Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODELOGI KEPERAWATAN

KOSEP BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

KELOMPOK 2 (DUA)
1. HILMIATI
2. BQ.YUPITA ZULIATUL RAHMI
3. MULYANI
4. PITRIANI

PROGRAM STUDI PERAWAT (DIII) FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NAHDATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Metodelogi Keperawatan”.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang Metodelogi Keperawatan dalam
Keperawatan agar dapat diterapkan dalam praktek keperawatan, serta diajukan demi memenuhi
tugas mata kuliah Metodelogi Keperawatan Semester Ganjil.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan


mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir karitis
merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan
proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas
tentang komponen berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari
defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan
kreatif, krakteristik berfikir kritis,pemecahan masalahdan langka-langka pemecahan
masalah,proses pengambilan keputusan,fungsi berfikir kritis,model pebggunaan
atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk
berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan
dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian
asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan
cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun
obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya  pengetahuan baru,
seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif
dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun orang
lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih
mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua
proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian berpikir kritis dalam keperawatan ?
2. Apa manfaat berpikir kritis dalam keperawatan ?
3. Apa fungsi berpikir kritis dalam keperawatan ?
4. Bagaimana asumsi berpikir kritis dalam keperawatan ?
5. Apa saja elemen berpikir kritis dalam keperawatan ?
6. Apa saja model berpikir kritis dalam keperawatan ?
7. Bagaimana cara menganalisis berpikir kritis dalam keperawatan ?
8. Bagaimana cara berpikir logis dan kreatif dalam keperawatan ?
9. Apa saja karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan ?
10. Bagaimana pemecahan masalah berpikir kritis dalam keperawatan ?
11. Bagaimana proses pengambilan keputusan berpikir kritis dalamkeperawatan ?

C. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian berpikir kritis dalam keperawatan
2. Untuk memengetahui manfaat berpikir kritis dalam keperawatan
3. Untuk mengetahui fungsi berpikir kritis dalam keperawatan
4. Untuk mengetahui asumsi berpikir kritis dalam keperawatan
5. Untuk mengetahui elemen berpikir kritis dalam keperawatan
6. Untuk mengetahui model berpikir kritis dalam keperawatan
7. Untuk mengetahui analisis berpikir kritis dalam keperawatan
8. Untuk mengetahui berpikir logis dan kreatif dalam keperawatan
9. Untuk mengetahui karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan
10. Untuk mengetahui pemecahan masalah berpikir kritis dalam keperawatan
11. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan berpikir kritis dalamkeperawatan
DAFTARA ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah……………………………………………………………………...


B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian berpikir kritis …………..……………………………………………………….


B. Manfaat berpikir kritis ………………………………………………………………………
C. Fungsi berpikir kritis ………………………………………………………………………...
D. Asumsi berpikir ……………………………………………………………………………...
E. Elemen berpikir kritis ………………………………………………………………………..
F. Model berpikir kritis dalam keperawatan ……………………………………………………
G. Analisis berpikir kritis ……………………………………………………………………….
H. Berpikir logis dan kreatif …………………………………………………………………….
I. Karakteristik berpikir kritis ………………………………………………………………….
J. Pemecahan masalah dalam berpikir kritis …………………………………………………...
K. Proses pengambilan keputusan dalam berpikir kritis ………………………………………..

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

1. Pengertian berpikir kritis


Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi
informasi. Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal
sehat, atau komunikasi. Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu
kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis dan
menerapakan standar intelektual untuk menganalisis proes berpikir.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh,
asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas
(bandman dan bandman, 1988).
2. Pengertian berpikir kritis menurut beberapa ahli yaitu :
a) Berpikir kritis mencakup sikap jujur, dan keterampilan intelektual yang di
gunakan dalam menalar proses (Wilkinson, 1992).
b) Berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah-sasaran yang
membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan
(Alfar-Le Fevre, 1995)
c) Berpikir kritis adalah ditujukan pada situasi rencana dan aturan-aturan  yang
tersendiri yang mendahului pembuatan keputusan (MZ. Ken Zie)
d) Berpikir kritis adalah pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh,
prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinandan aktivitas
pengujian tersebut didasarkan alasan ilmiah dalam rangka pengambilan
keputusan (Bandman, 1998)
e) Berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang
tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal
permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi
(Anggelo, 1995).
f)   Berpikir kritis adalah kunci menuju berkembangnya kreativitas. Ini dapat
diartikan bahwa awal munculnya kreativitas adalah karena secara kritis kita
melihat fenomena-fenomena yang kita lihat dengar dan rasakan maka akan
tampak permasalahan yang kemudian akan menuntut kita untuk berpikir
kreatif. Karakteristik yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan
(Beyer, 1995).
g)   Berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan
keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan,
menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi (Scriven).

B. MANFAAT BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Berikut ini merupakan manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai


berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan
tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
C. FUNGSI BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktivitas keperawatan sehari – hari.


2.  Membedakan sejumlah penggunaan dan isu – isu dalam keperaawatan.
3. Mengidentifikasikan dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing – masing indkasi, penyebab dan
tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumentasi dan isu – isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6. Menguji asumsi – asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk – petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
10.  Digunakan dalam memberikan penjelasan, kerja sama, pembenaran, keyakinan, dan
kesimpulan serta tindakan keperawatan yang dilakukan.
11.  Memberikan alasan – alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
12. Merumuskan dan menjelaskan nilai – nilai keputusan dalam keperawatan.
13. Mencari alasan, kriteria, prinsip – prinsip, dan aktivitas nilai – nilai keputusan.
14. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

D. ASUMSI BERPIKIR DALAM KEPERAWATAN

Asumsi berpikir (think)  adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan,


dan bekerja bersama/sejalan dengan keperawatan.

Ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu :


1. Asumsi pertamaadalah berpikir kritis melibatkan pemikiran,  perasaan, dan bekerja
yang ketiganya merupaka keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional
yang bekerja bersama – sama. Berpikir tanpa bekerja adalah adalah sia – sia,
bekerja tanpa berpikir akan lehahirkan bahaya, sedangkan berpikir berpikir dan
bekerja tanpa perasaan adalaha hal yang sangat  tidak mungkin (immposible).
2.  Asumsi kedua, berpikir kritis memerlukan pengetahuan. Walaupun pikiran,
perasaan, dan bekeerja adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
keadaan nyata pada praktek keperawatan, tetapi dapt dipisahkan menjadi bagian –
bagian untuk proses pembelajaran.
3.  Asumsi ketiga, berpikir kritis dalam kepeerawatan bukan sesuatu yang asing,
karena sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari – hari.
4. Asumsi keempat, berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan. Para pembaca
dapat belajar bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikirnya.
5. Asumsi kelima, berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan efektif.
6.  Asumsi keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa
aktivitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses
berpikir itu terjadi. Hal ini merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana.

E. ELEMEN BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecvahan


masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan
dan sikap berpikir kritis.

Elemen berpikir kritis antara lain :


1. Menetukan tujuan
2. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah
3. Menunjukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi

Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian kriteria elemen


terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitian dan keterkaitan.
F. MODEL BERFIKIR KRITIS DALAM KEPETRAWATAN

1. Costa and Colleagues (1985)

Menurut Costa and Colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai “The Six Rs”
yaitu :
a) Remembering (Mengingat)
b) Repeating (Mengulang)
c) Reasoning (Memberi Alasan/rasional)
d) Reorganizing (Reorganisasi)
e) Relating (Berhubungan)
f) Reflecting (Memantulkan/merenungkan)

2. Lima model berpikir kritis


a) Total Recall (Kemampuan Mengingat)
Total recall atau kemampuan mengingat adalah kemampuan mengingat
kembali fakta dimana dan bagaimana menemukan pengalaman dalam
memorinya ketika dibutuhkan.
Fakta – fakta keperawatan didapatkan berasal dari berbagai sumber, abik
dikelas, buku, informasi dari klien atau sumber lainnya. Misalnya, data – data
tntang  klien dapat ditemukan dalam pengumpulan data. Selain itu, dapat
dikatakan juga sebagai kemampuan untuk mengakses pengetahuan, karena
pengetahuan menjadikan sesuatu dapat dipelajari dan disimpan dalam pikiran.
Total recall sangat bergantung pada kemampuan memori otak. Memori adalah
suatu proses yang kompleks, yaitu proses untuk mengingat kembali hal – hal
yang berhubungan dengan fakta dan beberapa pengalamannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa total recall adalah mengingat fakta
– fakta dimana dan mengapa serta menemukan sesuatu yang diperlukan dan
fakta dalam keperawatan yang diperoleh dari berbagai sumber termasuk klien
dan keluarganya.
b) Habits (Kebiasaan)
Pola pikir yang diulang – ulang akan menjadi suatu kebiasaan
baru (Second Nature) yang secara spontan dapat dilakukan. Hasil dari
kebiasaan tersebut menjadi cara baru dalam melakukan suatu kebiasaan.
Orang sering mengartikan bahwa suatu kebiasaan itu dilakukan tanpa berpikir.
Hal itu sebenarnya bukan perilaku kebiasaan, tetapi hanya proses berpikir
untuk menjadi kebiasaan. Proses berpikir dalam suatu kebiasaan sudah
tersusun secara sistematis dan dapat berjalan menjadi otomatis tanpabanyak
waktu untuk mempertimbangkan penggunaan cara – cara baru dalam
melakukan suatu aktvitas tertentu.
c)   Inquiry (Penyelidik)
Inquiry (Penyelidik) adalah suatu penemuan fakta melalui pembuktian
dengan pengujian terhadap suatu isu penting atau pertanyaan yang
membutuhkan suatu jawaban. Penyelidikan merupakan buah pikiran utama
yang digunakan dalam memperoleh suatu kesimpulan.
Penyelidikan dalam praktek keperawatan sangat penting terutama pada tahap
pengkajia.
 Adapun tahapan penyelidikan melliputi :
 Mencari atau mendapatkan suatu informasi tentang sesuatu hal;
 Membuat rangkuman sementara dari informasi yang didapat;
   Mengenali beberapa kesenjangan atas rangkuman yang dibuat;
 Mengumpulkan informasi tambahan yang berhubungan dengan
informasi pertama;
 Membandingkan antara informasi baru dengan apa yang lebih dulu
diketahui;
   Mencoba menjawab beberapa pertannyaan dan analisi yang bias;
 Mempertimbangkan satu atau lebih alternatif kesimpulan;
 Memvalidasi keaslian alternatif kesimpulan dengan lebih banyak
informasi.
d) New Ideas And Kreativity ( Ide – Ide Baru Dan Kreativitas)
New ideas and kreativity (ide – ide baru dan kreativitas) adalah ide – ide
dan kreativitas yang menentukan bentuk berpikir yang sangat khusus. Berpikir
kreatif (creatuve thinkig) adalah kebalikan dari kebiasaan (habits). Berpikir
kritis sangat menghargai adanya kesalahan dan perbedaan terhadap nilai –
nilai yang dipelajari. Ide – ide baru dan kreativitas dasar perlu dikembangkan
dalam keperawatan, karena keperawatan memiliki bannyak standar yang dapat
menjamin pekerjaan lebih baik.
e) Knowing How You Think (Tahu Bagaimana Kamu Berpikir)
Knowing How You Think ( Tahu Bagaimana Kamu Berpikir) adalah
kemampuan mengetahui kita tentang bagaimanakita berpikit. Model “tahu
bagaimana kita berpikir” ini dapat membantu perawat bekerja secara
kolaborasi dengan kesehatan lain. Satu hala yanga sangat penting dari tahu
bagaimana kamu berpikir ini adalah mereka ekerja dengan refleksi, bagaimana
yang telah perawat dan klien pikirkan dalam bekerja sama sewaktu
menjalankan asuhan keperawatan.
3. Model pembelajaran berpimir kritis dalam keperawatan
a) Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam
melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan,
dan perhatian/kewaspadaan. Feeling model merupakan pegangan utama dalam
keperawatan. namun perasaan saja tidak cukup, sehingga didalamnya harus
ada pikiran dan pengertian dari aktivitasyang dilakukan.

b) Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir,mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan
idetentang permasalahan perawatan kesehatan klien.
c) Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksikan ide, pengertian, dan visi.
Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan.model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, menguji,
melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang
berkaitan dengan ide.

G. ANALISIS BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

1. Analisis kritis merupakan suatu cara untuk mencoba memahami kenyataan


kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang ada dibalik makna yang jelas atau
makana langsung. Analisis kritis mempersaratkan sikap untuk berani menentang
apa yang dikatakan atau dikemukaan oleh pihak-pihak yang berkuasa
2. Analisis kritis merupakan suatu kapesitas potensi yang dimiliki oleh semua orang
demikian analisis kritis tetap akan tumpul dan tidak berkembang apabila tidak di
asa atau dipraktekan
3. Analisis kritis merupakan upaya peribadi atau upaya kolektif
4. Analisis kritis menentukan kemungkinan sesuatu kesempatan yang lebih baik ke
arah langka untuk memperbaiki kenyataan atau situasi yang telah dianalisis.
5. Peran terpenting untuk melaksanakan analisis kritis bukanlah serangkaian langkah
atau pertanyaan yang berangkat dari ketidak tahuan menuju kepencerahan.
6. Analisis kritis juga mencoba memahami riwayat pernyataan situasi atau masalah
yang perlu dipahami. Analisis kritis mengkaji situasi atau peristiwa yang tengah
dalam proses perubahan.

H. BERPIKIR LOGIS DAN KREATIF DALAM KEPERAWATAN

Berfikir logis adalah penalaran atau keterampilan berfikir dengan tepat,


ketepatan berfikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis dalam berfikir secara
logis. Kita harus terampil untuk mengerti fakta, memahami konsep hubungan dalam
menarik kesimpulan.
Berfikir kreatif adalah berfikir lintas bidang yang ditandai dengan krakterlistik
berfikir. Disamping itu berfikir  kreatif  juga menuntut adanya pengikatan diri terhadap
tugas yang tinggi yang artinya kreatifitas menuntut disiplin yang tinggi dan konsisten
terhadap bidang tungas.
1. Karakteristik Berpikir Kritis
 Krakteristik Berpikir Kritis adalah
a) Konseptualisasi
Konsep tualisasi artinya : proses intelektual membentuk suatu konsep. 
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental  tentang realitas,
pikiran-pikiran tentang kejadian, objek atribut, dan sejenisnya. Dengan
demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digenerilisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
b) Rasional dan Beralasan
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
c) Reflektif
Artinya bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
presepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan
waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin
ilmu. Fakta dan kejadian.
d) Bangian dari suatu sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis
akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih
buruk dibanding yang lain.
e) Kemandirian berpikir
Seorang berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu,
memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
f) Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk beruubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. 
g) Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berpikir kritis dingunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang
akan diambil.
h) Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai
sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat,resespek tehadap  kejelasan dan ketelitian, mencari
pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika
terdapat sebuah pendapat yang diangapnya baik.
i) Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai kearah mana maka harus menemukan sesuatu untuk  diputuskan
atau dipercayai.meskipun sebuah argumen dapat disusun dari berapa sumber
pembelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita
akan menerapkan standarlisasi maka haruslah berdasarkan relenfansi,
keakuratan fakta-fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, teliti tidak benas
dari logika yang keliru, logika yang konsisten dan pertimbangan yang matang.
j) Sudut pandang
Yaitu cara memandang atau menafkirkan dunia ini, yang akan
menentukan kontruksi makna.seseorang yang berfikir dengan kritis akan
memandang sebuah penomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

I. PEMECAHAN MASALAH DALAM BERPIKIR KRITIS

Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan,


yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat
digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya
ada”.  Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa
individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya
dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya.
 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang
dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi.

J. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERFIKIR KRITIS DALAM


KEPERAWATA

Keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi


praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Tidak hanya
berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan  keperawatan dan kebidanan, tetapi
penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat dan bidan
pada semua tingkatan posis iklinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah
dan mengambi lkeputusan yang efektif, baik sebaga ipelaksana/staf maupun sebagai
pemimpin.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk
sinonim. Pemecahan masalah  dan proses pengambilan keputusan membutuhkan
pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan
keputusan merupakan upaya pencapa iantujuan dengan menggunakan proses yang
sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai
dengan situasi masalah.
 Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan
pada sistematika tertentu :
a) Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan
diambil.
b) Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
c) Falsafah yang dianut organisasi.
d) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi
administrasi dan manajemen di dalam organisasi.
3.    Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan
sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif
yang telah dianalisa secara matang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi
berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang
membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan
profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan
masalah.

B. SARAN

Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita


harus mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita
dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis
pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat
hubungan dalam keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien
akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta:SalembaMedika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:
SalembaMedika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC
www. Educemia Academia.com

Anda mungkin juga menyukai