Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN GANGGUAN


OKSIGENASI

Disusun Oleh:
FARIDA GHOSI APRILIA (202213085)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS 'AISYIYAH SURAKARTA
2023/2024
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
A. Pengertian
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbondioksida, energi dan air. Penambahan karbondioksida yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktivitas sel (Mubarak, 2018).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme dalam mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel dalam
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan menghirup O² ruangan
setiap kali bernapas (Wartonah, 2016)
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam sistem kimia
dan fisika. Tujuan terapi oksigen adalah memberika transport oksigen yang
adekuat dalam darah dan mengurangi stress pada miokardium (Muttaqin,
2017).

B. Tanda dan gejala


Penurunan tekanan inspirasi merupakan tanda terganggunya suplai
oksigen. Penurunan ventilasi menit, penggunaan otot pernapasan tambahan
untuk bernapas, pernapasan faring (pernapasan lubang hidung), dispnea,
ortopnea, deviasi dada, sesak napas.
Pernafasan melalui mulut, pernafasan yang berkepanjangan,
peningkatan diameter anteroposterior, penurunan frekuensi pernafasan, dan
penurunan kapasitas vital merupakan tanda dan gejala pola pernafasan yang
tidak efisien sehingga menyebabkan gangguan pengiriman oksigen.
Tanda dan gejala gangguan pertukaran gas antara lain takikardia dan
hiperkapnia.Kelelahan, mengantuk, lekas marah, hipoksia, kebingungan,
sianosis, warna kulit tidak normal (pucat, redup), hipoksemia, hiperkapnia,
sakit kepala saat bangun tidur, frekuensi tidak normal, kesulitan bernapas
ritme, kedalaman.
C. Etiologi
Menurut standar diangnosa keperawatan Indonesia (SDKI 2017)
penyebab/etiologi dari gangguan oksigenasi yaitu :
a. Spasme jalan nafas
b. Hiperaksi jalan nafas
c. Difungsi neuromuskuler
d. Benda asing dalam jalan nafas
e. Adanya jalan nafas buatan
f. Sekresi yang tertahan
g. Hyperplasia dinding jalan nafas
h. Proses infeksi
i. Respon alergi
j. Efek agen farmakologis (mis, anastesi)

D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan sesak napas sehingga pola napas tidak efektif. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraksi miokard juga
dapat mempengaruhi terhadap kemapuan aktivitas (Wartonah dan Tarwoto,
2016).
E. Pathway

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan oksigenasi adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk
mempertahankan atau meningkatkan tingkat oksigen dalam tubuh. Berikut
adalah beberapa metode yang dapat dilakukan dalam penatalaksanaan
oksigenasi menurut (Wartonah, 2016) yaitu:

1. Pemberian oksigen melalui kanul nasal atau masker oksigen: Penggunaan


alat bantu pernapasan seperti kanul nasal atau masker oksigen dapat
membantu meningkatkan kadar oksigen dalam darah.

2. Peningkatan aktivitas fisik: Latihan fisik yang teratur dapat membantu


meningkatkan aliran oksigen dalam tubuh.

3. Perawatan jalan nafas: Jaga jalan nafas tetap terbuka dan bersih untuk
memastikan pasokan oksigen yang adekuat.

4. Terapi obat-obatan: Dalam beberapa kondisi, pemberian obat-obatan


tertentu seperti bronkodilator atau steroid dapat membantu memperbaiki
oksigenasi.
5. Modifikasi gaya hidup: Menjaga pola tidur yang teratur, menghindari
merok, dan mengatur pola makan dapat meningkatkan oksigenasi secara
keseluruhan.

G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan. oksigenasi yaitu (Mashudi, 2021)
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri Untuk memberikan informasi tentang difusi
gas melalui membrane kapiler alveolar dan
keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
e. Bronkoskopi Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
[ Endoskopi Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

H. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a. Pasien mengeluh sesak saat bernafas
b. Pasien mengeluh batuk tertahan
c. Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
d. Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif
a. Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
b. Terdapat bunyi nafas tambahan
c. Pasien tampak bernafas dengan mulut
d. Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
e. Pasien tampak susah untuk batuk
b. Pola nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a. Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
b. Pasien mengatakan berat saat bernafas
2) Data Objektif
a. Irama nafas pasien
b. Orthopnea
c. Pernapasan disritmik
c. Gangguan Pernapasan Gas
1) Data subjektif
a. pasien mengeluh pusing dan sakit kepala
b. pasien mengeluh susah tidur
c. pasien merasa lelah
d. pasien merasa gelisah
2) data objektif
a. pasien tampak pucat
b. perubahan pada nadi
c. pasien tampak gelisah
d. pasien tampak lelah
B. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan (D.0001)
b. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (D.0005)
c. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
(D.0003)

C. Tujuan Dan Kriteria hasil


a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan (D.0001)
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
bersihan jalan napas meningkat dengan kriteria hasil: ( Bersihan Jalan
Napas L.01001)
Produksi sputum menurun (5)
Mengi menurun (5)
Wheezing menurun (5)
Mekonium (pada neoratus) menurun (5)
Dispnea menurun (5)
Ortopnea menurun (5)
Sulit bicara menurun(5)
Gelisah menurun (5)
Frekuensi napas membaik (5)
Pola napas membaik (5)

b. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (D.0005)


setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola
napas membaik dengan kriteria hasil: ( Pola Napas L.01004 )
Dispnea menurun (5)
Bunyi napas tambahan menurun (5)
Pusing menurun (5)
Penglihatan kabur menurun (5)
Gelisah menurun (5)
Napas cuping hidung menurun (5)
PCO2 membaik (5)
PO2 membaik (5)
Takikardi membaik (5)
pH arteri membaik (5)
Sianosis membaik (5)
Pola napas membaik (5)
Warna kulit membaik (5)

c. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi (D.0003)


setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
pertukaran gas meningkat dengan kriteria hasil: ( Pertukaran Gas L.01003)
Dispnea menurun (5)
Bunyi napas tambahan menurun (5)
Pusing menurun (5)
Penglihatan kabur menurun (5)
Diaforesis (5)
Gelisah menurun (5)
Napas cuping hidung menurun (5)
PCO2 membaik(5)
PO2 membaik (5)
Takikardi membaik (5)
pH arteri membaik (5)
Sianosis membaik (5)
Pola napas membaik (5)
Warna kulit membaik (5)

D. Intervensi Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan (D.0001)
1. latihan batuk efektif (I.01006)
Observasi
- Identikasi kemampuan batuk
- Monitor adanya retensi sputum
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
- Monitor input dan output cairan (mis. jumiah dan karakteristik)
Terapeutik
- Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
- Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
- Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
- Anjurkan tark napas dalam melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan
bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jka perlu

2. Manajemen Jalan Napas (I.01011)


Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (ms. gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terepeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head dan chin-lift (aw-
thrust jika curiga trauma servikal)
- Posisikan semi Fowler atau Fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisloterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Bertkan oksigen, jika pertu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontrainakas/
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perfu.

b Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (D.0005)


1. Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (ms. gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terepeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head dan chin-lift (aw-
thrust jika curiga trauma servikal)
- Posisikan semi Fowler atau Fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisloterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Bertkan oksigen, jika pertu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontrainakas/
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu

2. Pemantauan Respirasi (I.01014)


Observasi
-Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
-Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik) Monitor kemampuan
batuk efektif
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
-Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
-Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
-Alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
-Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

c. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi (D.0003)


1. Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
-Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
-Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik) Monitor kemampuan
batuk efektif
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
-Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD

-Monitor hasil x-ray toraks


Terapeutik
-Alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
-Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

2. Terapi Oksigen ( I.01026)


Observasi
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor posisi alat terapi oksigen
- Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
- Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa gas
darah), jika perlu
- Monitor kerampuan melepaskan oksigen saat makan
- Monitor tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
- Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
- Monitor integritas mukosa hidung akibat peasangan oksigen
Terapeutik
-Bersikan sekret pada mulut, hidung dan trakea, lika perlu
- Pertehenkan kepatenan jalan napas
- Siapkan dan atur peraletan pemberian oksigen
- Berkan oksigen tambahan, Jike perlu
-Tetap berkan oksigen saat pasien ditransportasi
- Gunakan perangkat oksigen yang sesual dengan tingkat mobilitas
pasien
Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan dosis oksigen
- Kolaborási penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur

I. Daftar Pustaka
Arif. Muttaqin. (2017). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. (2018). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
Salemba Medika
Mubarak, Wahit I, dkk. (2018). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta Selatan : Salemba Medika
Wartonah, Tarwoto. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Edisi 1. JAKARTA: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai