KEBUTUHAN OKSIGENASI
Disusun Oleh :
RIKANOFRIDA
221133073
Mahasiswa
Rika Nofrida
NIM. 221133073
Mengetahui,
2. Etiologi
Menurut SDKI (2017) ada beberapa penyebab bersihan jalan napas, yaitu :
a. Fisiologis
1) Spasme jalan napas
2) Hipersekresi jalan napas
3) Disfungsi neuromuskuler
4) Benda asing dalam jalan napas
5) Adanya jalan napas buatan
6) Sekresi yang tertahan
7) Hyperplasia dinding jalan napas
8) Proses infeksi
9) Respon allergi
10) Efek agen farmakologis (misalnya anastesi)
b. Situasional
1) Merokok aktif dan Merokok pasif
2) Terpajan polutan
3. Fokus Kajian
Data fokus pengkajian masalah pemenuhan oksigenisasi adalah sebagai berikut :
a. Riwayat keperawatan
Masalah respirasi, riwayat penyakit pernafasan, masalah cardiovaskuler, gaya
hidup, presentase batuk, sputum, nyeri data, faktor resiko, riwayat pengobatan
b. Pengkajian fisik
1) Inspeksi : rata-rata, kedalaman, ritme, usaha, kualitas respirasi, catat posisi
klien pada saat bernafas.
2) Palpasi : temperatur kulit, freitus, pengembangan dada, krepitasi, massa,
edema, dll.
3) Perkusi : intensitas, tinggi rendahnya suara serta kualitas dan lokasinya.
4) Auskultasi : vesikuler, bronchial, bronchovesikuler, rales, ronchi, lokasi dan
perubahan suara nafas serta terjadinya.
c. Pemeriksaan diagnostik
Kultur dan sesitifitas, cytology, BTA (Bacil Tahan Asam), spirometri, BGA
(Blood Gas Analysa), Rontgen, Bronchoscopy, scaning, flouroskopy.
4. Tanda dan Gejala
a. Suara napas tidak normal
b. Perubahan jumlah pernapasan
c. Batuk disertai dahak
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan
e. Dispnea
f. Penurunan haluaran urin
g. Penurunan ekspansi paru
h. Takipnea
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan
oksigenasi.
a. Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan fungsi paru dilakukan dengan menggunakan spirometer.
Klien bernapas melalui masker mulut yang dihubungkan dengan
spirometer. Pengukuran yang dilakukan mencakup volume tidal (Vт),
volume residual (RV), kapasitas residual fungsional (FRC), kapasitas vital
(VC), kapasitas paru total (TLC).
b. Kecepatan Aliran Ekspirasi Puncak (Peak Expiratory Flow Rate/PEFR)
PEFR adalah titik aliran tertinggi yang dicapai selama ekspirasi maksimal
dan titik ini mencerminkan terjadinya perubahan ukuran jalan napas
menjadi besar.
Akumulasi secret
berlebih Penyempitan saluran
pernafasan
Secret mengental di
jalan napas Keletihan otot
pernafasan
12. Penatalaksanaan
c. Medis
7) Memberikan oksigen pernasal
8) Antagonis beta 2 adrenergik (salbutamol atau fenetoral 2.5 mg atau terbutalin
10 mg). Inhalasi nebulisasi dan pemberian yang dapat diulang setiap 20 menit
sampai 1 jam. Pemberian antagonis beta 2 adrenergik dapat secara subcutan
atau intravena dengan dosis salbutamol 0,25 mg dalam larutan dekstrose 5 %.
9) Aminophilin intravena 5-6 mg, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12
jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.
10) Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg intravena.
11) Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk didalamnya
golongan beta adrenergik dan anti kolinergik.
12) Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termasuk didalamnya
golongan beta adrenergik dan anti kolinergik.
d. Keperawatan
4) Bersihan jalan nafas tidak efektif
d) Pembersihan jalan nafas
e) Latihan batuk efektif
f) Suctioning
5) Pola nafas tidak efekif
d) Atur posisi pasien (semi fowler)
e) Pemberian oksigen
f) Teknik bernafas dan relaksasi
6) Gangguan pertukaran gas
d) Atur posisi pasien (posisi fowler)
e) Pemberian oksigen
f) Sectioning
11. Implementasi
Menurut (Vaughans, 2013) : Implementasi merupakan tindakan yang telah
direncanakan dalam rencana keperawatan. Sama seperti tujuan dan hasil yang
ditentukan oleh data, intervensi keperawatan ditentukan oleh tujuan dan hasil yang
diharapkan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi. Tindakan keperawatan yang akan saya laukan pada klien dengan masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif adalah dengan memberikan terapi fisioterapi dada
yang kemudian dilanjutkan dengan melatih batuk efektif sehingga memudahkan
untuk mengeluarkan secret. Dan melakukan Tindakan nebulizer untuk melegakan
saluan pernapasan.
12. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan untuk
menentukan apakah telah berhasil meningkatkan kondisi klien. (Potter&Perry,2009).
Jika tujuan dan ahsil yang diharpkan tidak akan terpenuhi, perawat harus menentukan
apakah itu kare intervensi yang tidak efektif, tujuan dan ahsil yang diharapkan tidak
sesuai, atau pasien tidak mengeluh. Jika terjadi salah satu situasi di tas, perawat da
pasien harus merevisi rencana secara kolaboratif agar lebih baik dalam memenuhi
kebutuhan pasien
DAFTAR PUSTAKA