Anda di halaman 1dari 19

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori


1.1.1 Pengertian Kebutuhan Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika) Oksigen(O2) merupakan gas tidak bewarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkann dalam proses metablisme.Sebagai hasilnya ,terbentuklah
karbondioksida ,energi dan air.Akan tetapi ,penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktivitas sel.(Ns.Abdullah,S.Kep.,M.Kes 2014).
Oksigen merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup
sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme
secara terus-menerus.Oksigen diperoleh dari atmosfer melalui proses
bernapas.Di atrmosfer ,gas selain oksigen juga terdapat karbondioksida
(CO2),nitrogen(N2),dan unsur –unsur lain seperti argon dan helium.(Tarwoto
dan Wartonah 2011).
1.1.2 Etiologi Kebutuhan Oksigenasi
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu:
1. Faktor fisiologis
a) Menurunnya kapasitas O2 seperti anemia.
b) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi
saluran napas bagian atas.
c) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transpor O2 terganggu
d) Meningkatnya metabolisme.
e) Kondisi yang mempengaruhi dinding dada seperti pada.
kehamilan,obesitas,muskulokeletal yang abnormal,serta penyakit
kronis seperti TB.
2. Faktor perkembangan
a) Bayi prematur:kurangnya pembentukan surfaktan.
b) Bayi dan toddler:adanya risiko saluran pernafasan akut.
c) Anak usia sekolah dan remaja :risiko infeksi saluran pernapasan
dan merokok.
d) Dewasa muda dan pertengahan :diet yang tidak sehat ,kurang
aktivitas ,dan stres yang mengakibatka penyakit jantung dan paru-
paru.
e) Dewasa tua:adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis,elastisitas menurun,dan ekspansi paru
menurun.
3. Faktor perilaku
a) Nutrisi :misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru,gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang,diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioskleresis.
b) Latihan:dapat meningkatkan kebutuhan oksigen.
c) Merokok:nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
d) Penyalahgunaan substansi(alkohol dan obat-obatan):menyebabkan
intake nutrisi-Fe menurun mengakibatkan penurunan
hemoglobin,alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan
e) Kecemaan menyebabkab metabolisme meningkat.
4. Faktor lingkungan
a) Tempat kerja(polusi).
b) Temperatur lingkungan.
c) Ketinggian tempat dari permukaan laut.
1.1.3 Fisiologi Kebutuhan Oksigenasi
Peristiwa bernapas (oksigenasi) terdiri dari 2 bagian:
1. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui
saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume
rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
2. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga
dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan,
yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh
beberapa factor:
a. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu
tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
b. Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil
adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau kontraksinya
paru-paru.
2. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler
paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru-paru.
b. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel
alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses
difusi apabila terjadi proses penebalan.
c. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi
karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada
tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat
HB.
3. Transportasi
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke
jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b. kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan
darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar
Hb.
1.1.4 Klasifikasi Kebutuhan Oksigenasi
Gangguan kebutuhan oksigenasi, yaitu:
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-
paruagar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat
disebabkan karena :
1) Kecemasan
2) Infeksi / sepsis
3) Keracunan obat-obatan
4) Ketidakseimbangan asam basa seperti asidosis metabolik. Tanda-
tanda dan gejala hiperventilasi adalah takiradia, nafas pendek,
nyeri dada (chest pain), menurunnya konsentrasi, disorientasi,
tinnitus.
2. Hipoksia
Yaitu kondisi insufisiensi oksigen di dalam tubuh atau jaringan.
3. Hiperkapnia
Yaitu penumpukan karbondioksida dalam darah.
4. Pneumonia
Yaitu radang paru karena masuknya benda asing, misal makanan ke
dalam saluran nafas.
5. Empisema
Yaitu melebarnya gelembung paru, biasanya karena mengkisutnya
sekat-sekat antar gelembung.
6. Efusi Pleura
Yaitu cairan yang keluar ke dalam rongga pleura.
7. Asma
Yaitu keadaan yang ditandai dengan serangan sesak nafas berulang
disertai dengan nafas yang berbunyi karena kejang otot polos, ranting-
ranting tenggorok.
8. Pneuma – thorax
Yaitu adanya udara atau gas dalam rongga selaput dada guna
menghentikan secara sementara fungsi paru dengan tuberculosis.
1.1.5 Manisfestasi Klinis Kebutuhan Oksigenasi
1. Menurunnya kadar Hb
2. Peningkatan denyut nadi
3. Napas pendek
4. Gagal napas
5. Nyeri dada
6. Batuk tidak efektif
7. Tidak mampu mengelurkan sekresi di jalan napas
8. Suara napas menunjukkan adanya sumbatan
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
1) Masalah pernapasan yang pernah dialami
a. Pernah mengalami batuk dengan sputum
b. Pernah mengalami nyeri dada
c. Aktivitas apa saja yang menyebabkan masalah pernapasan
2) Riwayat penyakit pernapasan
a. Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TB, dan lain-lain
b. Bagaimana frekuensi tiap kejadiannya
3) Riwayat kardiovaskular
a. Pernah mengalami penyakit jantung atau peredaran darah
4) Gaya hidup
a. Merokok, keluarga perokok, atau lingkungan kerja dengan perokok
1.2.1.2 Pengkajian fisik
1) Mata
a. Konjungtiva pucat
b. Konjungtiva sianosis
2) Kulit
a. Penurunan turgor kulit
b. Edema
3) Jari-jari dan kuku
a. Sianosis clunbbing finger
4) Mulut dan membran bibir
a. Membran mukosa sianosis
b. Bernapas dengan mengerutkan perut
5) Hidung
a. Pernapasan dengan cuping hidung
6) Vena leher
a. Adanya distensi/bendungan
7) Dada
a. Retraksi otot
b. Pergerakan tidak simetris antara dada kanan dan kiri
c. Bunyi perkusi

1.2.2. Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan napas tidak efektif

Bersihan jalan napas tidak efektif D.0050

Definisi
ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan
jalan nafas tetap paten
Penyebab

fisiologis
1. Spasmen jalan nafas
2. Hipersekresi jalan nafas
3. Diafungsi neuromuskelar
4. Benda asing dalam jalan nafas
5. Adanya jalan nafas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hiperplasia dinding jalan nafas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10. Efek agen farmakologis (mis. anastesi)
Situasional
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
1. Terpajan polutan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
1. Tidak tersedia 1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih
4. Mengi, wheezing dan atau ronkhi
kering
5. Mekonium di jalan napas (pada
neonatus)
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
1. Dyspnea 1. gelisah
2. Sulit bicara 2. sianosis
3. ortopnea 3. bunyi nafas menurun
4. frekuensi nafas berubah
5. pola nafas berubah
Kondisi klinis terkait
1) gullian barre syndrome
2) sklerosis multiple
3) myasthenia gravis
4) prosedur diagnostik (mis, bronkoskopi, transesophageal echocardiography (TEE))
5) depresi sistem saraf pusat
6) Cedera kepala
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Sindrom aspirasi meconium
10) Infeksi saluran napas

Bersihan Jalan Nafas (L.01001)

Definisi
kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan
nafas tetap paten

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Menurun Cukup sedang Cukup meningkat
menurun meningka
t
Batuk efektif 1 2 3 4 5
meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Produksi sputum 1 2 3 4 5
mengi 1 2 3 4 5
wheezing 1 2 3 4 5
Mekonium (pada 1 2 3 4 5
neonatus)
dispnea 1 2 3 4 5
ortopnea 1 2 3 4 5
Sulit bicara 1 2 3 4 5
sianosis 1 2 3 4 5
gelisah 1 2 3 4 5
Menurun Cukup sedang Cukup meningkat
menurun meningka
t
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5

Pemantauan respirasi 1.01014

Definisi
Mengumpulkan dan menganalisa data untuk memastika kepatenan jalan napas dan
keefektifan pertukaran gas
Tindakan

Observasi
1. Monitor frekuensi irama kedalaman dan upaya napas
2. Monitor pola napas
3. Monitor kemampuan untuk batuk efektif
4. Monitor adanya sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi ogsigen
9. Monitor nilai agd
Terapeutik
10. Atur interval pemamtauan respirasi sesuai kondisi pasien
11. Dokumentasikan hasil pantauan
Edukasi
12. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
13. Informasikan hasil pantauan

2. Pola napas tidak efektif


Pola Napas Tidak Efektif D.0005
Definisi
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
Penyebab
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (misalnya, nyeri saat bernapas, kelemahan, otot
pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuscular
6. Gangguan neurologis (misalnya, elektroensefalogram [EEG] positif, cedera
kepala, gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energy
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 keatas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
Dispnea 1. penggunaan otot bantu napas
meningkat
2. volume tidal menurun
3. PCO2 meningkat
4. PO2 menurun
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Gelisah
2. Takikardia
Kondisi klinis terkait
11) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
12) Asma
13) Cedera kepala
14) Gagal napas
15) Bedah jantung
16) Adult respiratory distress syndrome (ARDS)
17) Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN)
18) Prematuritas
19) Inpeksi saluran nafas

Pola napas L.01004


Definisi
Inspirasi dan/atau ekspresi yang memberikan ventilasi adekuat
Ekspetasi membaik
Kriteria hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Ventelasi semenit 1 2 3 4 5
Kapasitas vital 1 2 3 4 5
Diameter thoraks 1 2 3 4 5
anterior posterior
Tekanan ekspirasi 1 2 3 4 5
Tekanan inspirasi 1 2 3 4 5
meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
meningkat menurun
Dispnea 1 2 3 4 5
Pengunaan otot 1 2 3 4 5
bantu napas
Pemanjangan fase 1 2 3 4 5
ekspirasi
Ortopnea 1 2 3 4 5
Pemapasan pursed- 1 2 3 4 5
tip
Pernapasan cuping 1 2 3 4 5
hidung
memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Kedalaman napas 1 2 3 4 5
Ekskursi dada 1 2 3 4 5

Manajemen jalan napas 1.01011


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelolah kepatenan jalan napas
Tindakan
Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan(Mis.gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Trapeutik
- Pertahanan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endrotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Berikam oksigen, jika perlu

Edukasi
- anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- ajarkan teknik batuk efektif

kolaborasi
- kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolotik, jika perlu

3. Gangguan pertukaran Gas

Gangguan pertukaran gas d.0003

Definisi
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi karbondiogsida pada membran
alveoli kapiler
Penyebab
1. Ketidakseimbangan ventilasi perfusi
2. Perubahan membran alveolus kapiler

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
dispnea 1. PCO2 meningkat atau menurun
2. PO2 menurun
3. Takikardia
4. pH arteri meningkat/menurun
5. bunyi napas tambahan
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
1. pusing 1. sianosis
2. penglihatan kabur 2. diaoferis
3. gelisah
4. napas cuping hidung
5. pola napas tidak normal
6. kesadaran menurun
Kondisi klinis terkait
1. ppok
2. gagal ginjal kongesif
3. asma
4. pneumonia
5. TB
6. Penyakit membran hialin
7. Asfiksia
8. Prematuritas
9. Infeksi saluran napas

Pertukaran Gas L.01003


Definisi : oksigenasi dan atau eliminasi karbondiaksoda pada membran alveolus kapiler
dalam batas normal
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup sedang Cukup meningkat
menurun meningkat
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
dispnea 1 2 3 4 5
Bunyi nafas 1 2 3 4 5
tambahan
pusing 1 2 3 4 5
Penglihatan kabur 1 2 3 4 5
diaforesis 1 2 3 4 5
gelisah 1 2 3 4 5
Nafas cuping hidung 1 2 3 4 5
memburuk Cukup sedang Cukup membaik
memburuk sedang
PCO2 1 2 3 4 5
PO2 1 2 3 4 5
takikardia 1 2 3 4 5
pH arteri 1 2 3 4 5
sianosis 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5

Terapi Oksigen (1.01026)


Definisi
Memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi kekurangan oksigen
jaringan
Tindakan
1. Observasi
a) Monitor kecepatan aliran oksigen
b) Monitor posisi alat terapi oksigen
c) Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup
d) Monitor efektifitas terapi oksigen
e) Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
f) Monitor tanda-tanda hipoventilasi
g) Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelectasis
h) Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
i) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
2. Terapeutik
a) Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trakea
b) Pertahankan kepatenan jalan napas
c) Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
d) Berikan oksigen tambahan
e) Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
f) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilisasi pasien
3. Edukasi
a) Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
4. Kolaborasi
a) Kolaborasi penentuan dosis oksigen
b) Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
4. Gangguan pola Tidur

Gangguan pola tidur


D.0055

Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas tidur akibat faktor eksternal

Penyebab
2. Hamabtan lingkungan miss kelembaban, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan
3. Kurang kontrol tidur
4. Kurang privasi
5. Restraint fisik
6. Ketiadddaan teman tidur
7. Tidak familiar dengan peraaalatan tidur

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
1. Sulit tidur Tidak tersedia
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidur cukup
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas Tidak tersedia
menurun
Kondisi klinis terkait
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi

Pola tidur L. 05045

Definisi
Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup meningkat
menurun meningkat
Keluhan sulit tidur 1 2 3 4 5
Keluhan sering 1 2 3 4 5
terjaga
Keluhan tidak puas 1 2 3 4 5
tidur
Keluhan pola tidur 1 2 3 4 5
berubah
Keluhan istirahat 1 2 3 4 5
tidak cukup

meningkat Cukup sedang Cukup menurun


meningkat menurun
Kemampuan 1 2 3 4 5
beraktifitas

Dukungan tidur 1.05174

Definisi
Menfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur
Tindakan
Observasi
- Idnetifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis: kopi, teh)
Makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan mis pencahayaan , kebisingan , suhu
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan misal pijet
- Sesuaikan jadwa pemberian obat dan tindakan untuk menunjang siklus tidur
terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan atau minuman yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur
- Anjurkan faktor faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologis laiinya

Edukasi aktivitas/istirahat
1.12362

Definisi
Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
- Jadwalkan pemberian pendidikan keseahtan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain ataau aktivitas
lainnya
- Anjurkan menyusun jadwam aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat mis kelelahan, sesak napas
- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jeins aktivitas sesuai kemampuan

5. Keletihan

Kelitihan D.0057

Definisi
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat

Penyebab
8. Gangguan tidur
9.  Gaya hidup monoton
10. Kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, penyakit terminal, anemia. malnutrisi,
kehamilan) ‘
11. Program perawatan/pengobatan jangka panjang
12. Peristiwa hidup negatif
13. Stres—berlebihan
14. Depresi

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif

6. Merasa energi tidak putih walaupun 1. Tidak mampu mempertahankan


telah tidur aktivitas rutin
7. Merasa kurang tidur 2. Tampak lesu
8. Mengeluh lelah

Gejala dan tanda minor


Subjektif Objektif

2. Merasa bersalah akibat tidak mampu 1. Kebutuhan istirahat meningkat


menjalankan tanggung jawab
3. libido menurun

Kondisi klinis terkait


8. Anemia
9. Kanker
10. Hipotiroidisme/Hipertirodisme
11. AIDS
12. Depresi
13. Menopause

TINGKAT KELETIHAN L. 05046

Definisi
Kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat

Ekspetasi menurun

Kriteria hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup meningkat
menurun meningkat
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kepulihan energy
Tenaga 1 2 3 4 5
Kemampuan 1 2 3 4 5
melakukan aktivitas
rutin
Aktivitas 1 2 3 4 5
meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Verbalisasi lelah 1 2 3 4 5
Lesu 1 2 3 4 5
Gangguan 1 2 3 4 5
konsentrasi
Sakit kepala 1 2 3 4 5
Sakit tenggorokan 1 2 3 4 5
Mengi 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Perasaan bersalah 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik
memburuk membaik
Selera makan 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
Libido 1 2 3 4 5
Pola istirahat 1 2 3 4 5

Edukasi aktivitas/istirahat
1.12362

Definisi
Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
- Jadwalkan pemberian pendidikan keseahtan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain ataau aktivitas
lainnya
- Anjurkan menyusun jadwam aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat mis kelelahan, sesak napas
- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jeins aktivitas sesuai kemampuan

6. Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas
D.0056
Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari
Penyebab
1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Tirah baring
3. Imobilitas
4. Gaya hidup monoton
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh lelah Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
1. Dispnea saat aktivitas 3. Tekanan darah berubah >20% dari
2. Merasa tidak nyaman setelah kondisi istirahat
beraktivitas 4. Gambaran EKG menunjjukan
3. Merasa lemah aritmia saat setelah aktivitas
5. Gambaran EKG menunjukan
iskemia
6. sianosis
Kondisi klinis terkait
1. anemia
2. gagal jantung kongesif
3. penyakit jantung koroner
4. oenyakit katub jantung
5. aritmia
6. penyakit oaru obstruktif kronis (PPOK)
7. gangguan metabolic
8. gangguan muskuloskeletal

Manajemen program latihan 1.05179


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola aktivitas fisik yang diprogramkan secara aman dan efektif
Tindakan
Observasi
- identifikasi pengetahuan dan pengalaman aktivtas fisik sebelumnya
- identifikasi jenis aktivitas fisik
- identifikasi kemampuan pasien beraktivitas
- monitor randa vital seelum latihan
Terapeutik
- motivasi untuk memluai aktivitas visik
- motivasi menjadwalkan aktivitas fisik
- berikan reinforcement jika aktivitas sesuai dengan jadwal
- libatkan keluarga dalam merencanakan latihan
Edukasi
- jelaskan manfaat aktivitas fisik
- anjurkan tehnik pernapasan yang tepat selama aktivitas fisik
- ajarkan tehnik latihan sesuai dengan kemampuan
- ajarkan menghindari cedera saat latihan fisik
- ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan cepat

Terapi aktivitas 1.05186


Definisi
Menggunakan aktivitas fisik, kognitif, sosial, spiritual untuk memulihkan aktivitas individu
atau kelompok
Tindakan
Observasi
- identifikasi tingkat aktivitas
- identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
- identivikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
- identifikasi strategi peningkatan partisipasi dalam aktivitas
- identifikasi makna aktivitas rutin
Terapeutik
- fasilitasi fokus pada kemampuan bukan defisit yang dialami
- sepakati kotmitmen untuk meningkatkan aktivitas
- fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten
- kordinasikan pemilihan aktivitas sesuai dengan usia
- fasilitasi trasnportasi untuk menghindari aktivitas
- fasilitasi pasien dalam menyesuaikan lingkungan
- fasilitasi aktivitas rutin
- fasilitasi aktivitas motorik kasar
- tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan
- fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
- libatkan dalam permainan kelompok
- libatkan kelaurga dalam beraktivitas
- pasilitasi pasien memantau kemajuaannya
- jadwalkan aktivitasa rutin tiap hari
Edukasi
- jelaskan metode aktivitas fisik tiap hari
- ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- ajarkan melakukan aktivitas fisik
- anjurkan terlibat dalam aktivita skelompok
- kolaborasi dnegan tim okupasi dalam memonitoring program aktivitas pasien

Toleransi aktivitas L.05047


Definisi
Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga
Ekspetasi meningkat
Kriteria hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Kemudahan dalam 1 2 3 4 5
melakukan aktivitas
Kecepatan berjalan 1 2 3 4 5
Kekuatan tubuh bagian 1 2 3 4 5
atas
Kekuatan tubuh bagian 1 2 3 4 5
bawah
Toleransi dalam 1 2 3 4 5
menaiki tangga
meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Keluhan lelah 1 2 3 4 5
Dispepsia saat 1 2 3 4 5
beraktivitas
Dipsnea saat 1 2 3 4 5
beraktivitas
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Artimia saaat aktivtias 1 2 3 4 5
Artimia setelah 1 2 3 4 5
beraktivitas
sianosis 1 2 3 4 5
memburuk Cukup sedang Cukup membaik
memburuk membaik
Warna kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi mapas 1 2 3 4 5
EKG iskemia 1 2 3 4 5

1.2.3. Evaluasi Asuhan Keperawatan


Evaluasi terhadap masalah kebutuhan oksigenasi secara umum dapat dinilai
dari adanya kemampuan dalam :
1. Mempertahankan jalan napas sacara efektif yang ditunjukkan dengan
adanya kemapuan untuk bernapas, jalan napas bersih, tidak ada sumbatan,
tidak ditemukan adanya hipoksia, frekuensi, irama dan kedalaman napas
normal.
2. Pasien menunjukkan oksigenasi yang adekuat dalam memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
3. Pasien menunjukkan pola hidup sehat sehingga dapat mencegah
kambuhnya sakit lagi.
4. Komplikasi dapat di minimalkan

DAFTAR PUSTAKA
Wartonah, Tarwoto. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan

Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Ns.Abdullah,S.Kep.,M.Kes.2014. . Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Trans Info


Media

Mubarak,wahid iqbal & Ns.Nurul Chayatin,S.Kep.2015.Kebutuhan Dasar


Manusia.Jakarta:EGC

Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Yogyakarta :


Mocomedia

Herdman T.Heather. 2015. Diagnosa Kkeperawatan. Jakarta : EGC

Moorhead. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Yogyakarta :


Mocomedia

Anda mungkin juga menyukai