Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP TEORI OKSIGENASI

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ABDUL WAHID
NIM : PO71200210037

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIS KESEHATAN KEMENKES JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB 1

A. Pengertian
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisik).
Oksigenasi merupakan gas tidak bewarna dan tidak berbau yang sangat di butuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuk lah karbon dioksida, energi, dan air. Akan
tetapi menambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberi dampak yang
cukup bermakna terhadap aktivitas sel.

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalm proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini di
peroleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas

B. Fisiologi Oksigen
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a.Menghirup udara (inpirasi)Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk
melaluisaluran pernapasan sampai ke paru-paru. Proses inspirasi volume rongga
dadanaik/lebih besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b.Menghembuskan udara (ekspirasi)Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi
adalah suatugerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi
volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan:
1.Ventilasi Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalamalveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapafaktor:
a. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat,maka tekanan
udaranya semakin rendah.
b. Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembangdi sebut
dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO²
atau kontraksinya paru-paru

2.DifusiDifusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru- paru dan CO²
dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru-paru.
b. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli daninterstisial.
Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²dari alveoli
masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalamrongga alveoli lebih
tinggi dari pada tekanan O² dalam darah venavulmonalis.
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB

3.Transportasi gasTransportasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke


jaringantubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhioleh
beberapa faktor, yaitu:
a. curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b. kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah
secarakeseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
.
C. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi , yaitu
hiperventilasi, hipoventilasi,deformitas tulang dan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan
energy ataukelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal,
kerusakankognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahanotot
pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

D. Faktor Predisposisi
a. Faktor Fisiologi
 Menurunnya kapasitas pengingatan O2
seperti pada anemia.
 Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi salurannapas atas.
 Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2terganggu.
 Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka,dan lain-
lain.
 Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti padakehamilan, obesitas,
muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.

b. Faktor Perkembangan-Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan


surfaktan.
 Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.-Anak usia sekolah dan
remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
 Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
 Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinanarteriosklerosis,
elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.

c. Faktor Perilaku
 Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru,gizi yang
buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, dietyang tinggi lemak
menimbulkan arterioklerosis.
 Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
 Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dankoroner
 Substansi abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Femenurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol, menyebabkandepresi pusat
pernapasan
 Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat

d.Faktor Lingkungan
 Tempat kerja
 Suhu lingkungan
 Ketinggian tempat dan permukaan laut.

E. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Prosesventilasi
(proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila
pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapattersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai bendaasing yang menimbulkan
pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen darialveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukarangas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasiseperti perubahan volume sekuncup,
afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
F. Fatway
G. Manifestasi klinias
a. Suara napas tidak normal.
b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea

H. Tanda dan Gejala


Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguanoksigenasi.
Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan
nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek,
nafas dengan mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi
nafas kurang, penurunan kapasitasvital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang
tidak efektif sehingga menjadigangguan oksigenasi.
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warnakulit abnormal
(pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal
frekuensi, irama dan kedalaman nafas.

I. Masalah Kebutuhan Oksigen


a. Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam
tubuhakibat defisiensi oksigen

b. Perubahan Pola Nafas


 Takipnea, merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24x/ menit karena paru-
paru terjadi emboli.
 Bradipnea, merupakan pola nafas yang lambat abnormal, ± 10x/ menit.-Hiperventilasi,
merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme yang terlalutinggi dengan
pernafasan lebih cepat dan dalam sehingga terjadi jumlah peningkatan O2 dalam
paru-paru.
 Kussmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal.
 Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup,serta
tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunaanO2.
 Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernafasan.
 Ortopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri.
 Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
nafas

c. Obstruksi Jalan Nafas


Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang mengalamiancaman,
terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapatdisebabkan oleh sekret
yang kental atau berlebihan akibat infeksi, imobilisasi, serta batuk tidak efektif karena
penyakit persarafan

d. Pertukaran GasMerupakan kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas baik
O2 maupunCO2 antara alveoli paru-paru dan sistem vaskular.

J. Penata Laksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
 Pembersihan jalan nafas
 Latihan batuk efektif
 Suctioning
 Jalan nafas buatan
b.Pola Nafas Tidak Efektif
 Atur posisi pasien ( semi fowler )
 Pemberian oksigen
 Teknik bernafas dan relaksasi
c.Gangguan Pertukaran Gas
 Atur posisi pasien ( posisi fowler )
 Pemberian oksigen
 Suctioning
Latihan Napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoliatau memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat mengurangi
stress.Prosedur Kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Atur posisi (duduk atau terlentang)
 Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulumelalui hidung
dengan mulut tertutup.
 Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dandisusul dengan
menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulutseperti orang meniup.
 Catat respon yang terjadi
 Cuci tangan

Latihan Batuk Efektif


Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memilikikemampuan
batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea,dan bronkhiolus) dari
sekret atau benda asing.Prosedur Kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Atur posisi dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk ke depan
 Anjurkan untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan menggunakan
pernapasan diafragma.
 Setelah itu tahan napas selama ± 2 detik
 Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka
 Tarik napas dengan ringan
 Istirahat
 Catat respons yang terjadi
 Cuci tangan

Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru- paru melalui
saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui
tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberianoksigen tersebut bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegahterjadinya hipoksia.

Persiapan Alat dan Bahan :


 Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
 Nasal kateter, kanula, atau masker
 Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)Prosedur Kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Cek flowmeter dan humidifier
 Hidupkan tabung oksigen
 Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
 Berikan oksigen melalui kanula atau masker
 Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelahitu
berikan lubrikan dan masukkan.
 Catat pemberian dan lakukan observasi.
 Cuci tangan

Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage, clapping,dan vibrating
pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan untuk meningkatkanefisiensi pola
pernapasan dan membersihkan jalan napas.Persiapan Alat dan Bahan :
 Pot sputum berisi desinfektan
 Kertas tisu
 Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)
 Satu bantal (untuk postural drainage)

Prosedur Kerja :
Postural drainage
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
 Miringkan psien ke kiri (untuk membersihkan bagian paru-paru kanan)
 Miringkan pasien ke kanan (untuk membersihkan bagian paru-paru kiri)
 Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong satu bantal
(untuk membersihkan bagian lobus tengah)
 Lakukan postural drainage ± 10-15 menit
 Observasi tanda vital selama prosedur
 Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating, dansuction.
 Lakukan hingga lendir bersih
 Catat respon yang terjadi
 Cuci tangan

Clapping
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
 Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
 Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien secara
bergantian hingga ada rangsangan batuk.
 Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampungsputum pada
pot sputum.
 Lakukan hingga lendir bersih
 Catat respon yang terjadi
 Cuci tangan

Vibrating
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
 Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
 Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas dalamdan
meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk itu,letakkan kedua
tangan di atas bagian samping depan dari cekungan iga dangetarkan secara perlahan-
lahan. Hal tersebut dilakukan secara berkali-kalihingga pasien ingin batuk dan
mengeluarkan sputum.
 Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampungsputum di
pot sputum.
 Lakukan hingga lendir bersih
 Catat respon yang terjadi
 Cuci tangan

Pengisapan Lendir
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidakmampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukanuntuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.Persiapan Alat dan Bahan :
 Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
 Kateter pengisap lendir
 Pinset steril
 Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
 Kasa steril
 Kertas tisuProsedur Kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
 Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
 Gunakan sarung tangan
 Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
 Hidupkan mesin penghisap
 Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalamkom berisi
akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
 Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
 Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
 Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
 Lakukan hingga lendir bersih
 Catat respon yang terjadi
 Cuci tangan

 ALAT-ALAT OKSIGENASI DAN FUNGSINYA


1. Oxygen mask (oksigen masker)
Aliran oksigen melalui alat ini sekitar 5-8lt/menit dengan konsentrasi 40-60%.Cara
pemasangan :
 Terangkan prosedur pada klien
 Atur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler)
 Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka sederhana dengan humidiflier.
 Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung dan mulutklien
 Lingkarkan karet sungkunp kepada kepala klien agar tidak lepas
 Alirkan oksigen sesuai kebutuhan

Fungsi
 Tidak berbeda dengan sungkup yang lain, hanya saja pada pemakaiansungkup dengan
reservoir non rebreathing ini dapat dicapai tekanan partialoksigen pada inspirasi lebih
tinggi yaitu 90 %. Digunakan aliran oksigen 10-12L/menit
Keuntungan
 Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula
 system humidifikasi dapat ditingkatkan
Kerugian
 Umumnya tidak nyaman bagi klien
 Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi

 Aktivitas makan dan berbicara terganggu


 Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan aspirasi
 Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida

2. Nasal kanula/Binasal kanula


Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6lt/menit dankonsentrasi
oksigen sebesar 24%-44%.Cara pemasangan :
 Terangkan prosedur pada klien
 Atur posisi klien yang nyaman (semi fowler)
 Atur peralatan oksigen dan humidiflier
 Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliranoksigen yang
rendah,beri pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula.
 Masukan ujung kanula ke lubang hidung
 Fiksasi selang oksigen
 Alirkan oksigen yang di inginkan

Fungsi :
 Nasal Kanula adalah alat bantu pernafasan untuk menyalurkan oksigen dalam bentuk
selang
 yang bening dan lentur Keuntungan
 Toleransi klien baik
 Pemasangannya mudah
 Klien bebas untuk makan dan minum
 Harga lebih murahKerugian
 Mudah terlepas
 Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
 Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
 Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus

3. Nebulizer Mask
Fungsi nebulizer :
 Bermanfaat untuk mengatasi masalah dengan saluran pernapasan seperti batuk, pilek
atau asma.
 Untuk mengeluarkan lender/dahak.
 Pengobatan lewat alat ini lebih efektif dari obat-obatan minum, karenalangsung dihirup
masuk ke paru-paru, sehingga dosis yang dibutuhkan lebihkecil, otomatis juga lebih
aman.Cara pemakaian :
 Persiapan Alat Nebulizer
 Obat pentolin 1 ampul sesuai indikasi
 Kapas alkohol untuk membersihkan masker nebulizer

Prosedur pelaksanaanTahap pra interaksi:


 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alatTahap orientasi:
 Memberi salam kepada pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan kesiapan pasienTahap kerja:
 Jaga privacy klien
 Mengatur posisi klien dalam posisi duduk
 Dekatkan troly obat dan peralatan
 Pastikan alat dalam kondisi baik
 Bersihkan masker nebulizer dengan kapas alcohol
 Masukkan obat pentolin sesuai dosis yang telah ditentukan dokter misalnya1/3 ampul
tiap 6 jam
 Hubungkan nebulizer dengan kontak listrik
 Hidupkan nebulizer dengan cara menekan tombol on
 Pastikan uap keluar dari nebulizer
 Pasangkan masker pada klien, jika klien berumur <1 tahun minta bantuan pada orang
tua untuk mempertahankan posisi masker. Sebaliknya pada anak –anak ajarkan dan
motivasi untuk memegang sendiri masker dan bernafasmelalui mulut dengan cara
ambil nafas lambat, dalam dan kemudian menahannafas selama beberapa detik pada
akhir mengambil nafas

4. Rebreathing Mask
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% denganaliran 8 –
12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
Keuntungan :
 Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkanselaput
lendir.Kerugian
 Kantong oksigen bisa terlipat.
 masker non rebreathing
DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007.Kebutuhan Dasar . Jakarta : EGC

Nanda International (2013).Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta :EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan.Jakarta : EGC

Tarwonto dan Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperaweatan. Jakarta
: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai