Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR TN.

S
DENGAN STRUMA DI RUANG DAHLIA

RSUD MARDI WALUYO BLITAR

Disusun oleh :

SURYAJANA SETYA HANDARU

1614314201043

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG

TAHUN 2019
1. Definisi
Struma adalah suatu pembengkakan pada leher karena pembesaran kelenjar tiroid.
Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya diet iodium yang
dibutuhkan untuk produksi hormone tiroid. Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid
dikarenakan sebagai usaha meningkatkan hormon yang dihasilkan.
Struma terletak pada kelenjar tiroid yang mana dekat dengan jalan nafas, sehingga
masalah yang sering muncul dibarengi dengan kasus struma adalah yang berhubungan
dengan pernafasan, dalam hal ini yang dimaksud adalah oksigenasi.
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling
mendasar.Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-
sel tubuh ( Andarmoyo, sulistyo, 2012). Oksigen adalah salah satu komponen gas dan
unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel tubuh. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP
(Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara
optimal. Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan
oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang
adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada
miokardium( Potter & Perry, 2006).

2. Fisiologi
Peristiwa bernafast terdiri dari 2 bagian :
a. Menghirup udara (inspirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu
terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan, yaitu ventilasi,
difusi dan transportasi
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam alveoli atau
dari alveoli kea tmosfer. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1. Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat,
maka tekanan udaranya semakin rendah
2. Adanya kondisi jalan nafas yang baik
3. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru – paru untuk mengembang
disebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO2 atau kontraksinya paru – paru
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru – paru dan
CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
1. Luasntya permukaan paru – paru
2. Tebal membran respirasi / permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
intersisisel. Keduangan dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan
3. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2. Hal ini dapat terjadi sebagaimana O2
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O2 dalam
rongga alveoli lebih tinggi daripada tekanan O2 dalam darah vena vulmonalis
4. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB
c. Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh
dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
1. Curah janung, frekuensi denyut nadi
2. Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan, serta eritrosit dan kadar Hb
3. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi
menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan
dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular,
kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh,
imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-
alveoli.
4. Manifestasi klinis
a. Suara nafas tidak normal
b. Perubahan jumlah pernafasan
c. Batuk disertai dahak
d. Penggunaan otot tambahan pernafasan
e. Dyspnea
f. Penurunan haluran urin
g. Penurunan ekspansi paru
h. Takipnea
5. Pathofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
6. Penatalaksanaan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
a. Pembersihan jalan nafas
b. Latihan batuh efektif
c. Suctioning
d. Jalan nafas buatan
b. Pola nafas tidak efektif
a. Atur posisi klien
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan pertukaran gas
a. Atur posisi klien
b. Pemberian oksigen
c. suctioning
7. Askep teori
1. Pengkajian
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
a. Data subjektif
1. Pasien mengeluh saat bernafas
2. Pasien mengatakan batuk tertahan
3. Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
4. Pasien merasa ada suara nafas tambahan
b. Data objektif
1. Pasien tampak tersengal – sengal dan pernafasan dangkal
2. Terdapat bunyi nafas tambahan
3. Pasien tampak bernafas dengan mulut
4. Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
5. Pasien tampak susah untuk batuk
2. Pola nafas tidak efektif
a. Data subjektif
1. Pasien mengatakan nafasnya tersengal – sengal dan
dangkal
2. Pasien mengatakan berat saat bernafas
b. Data objektif
1. Irama nafas pasien tidak teratur
2. Orthopnea
3. Pernafasan disritmik
4. letargi
3. Gangguan pertukaran gas
a. Data subjektif
1. Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
2. Pasien mengeluh sussah tidur
3. Pasien merasa lelah
4. Pasien merasa gelisah
b. Data objektif
1. Pasien tampak pucat
2. Pasien tampak gelisah
3. Perubahan pada nadi
4. Pasien tampak lelah
2. Diagnose keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan :
a. Sekresi kental / berlebuhan sekunder akibat infeksi, fibrosis kritik
atau influenza
b. Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
c. Sumbatan jalan nafas karena benda asing
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan :
a. Lemahnya otot pernafasan
b. Penurunan ekspansi paru
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan :
a. Perubahan suplai oksigen
b. Adanya penumpukan cairan dalam paru
c. Edema paru
3. Perencanaan keperawatan
1. Definisi : penyusunan rencana intervensi / strategi keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah keperawatan
sehingga kebutuhan pasien terpenuhi
2. Tujuan
a. Sebagai alat komunikasi
b. Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan
c. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan
yang akan dicapai
3. Langkah – langkah dalam perencanaan
a. Menentukan prioritas menentukan tujuan dan kriteria hasil
b. menentukan intervensi keperawatan
c. dokumentasi
4. penentuan tujuan dan kriteria hasi;
a. tujuan : hasil yang ingin dicapai dari asuhan keperawatan
b. tipe tujuan
1. tujuan jangka pendek
2. tujuan jangka Panjang
c. prinsip penulisan tujuan
1. S : spesifik
2. M : measurable
3. A : achievable
4. R : reasonable
5. T : time
5. Tipe intervensi keperawatan
a. Tindakan diagnostic / observasi
b. Tindakan terapeutik
c. Pendidikan kesehatan
d. Tindakan kolaborasi
4. Implementasi keperawatan
1. Definisi
Merupakan langkah ke – 4 dalam proses keperawatan, merupakan
pelaksanaan rencana intervensi / tindakan keperawatan yang sudah dibuat,
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
2. Tujuan
Membantu pasien mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
melaksanakan rencana yang sudah dibuat

3. Komponen
a. Tanggal / waktu
b. Tindakan / prosedur yang dilakukan
c. Respon pasien
d. Tanda tangan
4. Tahap – tahap
a. Perisapan
b. Pelaksanaan
c. dokumentasi
5. Jenis tindakan keperawatan
a. Dependent
b. Interdependent
c. independent
5. Evaluasi keperawatan
1. Definisi

Tindakan intelektual untuk menilai seberapa jauh diagnose


keperawatan, rencana, tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai dan
menilai keberhasilan proses keperawatan dengan criteria hasil yang sudah
ditentukan

2. Tujuan

Untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan, sehingga


perawat dapat mengambil keputusan :

1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan jika masalah


pasien sudah diatasi
2. Memodifikasi jika masalah pasien belum selesai teratasi
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
3. Macam – macam evaluasi
a. Evaluasi formatif : berfokus pada aktivitas dari proses keperawatan
b. Evaluasi sumatif : berfokus pada perubahan perilaku / status
kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai