasar Bidan Dalam
Manajemen Asuhan Kebidanan.” Journal of Midwifery 1(2): 21.
Rachmawati, Faika, Taufik Suhendar, and Tri Suratmi. 2022. “Perilaku Pencarian
Pelayanan Kesehatan Dan Sanitasi Lingkungan Kampung Naga
Tasikmalaya.” Journal Of Human And Education (JAHE) 2(1): 19–26.
24
25
LAMPIRAN