OKSIGENASI
Disusun oleh:
DEWI MELLIYUNITA
2208021
Pembimbing Klinik
LAPORAN PENDAHULUAN
Transport O₂
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan Hb dan diangkut keseluruh
jaringan dalam bentuk oksihemmoglobin (HbO₂), dan sisanya terlarut dalam
plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah oksigen yang masuk dalam
ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang
membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O₂ dalam plasma, jumlah
hemoglobin dan ikatan oksigenasi dengan hemoglobin.
Transport CO₂
Karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus produksi dan
diangkut menuju paru dalam 3 cara:
1. Sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam
bentuk bikarbonat
2. Sebanyak 23% karbondoksida berikatan dengan Hb membentuk
karbaminohemoglobin
3. Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam
bentuki asam karbonat.
2. Pernapasan Sistemik
Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang
berlangsung dalam mitokondria , yang menggunakan oksigen dan menghasilkan
karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses
ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa keseluruh tubuh hingga
mencapai kapiler sistemik.
1. Faktor Fisiologis
jaringan adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu
apabila terdapat gangguan pada tubuh. Misalnya, pada penderita anemia atau
kadar O₂ inspirasi.
Hipovolemik
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus-
Kondisi Lainnya
2. Faktor perkembangan
Bayi prematur
ujung saluran pernafasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi surfaktan yang
Lansia
3. Faktor Perilaku
Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi
paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot
pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung
dan kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan
oksigen.
Ketergantungan zat adiktif
Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan dapat
mengganggu oksigenasi. Hal ini terjadi karena :
Alkohol dan obat-obatan daoat menekan pusat pernapasan dan susunan
saraf pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman
pernapasan.
Penggunaan narkotika dan analgesik, terutama morfin dan meperidin,
dapat mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan
kedalaman pernafasan.
Emosi
Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol akan
merangsang aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan
oksigen meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan
kedalaman pernapasan.
Gaya hidup
Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskulrisasi
perifer dan penyakit jantung. Selain itu nikotin yang terkandung dalam rokok
bisa mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
4. Faktor Lingkungan
Suhu
Faktor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan
Hb dan O₂. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi
kebutuhan oksigen seseorang.
Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal di
dataran tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan dan
denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen.
Polusi
Polusi udara, seperti asap atau debu seringkali menyebabkan sakit
kepala, pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada
orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik asbes atau bedak tabur
berisiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat berbahaya.
5. Lain – Lain
Tes fungsi paru: Untuk mengetahui fungsi paru, menetapkanluas
beratnya penyakit, mendiagnosis keadaan.
Spirometristatik: Mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
Situasional
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
3. Terpajan polutan
2.2.3. Faktor yang berhubungan
Kondisi Klinis Terkait
1. Gullian barre syndrome
2. Sclerosis multiple
3. Myasthenia gravis
4. Prosedur diagnostic (mis. bronkoskopi, transesophageal echocardiography
[TEE])
5. Depresi sistem saraf pusat
6. Cedera kepala
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Sindrom aspirasi meconium
10. Infeksi saluran napas
2.2.7. Definisi
Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak mampu
bernapas secara adekuat.
1. Gangguan metabolism
2. Kelelahan otot pernapasan
2.2.9. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Dyspnea
Objektif
1. Penggunaan otot bantu napas meningkat
2. Volume tidal menurun
3. PCO2 meningkat
4. PO2 menurun
5. SaO2 menurun
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Gelisah
2. Takikardia
1.3. Perencanaan
Diagnosa 1 : Bersihan Jalan Napas (L.01001)
2.3.1. Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuannya agar sekret atau obstruksi jalan napas meningkat.
Definisi
Kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Batuk
1 2 3 4 5
efektif
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Produksi
1 2 3 4 5
sputum
Mengi 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Mekoniu
m (pada 1 2 3 4 5
neonates)
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Dispnea 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Sulit
1 2 3 4 5
bicara
Sianosis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Frekuensi
1 2 3 4 5
napas
Pola napas 1 2 3 4 5
Diagnosa 2 : Pola Napas Tidak Efektif (L.01004)
2.3.2. Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuannya agar inspirasi atau ekspirasi membaik.
Pola Napas
Definisi
Inspirasi dan atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Ventilasi
1 2 3 4 5
semenit
Kapasitas
1 2 3 4 5
vital
Diameter
thoraks
1 2 3 4 5
anterior-
posterior
Tekanan
1 2 3 4 5
ekspirasi
Tekanan
1 2 3 4 5
inspirasi
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Dispnea 1 2 3 4 5
Penggunaan 1 2 3 4 5
otot bantu
napas
Pemanjangan
fase 1 2 3 4 5
ekspirasi
Ortopnea 1 2 3 4 5
Pernapasan
1 2 3 4 5
pursed-lip
Pernapasan
cuping 1 2 3 4 5
hidung
Cukup
Cukup
Memburuk Memburu Sedang Membaik
Membaik
k
Frekuensi
1 2 3 4 5
napas
Kedalaman
1 2 3 4 5
napas
Ekskursi
1 2 3 4 5
dada
Pertukaran Gas
Definisi
Oksigenasi dan/ atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolus kapiler
dalam batas normal
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Tingkat
1 2 3 4 5
kesadaran
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Dispnea 1 2 3 4 5
Bunyi napas
1 2 3 4 5
tambahan
Pusing 1 2 3 4 5
Penglihatan
1 2 3 4 5
kabur
Diaforesis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Napas
cuping 1 2 3 4 5
hidung
Cukup
Cukup
Memburuk Memburu Sedang Membaik
Membaik
k
PCO2 1 2 3 4 5
PO2 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Ph arteri 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5
Terapeutik
Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik napas dalam 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke 3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
Terapeutik
Atur interval pementauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantuan, jika perlu
Terapeutik
Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetapkan berikan oksigen saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur
DAFTAR PUSTAKA
Arief mansjoer. 2011. Kapita Selekta kedokteran. Edisi 3, jakarta FKUI.Brunner &
Doengoes. E. marlynn, dkk. 2010. Rencana Asuhan keperawatan, jakarta, EGC.
Elisabeth j.corwin, 2011 buku saku patofisiologi.jakarta EGC.
Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC.
Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8, Vol. 3, jakarta,
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI). Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.