Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

SYOK HIPOLOVEMIK

DI RUANG ICU RSUD RAA SOEWONDO PATI

Di susun oleh:

FAIZATUL ULYA
222020010025

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2022/2023


SYOK HIPOVOLEMIK

A. Definisi
Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Kemudian diikuti
perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan
metabolik selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk
mengantisipasi kemungkinan syok. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk
menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik,
kardiogenik, neurogenik, atau septik syok). (Bruner & Suddarth,2010).
Syok hipovolemik adalah keadaan yang mengalami kekurangan cairan dalam
pembuluh darah atau jantung yang tidak mampu untuk mempertahankan peredaran
darah sehingga pasokan oksigen ke organ vital terutama ke otak, jantung dan ginjal
tidak cukup. (Krisanty et al., 2016).
Hypovolemic shock atau syok hipovolemik dapat didefinisikan sebagai berkurangnya
volume sirkulasi darah dibandingkan dengan kapasitas pembuluh darah total.
Hypovolemic shock merupakan syok yang disebabkan oleh kehilangan cairan
intravascular yang umumnya berupa darah atau plasma. Kehilangan darah oleh luka
yang terbuka merupakan salah satu penyebab yang umum, namun kehilangan darah
yang tidak terlihat dapat ditemukan di abdominal, jaringan retroperitoneal, atau
jaringan di sekitar retakan tulang. Sedangkan kehilangan plasma protein dapat
diasosiasikan dengan penyakit seperti pankreasitis, peritonitis, luka bakar dan
anafilaksis. (Lamm & Coopersmith, 2012)

B. Etiologi
Syok hipovolemik dapat disebabkan oleh hilangnya cairan intravaskuler, misalnya
terjadi pada:
a) kehilangan darah atau syok hemorargik karena perdarahan yang mengalir keluar
tubuh seperti hematotoraks, ruptur limpa, dan kehamilan ektopik terganggu.
b) trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah
yang besar. Misalnya: fraktur humerus menghasilkan 500-1000 ml perdarahan
atau fraktur femur menampung 1000-1500 ml perdarahan.
c) kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan protein
plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya pada:
1) Gastrointestinal: peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis
2) Renal: terapi diuretik, krisis penyakit addison
3) Luka bakar (kombustio) dan anafilaksis Syok hipovolemik merupakan syok
yang terjadi akibat berkurangnya volume plasma di intravaskuler. Syok ini
dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik), trauma yang menyebabkan
perpindahan cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan
dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat. Kasus-
kasus syok hipovolemik yang paling sering ditemukan disebabkan oleh
perdarahan sehingga syok hipovolemik dikenal juga dengan syok hemoragik.
Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh berbagai trauma hebat pada organ-
organ tubuh atau fraktur yang yang disertai dengan luka ataupun luka
langsung pada pembuluh arteri utama. (Lamm & Coopersmith, 2012)

C. Tanda dan gejala


1. Kesadaran penderita menurun, berkeringat, gelisah,
apatis/bingungan/pingsan/tidak sadar
2. Penderita merasa mual (mau muntah)
3. Kulit penderita dingin, lembab dan pucat
4. Nafas dangkal dan kadang tak teratur (30 x/menit)
5. Mata penderita Nampak hampa, tidak bercahaya dan pupil melebar
6. Nadi Cepat dan lemah (110x/menit atau lebih)
7. Tekanan darahnya rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg)

D. Manifestasi Kinik
Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi premorbid,
besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung. Kecepatan kehilangan
cairan tubuh merupakan faktor kritis respon kompensasi. Pasian muda dapat dengan
mudah mengkompensasi kehilangan cairan dengan jumlah sedang vasokontriksinya
dan takikardia. Kehilangan volume yang cukup besar dalam waktu lambat, meskipun
terjadi pada pasien usia lanjut, masih dapat ditolerir juga dibandingkan kehilangan
dalam waktu yang cepat atau singkat. Apabila syok talah terjadi, tanda-tandanya akan
jelas. Pada keadaan hipovolemia, penurunan darah lebih dari 15 mmHg dan tidak
segera kembali dalam beberapa menit.
Tanda-tanda syok adalah:
a) Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler
selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
b) Takhikardi: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respon homeostasis
penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah ke homeostasis
penting untuk hopovolemia.peningkatan kecepatan aliran darah ke mikrosirkulasi
berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
c) Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah
sistemik dan curah jantung, vasokontriksi perifer adalah faktor yang esensial
dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat
dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg.
d) Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik.
Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30ml/jam.

E. Patofisiologi
Syok hipovolemik atau status syok akibat dari kehilangan volume cairan sirkulasi
( penurunan volume darah ), dapat diakibatkan oleh berbagai kondisi yang secara
bermakna mengurus volume darah normal, plasma atau air. Patologi dasar, tanpa
memperhatikan tipe kehilangan cairan yang pasti, dihubungkan dengan defisit volume
atau tekanan cairan sirkulasi aktual. Penurunan volume cairan sirkulasi menurunkan
aliran balik vena, yang mengurangi curah jantung dan karenanya menurunkan tekanan
darah. Penuruna curah jantung disebabkan oleh penurunan volume preload walaupun
terdapat kompensasi peninggian resistansi vaskuler, vasokonstriksi dan takikardi.
(Dewi, Rismala. 2013)
Kegagalan sirkulasi menyebabkan hantaran oksigen ke jaringan berkurang diikuti
dengan penurunan tekanan oksigen parsial. Pada saat terjadi penurunan oksigen
parsial sampai pada titik kritis, maka fosforilasi oksidatif yang bergantung pada
oksigen akan menggeser metabolism, dari anaerob, sehingga kadar kadar laktat
meningkat dan menyebabkan terjadinya asidosis laktat. Hantaran oksigen dipengaruhi
oleh kandungan oksigen darah arteri dan curah jantung.

F. Pathway

2 volume
Kekurangan Menurunnya volume
cairan intravaskuler

Menurunnya tekanan pengisian Menurunnya aliran balik vena


sirkulasi sitemik ke jantung

Penurunan curah jantung

Perubahan perfusi jaringan


Perubahan perfusi
tidak efektif
Penurunan fungsi ke paru-paru

Gangguan proses oksigenasi

Memicu hiperventilasi

Pola nafas tidak efektif

Anda mungkin juga menyukai