DISUSUN OLEH :
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang dipakai
guna mempertahankan metabolisme sel tubuh dan hidup, serta kegiatan bermacam
organ ataupun sel (Mitra, 2018). Oksigenasi merupakan kondisi penghirupan
udara dari luar yang mengandung O2 kedalam tubuh serta dihembuskan guna
hasil sisa oksidasi. Oksigen adalah gas yang paling dibutuhkan pada kerja
metabolisme sel. Dan oleh sebab itu, terbentuklah karbondioksida, energi, serta
air. Namun peningkatan CO² yang lebih dari maksimum terhadap tubuh memberi
akibat yang luamayan penting pada kegiatan sel.
Oksigenasi adalah proses penambahan O₂ ke dalam sistem (kimia/fisika).
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbondioksida,
energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO₂ yang melebihi batas normal pada
tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel
2. Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain :
Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi
tempat maka tekanan udara semakin rendah
Adanya kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis.
Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri
atas berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem
saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan
relaksasi sehingga dapat terjadi vasodilatasi, kemudian kerja saraf
parasimpatis dapat menyebabkan kontriksi sehingga dapat menyebabkan
vasokontriksi atau proses penyempitan.
Adanya reflek batuk dan muntah
Adanya peran mukus sillialis sebagai penangkal benda asing yang
mengandung interferon dan dapat mengikat virus. Pengaruh proses
ventilasi selanjutnya adalah complience recoil. Complience yaitu
kemampuan paru untuk meengembang dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu adanya sulfaktor pada lapisan alveoli yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan permukaan dan adanya sisa udara yang
menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan thoraks. Sulfaktor
diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat pasien
menerik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan
co2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila complience baik akan
tetapi recoil terganggu maka co2 tidak dapat dikelurkan secara maksimal.
Pusat pernapasan yaitu medula oblongata dan pons dapat mempengaruhi
proses ventilasi, karena c02 memiliki kemampuan merangsang pusat
pernapasan. Peningkatan co2 dalam batas 6 mmhg dapat dengan baik
merangsang pusat pernapasan dan bila PaCO, kurang dari sama dengan 80
mmhg maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.
b. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kamler paru dan co2,
di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor :
Luasnya permukaan paru.
Tebalnya membran respirasi atau permeabilitas yang terjadi antara epitel
alveoli dan intertisial. Keduanya ini dapat mempengaruhi proses difusi
apabila terjadi proses penebalan.
Perbedaan tekanan dan konsentrasi o2 hal ini dapat terjadi sebagai mana
o2 dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan o2 dari rongga
alveoli lebih tinggi dari tekanan o2 dalam darah vena pulmonalis (masuk
dalam darah secara berdifusi ) dan PaCO. Dalam arteri pulmonalis juga
akan berdifusi ke dalam alveoli.
Afinitas gas Yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat hb
c. Transportasi gas
Merupakan proses pendistribusian antara o2 kapiler ke jaringan tubuh
c02, jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi akan berikatan dengan
hb membentuk oksihemoglobin (97 %) dan larut dalam plasma (3 %)
sedangkan co2 akan berikatan dengan hb membentuk karbominohemiglobin
(3o%) dan larut dalm plasma (50%) dan sebagaian menjadi Hco3 berada pada
darah (65%). Transpotasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya :
Kardiak output merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah.
Normalnya 5 L/menit. Dalam kondisi patologi yang dapat menurunkan
kardiak output (misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah) akan
mengurangi jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan umumnya jantung
menkompensasi dengan menambahkan rata-rata pemompaannya untuk
meningkatkan transport oksigen.
Kondisi pembuluh darah, latihan dan lain lain secara langsung
berpengaruh terhadap transpor oksigen bertambahnya latihan
menyebabkan peningkatkan transport o2 (20 x kondisi normal).
Meningkatkan kardiak output dan penggunaan o2 oleh sel.
3. Etiologi
a. Faktor Fisiologis
Penurunan kapasitas angkut O₂
Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk membawa O ke jaringan
adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu
apabila terdapat gangguan pada tubuh. Misalnya, pada penderita anemia
atau pada saat yang terpapar racun. Kondisi tersebutdapat mengakibatkan
penurunan kapasitas pengikatan O₂.
Penurunan Konsentrasi O₂ inspirasi
Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapidan penurunan
kadar O₂ inspirasi.
Hipovolemik
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat
kehilangan cairan ekstraselular yang berlebihan.
Peningkatan Laju Metabolik
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus-
menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya,
tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan
massa otot.
Kondisi Lainnya
Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada, seperti kehamilan,
obesitas, abnormalitas musculoskeletal, trauma, penyakit otot, penyakit
susunan saraf, gangguan saraf pusat dan penyakit kronis.
b. Faktor Perkembangan
Bayi premature
Bayi yang lahir prematur berisiko menderita penyakit membran hialin
yang ditandai dengan berkembangnya membran serupa hialin yang
membatasi ujung saluran pernafasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi
surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru menyintesis
surfaktan baru berkembang pada trimester akhir.
Bayi dan anak-anak Kelompok usia ini berisiko mengalami infeksi saluran
pernapasan atas, seperti faringitis, influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda
asing (misal: makanan, permen dan lain-lain).
Anak usia sekolah dan remaja
Kelompok usia ini berisiko mengalami infeksi saluran napas akut akibat
kebiasaan buruk, seperti merokok.
Dewasa muda dan paruh baya Kondisi stress, kebiasaan merokok, diet
yang tidak sehat, kurang berolahraga, merupakan faktor yang dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini.
Lansia
Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan fungsi
normal pernafasan, seperti penurunan elastis paru, pelebaran alveolus,
dilatasi saluran bronkus dan kifosis tulang belakang yang menghambat
ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar O₂
c. Faktor Perilaku
Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi paru,
sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan
yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung dan
kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan
oksigen.
Ketergantungan zat adiktif
Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan dapat mengganggu
oksigenasi. Hal ini terjadi karena :
- Alkohol dan obat-obatan daoat menekan pusat pernapasan dan susunan
saraf pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman
pernapasan.
- Penggunaan narkotika dan analgesik, terutama morfin dan meperidin,
dapat mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan
kedalaman pernafasan.
Emosi
Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol akan merangsang
aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan
denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen
meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan
kedalaman pernapasan.
Gaya hidup
Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigen
seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskulrisasi perifer dan
penyakit jantung. Selain itu nikotin yang terkandung dalam rokok bisa
mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
d. Faktor Lingkungan
Suhu
Faktor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan Hb
dan O₂. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi
kebutuhan oksigen seseorang.
Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal
di dataran tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan
dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen.
Polusi
Polusi udara, seperti asap atau debu seringkali menyebabkan sakit kepala,
pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada
orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik asbes atau bedak tabur
berisiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat berbahaya.
4. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi
proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dan ke paru-paru). Apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon oleh jalan nafas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mucus. Proses difusi yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan
pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraaktivitas miokaro juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas.
5. Tanda dan Gejala
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
- Data Mayor : Batuk tidak efektif atau tidak ada batuk,
Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan nafas.
- Data minor : Bunyi jalan nafas abnormal. Frekuensi, irama,
kelamaan pernapasan abnormal.
Ketidakefektifan Pola Nafas
- Data mayor : Perubahan dalam frekuensi/ pola pernapasan,
perubahan nadi (frekuensi, irama, kualitas)
- Data minor : Ortopnea, takipnea, hiperpnea, hiperventilasi,
pernapasan disttmik, pernapasan sukar.
Gangguan Pertukaran Gas
- Data Mayor : Dispnea saat melakukan aktivitas
- Data Minor : Konfusi/agitasi, letargi dan keletihan, peningkatan
tahanan vascular pulmonal, penurunan isi oksigen saturasi oksigen,
peningkatan PCO2 melalui hasil analisa darah
Intoleransi Aktivitas
- Data mayor : Mengeluh lelah, frekuensi jantung meningkat >20%
dari kondisi istirahat
- Data minor : dyspnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas, merasa lelah,
6. Penatalaksanaan
a. Pemantauan termodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Nebulizer untuk melancarkan secret
d. Nassal kanul untuk membantu pemberian oksigen bila diperlukan
e. Penggunaan ventilator mekanik
f. Fisioterapi dada
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fungsi paru
b. Pemeriksaan gas arteri
c. Oximetri
d. Bronkoskopi
e. Endoskopi
f. Fluoroskopi
g. CT Scan
8. Pathway
Udara di atmosfer
Sumbatan bronkus
Pneumothoraks (Udara
Gangguan
terdapat didalam
pengeluaran mulkus
rongga pleura)
Tidak ada saluran Ventilasi
untuk meloloskan terganggu
Akumulasi mucus Menghambat udara yang terjebak
pada bronkus drainase limfatik
PO2 menurun,
Ventilasi kolateral PCO2 meningkat
Ketidakefektifan Tekanan kapiler
bersihan jalan nafas paru meningkat
Udara lolos
melalui pori Hipoksia
Tekanan hidrostatik alveoli/fistula
bronkioli alveoli
Asam laktat
Penumpukan cairan meningkat
dalam rongga pleura Gangguan
pengembangan
paru/kolaps PH darah menurun
Ekspansi paru alveoli
menurun
Ventilasi dan Pernapasan cepat
Frekuensi paru perfusi tidak
seimbang
Dyspnea sesak
nafas
Pola Nafas tidak Gangguan
efektif Pertukaran Gas
Penurunan suplai
O2
Kelemahan
keletihan
Intoleransi
Aktivitas
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
- Anamnesa : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
- Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh pasien
- Riwayat Perkembanagn :
Neonates = 30-60x/menit
Bayi = 44x/menit
Anak = 20-25x/menit
Dewasa = 15-20x/menit
Dewasa tua = Volume residu meningkat
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Yang perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah
penyakit yang sama seperti klien.
- Riwayat Sosial
Yang perlu dikaji kebiasaan klien dengan keluarga
- Pengkajian Fisik
Inspeksi
Pengkajian ini meliputi :
1) Penentuan tipe jalan nafas
2) Perhitungan frekuensi pernapasan dalam waktu 1 menit
3) Pemeriksaan sifat pernapasan
4) Pengkajian irama pernapasan
5) Pengkajian terhadap dalam/dangkalnya pernapasan
Palpasi
Untuk mendeteksi kelainan seperti nyeri tekan yang dapat timbul akibat
luka, melalui palpasi dapat ditelitigerakan dinding thoraks pada saat
ekspirasi dan inspirasi
Perkusi
Untuk mengkaji suara normalnya suara perkusi paru.
o Perkusi Normal : Sonor, Dullnes, Tympani
Auskultasi
Pengkajian yang sangat bermakna mencangkap mendengar suara nafas
normal dan suara tambahan (abnormal)
o Jenis suara normal : Bronchial, bronkovesikular, vesikular
o Jenis suara tambahan : Wheezing, ronchi, pleural fichon rub, ctacles
(Fine cracles, coarse crackles)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
b. Ketidakefektifan Pola Nafas
c. Gangguan Pertukaran Gas
d. Intoleransi Aktivitas.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
a. KLIEN b. PENANGGUNG
JAWAB
Nama/inisial : Ny.T Nama Anak :Nn. I
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah :
Saat Pengkajian : pasien masih sedikit merasa sesak napas, batuk tapi jarang
jarang, dan terlihat sedikit lemas
d. Pola pertahanan
Selama klien sakit keluarga selalu sigap dan tanggap untuk langsung membawa
pasien ke pelayanan Kesehatan seperti Rumah Sakit.
Keterangan :
: meninggal
: laki-laki
:klien
VII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI
POLA-POLA SEBELUM SAAT SAKIT
SAKIT
Istirahat
Klien mandi 2
kali sehari , Klien tidak tidur
siang sama sekali
kramas 1 kali
dan tidur malam
seminggu, ganti sekitar 6 jam
baju setelah
Personal Hygiene mandi, gosok gigi
2 kali sehari
Klien hanya
melakukan
Klien sibin 1 kali
aktivitas ringan
sehari pada saat
seperti menyapu pagi, klien hanya
rumah saja berkumur tidak
gosok gigi, belum
keramas dan ganti
baju setelah sibin
Aktivitas
TTV:
TD:120/85
- N : 70
- RR : 24
- SPO2 : 98 %
- O2 : 3 lpm
c. Pemeriksaan Telinga
Daun telinga simetris kanan dan kiri, ukuran sedang, kondisi telinga tidak kotor
dan tidak ada benda asing, ketajaman pendengaran baik pasien dapat mendengar
suara gesekan jari.
d. Pemeriksaan Mata
Mata lengkap dan simetris kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan pada kelopak
mata, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, pasien dapat
melihat dan membaca tanpa menggunakan kacamata.
h. Pemeriksaan Thorax :
Pemeriksaan Paru-Paru
Pasien sesak, batuk tidak produktif, tidak terdapat secret, suara ucapan pasien
jelas.
i. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi : tidak ada lesi dan stomatitis, terdapat distensi pada abdomen bagian
bawah sympisis pubis.
b. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada ulu hati pasien, tidak ada pembesaran
hepar
j. Pemeriksaan Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak terdapat penyakit kulit, kondisi kulit lumayan
kering
N10 : pasien dapat membuka mulut lebar dan mengeluarkan kata aaaa
N11 : pasien dapat bergerak kekanan dan kekiri
- Hasil laboraturium :
Nama Hasil Satuan Nilai
pemeriksaan Rujukan
1. Hemoglobin 8,7 g/dL 11,7-15,5
2. Eritrosit 3,66 10^6/uL 3,8-5,2
3. Hematokrit 35,0 % 36.0-56.0
4. Trombosit 463 10^3/uL 150-450
5. MCV 77,2 fL 80,0-100,0
6. MCH 23,8 Pg 28.0-36.0
7. MCHC 30,8 g/dL 31.0-37,0
8. Limfosit 10,5 % 11.0-49.0
X. PENATALAKSANAAN
- Transfusi darah 2 kolf
- Pungsi pleura 2 kali , untuk hari pertama 1500 cc, hari ke dua 1000 cc
Terapi :
- O2 3 lpm NC
- Infus pz 0,9 %, 20 tpm
- 1g ondansetron 3x1 amp
- 1g prosogan 2x 1 amp
- 1g dexamethasone 3x1 amp
ANALISA DATA
Umur :52 Th
Tangga
No Kelompok Data Masalah Penyebab
l
TTV:
Ekspansi paru
- TD:120/85 mmHg
menurun
- N : 70x/mnt
- RR : 24 x/mnt
Frekuensi paru
- SPO2 : 98 % menurun
- O2 : 3 lpm
Penumpukancairan
dalam rongga
2. Ds : masih sedikit lemas pleura
Hipoksia
Ph darah menurun
Dispnea/sesak
napas
Kelemahan ,
kelelahan
Intoleransi aktivitas
DAFTAR MASALAH
Umur :52 th
TGL. TGL.
No MASALAH KEPERAWATAN TT
MUNCUL TERATASI
Umur : 52 Th
2. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. D.0056 L.05047 I.05178
Kolaborasi
NO. TANGGAL/
TINDAKAN KEPERAWATAN TT
DX JAM
- R: 22x/menit
- Tedengar wheezing
- Sesak berkurang
- Terpasang oksigen 5 lpm
Umur :52 th
NO. TANGGAL/
PERKEMBANGAN TT
DX JAM
P= intervensi dilanjutkan
2. 21-09-
2023/10.15 S = pasien mengeluh aktivtasnya terbatasi dan mudah
sesak untuk beraktivitas, pola tidur membaik dan jarang
bangun tengah malam karena sesak
P= intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTKA
Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.
PPNI. 2017 Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP PPNI
PPNI. 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP PPNI
PPNI. 2019 Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP PPNI