Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN KEBUTUHAN OKSIGENASI


DI RUANG TULIP
RSUD RAA SOEWONDO PATI

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Program D3 Keperawatan


Stase Keperawatan Dasar

Di Susun Oleh :
Ahmad Alvian
72020040007

Di Susun Oleh :

FAIZATUL ULYA
222020010025

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2022/2023
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:

a. Menghirup udara (inpirasi)


Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif
yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.

a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2. Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. Luasnya permukaan paru-paru.
2. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh
dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b. kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
2. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali
bernapas (Tarwanto, 2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap
aktifitas sel (Mubarak, 2007).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah pemenuhan akan
kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan
dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam
darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada miokardium.
Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.

2. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry
tahun 2008 yakni:
1. Faktor fisiologis
a. Penurunan kapasitas pembawa oksigen
Hemoglobin membawa 97% oksigen yang telah berdifusi ke jaringan
setiap proses yang menurunkan atau mengubah hemoglobin seperti anemia
dan inhalasi substansi beracun menurunkan kapasitas darah yang
membawa oksigen.
b. Penurunan konsentrasi oksigenasi yang diinspirasi
Saat konsentrasi oksigen yang diinspirasi menurun maka kapasitas darah
yang membawa oksigen juga menurun.
c. Hipovolemia
Merupakan suatu kondis penurunan volume darah srkolasi yang
diakibatkan kehilangan cairan ekstraselular yang terjadi pada kondisi syok
dan dehidrasi berat.
d. Peningkatan laju metabolisme
Peningkatan aktivitas metabolisme tubuh menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen. Saat sistem tubuh tidak mampu memenuhi
peningkatan kebutuhan tubuh ini maka kadar oksigenasi menurun.
e. Kondisi yang mempengaruhi dinding dada
Setiap kondisi yang menurunkan gerakan dinding dada akan
mengakibatkan penurunan ventilasi. Apabila diafragma tidak dapat
sepenuhnya menurun seiring gerakan napas, maka volume udara yang
akan diinspirasi akan menurun sehingga oksigen yang ditransfor ke alveoli
dan jaringan akan menurun seperti pada wanita hamil, obesitas trauma
pada dinding dada dll.
2. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan dan proses penuaan yang normal mempengaruhi
oksigenasi jaringan.
a Bayi premature
Beresiko terkena penyakit membrane hialin, disebabkan oleh defisiensi
surfaktan
b Bayi dan Todler
Beresiko mengalami infeksi saluran nafas atas sebagai hasil pemaparan
yang sering pada anak-anak lain dalam akibat pemaparan asap rokok selain
itu selama proses perkembangan gigi, beberapa bai berkembang kongesti
nasal yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan potensi
terjadinya infeksi saluran pernafasan
c Anak usia sekolah dan remaja
Anak sehat biasanya tidak mengalami efek merugikan akibat infeksi
pernafasan. Namun, individu yang mulai merokok pada usia remaja dan
meneruskannya sampai usia dewasa pertengahan mengalami peningkatan
resiko penyakit kardio pulmonar dan kanker paru
d Dewasa muda dan dewasa pertengahan
Individu pada usia ini terpapar pada banyak faktor resiko
kardiopulmonar seperti, diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-
obatan dan merokok
e Lansia
Ventilasi dan transfer gas menurun seiring peningkatan usia, seperti
osteoporosis pada rangka thoraks membuat paru-paru tidak bisa
mengembang sepenuhnya sehingga kadar O2 nasa lebih rendah
1. Faktor prilaku
Faktor prilaku atau gaya hidup baik secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan
oksigen. Seperti nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi dan
stres.
1. Faktor lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi, insiden penyakit paru
lebih tinggi di daerah yang berkabut dan perkotaan dibanding daerah
pedesaan. Selain itu tempat kerja klien dapat meningkatkan resiko klien utnuk
terkena penyakit paru. Polutan ditempat kerja mencakup acbestos, bedak talk,
debu dan serabut yang dibawa oleh udara.
3. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry tahun 2008
yakni:
1. Hiperpentilasi
Merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebihan yang dibutuhkan untuk
mengeliminasi karbondioksida normal di vena, dan dapat disebabkan oleh
ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam basa, hipoksia yang
diakibatkan dengan embolus paru atau syok
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolas tidak adekuat memenuhi kebutuhan O2 tubuh atau
mengeliminasi karbondioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun
maka PaCO2 akan meningkat. Ateleksasis akan menghasilkan hipoventilasi.
Atelektasis merupakan kolaps alveoli karna alveoli kolaps, maka paru yang
diventilasi lebih sedikit dan menyebabkan hipoventilasi
3. Hipoksia
Merupakan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.
Hipoksia dapat disebabkan oleh
a. Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darahnya yang
membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c. Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil O2 pada darah pada kasus
keracuanan stanida
d. Penurunan difusi O2 dari alveoli ke darah seperti pada pneumania
e. Perfusi darah yang mengandung O2 dijaringan buruk seperti pada syok
f. Kerusakan ventilasi seperti yang terjadi pada fraktur iga multipel atau trauma
dada.
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter &
Perry tahun 2008 yakni:
1. Manifestasi klinis hiperventilasi
a. Takikardi
b. Nafas pendek
c. Nyeri dada
d. Pusing
e. Sakit kepala ringan
f. Disorientasi
g. Paretesia
h. Baal ( pada ekstremitas, sirkumoral )
i. Tinitus
j. Penglihatan yang kabur
k. Disorientasi
2. Manifestasi klinis Hipoventilasi
a. Pusing
b. Nyeri kepala ( dapat dirasakan dioksipital hanya saat terjaga )
c. Letargi
d. Disorientasi
e. Penurunan kemampuan mengikuti instruksi
f. Distrimia jantung
g. Ketidakseimbangan elektrolit
h. Konvusi
i. Henti jantung
3. Manifestasi klinis hipoksia
a. Gelisah
b. Ansietas
c. Disorientasi
d. Penurunan kemampuan konsentrasi
e. Penurunan tingkat kesadaran
f. Peningkatan keletihan
g. Pucat
h. Sianosis
i. Clubbing
j. Dispnea
k. Peningkatan tekanan darah
l. Peningkatan frekuensi nadi
m. Peningkatan frekuensi kedalaman pernafasan

5. Fisiologi Pernafasan
Menurut Potter & Perry tahun 2008, berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi
menjadi dua yaitu:
1. Pernafasan Eksternal
Memacu pada keseluruhan proses pertukaran O 2 dan CO2 antara lingkungan
eksternal dan sel tubuh, ada 3 proses dalam pernafasan eksternal
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya O2 dari atmosfer kedalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosver dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bersih jalan
nafas sistem saraf pusat dan sistem pernafasan yang utuh
b. Difusi gas
Merupakan pertukaran antara O2 di alveoli dengan kapiler paru dan CO2
dikapiler dengan alveoli yaitu dari yang bertekanan tinggi ke arah yang
bertekanan rendah, dipengaruhi oleh permukaan paru, konsentrasi O2 dan
perbedaan tekanan
c. Transportasi gas
Gas pada proses ini, O2 diangkut dari paru menuju jaringan dan CO2 diangkat
dari jaringan menuju keparu.
1) Transport O2
Terjadi pada sistem jantung dan paru-paru normalnya sebagian besar O2 (
97% ) berikatan lemah dengan hb dan diangkut ke seluruh tubuh dalam
bentuk ( hb2 ) dan sisa terlarut dalam plasma
2) Transportasi CO2
CO2 sebagai hasil metabolisme terus menerus diproduksi dan diangkat
menuju paru dalam 3 cara
a) Sebagian besar CO2 diangkat dalam sel darah dalam bentuk
bikarbonat HCO3
b) Sebanyak 23% CO2 berikatan dengan Hb membentuk karbomino
hemoglobin ( HbCO2 )
c) Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma dan
bentuk asam karbonat
1. Pernafasan Internal (Pernafasan jaringan)
Mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria
yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi
molekul nutrie dalam proses ini darah yang banyak mengandung O 2 dibawa
keseluruh tubuh

6. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2008).
7. Pathway
8. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilaksakan menurut Kozier, 2011.
1. Spyromtry : Untuk mengetahui fungsi paru
2. Hematologi : Untuk mengetahui:
a Infeksi : Leukosit biasanya meningkat
b Alergi : Eusinofil
c Pertukaran gas: ABG ( Analisa Blood Gas )
1. Radiologi ( Foto rontgen, Scanning paru )
2. Thoracocentesis
3. Pemeriksaan laboratorium
a Hb
b Leukosit
c Gusinofil
d Basofil
e Limfosit
f Monosit

9. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Teknik pernafasan
a Latihan nafas dalam, batuk efektif
b Pursed lip breating (pada pasien yang biasa mengontrol pernafasan)
c Abdominal breating (pada pasien dengan disfungsi pernafasan kronik)
d Insentive spirometri (pada pasien post operasi bersamaan dengan deep
breating)
e Suction
f Pemberian oksigen
g Posisi (semi fowler)
2. Penatalaksanaan Medis
Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, seperti,
Nebulizer, kanul nasal, oksigenasi melalui master untuk pemberian oksigen jika
diperlukan
3. Fisioterapi dada
1. Perkusi dan fibrasi dada
2. Postural drainage
3. ASUHAN KPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam
memenuhi kebutuhan oksigen meliputi:
a. Fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi kardiopulmonal saat
ini
b. Kaji tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi
2. Pengkajian
a. Masalah-masalah respirasi
b. Adanya batuk dan penanganan yang sudah dilakukan pasien
c. Kebiasaan merokok
d. Nyeri dada, pada nyeri kaji lokasi, donasi, radiasi dan frekuensi nyeri
e. Faktor yang resiko yang memperberat masalah oksigenasi, seperti:
1) Rasionalisasi hipertensi
2) Kebiasaan merokok
3) Obesitas
4) Diet tinggi lemak
5) Riwayat keluarga dengan kanker paru atau penyakit
kardioveskular
6) Adanya anggota keluarga yang mengidap penyakit infeksius
khasusnya tuberkulosis dan status pengobatan mereka
f. Riwayat psokososial
1) Kebebasan merokok
2) Riwayat tubuh kembang
3) Persepsi terhadap penyakit
4) Penggunaan alkohol dan obat-obatan
g. Anemnesa riwayat kesehatan
Masalah pernafasan
1) Nyeri dada
2) Dypsnea
3) Hipoventilasi
4) Batuk
5) Sianosis
6) Megie
7) Latihan
8) Ortopnea
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1. Mata
a) Xantelasma (lesi lipid kuning dikelopak mata)
b) Konjungtiva pucat
c) Konjungtiva sianosis
d) Petekia di konjungtiva
2. Mutul dan bibir
a) Membran mukosa sensori
b) Bernafas dengan mulus
3. Vena dileher
Kaji adanya distensi vena jugularis
4. Hidung
Pernafasan hidung, pernafasan cuping hidung
5. Kulit
a) Sianosis perifer
b) Sianosis pusat
c) Edema
6. Ujung jari dan bantalan kuku
a) Sianosis
b) Jari tabung (clubbing)
c) Tindakan kesadaran
7. Dada
a) Retraksi otot bantu pernafasan
b) Simetris atau tidak
1) Palpasi dada
a) Jenis dan jumlah kerja toraks
b) daerah nyeri tekan
c) Identifikasi taktil fremitus
d) Getaran pada dada ( thrill )
e) Angkatan dada ( heaves )
f) Titik impuls jantung maksimal
2) Ekstremitas
a) Sirkulasi perifer
b) Temperatur kulit
c) Pengisian kapiler
3) Perkusi
Perkusi memungkinkan perawat untuk menentukan adanya
cairan yang tidak normal, udara diparu-paru atau kerja
diafragma, lima nada perkusi adalah resonasi, hiper resonansi,
redup, datar, dan timpani
4) Auskultasi
Auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru
dan jantung yang normal dan tidak normal. Auskultasi sistem
kardiovaskuler harus meliputi pengkajia dalam mendeteksi
bunyi S1 Dan S2 normal, mendeteksi adanya bunyiS3 dan S4
yang tidak normal, bunyi murmur serta bunyi gesekan.
Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan
gerakan udara disepanjang lapangan paru; anierior, posterior
dan lateral. Auskultasi juga digunakan untuk mengevaluasi
respon klien terhadap intervensi yang telah dilakukan untuk
meningkatkan status pernafasan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien sesuai dengan prioritas:
a. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-pervusi.
C. RENCANA KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


DX KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Gangguan Pertukaran gas 01026 Terapi oksigen
pertukaran gas (L.01003) Definisi :
( 0003) Definisi : Oksigenasi Memberikan tambahan oksigen
Definisi : dan/atau eliminasi untuk mecegah dan mengatasi
Kelebihan atau karbondioksida pada kondisi kekurangan oksigen
kekurangan membrane alveolus Intervensi yang di berikan :
oksigen dan/ atau kapiler dalam batas Observasi :
karbondioksida normal. 1. Monitor kecepatan aliran
pada membran Setelah di lakukan oksigen
alveolus-kapiler tindakan keperawatan 2. Monitor posisi alat terapi
selama ....X....jam oksigen
pertukaran gas dapat 3. Monitor efektifitas terapi
membaik. Dengan oksigen (mis, oksimetri,
kriteria hasil analisa gas darah) jika perlu
1. Pola nafas dari 4. Monitor kemampuan melepas
skala 1 oksigen saat makan
(memburuk) 5. Monitor integritas mukosa
yang akan hidung akibat pemasangan
ditingkatkan oksigen
menjadi skala 4 Terapeutik
(cukup 1. Bersihkan sekret pada mulut,
membaik) hidung dan trakea, jika perlu
2. Dispnea dari 2. Pertahankan kepatenan jalan
skala 1 napas
(meningkat) 3. Berikan oksigen tambahan,
yang akan jika perlu
diturunkan 4. Gunakan perangkat oksigen
menjadi skala yang sesuai dengan tingkat
4(cukup mobilisasi pasien
menurun) Edukasi
3. Bunyi napas 1. Ajarkan pasien dan keluarga
tambahan dari cara mengunakan oksigen di
skala 1 rumah
(meningkat) Kolaborasi :
yang akan 1. Kolaborasi penentuan dosis
diturunkan oksigen
menjadi skala 2. Kolaborasi penggunaan
4(cukup oksigen saat aktivitas
menurun) dan/atau tidur
Takikardia dari
skala 1
(memburuk)
yang akan
ditingkatkan
menjadi skala
4(membaik)
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan : definisi & Klasifikasi. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Kepe rawatan. Jakarta:EGC
Tarwonto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan
Keperaweatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai