Anda di halaman 1dari 39

MODUL CAPAIAN PEMBELAJARAN

(PROBLEM BASE LEARNING)

MATA AJAR:
METODOLOGI KEPERAWATAN

BERFIKIR KRITIS

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2021
Modul Metodologi keperawatan

1
Program Studi : Keperawatan
Kode Mata Kuliah :
Nama Mata Kuliah : Metodologi keperawatan
Jumlah Sks : 2
Semester : 2 (dua)
Mata Kuliah Pra Syarat : -
Strandar Kompentensi: Mahasiswa Dapat Mengetahui, Memahami, Menganalisis berfikir kritis
dalam keperawatan.

Indikator :
1. Pengertian Berfikir Kritis
2. Manfaat dan Fungsi Berfikir Kritis
3. Asumsi Berfikir (think):
4. Elemen Berpikir Kritis
5. Model Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
6. Analisa Berfikir Kritis
7. Berfikir Bogis  dan Kreatif
8. Karakteristik Berpikir Kritis
9. Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis
10. Proses Pengambilan Keputu- san Berfikir Kritis Dalam Keperawatan

Tujuan Pembelajaran:Setelah Perkuliahan Diharapkan Mahasiswa Mampu :


1. Menjelaskan Pengertian Berfikir Kritis
2. Menjelaskan Manfaat dan Fungsi Berfikir Kritis
3. menjelaskan Asumsi Berfikir (think):
4. Memahami Elemen Berpikir Kritis
5. Memahami Model Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
6. Memahami Analisa Berfikir Kritis
7. Memahami Berfikir Bogis  dan Kreatif
8. Memahami Karakteristik Berpikir Kritis
9. Memahami Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis
10. Memahami Proses Pengambilan Keputu- san Berfikir Kritis Dalam Keperawatan

Pokok-pokok Materi :
1. Pengertian Berfikir Kritis
2. Manfaat dan Fungsi Berfikir Kritis

2
3. AsumsiBerfikir(think):
4. Elemen Berpikir Kritis
5. Model Berpikir Kritis Dalam Keper- awatan
6. Analisa Berfikir Kritis
7. Berfikir Logis  dan Kreatif
8. Karakteristik Berpikir Kritis
9. Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis
10. Proses Pengambilan Keputusan Berfikir Kritis Dalam Keperawatan

PENDAHULUAN
 
A. Latar belakang

3
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir karitis merupakan
konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan
kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model
berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir
kritis,pemecahan masalahdan langka-langka pemecahan masalah,proses pengambilan
keputusan,fungsi berfikir kritis,model pebggunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip
utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir
kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan
kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan
keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif
akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama,
sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya  pengetahuan baru, seseorang profesional harus
selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan
hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih mampu untuk
membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak
terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
Berpikir kritis adalah cara manusia berpikir secara logis tentang suatu hal. Dengan
berpikir secara kritis, manusia bisa menganalisis fakta, membuat gagasan atau pendapat,
mempertahankan pendapat, menarik kesimpulan, mengevaluasi argument dan memecahkan
masalah. Dalam keperawatan, berpikir kritis sangatlah diperlukan karena bagaimanapun juga
semua tindakan keperawatan yang dilakukan membutuhkan tingkat pemikiran yang tinggi.
Tidak ada tindakan yang dilakukan tanpa berpikir secara kritis. Berpikir bukan suatu proses
yang statis dan menoton, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis dalam setiap hari
atau setiap waktu.
Dalam praktik keperawatan, seorang perawat haruslah mempunyai keterampilan dan
pengetahuan untuk menganalisis keluhan pasien, mencari informasi,memprediksi,dan dapat
menggunakan alasan-alasan yang rasional karena mengingat profesi yang langsung
4
berhadapan dengan nyawa manusia. Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan
dengan keterlibatan kita dalam pengalaman-pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan
yang kita miliki sehingga kita bisa jadi lebih mampu untuk membuat pendapat,ide-
ide,ataupun kesimpulan-kesimpulan yang baik. Semua proses tersebut tidak terlepas dari
sebuah proses berpikir dan belajar.
Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan
nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti
memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan menilai/memutuskan.
Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan
bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan
lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan
masalah / pencarian solusi, dan pengelolaan proyek.Pengembangan kemampuan berpikir
kritis merupakan integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan
(observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin
baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat mengatasi
masalah-masalah/proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir
kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam  pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai
pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini
(Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.
Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman  pengajar tentang berpikir
kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan
penilaian ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan
sebagai problem solving, meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian
dari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan
berpikir pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah menyimpulkan
bahwa beberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas dengan diskusi yang
menggunakan pendekatan pengulangan, pengayaan terhadap materi, memberikan  pertanyaan
yang  memerlukan jawaban pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa
berpikir sebelum memberikan  jawaban dilaporkan  membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir. Dari sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah
mengkombinasikan  berbagai  strategi
5
PEMBAHASAN MODUL

1. Proses Pembelajaran :1
Apakah Anda sudah siap dengan materi pembelajaran yang baru. Saya berharap Anda
sudah siap, Materi yang akan kita pelajari pada kegiatan belajar-2 ini, adalah “ Berfikir kritis”
Apakah Anda mengetahui tentang Berfikir kritis? Coba Anda sebutkan pengertian
berfikir kritis menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan
atau cocokkan dengaN pendapat para ahli berikut ini:
1) Pengertian Berpikir Kritis.
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir karitis merupakan
6
konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar
dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen
berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi, elemen berfikir
kritis, model berfikir kritis, analisa berfikir kritis, berfikir logis dan kreatif, krakteristik
berfikir kritis, pemecahan masalah dan langkah-langkah pemecahan masalah, proses
pengambilan keputusan, fungsi berfikir kritis, model penggunaan atribut, proses intuisi,
indikator, dan prinsip utama .
Anda sebagai seorang Perawat merupakan bagian dari pemberi layanan kesehatan,
yaitu memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan
selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam
proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada anda
tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang
berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbe-
da meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya  pengetahuan
baru, seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu
efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun
orang lain.
Nah, selanjutnya Apakah Anda mengetahui apa pengertian Berfikir kritis? Coba Anda
sebutkan pengertian berfikir kritis menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom
dibawah ini!

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan!


Selanjutnya jawaban Anda bandingkan atau cocokkan dengan pendapat beberapa ahli
berikut ini:
a. Menurut para ahli (Pery dan Potter,2012), berpikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengevaluasi

7
informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan
kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
b. Menurut Bandman (2018), berpikir kritis  adalah pengujian secara rasion- al terhadap
ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan
tindakan.
c. Menurut strader(2012),berfikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitik
beratkan pendapat tentang kejadian suatu Afakta yang mutakhir dan
menginterprestasikanya serta mengevaluasi pendapat-pendapat tersebut untuk
mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perpetif atau pandangan baru. Berfikir
kritis adalah suatu proses berfikir sistematik yang penting bagi seorang prfesional.
Berfikir kritis akan membantu profisional dalam memenuhi kebutuhan klien. Berfikir
kritis adalah berfikir dengan tujuan dan mengarah sasaran yang membantu individu
dan membantu penilaian berdasarkan data bukan fikiran. Berfikir kritis berdasarkan
pada metode penyelidikan ilmiah,yang juga menjadi akar dalam proses keperawatan.
Berfikir kritis dan proses keperawatan adalah krusial untuk keperawatan
professional karena cara berfikir ini terdiri atas pendekatan kolistik untuk pemecahan
masalah. Berfikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada
fikiran rasional dan cermat. Menjadi pemikir kritis adalah sebuah denominator umum
untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran disiplin mandiri. Jadi yang
di maksud dengan berfikir kritis merupakan suatu tehnik befikir yang melatih
kemampuan dalam mengevaluasi atau melakukan penilaian secara cermat tentang
tepat tidaknya atau layak tidaknya suatu gagasan yang mencakup penilaian dan
analisis secara rasional tentang semua informasi masukan,pendapat,dan ide-ide yang
ada,kemudian merumuskan kesimpulan dan mengambil suatu keputusan.
d. Definisi Berfikir Kritis Menurut iskandar (2009:86-87) kemampuan berfikir
merupakan kegiatan penalaran yang reflektif,kritis dan kreatif yang beroreientasi pada
suatu proses inteletual yang melibatkan pembentukan kosep(concept
tualizing),aplikasi,analisis,menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau di hasilkan
dari pengamatan ,pengalaman,refleksi,komunikasi sebagai landasan kepada suatu
keyakinan (kepercayaan) dan tindakan. Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia
yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berfikir ntuk
menemukan pemahaman yang kita kehendaki.
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya anda
harus faham dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikirkritis
8
meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap dalam ber- pikir kritis,
standar/ krakteristik berpikir kritis. Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam
berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang,
oposisi, tantangan dan dukungan.

2) Manfaat dan Fungsi Berfikir Kritis


a. Manfaat Berfikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasar- kan
pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum
untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
Sebagai seorang perawat tentu Anda sering diperhadapakan oleh situasi yang kritis
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Anda harus bertindak
cepat - tepat dalam mengambil keputusan tanpa harus merugikan dan membahayakan
diri pasien atau diri sendiri.
Nah, selanjutnya Apakah Anda mengetahui kenapa anda perlu melakukan
Berfikir kritis? Coba Anda sebutkan manfaat berfikir kritis menurut Anda, Tuliskan
jawaban Anda pada kolom dibawah ini!

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda


bandingkan atau cocokkan dengan pemaparan berikut ini: Betul sekali, anda dapat
menggunakan Proses berfikir ini sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan anda
dalam pelayanan keperawatan dan menerapkan pengetahuan yang anda miliki,
sehingga anda jadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat
simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir
dan belajar.

b. Komponen Berpikir Kritis


9
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya paham dan
tahu dari komponen berpikir kritis itu sendiri, meliputi ;
1) Pengetahuan dasar spesifik Komponen pertama berpikir kritis adalah pengetahuan dasar
perawat yang spesifik dalam keperawatan. Pengetahuan dasar ini meliputi teori dan
informasi dari ilmu-ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan ilmu-ilmu keperawatan dasar.
2) Pengalaman Komponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman. Pengalaman
perawat dalam peraktik klinik akan mempercepat proses berpikir kritis karena ia akan
berhubungan dengan kliennya, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap masalah kesehatan.
Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat indranya dan
stimulus yang berasal dari beberapa sumber belajar. Menurut Rowntree pada proses
belajar ada lima jenis stimulus/ rangsangan yang berasal dari sumber belajar yaitu :
1) Interaksi manusia (verbal dan nonverbal), adalah interaksi antara manusia baik verbal
maupun nonverbal.
2) Realita (benda nyata, orang dan kejadian), adalah rangsangan yang meliputi benda-
benda nyata, peristiwa nyata, binatang nyata, dan sebagainya.
3) Pictorial representation, adalah jenis rangsangan gambar yang mewakili suatu objek dan
peristiwa nyata.
4) Written symbols, adalah lambang tertulis yang dapat disajikan dalam berbagai macam
media.
5) Recorded sound, adalah rangsangan dengan suara rekaman yang membantu mengontrol
realitas mengingat bahwa suara senantiasa berlangsung atau jalan terus.

c. Kompetensi Kompetensi berpikir kritis merupakan proses kognitif yang digunakan


untuk membantu penilaian keperawatan. Terdapat tiga tipe kompetensi, yaitu: Berpikir
kritis umum, meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan
pembuatan keputusan.
1) Berpikir kritis secara sepesifik dalam praktik klinik meliputi alasan mengangkat
diagnose dan membuat keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.
2) Berpikir kritis yang sepesifik dalam keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan (pengkajian sampai evaluasi).

d. Sikap dalam berpikir kritis Sikap dalam berpikir kritis merupakan sikap yang diperoleh
dari proses berpikir kritis dan sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
10
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan/ kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus
atau objek menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (1993), sikap merupakan kesiapan
atau kesediaan untuk bertindak.
e. Standar / karakteristik berpikir kritis Dalam standar berpikir kritis terdapat dua
komponen:
1) Standar intelektual Dalam standar intelektual untuk menghasilkan proses berpikir
perlu di perhatikan tentang; rasional dan memiliki alasan yang tepat, reflektif,
menyelidik, otonomi berpikir, kreatif, terbuka dan mengevaluasi.
2) Standar professional Pada standar professional keperawatan memiliki kode etik
keperawatan dan standar praktek asuhan keperawatan

Secara garis besar manfaat berpikir krits bagi perawat adalah;


1. Penerapan profesionalisme.
Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik. Diperlukan oleh
perawat, karena : Perawat setiap hari mengambil keputusan, Perawat menggunakan
keterampilan berfikir : menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan
lingkungannya dan menangani perubahan yangberasaldaristressor lingkungan
2. Penting dalam membuat keputusan.
Menurut Mz.Kenzie Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana, aturan yang
terstandar dan mendahului dalam menggunakan pengeta- huan untuk
mengembangkan hasil yang diharapkan keterampilan guna mensintesa ilmu yang
dimiliki untuk  memilih tindakan. Pelaksanaan keperawatan :
- pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji
hipotesa,Tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan
- Evaluasi keperawatan - Mengkaji efektifitas tindakan  -Perawat harus dapat
mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutu- han dasar klien, - Perlukah diulangi
keperawatan.

3. Argumentasi dalam keperawatan Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi


harus berargumentasi untuk menentukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu,
memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan.
Menurut Badman and Badman (1988) terkait dengan konsep berfikir dalam
keperawatan :
a) Berhubungandengansituasiperdebatan.
11
b)Debat tentang suatu isu
c)Upayauntukmempengaruhiindividu/kelompok
d) Penjelasan yang rasional

4. Penerapan Proses Keperawatan  
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan,
mengumpulkan data dan validasi, perawat melakukan observasi berfikir kritis
dalam pengumpulan data, Mengelola dan menggunakan ilmu-ilmu lain yang terkait.,
Perumusan diagnosa  keperawatan
Tahappengambilan keputusan yang paling kritis, Menentukan masalah dan
argumen secara rasional, - Lebih terlatih, lebih tajam dalam masalah
Perencanaan keperawatan : pembuatan keputusan. Critical thinking Investigasi
terhadap tujuan gunamengeksplorasi situasi, phenomena, pertanyaan, ataumasalah
untuk menuju pada hipotesa atau keputusan secaraterintegrasi.
Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi,
prinsip-prinsip, argumen, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan
aktifitas (BandmanandBandman,1988).Pengujian berdasarkan alasan ilmiah,
pengambilan keputusandan kreatifitas.
Nah, selanjutnya bagaimana Asumsi Berfikir kritis? Coba Anda jelaskan
asumsi menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!

12
Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda
bandingkan atau cocokkan dengan pemaparan berikut ini:
f. Fungsi Berfikir Kritis Dalam Keperawatan Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat
berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan se- hari-hari
2) Membedakan sejumlah penggunaan dan isu- isu dalam keper- awatan.
3) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
4) Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing idikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
5) Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6) Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7) Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keper- awatan.
8) Membuat dan mengecek dasar analisis dan faliidasi data keper- awatan.
9) Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keper- awatan
10) Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11) Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keper- awatan
12) Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan akktifitas nilai- nilai keputusan.
13) Mengefaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

3) Asumsi Berfikir (Think)


Berfikir, perasaan dan berbuat dilakukan komponen dasar   bersama atau sejalan pada
saat melakukan keperawatan. Berfikir tanpa melakukan ses- uatu adalah sia-sia bekerja
tanpa berfikir adalah sangat berbahaya Berfikir atau berbuat tanpa diserta perasaan tidak
mungkin. Metoda berfikir kritis menurut Freely debate adalah : lndividual decision Group,
Persuasi, Propaganda, Coercion Nah, selanjutnya bagaimana elemen Berfikir kritis? Coba
Anda jelaskan elemen berfikir kritis menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom
dibawah ini!
........................................................................................................... .....................................
.................................................................................................................................................
................................
…………………………………………………………………………………………….....
.......................................................................................................
…………………………………………………………………………………………….
13
...........................................................................................................
…………………………………………………………………………………………….
Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan
atau cocokkan dengan pemaparan berikut ini:
4) Elemen Berpikir Kritis
Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pe- mecahan masalah,
keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap
berpikir kritis. Elemen berpikir kritis antara lain:
a. Menentukan tujuan
b. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah
c. Menujukan bukti
d. Menganalisis konsep
e. Asumsi Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian Kriteria
elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.
Nah, selanjutnya bagaimana model Berfikir kritis dalam keperawatan? Coba Anda
sebutkan model berfikir kritis menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom
dibawah ini! Bagaimana jawaban Anda, tentu benar
bukan! ........................................................................................................... .........................
.................................................................................. ..............................................................
............................................. ...................................................................................................
........ ........................................................................................................... ............................
............................................................................... .................................................................
.......................................... ......................................................................................................
.....
Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keper- awatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan exam- ine model yaitu sebagai
berikut:
a. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir
kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan
dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas
dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian
kepada pernyataan ser- ta pikiran klien.
b. Vision  model
14
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, du- gaan dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk
mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk
merespon ekspresi.
c. Exsamine model
Model ini di gunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang
tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan
dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide. Model berfikir kritis dalam
keperawatan menurut para ahli,
1) Costa and colleagues (1985) Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir
dikenal sebagai ‘the six Rs” yaitu:
a) Remembering ( mengingat)
b)Repeating (mengulang)
c) Reasoning (memberi alasan)
d) Reorganizing (reorganisasi)
e) Relating (berhubungan)
f) Reflecting (merenungkan)
2) Lima model berpikir kritis
a) Total recall
b)Habits ( kebiasaan)
c) Inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )
d) New ideas and creativity
e) Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan) Selanjutnya
bagaimana dengan alasan berfikir kritis menurut anda?   Ada empat alasan
berpikir kritis yaitu:
deduktif, induktif, aktifitas informal, aktivitas tiap hari, dan praktek.

Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah
untuk mengenalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan
asumsi, kuatnya bukti-bukti,menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya
argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta
tindakan yang dilakukan.
15
Nah, selanjutnya bagaimana Analisa Berfikir kritis dalam keperawatan? Coba Anda
jelaskan analisa berfikir kritis menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom
dibawah ini!

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan atau
cocokkan menurut para ahli berikut ini:

1. Analisa Berfikir Kritis


a. Analisis kritis merupakan suatu cara untuk mencoba memahami kenyataan kejadian
atau peristiwa dan pernyataan yang ada dibalik makna yang jelas atau makana
langsung. Analisis kritis mempersaratkan sikap untukberani menentang apa yang
dikatakan atau dikemukaan oleh pihak-pi hak yang berkuasa
b. Analisis kritis merupakan suatu kapesitas potensi yang dimiliki oleh semua orang
demikian analisis kritis tetap akan tumpul dan tidak berkembang apabila tidak di asa
atau dipraktekan
c. Analisis kritis merupakan upaya peribadi atau upaya kolektif
d.Analisis kritis menentukan kemungkinan sesuatu kesempatan yang lebih baik ke arah
langka untuk memperbaiki kenyataan atau situasi yang telah dianalisis.
e.Peran terpenting untuk melaksanakan analisis kritis bukanlah serangkaian langkah atau
pertanyaan yang berangkat dari ketidak tahuan menuju kepencerahan.
f. Analisis kritis juga mencoba memahami riwayat pernyataan situasi atau masalah yang
perlu dipahami. Analisis kritis mengkaji situasi atau peris- tiwa yang tengah dalam
proses perubahan.
16
Nah, selanjutnya bagaimana cara Berfikir kritis secara logis dan kreatif? Coba Anda
jelaskan menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan atau
cocokkan pemaparan berikut ini:

2. Berfikir Logis  dan Kreatif Berfikir logis adalah penalaran atau keterampilan berfikir
dengan tepat, ketepatan berfikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis dalam ber-
fikir secara logis. Kita harus terampil untuk mengerti fakta, memahami konsep hubungan
dalam menarik kesimpulan.
Berfikir kreatif adalah berfikir lintas bidang yang ditandai dengan krakterlistik
berfikir. Disamping itu berfikir  kreatif   juga menuntut adanya pengikatan diri terhadap tugas
yang tinggi yang artinya kreatifitas menuntut disiplin yang tinggi dan konsisten terhadap
bidang tungas.
Nah, selanjutnya bagaimana karakteristik Berfikir kritis? Coba Anda jelaskan menurut
Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan
atau cocokkan pemaparan berikut ini:
17
3. Karakteristik Berpikir Kritis  
Karakteristik Berpikir Kritis adalah
a. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya : proses intelektual membentuk suatu konsep. 
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental  tentang realitas, pikiran-
pikiran tentang kejadian, objek atribut, dan sejenisnya.
Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang
digenerilisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
b. Rasional dan Beralasan
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempu- nyai dasar
kuat dari fakta fenomena nyata.
c. Reflektif Artinya bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
presepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu
untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasar- kan disiplin ilmu. Fakta dan
kejadian.
d. Bangian dari suatu sikap Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil
pemikir kritis akan :
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding
yang lain.
e. Kemandirian berpikir Seorang berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.
f. Berpikir adil dan terbuka Yaitu mencoba untuk beruubah dari pemikiran yang salah
dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. 
g. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan Berpikir kritis dingunakan untuk
mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan
alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
h. Watak (dispositions) Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis
mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek
terhadap berbagai data dan pendapat,resespek tehadap  kejelasan dan ketelitian,
mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika
terdapat sebuah pendapat yang diangapnya baik.
i. Kriteria (criteria) Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai kearah mana maka harus menemukan sesuatu untuk  diputuskan atau
18
dipercayai.meskipun sebuah argumen dapat disusun dari berapa sum- ber
pembelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan
menerapkan standarlisasi maka haruslah berdasarkan relenfansi, keakuratan fakta-
fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, teliti tidak benas dari logika yang keliru,
logika yang konsisten dan pertimbangan yang matang. j. Sudut pandang Yaitu cara
memandang atau menafkirkan dunia ini, yang akan menentukan kontruksi
makna.seseorang yang berfikir dengan kritis akan memandang sebuah penomena dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.

Nah, selanjutnya bagaimana langkah-langkah pemecahan masalah dalam Berfikir


kritis? Coba Anda jelaskan menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom
dibawah ini :

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan
atau cocokkan pemaparan berikut ini:

4. Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis


Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang
difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Ma- salah dapat
digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”. 
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu
harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya
bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
a. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
b. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
c. Mengolah fakta dan data.
19
d. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
e. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
f. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
g. Evaluasi.

Nah, selanjutnya bagaimana Proses pengambilan keputusan Berfikir kritis dalam


keperawatan? Coba Anda jelaskan menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom
dibawah ini!

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan
atau cocokkan pemaparan berikut ini:

5. Proses Pengambilan Keputusan Berfikir Kritis Dalam Keperawatan keputusan dalam


penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya
dalam asuhan keperawatan dan ke- bidanan.
Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan  keperawatan dan kebidanan,
tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat dan
bidan pada semua tingkatan posis iklinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan
masalah dan mengambi lkeputusan yang efektif, baik sebaga ipelaksana/staf maupun
sebagai pemimpin. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan
bentuk sinonim. Pemecahan masalah  dan proses pengambilan keputusan membutuhkan
pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan
keputusan merupakan upaya pencapa iantujuan den- gan menggunakan proses yang

20
sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan
situasi masalah.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
a. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
b. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus ber dasarkan pada
sistematika tertentu :
1). Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
2). Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
3). Falsafah yang dianut organisasi
4). Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi ad- ministrasi
dan manajemen di dalam organisasi.
c. Masalah harus diketahui dengan jelas.
d. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan
sistematis.
e. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang
telah dianalisa secara matang.
Selanjutnya mari kita lanjutkan tentang bagaimana proses intuisi, apakah anda tahu?
Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!

Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan!


Selanjutnya jawaban Anda bandingkan atau cocokkan pemaparan berikut ini:  
Proses intuisi merupakan  pendorong utama untuk benalar logis (masuk akal)
sekaligus pemicu aktifitas berfikir bagi siswa untuk itu perlu adanya upaya pemilihan
pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif untuk tercapainya kemampuan berfikir yang
diharapkan mampu mengoptimalkan serta memupuk sikap positif dan pola berfikir yang
membudaya dalam men- gatasipermasalahan real word. Salah satu solusi yang dipandang
tepat untuk mewujudkan tuntutan tersebut adalah pendekatan kontekstual berbasis intu- isi
sebagai suatu pendekatan yang diawali dengan berintiwisi informal dalam menyelesaikan
masalah berkonteks yang rancang secara kusus.
Bagaimana dengan aspek-aspek berfikir kritis yang anda fahami ? Nah, Coba Anda
jelaskan menurut Anda, Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!
21
Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan!
Selanjutnya jawaban Anda bandingkan atau cocokkan pemaparan berikut ini: Betul
sekali, mari kita cermati pemaparan berikut ini.

Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat
dilihat dari beberapa aspek:
a. Relevance yaitu keterkaitan dari pernyataan yang dikemukan.
b. Importance, yaitu Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
c.  Novelty, yaitu Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru
maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
d. Outside material yaitu menggunakan pengalamanya sendiri atau bah- an-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan
e. Ambiguity clarified yaitu mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada
ketidak jelasan
f. Linking ideas, yaitu senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandan- gan serta mencari
data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
g. justification yaitu memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya.
Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan
kerungian dari suatu situasi atau solusi. Bagaimana dengan indikator bahwa seseorang
telah berfikir kritis yang anda fahami ? Nah, Coba Anda jelaskan menurut Anda,
Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!

22
Bagaimana jawaban Anda, tentu benar bukan! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan
atau cocokkan pemaparan berikut ini:

Beberapa pendapat dari ahli tentang indakator bahwa seseorang telah berfikir kritisi pada
suatu situasi tertentu, seperti; Wade (1995) mengidentifikasi  delapan kerakteristik berpikir
kritis, yakni meliputi:
1) Kegiatan merumuskan pertanyaan
2)Membatasi permasalahan
3) Menguji data-data
4) Menganalisis berbagai pendapat
5) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6) Menghindari penyederhanaan berlebihan
7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8) Mentolerasi ambiguitas

Nah, sampai di sini uraian materi pembelajaran Kegiatan Belajar, secara garis besar,
tentulah Anda telah memahaminya. Namun, untuk lebih memantapkan pe mahaman Anda
mengenai materi pembelajaran yang baru saja Anda pelajari. Selamat, anda telah
menyelesaikan kegiatan belajar-4 tentang Berfikir kritis, dengan demikian Anda sebagai
perawat harus memahami tentang makna dan ensensi yang terkadung dalam berfikir kritis
dalam keperawatan tersebut sebagai pegangan dan landasan Anda dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
Hal-hal penting yang telah anda pelajari dalam kegiatan belajar ini adalah sebagai berikut
: ( rangkuman )
1. Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi.
Sedangkan berfikir karitis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir
yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut
pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis dalam
23
keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir
kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir
kritis,pemecahan masalahdan langkah-langkah pemecahan masalah,proses
pengambilan keputusan,fungsi berfikir kritis,model pengunaan atribut,proses
intuisi,indikator, dan prinsip utama
2. Manfaat Berfikir kritis bagi seorang perawat adalah :Penerapan profesion- alisme,
Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan askep, Penting dalam
membuat keputusan, Argumentasi dalam keperawatan,
Pengambilankeputusandalamkeperawatan,Penerapan Proses Keperawatan
3. Asumsi Berfikir (Think),
berfikir, perasaan dan berbuat dilakukan komponen dasar  bersama atau sejalan pada
saat melakukan keperawatan. Berfikir tanpa melakukan sesuatu adalah sia-sia bekerja
tanpa berfikir adalah sangat berbahaya Berfikir atau berbuat tanpa diserta perasaan
tidak mungkin.
4. Metodaberfikirkritis menurutFreely debate adalah : lndividual decision Group,
Persuasi, Propaganda, Coercion
5. Elemen berpikir kritis antara lain: Menentukan tujuan, Menyususn per- tanyaan atau
membuat kerangka masalah, Menujukan bukti, Menganalisis konsep, Asumsi
6. Modela Berfikir Kritis Dalam Keperawatan, dalam penerapan pembelajaran
pemikiran kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu:
feeling, vision model, dan examine model.
7. Analisis berfikir kritis, Analisis kritis merupakan suatu cara untuk mencoba
memahami kenyataan kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang ada dibalik makna
yang jelas atau makana langsung. Analisis kritis mempersarat- kan sikap untuk berani
menentang apa yang dikatakan atau dikemukaan oleh pihak-pihak yang berkuasa
8. Berfikir logis  dan kreatif, berfikir logis adalah penalaran atau keterampilan berfikir
dengan tepat, ketepatan berfikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis
dalam berfikir secara logis. Kita harus terampil untuk mengerti fakta, memahami
konsep hubungan dalam menarik kesimpulan.
9. Berfikir kreatif adalah berfikir lintas bidang yang ditandai dengan krakterlistik
berfikir. Disamping itu berfikir  kreatif  juga menuntut adanya pengikatan diri
terhadap tugas yang tinggi yang artinya kreatifitas menuntut disiplin yang tinggi dan
konsisten terhadap bidang tungas.

24
10. Karakteristik Berpikir Kritis, karakteristik berpikir kritis adalah yaitu Kon-
septualisasi, Rasional dan Beralasan, Reflektif, Bangian dari suatu sikap, Ke-
mandirian berpikir, Berpikir adil dan terbuka,   Pengambilan keputusan ber- dasarkan
keyakinan, Watak (dispositions), Kriteria (criteria), Sudut pandang
11. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah yaitu : Mengetahui hakekat dari masalah
dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi, Mengumpulkan fakta-fakta dan data
yang relevan, Mengolah fakta dan data, Menentukan beberapa alternatif pemecahan
masalah, Memilih cara pemecahan dari al- ternatif yang dipilih, Memutuskan
tindakan yang akan diambil, Evaluasi.
12. keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi
kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan. Tidak ha- nya berpengaruh pada
proses pengelolaan asuhan  keperawatan dan ke- bidanan, tetapi penting untuk
meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat pada semua tingkatan
posis iklinis harus memiliki ke- mampuan menyelesaikan masalah dan mengambi l
keputusan yang efektif, baik sebaga ipelaksana/staf maupun sebagai pemimpin

TEST FORMATIF :
Petunjuk: Bacalah setiap butir soal berikut ini dengan cermat dan kerjakanlah terlebih
dahulu butir soal yang menurut Anda relatif lebih mudah.
Usahakanlah untuk mengerjakan semua butir soal Test Formatif. Waktu yang
disediakan adalah 20 menit. Apabila masih tersisa waktu, periksalah kembali lembar jawaban
Anda, apakah masih ada butir soal yang belum terjawab, selamat mengerjakan
Test Formatif dan sukses bagi Anda.
1. Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterfensikan atau mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain atau
keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Pengrtian tersebut menurut :
a.Menurut Bandman (1988),
b.Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005)
c.Menurut Abraham Maslow
d.Menurut Fahleti
2. Manfaat Berfikir kritis bagi seorang perawat adalah, kecuali :
a. Penerapan etis
b. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis
25
c. Pentingdalammembuatkeputusan,
d. Argumentasidalamkeperawatan
3. Metodaberfikirkritis menurutFreely debate adalah : kecuali :
a. lndividual decision Group,
b. Persuasi,
c. Propaganda,
d Problem solving
4. Elemen berpikir kritis antara lain, kecuali :
a. Menentukan tindakan
b. Menyusun pertanyaan
c. Menujukan bukti,
d. Menganalisis konsep
5. Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu: kecuali
a. feeling
b. vision model
c. examine model
d. Nursing model
6. Berfikir lintas bidang yang ditandai dengan krakterlistik berfikir disebut
a. Berfikir logis
b. Berfikir kreatif
c. Berfikir kritis
d. Berfikir tepat

7. Karakteristik Berpikir Kritis adalah yaitu kecuali


a. idealisme
b.Konseptualisasi,
c. Rasional dan Beralasan
d. Reflektif,
8. Langkah pertama Pemecahan Masalah yaitu
a. Mengetahui hakekat dari masalah
b. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan
c. Mengolah fakta dan data,
d. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah
26
9. Suatu cara untuk mencoba memahami kenyataan kejadian atau peristiwa dan pernyataan
yang ada dibalik makna yang jelas atau makana langsung. Disebut
a. Analisis kritis
b. Berfikir kreatif
c. Berfikir kritis
d. Berfikir logis
10. Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah
sebagai berikut: kecuali
a. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari
b. Menyamakan sejumlah penggunaan dan isu- isu dalam keperawatan
c. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
d. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing idikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan

TUGAS
Berikut ini diberikan soal-soal tugas. Anda diminta mengerjakan di lembar kertas
tersendiri (tidak di dalam modul). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan,
Selamat anda sudah berhasil menyelesaikan semua tugas dari setiap kegiatan belajar pada
modul ini.

Jawablah soal tugas di bawah ini dengan singkat dan jelas !


1. Jelaskan pengertian Berfikir kritis dalam keperawatan
2. Jelaskan Bagaimana langkah-langkah berfikir kritis yang anda lakukan dalampelayan
keperawatan di tempat anda bekerja
3. Jelaskan model berfikir kritis yang pernah anda lakukan dalam anada memberikan
asuhan keperawatan di tempat anda bekerja

Bagaimana jawaban Anda? Tentunya ke tiga soal tadi sudah selesai Anda kerjakan. Jika
belum,cobalah pelajari kembali materi yang masih kurang Anda pahami dan jangan lupa
kerjakan soal tugas yang belum selesai Anda kerjakan.
Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, diskusikan dengan fasilitator
anda.

27
Bagaimana hasil jawaban Anda? Semoga semua jawaban Anda benar. Nah, Selamat
atas keberhasilan Anda. Apabila belum sepenuhnya berhasil atau belum mencapai 80%
benar, sebaiknya Anda pelajari kembali materi pembelajaran Kegiatan Belajar 4,
terutama materi pembelajaran yang belum Anda pahami. Setelah itu, cobalah kerjakan
kembali soal tugas Kegiatan Belajar-4. Semoga kali ini Anda dapat menyelesaikannya
dengan benar. Bagaimana? Apabila memang Anda telah berhasil menyelesaikan semua soal
tugas dengan benar atau setidak-tidaknya 80% benar,
Selamat anda sudah berhasil menyelesaikan semua tugas dari setiap kegiatan belajar
pada modul ini. Selamat, Anda telah berhasil menyelesaikan materi pembelajaran yang
diuraikan pada Modul yang berjudul “Konsep Dasar Keperawatan 2”. Sebagai tindak lanjut
dari penyelesaian Modul ini, Anda haruslah mengerjakan Tes Akhir Modul (TAM).
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengua- saan Anda terhadap
keseluruhan materi pembelajaran yang telah Anda pelajari. Selamat mengerjakan TAM dan
sukses tentunya.
Apabila Anda telah berhasil mengerjakan TAM minimal 80% benar, maka Anda dika-
takan telah menguasai materi pembelajaran yang diuraikan di dalam Modul ini. Seandainya
jawaban Anda belum mencapai 80% benar, Anda pelajari ulang Modul ini. Setelah itu
mintalah kesempatan untuk mengerjakan TAM yang kedua kali.

BERFIKIR KRITIS DALAM PROSES KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
a. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan tahap ini mencakup tiga
kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta
keperawatan.
1) Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain:
28
a) Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan,
dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
b) Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau
dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.
Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :
1) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
2) Pola koping sebelumnya dan sekarang
3) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
4) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
5) Resiko untuk masalah potensial
6) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
2) Analisa data Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3) Perumusan masalah Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai
dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan
segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan
komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang
tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang
lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan,
keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
1) Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
29
2) Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
3) Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
4) Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat
dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5) Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnose keperawatan actual dan
resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.

c. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di
harapkan (Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien.
Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.
Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi
konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil,
semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas
tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran
informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis
juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)

d. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Tahap 1 : persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
2) Tahap 2 : intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
30
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
3) Tahap 3 : dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.

e. Evaluasi Perencanaan
evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
2) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan
dalam rencana evaluasi.

Hasil Evaluasi Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :


1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga
perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama
sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara
lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor
lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

B. PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDEKATAN BERPIKIR KRITIS


Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir
kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan
kasus nyata yang akan memberi gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan
keperawatan yang komprehensif dan bermutu.
31
Seorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan
sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan
tersedianya pengetahuan baru, seorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan
mencari apa yang paling efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk
kesejahteraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih
mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan menbuat simpulan yang valid. Semua proses
tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
Pada proses keperawatan perawat perlu mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu
berdasarkan perspektif dari beberapa sudut pandang yang berbeda untuk dapat
memutuskan apa yang harus dilakukan. Berfikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi
untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan
ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery & Potter,2005).
Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah,
kepercayaan dan tindakan.
Menurut Strader (1992), bepikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan
menginterprestasikannya serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk
mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru. Untuk
mendapatkan suatu hasil berpikir yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan
(proses) berpikir yang mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “asal” berpikir
yang tidak diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam
kehidupan sehari-hari seseorang sering melakukan proses berpikir yang terjadi secara
“otomatis” (missal ; dalam menjawab pertanyaan “siapa namamu?”). banyak pula situasi
yang memaksa seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang memang di
“rencanakan” ditinjau dari sudut “apa” (what), “bagaimana” (how), dan “mengapa”
(why). Hal ini dilakukan jika berhadapan dengan situasi (masalah) yang sulit atau baru.

C. TINJAUAN BERDASARKAN KASUS


a. Tindakan Invasive

32
Tindakan invasive adalah tindakan atau prosedur yang bisa menimbulkan cedera pada
pasien baik bersifat minor atau mayor yang bertujuan untuk pemberian medikasi atau
menyelesaikan masalah medis yang terjadi pada pasien. Contoh sederhana yaitu
pemasangan infuse, kateter, NGT, dan lain-lain.
b. Prosedur keperawatan
1. Pengkajian Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan
yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat
ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,analisis
data,dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan.
a. Pengumpulan data
1) Tujuan : Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,mental,sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di analisis
jenis data antara lain:
a) Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan,
dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
b)Data subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau
dari keluarga pasien/saksi lain misalnya,kepala pusing,nyeri,dan mual.

2) Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi


 Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
 Pola koping sebelumnya dan sekarang
 Fungsi status sebelumnya dan sekarang
 Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
 Resiko untuk masalah potensial
 Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional
sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan masalah

33
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah
kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah
keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah
ditentukan berdasarkan criteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan
apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu
misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan
untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga
dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang
mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan
dan keperawatan.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito,2000).

Perumusan diagnosa keperawatan :


a. Actual Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan dataklinik yang ditemukan.
b. Resiko Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di lakukan
intervensi.
c. Kemungkinan Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
d. Wellness Keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrom Diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

3. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan
(Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan
34
terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan
perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat
memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya.
Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur
pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan
tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)

4. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
b. Intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan`untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
c. Dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Evaluasi Perencanaan
evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
b. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan
dalam rencana evaluasi.
35
c. Hasil evaluasi Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai
dengan criteria yang telah di tetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal,
sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3)Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama
sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji
secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan
faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya
tujuan. Setelah seorang perawat melakukan seluru proses keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien,seluruh tindakannya harus di
dokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.  

STUDI KASUS
SKENARIO : Critical in nursing proses
Pukul 02:00 pagi pada suatu rumah sakit , perawat Yanti diruang rawat medikal
bedah, setelah melaksanakan tindakan pemasangan infus pada seorang pasien baru masuk,
kemudian perawat melewati sebuah kamar yang tidak tertutup rapat dan melihat lampu
kamar tersebut masih menyala , didalam kamar tersebut dirawat terlihat seorang pasien Ny. B
sendiri. Ia berjalan menemui Ny. B dan berkata:”bu saya perhatikan lampu kamar ibu masih
menyala. Bagaimana keadaan ibu?”, sudah tidur ?, Ny. B berkata:``Saya baik-baik saja``
kemudian membalikan badan kearah berlawanan dari Perawat.
Perawat Yanti juga memperhatikan bahwa ada sekumpulan tissue bekas di lantai dan
seprei klien berantakan. Mata klien bengkak dan merah,karena takut mengganggu istirahat
Ny.B, maka perawat Yanti pun tidak bertanya lagi dan segera meninggalkan kamar Ny.B.
Analisa Kasus :
1. Klien takut menceritakan masalahnya kepada perawat dengan tindakannya membalikkan
badan kearah berlawanan dari perawat setelah mengatakan saya baik – baik saja.
2. Perawat takut mengganggu waktu istirahat klien sehingga ia tidak sempat menanyakan apa
yang sebenarnya terjadi pada klien.  

Uraikan sebaiknya apa yang harus perawat lakukan sesuai dengan konsep berfikir kritis dan
tahap-tahap proses keperawatan.

36
Silahkan bekerja.

- Menurut saya, sebagai seorang perawat yang berfikir kritis untuk dapat melakukan
proses keperawatan dengan tepat kepada klien pada kasus diatas kita mengenal dan sedikit
memahami terlebih dahulu tentang konsep berfikir kritis. Menurut Bandman (2018), berpikir
kritis  adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip,
pemikiran, masalah, kepercayaan, dan tindakan. Sebagai seorang perawat tentu Anda sering
dihadapakan oleh situasi yang kritis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien. Anda harus bertindak cepat - tepat dalam mengambil keputusan tanpa harus
merugikan dan membahayakan diri pasien atau diri sendiri dengan pengetahuan dasar dan
pengalaman praktik langsung ke lapangan. Dalam penerapan pemikiran kritis di pendidikan
keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan examine model.
- Seorang perawat yang berfikir kritis dapat melakukan proses keperawatan yaitu
pengkajian terlebih dahulu dengan mengumpulkan data dan validasi data berdasarkan data
objektif maupun data subjektif. Analisa data dengan mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan lalu pada kasus diatas kita dapat
menganalisa data salah satunya dengan inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )
1. Klien baik” saja, ia biasanya terjaga pada jam ini dan klien mungkin telah menggosok
matanya karena mengalami alergi
2. Klien baik” saja, tetapi tidak bisa tidur karena ia tertidur sepanjang siang hari akibat
kebosanan, matanya selalu merah dan bengkak
3. Klien dalam keadaan tidak baik tetapi ia tidak mau membicarakan hal ini atau tidak
menganggu orang lain.
4. Klien dalam keadaan tidak baik tetapi tidak tahu bagaimana meminta bantuan.
Selanjutnya, perencanaan keperawatan pada kasus diatas pertama dengan mengumpulkan
maupun validasi data subjektif dan data objektif, kedua dengan menumbuhkan kepercayaan
antara klien, keluarga klien dan perawat agar klien dapat terbuka pada perawat dan ingin
menceritakan apa yang sedang dirasakan, ketiga membuat tindakan yang tepat terhadap
kondisi klien, keempat mengkolaborasi bersama tenaga medis lainnya dalam pemberian
obat-obatan, kelima evaluasi kondisi klien setiap hari. Selanjutnya, implementasi
keperawatan pada kasus diatas pertama dalam status kesehatan klien, informasi yang di
dapat dari keluarga bagaimana kondisi klien sebelum sakit, kedua lakukan dengan
komunikasi teraupetik secara verbal maupun nonverbal, ketiga memperhatikan atau
membuat lingkungan sekitar klien menjadi nyaman dan klien merasa selalu mendapat
37
support untuk sembuh, keempat melakukan tindakan pengobatan secara tepat dan benar,
kelima mengevaluasi untuk dapat membuat tindakan yang tepat dihari selanjutnya.
Selanjutnya, evaluasi keperawatan pada kasus diatas dengan mendapatkan tujuan yang telah
tercapai, klien yang mengalami perbaikan/kemajuan dari kondisi sebelum dilakukan
pengumpulan data hingga pengimplementasian kepada klien sesuai berfikir kritis perawat
dalam proses keperawatan.

REFERENSI

1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-


Based Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C.
(2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
3. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson,
S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and ClinicalConditions: Supporting
Critical Reasoning and Quality Care, 3rdedition.Mosby:ElsevierInc.
4. Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). NursingOutcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes. 5thedition. Mosby: Elsevier
Inc.
5. Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and
Classification (Nanda International).
Philladelphia: Wiley Blackwell
1. Potter & Perry.2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EG
6. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
7. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
8. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

38
39

Anda mungkin juga menyukai