Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENASI

DIRUANG UMAR BIN KHATHAB

RSI PURWODADI

Oleh :

Widi Lia Arianty

2019021479

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS AN NUUR

PURWODADI
I. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. Pengertian
Oksigennasi merupakan kebutuhan utama bagi manusia dan penting untuk
kelangsungan hidup (Fundamental of Nursing, 2010).
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh.
Oksigen akan digunakan dalam metabolism sel membentuk ATP (Adenosin
Trifosfat) yang merupakan sumber energy bagi sel tubuh agar berfungsi secara
optimal. Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk
memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan
upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium (Potter & Perry, 2012)
B. Fungsi Fisiologis
1. Anatomi Pernafasan

a. Hidung
Organ ini berfungsi sebagai saluran udara dan penyaring udara
karena terdapat bulu-bulu di restibulum
b. Faring / Tenggorokan
Merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan
rongga mulut ke laring. Adenoid atau tonsil faring terletak dalam
langit-langit nasofaring. Fungsi faring adalah untuk menyediakan
saluran pada traktur repiration dan digestif (Brunner & Suddarth.
2002).
c. Laring
adalah pangkal tenggorokan yang merupakan jalinan tulang rawan
yang dilengkapi dengan oto, membrane, jaringan ikat,
danligamentum. Fungsi laring adalah melembabkan dan menyaring
udara sebelum bergerak ke dalam trakea.
d. Trakea
merupakan lanjutan dari laring sebanyak 16-20 cincin dan panjang
9-11 cm, dilapisi oleh selaput lender yang terdiri atas epitalium dan
sel cangkir yang berfungsi mengeluarkan debu atau benda asing
lainnya.
e. Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus terdapat pada ketinggan
vertebratorakalis IV dan V. Bronkus mempunyai struktu sama
dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan
trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea dan
berjalan ke bawah kea rah tumpuk paru. Bagian bawah trakea
mempunyai cabang 2, kiri dan kanan yang dibatasi oleh garis
pembatas.
f. Pulmo (Paru – Paru)
Merupakan salah satu organ pernafasan yang berada di dalam
kantong yang dibentuk oleh pleura parietalis dan pleura viseralis.
Kedua paru sangatr lunak, elastis, dan berada dalam rongga torak.
Sifatnya ringan dan terapung di dalam air. Paru berwarna biru
keabu-abuan dan berbintik-bintik karena partikel-partikel debu
yang masuk termakan oleh fegosit. Fungsi utama paru-paru adalah
untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam
menjalankan fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa mekanik
yang berfungsi ganda, yakni menghisap udara atmosfer ke dalam
paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam tubuh
(ekspirasi) (Syafudin, 2011).
2. Proses Fisiologis
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O2 dari kapiler ke alveoli.
c. Transportasi Gas
Trasportasi gas merupakan proses pendristribusian O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler.
C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi
1. Jenis – Jenis Gangguan A.Aziz alimunH. 2010 yaitu :
a) Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemunuhan kebutuhan
oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen.
b) Perubahan Pola Nafas
1) Takipnea, merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih
dari 24x/ menit karena paru-paru terjadi emboli.
2) Bradipnea, merupakan pola nafas yang lambat abnormal,
kurang lebih 10x/ menit.
3) Hiperventilasi, merupakan cafra tubuh mengompensasi
metabolism yang terlalu tinggi dengan pernafasan lebih
cepat dan dalam sehingga terjadi jumlah peningkatan O2
dalam paru-paru.
4) Kussmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal.
5) Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan
C02 dengan cakup, serta tidak cukupnya jumlah udara yang
memasuki alveoli dalam penggunaan O2.
6) Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernafasan.
7) Ortopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam
posisi duduk atau berdiri.
8) Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena
penyempitan pada saluran nafas.
c) Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang
mengalami ancaman, terkait dengan ketidakkemampuan batuk
secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh secret yang kental
atau berlebihan akibat infeksi, imobilisasi, serta batuk tidak efektif
karena penyakit persyarafan.
d) Pertukaran Gas
Merupakan kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas
baik O2 maupun C02 antara alveoli paru-paru dan system vascular.
2. Tanda Gejala
Tanda gejala yang mungkin muncul karena gangguan oksigenasi menurut
Perry Potter 2001 yakni :
a. Sesak nafas
b. Nyeri dada
c. Kejang
d. Sakit kepala
e. Kelelahan
f. Cemas
g. Penurunan tingkat kesadaran
3. Penyebab Gangguan Kebutuhan Oksigenasi
Penyebab gangguan kebutuhan dasar manusia
adalah penyumbatan misalnya inflamasi kebutuhan jalan nafas.
Penyempitan rongga nafas dan kerusakan jalan nafas yang disebabkan
oleh :
a. Bakteri
b. Virus
c. Alergi
d. Kemasukan benda asing.
D. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Pemantauan Hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan nebulizer, kanul nasal, masker untuk
membantu pemberian oksigen jika diperlukan
d. Fisiologi dada
2. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
2) Pembersihan jalan nafas
3) Latihan batuk efektif
4) Pengisafan lender
5) Jalan nafas buatan
a. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien (semi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas
b. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien (posisi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Pengisapan lendir

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Menurut Ariff Mutaqin, 2012.
A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi identitas klien dan identitas penggungjawab. Berisi nama, umur,
alamat, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan serangkaian proses tanya jawab yang dilakukan oleh
perawat untuk menggali permasalahan pasien dari mulai timbulnya
keluhan utama sampai pada saat dilakukan pengkajian yang lebih
lanjut ( Kozier Barbara, 2011).
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Merupakan serangkaian proses wawancara mengenai penyakit-
penyakit yang pernah dialami sebelumnya
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronik
(menahun/terus-menerus).
3. Faktor yang berhubungan
Meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kardiovaskular (Tekanan darah dan bunyi jantung)
b. Sistem neurologi
c. Sistem gastrointestinal
d. Sistem penglihatan
e. Sistem integument (Status turgor kulit udema)

B. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif

C. Perencanaan / Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA SLKI SIKI

1 Pola nafas tidak efektif Respirasi : Respirasi :


Setelah dilakukan
Penyebab : tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas
a. depresi pusat 3x24jm, maka pola 1. Observasi
pernafasan nafas tidak efektif a. Monitor pola nafas
b. hambatan upaya nafas meningkat dengan (frekuensi,
c. deformitas dinding kriteria hasil : kedalaman, usaha
dada a. Penggunaan otot nafas)
d. deformitas tulang dada bantu nafas b. Monitor bunyi
e. gangguan menurun nafas tambahan
neoromuscular b. Dispnea menurun (gurgling, mengi,
f. gangguan neurologis c. Pemanjangan fase wheezhing,
g. penurunan energy ekspirasi menurun ronkhi)
h. obesitas d. Frekuensi nafas 2. Terapeutik
i. posisi tubuh yang membaik a. Posisikan semi
menghambat ekspansi Kedalaman nafas fowller
paru membaik b. Berikan
j. sindrom hipoventilasi menuman hangat
k. kerusakan inervasi c. Berikan oksigen
diagfrahma 3. Edukasi
l. cedera pada medulla a. Anjurkan asupan
spinalis cairan 200ml/
m. efek agen hari, jika tidak
farmakologis kontraindikasi
n. kecemasan b. Ajarkan teknik
gejala dan tanda batuk efektif
mayor subjektif : 4. Kolaborasi
dyspnea Kolaborasi pemberian
obyektif : bronkodilator, ekspektoran,
a. penggunaan otot bantu mukolitik, jika perlu
pernafasan
b. fase ekspirasi Pemantauan
memanjang respirasi
c. pola upnormal 1. Observasi
gejala dan tanda a. Monitor
minor sujektif : frekusnsi, irama,
ortopnea kedalaman, dan
obyektif upaya nafas
a. pernafasan purset lips b. Monitor pola
b. pernafasan cuping nafas (seperti
hidung bradipnea,
c. diameter thorax takipnea,
anterior poterior hiperventilasi,
meningkat. kusmaul,
d. Ventilasi semenit cheyne-strokes,
menurun ataksisk)
e. Kapasitas vital c. Monitor saturasi
menurun oksigen
f. Tekanan ekspirasi d. Auskulasi bunyi
menurun nafas
g. Tekanan inspirasi e. Palpasi
menurun kesimetrisan
h. Ekspursi dada berubah ekspansi paru
Konsisi klinis f. Monitor nilai
terkait : AGD
a. Depresi sistem syaraf g. Monitor hasil x-
pusat ray thorax
b. Cedera kepala 2. Terapeutik
c. Trauma thorax a. Atur interval
d. Gullian bare sydrome pemantauan
e. Multiple sclerosis respirasi sesuai
f. Myasthenia gravis kondisi pasien
g. Stroke b. Dokumentasikan
h. Kuadridlegia hasil pemantauan
Intoksikasi alcohol 3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
b. Informasikan
hasil
pemantauan, jika
perlu
2 Bersihan jalan nafas tidak Respirasi Respirasi :
efektif Setelah dilakukan Latihan batuk efektif
Penyebab tindakan keperawatan 1. Observasi
Fisiologis 3x24jm, maka bersihan a. Indentifikasin
a. Spasme jalan nafas jalan nafas meningkat kemampuan
b. Hipersekresi jalan dengan kriteria hasil : batuk
nafas a. Batuk efektif b. Monitor adanya
c. Disfungsi meningkat retensi sputum
neuromuscular b. Mengi menurun c. Monitor tanda
d. Benda asing dalam c. Wheezing dan gejala
jalan nafas menurun infeksi
e. Adanya jalan nafas d. Meconium (pada d. Monitor input
buatan nconates) menurun dan output
f. Sekresi yang e. Frekuensi nafas cairan
bertahan membaik 2. Terapeutik
g. Hyperplasia dinding f. Pola nafas a. Atur posisi
jalan nafas membaik semi fowler
h. Proses infeksi b. Buang spett
i. Respon alergi pada tempat
j. Efek agen sputum
farmakologis 3. Edukasi
Situasional Jelaskan tujuan dan
a. Merokok aktif prosedur batuk efektif
b. Merokok pasif 4. Kolaborasi
c. Terpajan polutan Kolaborasi pemberian
Gejala dan mayor mukolitik atau espektoran
Subjektif (tidak
tersedia) Manajemen jalan
Objektif nafas
a. Batuk tidak efektif 1. Observasi
b. Tidak mampu batuk a. Monitor pola
c. Sputum berlebih nafas
Menggi, wheezing atau b. Monitor bunyi
ronkhi kering nafas tambahan

2. Terapeutik
a. Atur posisi semi
fowler
b. Berikan
minuman hangat
c. Berikan oksigen
3. Edukasi
a. Anjurkan asupan
cairan
200ml/hari, jika
tidak
kontraindikasi
b. Ajarkan teknik
batuk efektif
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Pemantauan
respirasi
1. Observasi
a. Monitor
frekuensi, irama,
kedalaman dan
upaya nafas
b. Monitor pola
nafas
c. Monitor saturasi
oksigen
d. Auskultasi bunyi
nafas
e. Palpasi
kesimetrisan
ekpansi paru
f. Monitor nilai
AGD
g. Monitor hasil x-
ray thorax
2. Terapeutik
a. Atur interfal
pemantuan
respirasi sesuai
kondisi pasien
b. Dokumentasikan
hasil pemantauan
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

D. Evaluasi Keperawatan
Pertukaran Gas
1. Definisi
Oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membrane kapiler
dalam batas norma.
2. Ekspektasi : Meningkat
3. Kriteria Hasil

Tingkat Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat


Kesadaran Menurun Meningka
t
1 2 3 4 5

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun


Meningkat Menurun
Dispenea 1 2 3 4 5

Bunyi 1 2 3 4 5
napas
tambahan
Pusing 1 2 3 4 5
Penglihatan 1 2 3 4 5
Kabur

Diaforesis 1 2 3 4 5

Gelisah 1 2 3 4 5

Napas 1 2 3 4 5
cuping
hidung

Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik


Meningkat Membaik

PCO2 1 2 3 4 5

PO2 1 2 3 4 5

Takikardia 1 2 3 4 5

Ph arteri 1 2 3 4 5

Sianosis 1 2 3 4 5

Pola 1 2 3 4 5
Napas

Warna 1 2 3 4 5
Kulit
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara. 2000. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep proses, dan praktik
edisi 7. Jakarta ; EGC

Potter, Ptricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC

Doengeoes, Marilynn E. 200. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta :EGC

Andarmoyo, S. (2012). Kebutuhan dasar manusia (oksigenasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bulecheck, G., Butcher, H., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2013). Nursing
interventions classification (NIC). Edisi keenam. Singapore: Elsevier.

Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (2017). NANDA-I diagnosis keperawatan: definisi dan
klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hidayat, A.A., & Uliyah, M. (2016). Buku ajar ilmu keperawatan dasar. Jakarta: Salemba
Medika.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes
classification (NOC). Edisi kelima. Singapore: Elsevier.

Tarowo., & Wartonah. (2010). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi
4. Jakarta: Salemba Medika.

_______. (2015). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai