1. Kebutuhan Oksigen
atau sel.
dengan esophagus.
c. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
d. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat
proses menutup.
kelima.
b. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang
dengan karbondioksida.
Paru-Paru (Pulmo)
1
Paru-paru merupakan organ utama dalam system pernapasan.
Proses Oksigenasi
tahapan;
1. Ventilasi, proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke
ventilasi.
2. Difusi, merupakan pertukaran antara o2 dari alveoli ke kapiler paru- paru dan co2 dari
kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :
dan interstisial.
Haemoglobin.
3. Transportasi
ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi,
2
O2 akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut
jantung.
b. Kondisi pembuluh darah, latihan dan aktivitas seperti olah raga dan lain-
lain.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
a. Penurunan kapasitas membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2) Faktor lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin
pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh.
Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi
3
pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu
jaringan.
6) Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini
napas bagian atas meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat
terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang
jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi
4
dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan
debu, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
10) Faktor Perkembangan
a. Hipoksia
5
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan
kali per menit. Proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan
atau sedatif.
3) Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengkompensasi
6
7) Ortopnea, merupakan kesulitan bernapas kecuali pada posisi
duduk atau berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang
dimulai lagi dari siklus baru. Periode apnea berulang secara teratur.
9) Pernapasan paradoksial, merupakan pernapasan dimana
Tanda klinis :
7
d. Pertukaran gas
Tanda klinis :
3) Agitasi
4) Lelah, alergi
7) Sianosis.
4. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
8
aktivitas sehari–hari, Ketidakmampuan untuk tidur, Dispnoe pada saat
istirahat.
Tanda : Keletihan, Gelisah, insomnia, Kelemahan umum/kehilangan
massa otot.
2. Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi
jantung/takikardia berat, Distensi vena leher, Edema dependent, Bunyi
jantung redup, Warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis Pucat, dapat
menunjukkan anemi.
3. Integritas Ego
Gejala : Peningkatan faktor resiko Perubahan pola hidup
Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.
4. Makanan/cairan
Gejala : Mual/muntah, Nafsu makan buruk/anoreksia, Ketidakmampuan
untuk makan, Penurunan berat badan, peningkatan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, Penurunan
berat badan, palpitasi abdomen.
5. Hygiene
Gejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan.
Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
6. Pernafasan
Gejala : Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama
minimun 3 bulan berturut – turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun, Episode
batuk hilang timbul.
Tanda : Pernafasan biasa cepat, Penggunaan otot bantu pernafasan,
Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, Bunyi nafas ronchi,
Perkusi hyperresonan pada area paru, Warna pucat dengan cyanosis bibir
dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan.
7. Keamanan
Gejala : Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan,
Adanya/berulangnya infeksi.
8. Seksualitas
Gejala : Penurunan libido.
9. Interaksi sosial.
9
Gejala : Hubungan ketergantungan, Kegagalan dukungan/terhadap
pasangan/orang dekat, Penyakit lama/ketidakmampuan membaik.
Tanda : Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress
pernafasan, Keterbatasan mobilitas fisik, Kelalaian hubungan dengan
anggota keluarga lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh
sekresi, spasme bronchus.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dispnoe, anoreksia, mual muntah.
5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret,
proses penyakit kronis.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan
oksigenasi.
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan dirumah.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Dan Criteria
No Intervensi (Nic)
Keperawatan Hasil (Noc)
1 Bersihan Jalan Nafas tidak NOC : NIC :
Efektif 1. Respiratory status : Airway suction
Ventilation 1. Pastikan kebutuhan oral /
Definisi : Ketidakmampuan 2. Respiratory status : tracheal suctioning
untuk membersihkan sekresi Airway patency 2. Auskultasi suara nafas
atau obstruksi dari saluran 3. Aspiration Control sebelum dan sesudah
pernafasan untuk
suctioning.
mempertahankan kebersihan
Kriteria Hasil : 3. Informasikan pada klien dan
jalan nafas.
1. Mendemonstrasika keluarga tentang suctioning
n batuk efektif dan 4. Minta klien nafas dalam
10
Batasan Karakteristik : suara nafas yang sebelum suction dilakukan.
1. Dispneu, Penurunan bersih, tidak ada 5. Berikan O2 dengan
suara nafas sianosis dan menggunakan nasal untuk
2. Orthopneu dyspneu (mampu memfasilitasi suksion
3. Cyanosis nasotrakeal
mengeluarkan
4. Kelainan suara nafas
sputum, mampu 6. Gunakan alat yang steril
(rales, wheezing) sitiap melakukan tindakan
bernafas dengan
5. Kesulitan berbicara 7. Anjurkan pasien untuk
6. Batuk, tidak efekotif mudah, tidak ada
istirahat dan napas dalam
atau tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan setelah kateter dikeluarkan
7. Mata melebar
nafas yang paten dari nasotrakeal
8. Produksi sputum
8. Monitor status oksigen
9. Gelisah (klien tidak merasa
10. Perubahan frekuensi dan pasien
tercekik, irama
9. Ajarkan keluarga bagaimana
irama nafas nafas, frekuensi
cara melakukan suksion
Faktor-faktor yang pernafasan dalam
10. Hentikan suksion dan
berhubungan:
rentang normal,
1. Lingkungan : merokok, berikan oksigen apabila
tidak ada suara
menghirup asap rokok, pasien menunjukkan
nafas abnormal)
perokok pasif-POK, bradikardi, peningkatan
3. Mampu
infeksi saturasi O2, dll.
mengidentifikasika
2. Fisiologis : disfungsi
n dan mencegah
neuromuskular, Airway Management
factor yang dapat 1. Buka jalan nafas, guanakan
hiperplasia dinding
menghambat jalan teknik chin lift atau jaw
bronkus, alergi jalan
nafas thrust bila perlu
nafas, asma.
2. Posisikan pasien untuk
3. Obstruksi jalan nafas :
memaksimalkan ventilasi
spasme jalan nafas,
3. Identifikasi pasien perlunya
sekresi tertahan,
pemasangan alat jalan nafas
banyaknya mukus,
buatan
adanya jalan nafas
4. Pasang mayo bila perlu
buatan, sekresi bronkus, 5. Lakukan fisioterapi dada jika
adanya eksudat di perlu
alveolus, adanya benda 6. Keluarkan sekret dengan
11
asing di jalan nafas. batuk atau suction
7. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila
perlu
10. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status
O2
2 Gangguan Pertukaran gas NOC :
1. Respiratory Status : Respiratory Monitoring
Definisi : Kelebihan atau 1. Monitor rata – rata,
Gas exchange
kekurangan dalam2. Respiratory Status : kedalaman, irama dan usaha
oksigenasi dan atau ventilation respirasi
pengeluaran karbondioksida 3. Vital Sign Status 2. Catat pergerakan dada,amati
di dalam membran kapiler kesimetrisan, penggunaan
alveoli Kriteria Hasil : otot tambahan, retraksi otot
1. Mendemonstrasik supraclavicular dan
Batasan karakteristik :
an peningkatan intercostal
1. Gangguan penglihatan
ventilasi dan 3. Monitor suara nafas, seperti
2. Penurunan CO2
3. Takikardi oksigenasi yang dengkur
4. Hiperkapnia adekuat 4. Monitor pola nafas :
5. Keletihan 2. Memelihara bradipena, takipenia,
6. Somnolen kebersihan paru kussmaul, hiperventilasi,
7. Iritabilitas paru dan bebas dari cheyne stokes, biot
8. Hypoxia
tanda tanda distress 5. Catat lokasi trakea
9. Kebingungan 6. Monitor kelelahan otot
pernafasan
10. Dyspnoe
3. Mendemonstrasik diagfragma (gerakan
11. nasal faring
an batuk efektif danparadoksis)
12. AGD Normal
13. Sianosis suara nafas yang 7. Auskultasi suara nafas, catat
bersih, tidak ada area penurunan / tidak
12
14. warna kulit abnormal sianosis dan adanya ventilasi dan suara
(pucat, kehitaman) dyspneu (mampu tambahan
15. Hipoksemia mengeluarkan 8. Tentukan kebutuhan suction
16. Hiperkarbia sputum, mampu dengan mengauskultasi
17. sakit kepala ketika crakles dan ronkhi pada jalan
bernafas dengan
bangun napas utama
mudah, tidak ada
18. frekuensi dan 9. auskultasi suara paru setelah
pursed lips)
kedalaman nafas tindakan untuk mengetahui
4. Tanda tanda vital
abnormal hasilnya
dalam rentang
normal
Faktor faktor yang
berhubungan :
1. ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
2. perubahan membran
kapiler-alveolar
3 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :
1. Respiratory status : Airway Management
Definisi : Pertukaran udara Ventilation 1. Buka jalan nafas, guanakan
inspirasi dan/atau ekspirasi 2. Respiratory status : teknik chin lift atau jaw
tidak adekuat Airway patency thrust bila perlu
3. Vital sign Status 2. Posisikan pasien untuk
Batasan karakteristik :
memaksimalkan ventilasi
1. Penurunan tekanan
Kriteria Hasil : 3. Identifikasi pasien perlunya
inspirasi/ekspirasi 1. Mendemonstrasika pemasangan alat jalan nafas
2. Penurunan pertukaran
n batuk efektif dan buatan
udara per menit
suara nafas yang 4. Pasang mayo bila perlu
3. Menggunakan otot
bersih, tidak ada 5. Lakukan fisioterapi dada jika
pernafasan tambahan
sianosis dan perlu
4. Nasal flaring
5. Dyspnea dyspneu (mampu 6. Keluarkan sekret dengan
mengeluarkan batuk atau suction
6. Orthopnea
7. Auskultasi suara nafas, catat
7. Perubahanpenyimpang sputum, mampu
adanya suara tambahan
an dada bernafas dengan
8. Lakukan suction pada mayo
8. Nafas pendek mudah, tidak ada
9. Berikan bronkodilator bila
9. Assumption of 3-point pursed lips)
13
position 2. Menunjukkan jalan perlu
10. Pernafasan pursed-lip nafas yang paten 10. Berikan pelembab udara
11. Tahap ekspirasi (klien tidak merasa Kassa basah NaCl Lembab
berlangsung sangat tercekik, irama 11. Atur intake untuk cairan
lama nafas, frekuensi mengoptimalkan
12. Peningkatan diameter keseimbangan
pernafasan dalam
anterior-posterior 12. Monitor respirasi dan status
rentang normal,
13. Pernafasan rata- O2
tidak ada suara
rata/minimal
nafas abnormal)
a. Bayi : < 25 atau > Terapi Oksigen
3. Tanda Tanda vital
60 1. Bersihkan mulut, hidung dan
dalam rentang
b. Usia 1-4 : < 20 secret trakea
normal (tekanan
atau > 30 2. Pertahankan jalan nafas yang
c. Usia 5-14 : < 14 darah, nadi,
paten
atau > 25 pernafasan) 3. Atur peralatan oksigenasi
d. Usia > 14 : < 11 4. Monitor aliran oksigen
atau > 24 5. Pertahankan posisi pasien
14. Kedalaman pernafasan 6. Observasi adanya tanda
15. Dewasa volume tanda hipoventilasi
tidalnya 500 ml saat 7. Monitor adanya kecemasan
vital dan RR
2. Catat adanya fluktuasi
Faktor yang berhubungan : tekanan darah
1. Hiperventilasi 3. Monitor VS saat pasien
2. Deformitas tulang berbaring, duduk, atau
3. Kelainan bentuk dinding berdiri
dada 4. Auskultasi TD pada kedua
4. Penurunan
lengan dan bandingkan
energi/kelelahan
5. Monitor TD, nadi, RR,
5. Perusakan/pelemahan
sebelum, selama, dan
14
muskulo-skeletal setelah aktivitas
6. Obesitas 6. Monitor kualitas dari nadi
7. Posisi tubuh 7. Monitor frekuensi dan
8. Kelelahan otot
irama pernapasan
pernafasan 8. Monitor suara paru
9. Hipoventilasi sindrom
9. Monitor pola pernapasan
10. Nyeri
abnormal
11. Kecemasan
12. Disfungsi
10. Monitor suhu, warna, dan
15
4. Kelemahan otot yang yang berarti terpilih ( sudah
digunakan untuk dikonsultasikan dengan ahli
menelan/mengunyah gizi)
5. Luka, inflamasi pada 8. Ajarkan pasien bagaimana
rongga mulut membuat catatan makanan
6. Mudah merasa kenyang, harian.
sesaat setelah 9. Monitor jumlah nutrisi dan
mengunyah makanan kandungan kalori
7. Dilaporkan atau fakta 10. Berikan informasi tentang
adanya kekurangan kebutuhan nutrisi
makanan 11. Kaji kemampuan pasien
8. Dilaporkan adanya untuk mendapatkan nutrisi
perubahan sensasi rasa yang dibutuhkan
9. Perasaan
ketidakmampuan untuk Nutrition Monitoring
mengunyah makanan 1. BB pasien dalam batas
10. Miskonsepsi normal
11. Kehilangan BB dengan 2. Monitor adanya penurunan
makanan cukup berat badan
12. Keengganan untuk 3. Monitor tipe dan jumlah
makan aktivitas yang biasa
13. Kram pada abdomen dilakukan
14. Tonus otot jelek 4. Monitor interaksi anak atau
15. Nyeri abdominal dengan orangtua selama makan
atau tanpa patologi 5. Monitor lingkungan selama
16. Kurang berminat makan
terhadap makanan 6. Jadwalkan pengobatan dan
17. Pembuluh darah kapiler tindakan tidak selama jam
mulai rapuh makan
18. Diare dan atau 7. Monitor kulit kering dan
steatorrhea perubahan pigmentasi
19. Kehilangan rambut yang 8. Monitor turgor kulit
cukup banyak (rontok) 9. Monitor kekeringan, rambut
20. Suara usus hiperaktif kusam, dan mudah patah
21. Kurangnya informasi, 10. Monitor mual dan muntah
16
misinformasi 11. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Faktor-faktor yang 12. Monitor makanan kesukaan
berhubungan : 13. Monitor pertumbuhan dan
1. Ketidakmampuan perkembangan
pemasukan atau 14. Monitor pucat, kemerahan,
mencerna makanan atau dan kekeringan jaringan
mengabsorpsi zat-zat konjungtiva
gizi berhubungan 15. Monitor kalori dan intake
dengan faktor biologis, nuntrisi
psikologis atau 16. Catat adanya edema,
17
(imunosupresan) kemampuan untuk 8. Pertahankan lingkungan
7. Malnutrisi mencegah aseptik selama pemasangan
8. Peningkatan paparan timbulnya infeksi alat
lingkungan patogen 4. Jumlah leukosit 9. Ganti letak IV perifer dan
9. Imonusupresi dalam batas normal line central dan dressing
10. Ketidakadekuatan imum 5. Menunjukkan
sesuai dengan petunjuk
buatan perilaku hidup umum
11. Tidak adekuat
sehat 10. Gunakan kateter intermiten
pertahanan sekunder
untuk menurunkan infeksi
(penurunan Hb,
kandung kencing
Leukopenia, penekanan 11. Tingkatkan intake nutrisi
respon inflamasi) 12. Berikan terapi antibiotik bila
12. Tidak adekuat perlu
pertahanan tubuh primer
(kulit tidak utuh, trauma Infection Protection (proteksi
jaringan, penurunan terhadap infeksi)
kerja silia, cairan tubuh 1. Monitor tanda dan gejala
18
bedah
11. Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
16. Ajarkan cara menghindari
infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif
20
social dan spiritual
21
menggunakan teknik
relaksasi
14. Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
22
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
23
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Mansjoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 2. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
24