Anda di halaman 1dari 8

1.

Konsep Kebutuhan Oksigenasi

1.1 Definisi kebutuhan Oksigenasi Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar pating vital dalam kehidupan
manusia. Dalam tubuh, oksigenasi berperan penting bagi proser metabolisme sel secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebab. kan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau
bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
paling utama dan sangat vital bagi tubuh, Oksigen adalah sebuah proses dalam pemenuhan kebutuhan
Q₂ dan pembuangan CO₂. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan okngen akan mengalami gangguan. Apabila lebih dari 4 menit seseorang tidak men. dapatkan
oksigen, maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan kemungkinan
berujung fatal seperti meningal (kusnanto, 2016)

1.2 Fisiologi Sistem Pernapasan Sistem pernapasan terbagi menjadi sistem pernapasan atar dan sistem
pernapasan bawah. Sistem atas terdin dan hidung, faring dan laring. Sedangkan sistem pernapasan
bawah terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru (Peate and Hair, 2011) 1. Hidung Masuknya udara
bermula dari hidung Hidung merupakan organ pertama dalam sistem respirasi yang terdiri dari bagian
eksternal (terlihat) dan bagian internal. Struktur interior dari bagian eksternal hidung memiliki tigo
Fungsi: (1) menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara yang masuk; (2) mendeteksi stimulasi
olfaktori (indra pembau); (3) modifikasi getaran suara yang melalui bilik resonansi yang besar dan
bergema. Rongga hidung sebagai bagian internal digambarkan sebagai ruang yang besar pada anterior
tengkorak; rongga hidung dibatasi dengan otot dan membrane mukosa (tortorra and Derrickson 2014)
2. Faring Faring atau tenggorokan adalah saluran berbentuk corong dengan panjang 13 cm. Dinding
faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membran mukosa. Otot rangka yang terelaksasi
membuat

maka sedang terjads proses menekin. Fungsi sebagai saluran untuk udara dan makanan, menyediakan
ruang resonansi untuk svarg saat berbicara, dan tempat bagi tonsil (Tortorra and Derrickson, 2014)

faring dalam posisi tetap sedangkan apalala otot rangka paring adalah

3. Laring

Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tungal dan 3 bagian berpasangan. 3 bagian
yang berpasangan adalah kartilago aryteroid, cuneiform, dan corniculate. Arytenoid adalah bagian yang
paling signifikan dimana jaringan ini mempengaruhi pergerakan membrane mukosa untuk menghasilkan
suara 3 bagian lainnya yang merupakan bagian tunggal adalah fitoid, epiglotis, dan ericord. Tiroid dan
ericoid keduanya berfungsi melindungi pita suara. Epiglotis melindungi saluran udara dan mengalihkan
makanan dan minuman agar melewati esofagur (Peate and Harr, 2011)
4. Trakea

Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati udara dan laring menuju
paru-paru, Trakea juga dilapisi deh epitel kolumnar bersilia sehingga dapat menjebak zat selain udara
yang masuk lalu akan didorong teatar melewati esofagur untuk ditelan atau dikeluarkan lewat dahak
Trakea dan bronkur juga memiliki reseptor trian yang menstimulasi batuk, memaksa partikel beras yang
masuk kembali ke atas. 5. Bronkus

Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang dan kini, yang mana cabang-cabang Thi memasuki

utama, bronkur utama karan dan paru

pula. Didalam masing-masing paru, bronkus terus bercabang dan semakin sempit, pendek, dan remakan
banyak jumlah cabangnya, reperfi percabangan pada pohon. Cabang terkecil dikenal dengan rebutan
bronchiole (sherwood, 2010). Pada pasien Ppok lekress mukur berlebih ke dalam cabang bronkus
sehingga menyebabkan bronkitis kronis 6. Paru

Paru paru dibagi menjadi bagian bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga lobur diparu sebelah kanan
dan dua lobus diparu sebelah kiri Diantara kedua paru terdapat ruang yang bernama cardiac notch Yang
merupakan tempat bagi jantung. Masing-masing paru dibungkus oleh dua membran pelindung tipis yang
disebut parietal dan visceral pleura. Parietal pleura membatasi dinding toraks sedangkan visceral pleum

membatasi paru itu sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan typis cairan Cairan ini juga
membantu pleura visceral

dan parietal melekat . Seperti halnya dua kaca yang melekat saat basah (peate and Hair, 2011) Respirasi
mencakup proses yang berlanda namun tetap berhubungan yaitu satu

petumas. lama lain


respirari seluler dan respirasi eksternal, Respirass reluler mengacu pada proses metabolisme introveluler
yang terjadi di mitokondria, Respirasi eksternal adalah Jerangkaian proses yang terjadi saat pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara hakungan eksternal dan lingkungan tubuh (therwood, 2014)

Terdapat empat proses utama dalam proses respirasi yaitu:

a. ventilasi pulmonal- bagaimana udara masuk dan keluar dari pary

b. Respirasi eksternal - bagaimana oksigen berdifusi dari paru ke sirkulasi darah dan karbon dioksida
berdifusi dari darah ke paru.

c. Transport gas - bagaimana okrigen dan karbondioksida dibawa dan paru

jaringan tubuh atau sebaliknya.

d. Respirasi internal- bagaimana oksigen dikirim ke sel tubuh dan karbondioksido

diambil dari sel tubuh (peate and Hair, 2011)

1.3 faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada

1. faktor fisiologi5

a), menurunnya kapasitas On seperti pada anemia

sistem Pernapasan
b). Menurunnya konsentrasi yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran nafar bagian atas

c). Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport D₂ terganggu.

d). Meningkatnya metabolisme seperti adanya inyeksi, demam, ibu hamil, luka. el. Kondiss yang
mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan obesitas, musculoskeletal yang
abnormal, serta penyakit kronis reperti TB

Paru.

2. Faktor Perkembangan

al. Bayi Prematur

67. Bayi dan toodler

c) Anak usia sekolah dan pertengahan

4). Dewasa tua

3 Faktor

prilaku

2) Nutriss
6). Latihan fisik

c) Merokok

d). Penyalah guruan substansi kecemasan

4). Faktor lingkungan a). Tempat kerja

b). (uhu lingkungan

c). ketinggian tempat dari permukaan laut (Haswita & Reni, 2017) 1.4 Macam-macam gangguan yang
mungkin terjadi pada Sistem Pernapajan

1. Hipoksemia

Merupakan keadaan dimana terjadi penurunan koncentrass oksigen dalam darah arter (Pa 0₂) atau
saturasi O₂ arter (s000₂) dibawah normal. (Hormal Pa0 85-100 mmtly, Sal, gr%). Keadaan ini disebabkan
oleh gangguan ventilari, perpusi, difuss, prrau (chum), atau berada pada tempat yang kurang oksigen.
Tanda dan gejala hipoksemia diantaranya sesak nafas, frekuensi napas dapat mencapai 35 kali permenit,
nadi cepat dan dangkal serta sianosis

2. Hipoksia

Merupakan keadaan kekurangan oksigen dijaringan atau tidak adekuat nya pemenuhan kebutuhan
oksigen reluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada
tingkat celuler. Hipoksia dapat terjadi setelah 1-6 menit ventilass berhenti spontan. Penyebab hipoksia

antara lain :
a). Menurunnya hemoglobin

b). Berkurangnya konsentrasi oksigen, misalnya jika kita berada di puncak gunung c). Ketidakmampuan
jaringan mengikat oksigen, seperti pada keracunan sianida d). Menurunnya difusi oksigen dan alveoli
kedalam darah seperti pada pneumonia e). Menurunnya perfusi jaringan reperti pada syok

kerusakan atau gangguan ventilasi.

3. Gagal Mafas.

Merupakan keadaan dimana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan oksigen pasien kehilangan
kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas karbon dioksida dan
oksigen.

karena

4. Perubahan Pola nafas

Perubahan pola nafas dapat berupa hal-hal sebagai berikut. aj. Dispnea, yaitu kesulitan bernapas.
Misalnya pada passen asma b). Apnea, yaitu tidak

bernapas, berhenti napas.

c). Takipnea, yaitu pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dań 24x (menit

d). Bradipnea, yaitu pernapasan lebih lambat (kurang) dan normal dengan frekuensi kurang dan
16x/menit
e). Kusmaul, yaitu pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirass rama, rehingga pernapasan
menjadi lambat dan dalam

F) cheyne-stokes, merupakan pernaparan cepat dan dalam kemudian berangrustangur dangkal dan
drikuti pertode apnoa yang berulang secara teratur.

G). Biot, adalah pernapasan dalam dan dangical disertai mass apnea dengan periode yang tidak teratur

11. Rencana Asuhan klien dengan Gangguan kebutuhan Oksigenasi 2.1 Riwayar Pengkajian 2.1.1 Riwayat
keperawatan 1. Riwayat kesehan Sekarang bensi tentang kapan terjadinya resak nafas, penyebab
terjadinya sesak nafas, Serta upaya yang telah dilakukan oleh pasien untuk mengatasinya 2. Riwayat
kesehatan dahulu atau nafar Adanya Mwayat sesak penyakit-penyakH lain yang ada kaitannya dengan
pernapasan pada kasus terdahulu ſerta tindakan medis yang pernah didapat maupun obat-obatan yang
biasa digunakan oleh penderita. 3. Riwayat kesehatan keluarga, Adanya riwayat sakit yang sama pada
keluarga atau penyakit lain yang ber. potensi menurun atau menular pada anggota keluarga lain. 2.1.2
Pemeriksaan fisik data Fokus 1. status kesehatan Fisik Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara,
tinggi badan berat badan, kan tanda tanda alat vital. 2. kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan
rambut, adakah pembesaran pada leher, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi lebih kental. apakah penglihatan kabur atau ganda, gigi mudah goyah, qui mudah bengkak dan
berdarah, diplopia, lensa mata keruh. 3, Sistem Integumen kaji seluruh permukaan kulit, adakah turgor
kufit menurun, kelembapan dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku 4. Sistem pernapasan Biasanya
terdapat sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada dan terdapat retraki dinding dada, serta mara
tambahan nafar 5. Sistem kardiovaskuler Pengkajia an untuk adakah jaringan menurun, nadi perifer
lemah atau berkurang, takikardi /bradikardi, hipertens; atau hipotens, 6.

Sistem gastrointestinal Penskajian untuk mengetahun adakah polifagi polidipsi, mual, muntah, diary

kontipasi, dehidrasi,perubahan berat badan.

7. Sistem urinary Pengkajian untuk mengetahui adanya polruri, retensia urme, inkontinensia urine, rasa
panat atau sakit saat berkemih 8. Sistem musculoskeletal kaji penyebaran lemak, penyebaran masa otot,
perubahan tinggi badan, apakah cepat lelah, lemah dan nyen Sistem neurologis Pengkajian untuk
mengetahui apakah terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat. 2.1.3 Pemeriksaan Penunjang 1. EKG : menghwilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung,
mendeteksi transmiss Impuls dan posisi listrik jantung 2. Pemenkraan untuk mengukur keadekuatan
ventilasi dan oksigenasi: Pemeriksaan Fungsi paru, analisis Gat Darah (AGD) 3. linar-x, bronkoskopi, dan
scan paru 4 spisemen sputum 3. Terasentesis: prosedur medis untuk menyedot carran dirongga pleura.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 2.2 Dragnosa I: Ketidak epektifan bersihan jalan nafas
yang berhubungan dengan gangguan batuk. 2.2.1 Definisi: Bersihan jalan nafas tidak adalah ketidak
ерекар mampuan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napar 2.2.2 Batasan
karakteristik 1). Batuk yang tidak 2). Dispnea efektif 3). Gelisah 4). Perubahan frekuensi nafas 5).
Perubahan pola nafas 6). Sianosis 7). Sputum dalam jumlah yang berlebihan 6). Suara nafar tambahan
2.2.3 Faktor yang berhubungan 1). Obstruksi Jalan nafar 21. Eksudat dalam alveoli 3). sekresi yang
tertahan

Diagnosa II : Ketidak epektifan pola napar berhubungan dengan obstruksi jalan napas 2 2.4 Definisi: 1
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat 2.2.5 Bataran karakteristik 1).
Penurunan tekanan ekspirasi 2). Penurunan tekanan inspirasi 3). Pernapasan cuping hidung. 4). Pola
nafas abnormal 5). Тактриса 2.1.6 Faktor yang berhubungan 1). Ansietar 2) Poriss tubuh yang
menghambat 3), Hiperventilasi 2.3 Perencanaan Diagnosa I Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang
berhubungan dengar gangguan batuk 2.3.1 Tujuan dan kriteria hasrl Tujuan: 1). Menunjukan
pembersihan jalan napas yang efektif 2), menunjukan status pernapasan kepatenan jalan napar kriteria
hasil: (). Tidak mengalami aspirasi 21. mengeluarkan secret seccira erektif 3). Mempunyai jalan napas
yang paten 4). Irama dan frekuensi pernapasan dalam batas normal 5) Suara napar jernih 2.3.2
Intervensi keperawatan dan rasional: 1). kaji fungsi pernafasan, contoh bunys nafas kecepatan, trama
dan kedalaman serta penggunaan otot aksesori Rasional: Penurunan bunyi nafar dapat menunjukan
atelektalis. Ronki, mengi menunjukan akumulası rekret atau ketidakmampuan untuk membersihkan
jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori pernapasan dan peningkatan kerja
pernaparan 2). (atat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk epektif catat karakter, jumlah
sputum, adanya hemoptisis Rasional: Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputumn berdarah
kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerudakan (kavitasi) paru atau luka bronkial dan dapat
memerlu. kan evaluasi / intervensi lanjut.

3). Derikan pasien posisi semi atau Flower tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan dalam. nafar
kasional: Porist membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi
makrimal membuka area • atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar
untuk dikeluarkan. 1). Bersihkan sekret dari mulut dan trakea Rasional : Mencegah obstruksi/aspirasi.
Penghisapan dapat diperlukan bila pasien tak mampu mengeluarkan sekret. 5). Pertahankan masukan
cairan codikitnya 2800 mi/han kecuali kontraindikasi Rasional Pemasukan tinggi cairan frembantu untuk
me. ngencerkan sekret, membuatnya mudah dikeluarkan Dragnosa II: Kenidak efektifan pola napar
berhubungan dengan obstruksi Jalan nafar 2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil Tujuan: 1). Menunjukan pola
napas efektif 2). Menunjukan Matur pernapasan: ventilaji tidak terganggu s). Menunjukan tidak adanya
gangguan status pernapasan kriteria hasil: 1). Pernapasan optimal pada soat terpasang ventilator
mekanis 2). kecepatan dan Trama pernapasan dalam batar normal 3). Fungsi paru dalam batas normal
2.3. 4 Intervensi keperawatan dan rational 1). Tinasikan kepala tempat tidur, letakan pada posisi cemi
fowler Rasional: Merangsang fungsi pernapasan atau ekspans; paru z), Bantu klien untuk melakukan
batuk Rasional: Meningkatkan gerakan sekret ke jalan napas, sehingga dalam efektif dan параб mudah
untuk dikeluarkan 3). Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen natal sesuai indikali Rasional:
Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi a), Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian ekspektoran Racional: Membantu

mengencerkan secret, sehingga mudah untuk dikeluarkan

Anda mungkin juga menyukai