Disusun Oleh:
FARIDA GHOSI APRILIA (202213085)
D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan sesak napas sehingga pola napas tidak efektif. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraksi miokard juga
dapat mempengaruhi terhadap kemapuan aktivitas (Wartonah dan Tarwoto,
2016).
E. Pathway
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan oksigenasi adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk
mempertahankan atau meningkatkan tingkat oksigen dalam tubuh. Berikut
adalah beberapa metode yang dapat dilakukan dalam penatalaksanaan
oksigenasi menurut (Wartonah, 2016) yaitu:
3. Perawatan jalan nafas: Jaga jalan nafas tetap terbuka dan bersih untuk
memastikan pasokan oksigen yang adekuat.
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan. oksigenasi yaitu (Mashudi, 2021)
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri Untuk memberikan informasi tentang difusi
gas melalui membrane kapiler alveolar dan
keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
e. Bronkoskopi Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
[ Endoskopi Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
D. Intervensi Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan (D.0001)
1. latihan batuk efektif (I.01006)
Observasi
- Identikasi kemampuan batuk
- Monitor adanya retensi sputum
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
- Monitor input dan output cairan (mis. jumiah dan karakteristik)
Terapeutik
- Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
- Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
- Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
- Anjurkan tark napas dalam melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan
bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jka perlu
I. Daftar Pustaka
Arif. Muttaqin. (2017). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. (2018). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
Salemba Medika
Mubarak, Wahit I, dkk. (2018). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta Selatan : Salemba Medika
Wartonah, Tarwoto. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Edisi 1. JAKARTA: DPP PPNI