Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

OKSIGENASI

Disusun Oleh :

Kelompok 3

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023
LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI

A. Definisi
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O 2 ruangan setiap kali
bernapas (Tarwanto, 2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO 2 yang melebihi batas normal
pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel
(Mubarak, 2007).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah pemenuhan akan
kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam
darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada miokardium.
Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal
Fisiologi Pernafasan
Menurut Potter & Perry tahun 2008, berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi
menjadi dua yaitu:
1. Pernafasan Eksternal
Memacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan
eksternal dan sel tubuh, ada 3 proses dalam pernafasan eksternal :
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya O2 dari atmosfer kedalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosver dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bersih jalan
nafas sistem saraf pusat dan sistem pernafasan yang utuh.
b. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara O2 di alveoli dengan kapiler paru Bu CO2
dikapiler dengan alveoli yaitu dari yang bertekanan tinggi ke arah yang
bertekanan rendah, dipengaruhi oleh permukaan paru, konsentrasi O2 dan
perbedaan tekana.

c. Transportasi Gas
Gas pada proses ini, O2 diangkut dari paru menuju jaringan dan CO2
diangkat dari jaringan menuju keparu.
1) Transport O2
Terjadi pada sistem jantung dan paru-paru normalnya sebagian besar O2
( 97% ) berikatan lemah dengan hb dan diangkut ke seluruh tubuh dalam
bentuk ( hb2 ) dan sisa terlarut dalam plasma

2) Transport CO2
CO2 sebagai hasil metabolisme terus menerus diproduksi dan diangkat
menuju paru dalam 3 cara
a) Sebagian besar CO2 diangkat dalam sel darah dalam bentuk bikarbonat
HCO3
b) Sebanyak 23% CO2 berikatan dengan Hb membentuk karbomino
hemoglobin ( HbCO2 )
c) Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma dan bentuk
asam karbonat

2. Pernafasan Internal
Mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria
yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi
molekul nutrie dalam proses ini darah yang banyak mengandung O2 dibawa
keseluruh tubuh.

B. Etiologi dan Faktor Resiko


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry
tahun 2008 yakni
1. Faktor Fisiologis
a. Penurunan kapasitas pembawa oksigen
Hemoglobin membawa 97% oksigen yang telah berdifusi ke jaringan setiap
proses yang menurunkan atau mengubah hemoglobin seperti anemia dan
inhalasi substansi beracun menurunkan kapasitas darah yang membawa
oksigen.

b. Penurunan konsentrasi oksigenasi yang diinspirasi


Saat konsentrasi oksigen yang diinspirasi menurun maka kapasitas darah yang
membawa oksigen juga menurun.

c. Hipovolemia
Merupakan suatu kondis penurunan volume darah srkolasi yang diakibatkan
kehilangan cairan ekstraselular yang terjadi pada kondisi syok dan dehidrasi
berat.

d. Peningkatan laju metabolisme


Peningkatan aktivitas metabolisme tubuh menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen. Saat sistem tubuh tidak mampu memenuhi peningkatan
kebutuhan tubuh ini maka kadar oksigenasi menurun

e. Kondisi yang mempengaruhi dinding dada.


Setiap kondisi yang menurunkan gerakan dinding dada akan mengakibatkan
penurunan ventilasi. Apabila diafragma tidak dapat sepenuhnya menurun
seiring gerakan napas, maka volume udara yang akan diinspirasi akan
menurun sehingga oksigen yang ditransfor ke alveoli dan jaringan akan
menurun seperti pada wanita hamil, obesitas trauma pada dinding dada dll.

2. Faktor Perkembangan
a. Bayi Premature
Beresiko terkena penyakit membrane hialin, disebabkan oleh defisiensi
surfakta.

b. Bayi dan Todler


Beresiko mengalami infeksi saluran nafas atas sebagai hasil pemaparan yang
sering pada anak-anak lain dalam akibat pemaparan asap rokok selain itu
selama proses perkembangan gigi, beberapa bai berkembang kongesti nasal
yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan potensi
terjadinya infeksi saluran pernafasan.

c. Anak usia sekolah dan remaja


Anak sehat biasanya tidak mengalami efek merugikan akibat infeksi
pernafasan. Namun, individu yang mulai merokok pada usia remaja dan
meneruskannya sampai usia dewasa pertengahan mengalami peningkatan
resiko penyakit kardio pulmonar dan kanker paru.

d. Dewasa muda dan Dewasa pertengahan


Individu pada usia ini terpapar pada banyak faktor resiko kardiopulmonar
seperti, diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan dan merokok.

e. Lansia
Ventilasi dan transfer gas menurun seiring peningkatan usia, seperti
osteoporosis pada rangka thoraks membuat paru-paru tidak bisa mengembang
sepenuhnya sehingga kadar O2 nasa lebih rendah.

3. Faktor Perilaku
Faktor prilaku atau gaya hidup baik secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Seperti
nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi dan stres.

4. Faktor Lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi, insiden penyakit paru lebih tinggi di
daerah yang berkabut dan perkotaan dibanding daerah pedesaan. Selain itu tempat
kerja klien dapat meningkatkan resiko klien utnuk terkena penyakit paru. Polutan
ditempat kerja mencakup acbestos, bedak talk, debu dan serabut yang dibawa oleh
udara.
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry tahun 2008
yakni:
1. Hiperpentilasi
Merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebihan yang dibutuhkan untuk
mengeliminasi karbondioksida normal di vena, dan dapat disebabkan oleh
ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam basa, hipoksia yang
diakibatkan dengan embolus paru atau syok.

2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolas tidak adekuat memenuhi kebutuhan O2 tubuh
atau mengeliminasi karbondioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar
menurun maka PaCO2 akan meningkat. Ateleksasis akan menghasilkan
hipoventilasi. Atelektasis merupakan kolaps alveoli karna alveoli kolaps, maka
paru yang diventilasi lebih sedikit dan menyebabkan hipoventilasi

3. Hipoksia
Merupakan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.
Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darahnya yang
membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c. Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil O2 pada darah pada kasus
keracuanan stanida
d. Penurunan difusi O2 dari alveoli ke darah seperti pada pneumania
e. Perfusi darah yang mengandung O2 dijaringan buruk seperti pada syok
f. Kerusakan ventilasi seperti yang terjadi pada fraktur iga multipel atau
trauma dada.

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter &
Perry tahun 2008 yakni :
1. Manifestasi Klinis Hiperventilasi
a. Takikardi
b. Nafas pendek
c. Nyeri dada
d. Pusing
e. Sakit kepala ringan
f. Disorientasi
g. Paretesia
h. Baal ( pada ekstremitas, sirkumoral )
i. Tinitus
j. Penglihatan yang kabur
k. Disorientasi

2. Manifestasi Klinis Hipoventilasi


a. Pusing
b. Nyeri kepala ( dapat dirasakan dioksipital hanya saat terjaga )
c. Letargi
d. Disorientasi
e. Penurunan kemampuan mengikuti instruksi
f. Distrimia jantung
g. Ketidakseimbangan elektrolit
h. Konvusi
i. Henti jantung

3. Manifestasi Klinis Hipoksia


a. Gelisah
b. Ansietas
c. Disorientasi
d. Penurunan kemampuan konsentrasi
e. Penurunan tingkat kesadaran
f. Peningkatan keletihan
g. Pucat
h. Sianosis
i. Clubbing
j. Dispnea
k. Peningkatan tekanan darah
l. Peningkatan frekuensi nadi
m. Peningkatan frekuensi kedalaman pernafasan

D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2008).

Merokok

Pathway Oksigenasi
Mengandung zat- Mengandung
zat berbahaya radikal bebas
Genetik: Defisiensi Faktorlingkungan
antitrypsin alfa-1
Induksi aktivasi Peningkatan
Polusi udara makrofag dan stress oksidatif
leukosit

Peningkatan
apoptosis dan
Lisis dinding alveoli Fibrosaparu

Kerusakan alveolar Obstruksiparu

Kolaps saluran
napas kecil saat
ekspirasi

Obstruksi pada pertukaran


O2 dan CO2 dan ke paru-
paru

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilaksanakan menurut Kozier, 2011.
1. Spyromtry
2. Hematologi
a. Infeksi
b. Alergi
c. Pertukaran gas
3. Radiologi
4. Thoracocentesis
5. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb
b. Leukosit
c. Gusinofil
d. Basoofil
e. Limfosit
f. Monosit

F. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Teknik Pernafasan
a. Latihan nafas dalam, batuk efektif
b. Pursed lip breating (pada pasien yang biasa mengontrol pernafasan)
c. Abdominal breating (pada pasien dengan disfungsi pernafasan kronik)
d. Insentive spirometri (pada pasien post operasi bersamaan dengan deep
breating)
e. Suction
f. Pemberian oksigen
g. Posisi (semi fowler)

2. Penatalaksanaan Medis
Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, seperti,
Nebulizer, kanul nasal, oksigenasi melalui master untuk pemberian oksigen jika
diperlukan.

3. Fisioterapi Dada
a. Perkusi dan Fibrasi dada
b. Postural Drainage

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan oksigen meliputi :
a. Fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi kardiopulmonal saat ini
b. Kaji tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi

2. Pengkajian
a. Masalah-masalah respirasi
b. Adanya batuk dan penanganan yang sudah dilakukan pasien
c. Kebiasaan merokok
d. Nyeri dada, pada nyeri kaji lokasi, donasi, radiasi dan frekuensi nyeri
e. Faktor yang resiko yang memperberat masalah oksigenasi, seperti :
1) Rasionalisasi hipertensi
2) Kebiasaan merokok
3) Obesitas
4) Diet tinggi lemak
5) Riwayat keluarga dengan kanker paru atau penyakit kardioveskular
6) Adanya anggota keluarga yang mengidap penyakit infeksius khasusnya
tuberkulosis dan status pengobatan mereka

f. Riwayat psokososial
1) Kebebasan merokok
2) Riwayat tubuh kembang
3) Persepsi terhadap penyakit
4) Penggunaan alkohol dan obat-obatan

g. Anemnesa riwayat kesehatan


Masalah pernafasan
1) Nyeri dada
2) Dypsnea
3) Hipoventilasi
4) Batuk
5) Sianosis
6) Megie
7) Latihan
8) Ortopnea

3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Mata
a) Xantelasma (lesi lipid kuning dikelopak mata)
b) Konjungtiva pucat
c) Konjungtiva sianosis
d) Petekia di konjungtiva

2) Mutul dan bibir


a) Membran mukosa sensori
b) Bernafas dengan mulus

3) Vena dileher
Kaji adanya distensi vena jugularis

4) Hidung
Pernafasan hidung, Pernafasan Cuping Hidung
5) Dada
a) Retraksi otot bantu pernafasan
b) Simetris atau Tidak

6) Kulit
a) Sianosis perifer
b) Sianosis pusat
c) Edema

7) Ujung jari dan bantalan kuku


a) Sianosis
b) Jari tabung (clubbing)
c) Tindakan kesadaran
b. Palpasi
1) Palapaso dada
a) Jenis dan jumlah kerja toraks
b) daerah nyeri tekan
c) Identifikasi taktil fremitus
d) Getaran pada dada ( thrill )
e) Angkatan dada ( heaves )
f) Titik impuls jantung maksimal

2) Ektremitas
a) Sirkulasi perifer
b) Temperatur kulit
c) Pengisian kapiler

c. Perkusi
Perkusi memungkinkan perawat untuk menentukan adanya cairan yang tidak
normal, udara diparu-paru atau kerja diafragma, lima nada perkusi adalah
resonasi, hiper resonansi, redup, datar, dan timpani

d. Auskultasi
Auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru dan jantung
yang normal dan tidak normal. Auskultasi sistem kardiovaskuler harus
meliputi pengkajia dalam mendeteksi bunyi S1 Dan S2 normal, mendeteksi
adanya bunyiS3 dan S4 yang tidak normal, bunyi murmur serta bunyi gesekan.
Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara
disepanjang lapangan paru; anierior, posterior dan lateral. Auskultasi juga
digunakan untuk mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang telah
dilakukan untuk meningkatkan status pernafasan.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien sesuai dengan prioritas :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekresi yang
tertahan, mucus dalam jumlah berlebihan.
2. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
pervusi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (hipoksia) kelemahan.

C. Rencana Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1 Bersihan jalan 01001 Bersihan 01006 Latihan
nafas tidak jalan nafas batuk efektif
efektif (0149) Definisi : Definisi :
definisi : Kemampuan Melatih pasien
ketidakmampuan membersihkan sekret yang tidak
membersihkan atau obstruksi jalan memiliki
sekret atau nafas untuk kemampuan batuk
obstruksi jalan mempertahankan secara efektif untuk
nafas untuk jalan nafas tetap membersihkan
mempertahankan paten. laring, trakea, dan
jalan nafas tetap Setelah di lakukan bronkiolus dari
paten tindakan sekret atau benda
keperawatan selama asing di jalan nafas
....x....jam bersihan Intervensi yang di
jalan nafas dapat berikan :
membaik. Dengan Observasi :
kriteria hasil 1. Identifikasi
1. Batuk efektif dari kemampuan batuk
skala 1 (menurun) 2. monitor adanya
yang akan di retensi sputum
tingkatkan menjadi 3. Monitor tanda dan
skala 4 (cukup gejala infeksi
meningkat ) saluran nafas
2. Produksi sputum dari Terapeutik
skala 1 ( meningkat) 1. Atur posisi semi-
yang akan di Fowler atau Fowler
tingkatkan menjadi 2. Pasang perlak dan
skala 4 ( cukup bengkok di
menurun) pangkuan pasien
3. Wheezing dari skala 3. Buang sekret pada
1 (memburuk) yang tempat sputum
akan di tingkatkan Edukasi :
mejadi skala 4 1. Jelaskan tujuan dan
(cukup membaik) prosedur batuk
4. Frekuensi nafas dari efektif
skala 1 (memburuk) 2. Anjurkan tarik
yang akan di nafas dalam
tingkatkan mejadi melalui hidung
skala 4 (cukup selama 4 detik,
membaik) ditahan selama 2
5. Pola nafas dari skala detik, kemudian
1 (memburuk) yang keluarkan dari
akan ditingkatkan mulut, dengan bibir
menjadi skala 4 mecucu (dibulatka)
(cukup membaik) selama 8 detik
3. Anjurkan ulangi
tarik nafas dalam
hingga 3 kali
4. Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung setelah
tarik napas dalam
yang ke 3
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika
perlu
2 Gangguan Pertukaran gas 01026 Terapi
pertukaran gas (L.01003) oksigen
( 0003) Definisi : Oksigenasi Definisi :
Definisi : dan/atau eliminasi Memberikan
Kelebihan atau karbondioksida pada tambahan oksigen
kekurangan membrane alveolus untuk mecegah dan
oksigen dan/ atau kapiler dalam batas mengatasi kondisi
karbondioksida normal. kekurangan
pada membran Setelah di lakukan oksigen
alveolus-kapiler tindakan Intervensi yang di
keperawatan berikan :
selama ....X....jam Observasi :
pertukaran gas dapat 1. Monitor kecepatan
membaik. Dengan aliran oksigen
kriteria hasil 2. Monitor posisi alat
1. Pola nafas dari skala terapi oksigen
1 (memburuk) yang 3. Monitor efektifitas
akan ditingkatkan terapi oksigen
menjadi skala 4 (mis, oksimetri,
(cukup membaik) analisa gas darah)
2. Dispnea dari skala 1 jika perlu
(meningkat) yang 4. Monitor
akan diturunkan kemampuan
menjadi skala melepas oksigen
4(cukup menurun) saat makan
3. Bunyi napas 5. Monitor integritas
tambahan dari skala mukosa hidung
1 (meningkat) yang akibat pemasangan
akan diturunkan oksigen
menjadi skala Terapeutik
4(cukup menurun) 1. Bersihkan sekret
4. Takikardia dari skala pada mulut, hidung
1 (memburuk) yang dan trakea, jika
akan ditingkatkan perlu
menjadi skala 2. Pertahankan
4(membaik) kepatenan jalan
napas
3. Berikan oksigen
tambahan, jika
perlu
4. Gunakan perangkat
oksigen yang
sesuai dengan
tingkat mobilisasi
pasien
Edukasi
1. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengunakan
oksigen di rumah
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
2. Kolaborasi
penggunaan
oksigen saat
aktivitas dan/atau
tidur
3 Intoleransi Toleransi aktivitas Manajemen Energi
Aktivitas ( L.05047) ( I.05178 )
(D.0056) Definisi : Definisi :
Definisi : Kemampuan dalam mengidentifikasi
ketidakcukupan mengunah gaya dan mengelola
energi untuk hidup/perilaku. penggunaan energy
melakukan Dengan kriteria hasil untuk mengatasi
aktivitas sehari- : atau mencegah
hari. 1. Penerimaan terhadap kelelahan dan
perubahan status mengoptimalkan
kesehatan dari skala proses pemulihan.
1 (menurun ) Tindakan
menjadi skala 5 Observasi :
(meningkat) 1. Monitor kelelahan
2. Kemampuan fisik dan emosional
peningkat kesehatan 2. Monitor pola dan
dari sakala 1 jam tidur
( menurun ) menjadi 3. Monitor lokasi dan
skala 5 ( meningkat ) ketidaknyamanan
3. Pencapaian selama melakukan
pengendalian aktivitas
kesehatan dari skala Terapeutik :
1 ( menurun ) 1. Sediakan
menjadi skala 5 lingkungan
( meningkat ) nyaman dan rendah
stimulus ( misal
cahaya, suara,
kunjungan )
2. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi :
1. Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
2. Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala
kelelahan tidak
berkurang

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan : definisi & Klasifikasi. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Kepe rawatan. Jakarta:EGC

Tarwonto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperaweatan.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai