OKSIGENASI
Disusun Oleh :
Kelompok 3
A. Definisi
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O 2 ruangan setiap kali
bernapas (Tarwanto, 2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO 2 yang melebihi batas normal
pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel
(Mubarak, 2007).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah pemenuhan akan
kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam
darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada miokardium.
Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal
Fisiologi Pernafasan
Menurut Potter & Perry tahun 2008, berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi
menjadi dua yaitu:
1. Pernafasan Eksternal
Memacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan
eksternal dan sel tubuh, ada 3 proses dalam pernafasan eksternal :
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya O2 dari atmosfer kedalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosver dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bersih jalan
nafas sistem saraf pusat dan sistem pernafasan yang utuh.
b. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara O2 di alveoli dengan kapiler paru Bu CO2
dikapiler dengan alveoli yaitu dari yang bertekanan tinggi ke arah yang
bertekanan rendah, dipengaruhi oleh permukaan paru, konsentrasi O2 dan
perbedaan tekana.
c. Transportasi Gas
Gas pada proses ini, O2 diangkut dari paru menuju jaringan dan CO2
diangkat dari jaringan menuju keparu.
1) Transport O2
Terjadi pada sistem jantung dan paru-paru normalnya sebagian besar O2
( 97% ) berikatan lemah dengan hb dan diangkut ke seluruh tubuh dalam
bentuk ( hb2 ) dan sisa terlarut dalam plasma
2) Transport CO2
CO2 sebagai hasil metabolisme terus menerus diproduksi dan diangkat
menuju paru dalam 3 cara
a) Sebagian besar CO2 diangkat dalam sel darah dalam bentuk bikarbonat
HCO3
b) Sebanyak 23% CO2 berikatan dengan Hb membentuk karbomino
hemoglobin ( HbCO2 )
c) Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma dan bentuk
asam karbonat
2. Pernafasan Internal
Mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria
yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi
molekul nutrie dalam proses ini darah yang banyak mengandung O2 dibawa
keseluruh tubuh.
c. Hipovolemia
Merupakan suatu kondis penurunan volume darah srkolasi yang diakibatkan
kehilangan cairan ekstraselular yang terjadi pada kondisi syok dan dehidrasi
berat.
2. Faktor Perkembangan
a. Bayi Premature
Beresiko terkena penyakit membrane hialin, disebabkan oleh defisiensi
surfakta.
e. Lansia
Ventilasi dan transfer gas menurun seiring peningkatan usia, seperti
osteoporosis pada rangka thoraks membuat paru-paru tidak bisa mengembang
sepenuhnya sehingga kadar O2 nasa lebih rendah.
3. Faktor Perilaku
Faktor prilaku atau gaya hidup baik secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Seperti
nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi dan stres.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi, insiden penyakit paru lebih tinggi di
daerah yang berkabut dan perkotaan dibanding daerah pedesaan. Selain itu tempat
kerja klien dapat meningkatkan resiko klien utnuk terkena penyakit paru. Polutan
ditempat kerja mencakup acbestos, bedak talk, debu dan serabut yang dibawa oleh
udara.
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry tahun 2008
yakni:
1. Hiperpentilasi
Merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebihan yang dibutuhkan untuk
mengeliminasi karbondioksida normal di vena, dan dapat disebabkan oleh
ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam basa, hipoksia yang
diakibatkan dengan embolus paru atau syok.
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolas tidak adekuat memenuhi kebutuhan O2 tubuh
atau mengeliminasi karbondioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar
menurun maka PaCO2 akan meningkat. Ateleksasis akan menghasilkan
hipoventilasi. Atelektasis merupakan kolaps alveoli karna alveoli kolaps, maka
paru yang diventilasi lebih sedikit dan menyebabkan hipoventilasi
3. Hipoksia
Merupakan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.
Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darahnya yang
membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c. Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil O2 pada darah pada kasus
keracuanan stanida
d. Penurunan difusi O2 dari alveoli ke darah seperti pada pneumania
e. Perfusi darah yang mengandung O2 dijaringan buruk seperti pada syok
f. Kerusakan ventilasi seperti yang terjadi pada fraktur iga multipel atau
trauma dada.
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter &
Perry tahun 2008 yakni :
1. Manifestasi Klinis Hiperventilasi
a. Takikardi
b. Nafas pendek
c. Nyeri dada
d. Pusing
e. Sakit kepala ringan
f. Disorientasi
g. Paretesia
h. Baal ( pada ekstremitas, sirkumoral )
i. Tinitus
j. Penglihatan yang kabur
k. Disorientasi
D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2008).
Merokok
Pathway Oksigenasi
Mengandung zat- Mengandung
zat berbahaya radikal bebas
Genetik: Defisiensi Faktorlingkungan
antitrypsin alfa-1
Induksi aktivasi Peningkatan
Polusi udara makrofag dan stress oksidatif
leukosit
Peningkatan
apoptosis dan
Lisis dinding alveoli Fibrosaparu
Kolaps saluran
napas kecil saat
ekspirasi
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilaksanakan menurut Kozier, 2011.
1. Spyromtry
2. Hematologi
a. Infeksi
b. Alergi
c. Pertukaran gas
3. Radiologi
4. Thoracocentesis
5. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb
b. Leukosit
c. Gusinofil
d. Basoofil
e. Limfosit
f. Monosit
F. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Teknik Pernafasan
a. Latihan nafas dalam, batuk efektif
b. Pursed lip breating (pada pasien yang biasa mengontrol pernafasan)
c. Abdominal breating (pada pasien dengan disfungsi pernafasan kronik)
d. Insentive spirometri (pada pasien post operasi bersamaan dengan deep
breating)
e. Suction
f. Pemberian oksigen
g. Posisi (semi fowler)
2. Penatalaksanaan Medis
Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, seperti,
Nebulizer, kanul nasal, oksigenasi melalui master untuk pemberian oksigen jika
diperlukan.
3. Fisioterapi Dada
a. Perkusi dan Fibrasi dada
b. Postural Drainage
2. Pengkajian
a. Masalah-masalah respirasi
b. Adanya batuk dan penanganan yang sudah dilakukan pasien
c. Kebiasaan merokok
d. Nyeri dada, pada nyeri kaji lokasi, donasi, radiasi dan frekuensi nyeri
e. Faktor yang resiko yang memperberat masalah oksigenasi, seperti :
1) Rasionalisasi hipertensi
2) Kebiasaan merokok
3) Obesitas
4) Diet tinggi lemak
5) Riwayat keluarga dengan kanker paru atau penyakit kardioveskular
6) Adanya anggota keluarga yang mengidap penyakit infeksius khasusnya
tuberkulosis dan status pengobatan mereka
f. Riwayat psokososial
1) Kebebasan merokok
2) Riwayat tubuh kembang
3) Persepsi terhadap penyakit
4) Penggunaan alkohol dan obat-obatan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Mata
a) Xantelasma (lesi lipid kuning dikelopak mata)
b) Konjungtiva pucat
c) Konjungtiva sianosis
d) Petekia di konjungtiva
3) Vena dileher
Kaji adanya distensi vena jugularis
4) Hidung
Pernafasan hidung, Pernafasan Cuping Hidung
5) Dada
a) Retraksi otot bantu pernafasan
b) Simetris atau Tidak
6) Kulit
a) Sianosis perifer
b) Sianosis pusat
c) Edema
2) Ektremitas
a) Sirkulasi perifer
b) Temperatur kulit
c) Pengisian kapiler
c. Perkusi
Perkusi memungkinkan perawat untuk menentukan adanya cairan yang tidak
normal, udara diparu-paru atau kerja diafragma, lima nada perkusi adalah
resonasi, hiper resonansi, redup, datar, dan timpani
d. Auskultasi
Auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru dan jantung
yang normal dan tidak normal. Auskultasi sistem kardiovaskuler harus
meliputi pengkajia dalam mendeteksi bunyi S1 Dan S2 normal, mendeteksi
adanya bunyiS3 dan S4 yang tidak normal, bunyi murmur serta bunyi gesekan.
Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara
disepanjang lapangan paru; anierior, posterior dan lateral. Auskultasi juga
digunakan untuk mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang telah
dilakukan untuk meningkatkan status pernafasan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien sesuai dengan prioritas :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekresi yang
tertahan, mucus dalam jumlah berlebihan.
2. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
pervusi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (hipoksia) kelemahan.
C. Rencana Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan : definisi & Klasifikasi. Jakarta : EGC
Tarwonto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperaweatan.
Jakarta : Salemba Medika