Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIK PROFESI NERS

MATA KULIAH KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Disusun Oleh ;

SEFRIYANTI
17300029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
2017
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan Oksigenasi

A. Definisi / deskripsi kebutuhan oksigen

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh
( Tarwoto dan Wartonah).
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel
( Carpeniti-Moyet ).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu komponen
gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel.

B. Fisiologi system / Fungsi normal system


Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif
yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1)  Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2)  Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru
dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari
alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga
alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4)  Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.

c Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan
tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1)  curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2)  kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen antara lain:

a. faktor fisiologi
a. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
b. Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.
c. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah
menurun.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas ).
b. Faktor perkembangan
a. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
c. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan
stres.
e. Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteoriklerosis dan
ekspansi paru menurun.

c. Faktor perilaku
a. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
b. Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
c  Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
d. Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.

d. Faktor lingkungan
a.  Tempat kerja ( polusi ).
b.  Suhu lingkungan.
c.  Ketinggian tempat dari permukaan laut.

D. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system

Macam-macam gangguan yang mngkin terjadi pada system pemenuhan oksigen


adalah :
a. Penurunan kesadaran
b. Hipoksia
c. Disorientasi
d. Gelisah dan cemas
e. Dispnea / sesak dan berat saat pernafasan.
II. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi

A. Pengkajian
1.      PENGKAJIAN
a.      Bersihan jalan nafas tidak efektif
           1. Data Subjektif
a. Pasien mengeluh sesak saat bernafas
b. Pasien mengeluh batuk tertahan
c. Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
d. Pasien merasa ada suara nafas tambahan
                2. Data Objektif
a. Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
b. Terdapat bunyi nafas tambahan
c.  Pasien tampak bernafas dengan mulut
d. Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
e.  Pasien tampak susah untuk batuk

b. Pola nafas tidak efektif


             1.  Data Subjektif
a.    Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
b.      Pasien mengatakan berat saat bernafas
  2. Data Objektif
a.     Irama nafas pasien tidak teratur
b.      Orthopnea
c.      Pernafasan disritmik
d.     Letargi

c. Gangguan pernafasan gas


              1. Data Subjektif
a.    Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
b.   Pasien mengeluh susah tidur
c.   Pasien merasa lelah
d.     Pasien merasa gelisah
2.  Data Objektif
a. Pasien tampak pucat
b.  Pasien tampak gelisah
c. Perubahan pada nadi
d.  Pasien tampak lelah

B. Riwayat keperawatan

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan


oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas
vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi
gangguan oksigenasi.
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna
kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika
bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas.

C. Pemeriksaan fisik ; data focus

a. Mata
1)      Konjungtiva pucat (karena anemia)
2)      Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3)      konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)

b.      Kulit
1)      Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
2)      Penurunan turgor (dehidrasi)
3)      Edema.
4)      Edema periorbital.
c.       Jari dan kuku
1)      Sianosis
2)      Clubbing finger.

d.      Mulut dan bibir


1)      membrane mukosa sianosis
2)      bernapas dengan mengerutkan mulut.

e.       Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung.

f.       Vena leher


Adanya distensi / bendungan.

g.      Dada
1)     Retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas
pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
2)     Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
3)    Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran/rongga pernapasan
4)     Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
5)     Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction
rub/pleural friction)
6)     Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)

h.      Pola pernapasan


1)      pernapasan normal (eupnea)
2)      pernapasan cepat (tacypnea)
3)      pernapasan lambat (bradypnea)
D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik  yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a.       Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b.      Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dankeadekuatan oksigenasi.
c.       Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d.      Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e.       Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
f.       Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g.      Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
h.      CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1 ; Ketidakefektifan pola napas


A. Definisi
Inspirasi atau ekpirasi yang tidak member ventilasi adekuat.
B. Batasan karakteristik
a. Bradipnea
b. Dispnea
c. Fase ekspirasi memanjang
d. Ortopnea
e. Penggunaan otot bantu pernapasaan
f. Penggunaan posisi tiga titik
g. Peningkatan diameter anterior posterior
h. Penurunan kapasitas vital
i. Penurunan tekanan ekspirasi
j. Penurunan tekanan inspirasi
k. Penurunan ventilasi semenit
l. Pernapasan bibir
m. Pernapasan cuping hidung
n. Perubahan ekskursi dada
o. Pola napas abnormal ( irama, frekuensi, kedalaman )
p. Takipnea

C. Faktor yang berhubungan


a. Ansietas
b. Cedera medulla spinalis
c. Deformitas dinding dada
d. Deformitas tulang
e. Disfungsi neuromuscular
f. Gangguan musculoskeletal
g. Gangguan neurologis
h. Hiperventilasi
i. Imaturitas neurologis
j. Keletihan
k. Keletihan otot pernapasan
l. Nyeri
m. Obesitas
n. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
o. Sindrom hipoventilasi
Diagnosa 2 ; ketidakefektifan bersihan jalan nafas

A. Definisi
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluraan napas untuk
mempertahankan bersihan jalan napas.

B. Batasan Karakteristik
a. Batuk yang tidak efektif
b. Dispnea
c. Gelisah
d. Kesulitan verbalisasi
e. Mata terbuka lebar
f. Ortopnea
g. Penurunan bunyi napas
h. Perubahan frekuensi napas
i. Perubahan pola nafas
j. Sianosis
k. Spuntum dalam jumlah yang berlebihan
l. Suara napas tambahan
m. Tidak ada batuk
C. Factor yang berhubungan
a. Lingkungan
1. Perokok
2. Perokok pasif
3. Terpajan asap
b. Obstruksi jalan napas
1. Adanya jalan nafas buatan
2. Benda asing dalam jalan napas
3. Eksudat dalam aveoli
4. Hyperplasia pada dinding bronkus’mukus berlebihan
5. Penyakit paru obstrukti kronis
6. Sekresi yang tertahan
7. Spasme jalan napas
c. Fisiologis
1. Asma
2. Disfungsi neuromuscular
3. Infeksi
4. Jalan nafas alergik

I.1 Perencanaan
Diagnosa 1 ; Ketidakefektifan pola nafas
NO. Diagnosa Tujuan/ Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan NOC NIC
1. Pola nafas Setelah diberikan 1. Manajemen jalan 1. Memfasilitasi
tidak efektif asuhan keperawat … nafas. kepatenan jalan
berhubungan x24jam diharapakan nafas.
dengan…. pola nafas efekti 2. Pemantauan tanda 2. Untuk
Ditandai dengan kriteria hasil ; vital. menentukan dan
dengan …. Hasil NOC mencegah
- Menunjukan pola komplikasi
nafas efektif yang 3. Pantau pola 3. Mengetahui

dibuktikan oleh pernapasan tindakan


status pentilasi auskultasi suara selanjutnya yang
pernafasan tidak nafas. akan dilakukan
terganggu, serta
kepatenan jalan mengetahui
nafas, tidak ada adanya suara
penyimpangan tambahan.
4. Ajarkan teknik
tanda vital dari 4. Untuk
relaksasi.
rentang normal. memperbaki
- Perubahan status pola pernafasan.
5. Ajarkan teknik
pernapasan ; 5. Mengeluarkan
batuk efektif
ventilasi tidak secret
6. Berikan terapi
terganggu yang 6. Untuk
nebulizer
dibuktikan oleh ; membantu pola
ultrasonic dan
a. Kedalaman pernafasan.
udara atau oksigen
inspirasi 7. Atur posisi pasien
b. Ekspansi dada (flower) 7. Mengoptimalk
simetris an pola
pernafasan
- Menunjukkan tidak
ada gangguan
status pernapasan ;
a. Penggunaan
otot aksesorius
b. Suara nafas
tambahan
c. Pendek nafas

Diagnosa 2 ; bersihan jalan nafas tidak efektif


No. Diagnosa Tujuan/ Kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil NIC
NOC
1. Kebersihan Setelah diberikan 1. Pemantauan 1. Untuk
jalan nafas asuhan keperawatan pernafasan pasien memastikan
tidak efektif .. x 24jam mengumpulkan kepatenan jalan
berhubungan diharapkan bersihan dan menganalisis nafas dan
dengan … jalan nafas klien data pasien (tanda pertukaran gas
ditandai efektif dengan vital). yang adekuat
dengan ….. kriteria hasil ; 2. Memfasilitasi
- Menunjukan 2. Manajemen jalan kepatenan jalan
pembersihan nafas. nafas
jalan nafas yang 3. Membantu jalan
3. Berikan udara /
efektif, nafas.
oksigen
- Yang dibuktikan 4. Untuk
4. Pengaturan posisi,
oleh pencegahan memfasilitasi
mengubah posisi
aspirasi, status kesejahteraan
pasien.
pernafasan ; fisiologis dan
kepatenan jalan
nafas yang psikososial
dibuktikan oleh 5. Lakukan dan 5. Mengencerkan
indicator ; bantu dalam terapi secret,memperm
kemudahan nebulizer. udah pernafasan.
bernafas, 6. Intruksikan kepada 6. Memudahkan
frekuensi dan pasien tentang pengeluaran
irama pernafasan batuk dan teknik secret.
baik. Pergerakan nafas dalam.
sputum keluar 7. Pengisapan jalan 7. Untuk
dari jalan nafas. nafas (suction). menghilangkan
Pergerakan secret .
sumbatan keluar 8. Kolaborasi 8. Untuk perawatan

dari jalan nafas. pemberian obat paru


DAFTAR PUSTAKA

Herdman,T.Heather. 2015. Diagnosis keperawatan ; definisi & klasifikasi 2015-2017.


Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Sue Moorhead,DKK. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Penerbit Elvier,
Indonesia.
Sue Moorhead,DKK. 2016. Nursing Interventions Classification (NiC). Penerbit
Elvier, Indonesia
Wartonah, Tarwoto. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi
3. Salemba Medika : Jakarta
.

Anda mungkin juga menyukai