Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ANALISIS JURNAL

R KENANGA

“PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP


TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI (CURRET)”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing Akademik : Neni Nuraeni, M.Kep

INDRA RAHMAN

NIM. J2214901045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2022 / 2023
ANALISIS JURNAL URAIAN

Jurnal 1 Jurnal 2
Judul Jurnal “Pengaruh komunikasi “Pengaruh komunikasi
terapeutik perawat terapeutik terhadap
terhadap tingkat tingkat kecemasan
kecemasan pada pasien pada pasien pre operasi
pre operasi” di Rumah sakit Umum
‘ Aisyiyah Ponorogo”
Author (Penulis) Sulastri, Arif Eko Agung Suprastyo,
Trilianto, Yunely Widaryati
Ermaneti
P Populasi yang Populasi yang
(Patient, Population, digunakan dalam digunakan dalam
Problem) jurnal ini berjumlah 28 jurnal ini berjumlah 30
orang orang, dimana terbagi
menjadi dua kelompok
yaitu 15 orang
kelompok eksperimen
dan 15orang kelompok
kontrol
I Metode yang Metode yang
(Intervention, digunakan dalam digunakan dalam
Prognostic, Factor, atau jurnal ini jurnal ini
Exposure) menggunakan pra menggunakan
eksperimen, dengan rancangan non
rancangan Quota equivalent control
Sampling dengan group
menggunakan
Questioner
C Tidak ada jurnal Hasil penelitian lain
(Comparison atau pembanding dalam yang mendukung
Intervention) jurnal ini dalam jurnal ini yaitu
Bariroh (2012) yang
meneliti mengenai
hubungan komunikasi
terapeutik dengan
tingkat kecemasan
dalam menghadapi
tindakan keperawatan
invasive dengan hasil
di dapatkan ρ value
0,000.
O Berdasarkan hasil Hasil uji wilcoxon di
(Outcome) penelitian dari data di dapatkan bahwa pada
atas didapatkan bahwa kelompok eksperimen
sebelum dilakukan menunjukkan ρ value
komunikasi terapeutik, yang di dapat sebesar
sebagian besar 0,001 (ρ value <0,05),
responden yang maka tingkat
mengalami cemas kecemasan pasien
berat sebanyak 13 sebelum dan sesudah
responden (46,43%), dilakukan komunikasi
dan setelah dilakukan terapeutik mengatakan
komunikasi terapeutik ada perbedaan hasil,
sebagian responden sedangkan pada
mengalami cemas kelompok kontrol
ringan 14 responden menunjukkan bahwa ρ
(50%). Data dari tabel value yang di dapat
nilai interval yang sebesar 0,317 (ρ value
terlampir menunjukkan <0,05), maka di
bahwa kecemasan dapatkan hasil bahwa
setiap responden tingkat kecemasan
mengalami penurunan pasien pre test dan post
test tidak terdapat
perbedaan
T Jurnal Keperawatan Naskah Publikasi,
(Time) Profesional (JKP), STIKES ‘Aisyiyah
volume 7, nomor 1 Yogyakarta, 2014
Februari 2019
KESIMPULAN Komunikasi terapeutik perawat menjadi ujung
tombak dalam pelayanan keperawatan sehingga
adanya kontribusi yang sangat signifikan
terhadap tingkat kecemasan pasien pada pasien
pre operasi. Diharapkan perawat bisa
memberikan komunikasi terapeutik yang
terampil, profesional dan menghormati privacy
pasien sehingga pasien merasa lebih
diperhatikan, mendapat dukungan dan memiliki
pemahaman tentang tindakan keperawatan yang
akan diberikan pada pasien.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (1)

1. Pengkajian fokus (Nyeri Akut D.0077)


Data Subyektif dan Obyektif

Data Mayor Data Minor


Subjektif Subjektif
1. Pasien mengeluh nyeri (Tidak tersedia)
Objektif Objektif
1. Tampak meringis 1. Tekanan darah meningkat
2. Bersikap protektif (mis. 2. Pola napas berubah
waspada, posisi menghindari 3. Nafsu makan berubah
nyeri) 4. Proses berpikir terganggu
3. Gelisah 5. Menarik diri
4. Frekuensi nadi meningkat 6. Berfokus pada diri sendiri
5. Sulit tidur 7. Diaforesis

2. Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi (SIKI)


Keperawatan Kriteria Hasil
(SLKI)
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Intervensi Utama 
agen pencedera intervensi selama 1x8 Manajemen nyeri
fisiologis jam, diharapkan (I.08238)
tingkat nyeri Observasi
menurun dengan 1. Identifikasi lokasi,
kriteria hasil : karakteristik,
1. Keluhan nyeri durasi, frekuensi,
menurun (5) kualitas, intensitas
2. Meringis nyeri
menurun (5) 2. Identifikasi skala
3. Sikap protektif nyeri
menurun (5) 3. Identifikasi nyeri
4. Gelisah menurun non verbal
(5) 4. Identifikasi faktor
5. Kesulitan tidur yang memperberat
menurun (5) dan memperingan
6. Menarik diri nyeri
menurun (5) 5. Identifikasi
7. Perineum terasa pengetahuan dan
tertekan (5) keyakinan tentang
8. Frekuensi nadi nyeri
membaik (5) 6. Monitor
9. Pola napas keberhasilan terapi
membaik (5) komplementer
10. Tekanan yang sudah
darah membaik diberikan
(5) 7. Monitor efek
Luaran Tambahan : samping
Kontrol nyeri penggunaan
meningkat, dengan analgetik
kriteria hasil : Terapeutik
1. Melaporkan nyeri 1. Berikan teknik
terkontrol non farmakologis
meningkat (5) untuk mengurangi
2. Kemampuan nyeri
mengenali onset 2. Kontrol
nyeri meningkat lingkungan yang
(5) memperberat rasa
3. Kemampuan nyeri
mengenali 3. Fasilitasi istirahat
penyebab nyeri dan tidur
meningkat (5) Edukasi
4. Kemampuan 1. Jelaskan
menggunakan penyebab, periode,
teknik non- dan pemicu nyeri
farmakologis 2. Jelaskan strategi
meningkat (5) meredakan nyeri
5. Keluhan nyeri 3. Anjurkan
menurun (5) memonitor nyeri
6. Penggunaan secara mandiri
analgesik 4. Anjurkan
menurun (5) menggunakan
analgetik yang
tepat
5. Anjurkan teknik
non farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Intervensi
Tambahan
Edukasi teknik napas
(I.12452)
Observasi
1. Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
Terapeutik
1. Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan
kesempatan unuk
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan manfaat
teknik napas
2. Jelaskan prosedur
teknik napas
3. Anjurkan
memposisikan
tubuh senyaman
mungkin
(mis.duduk,
baring)
4. Anjurkan menutup
mata dan
berkonsentrasi
penuh
5. Ajarkan
melakukan
inspirasi dengan
menghirup udara
melalui hidung
secara perlahan
6. Ajarkan
melakukan
ekspirasi dengan
menghembuskan
udara mulut
melalui mulut
perlahan
7. Demonstrasikan
menarik napas
selama 4 detik,
menahan napas
selama 2 detik dan
menghembuskan
napas selama 8
detik
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (2)

1. Pengkajian fokus (Ansietas D.0080)


Data Subyektif dan Obyektif

Data Mayor Data Minor


Subjektif Subjektif
1. Merasa bingung 1. Mengeluh pusing
2. Merasa khawatir dengan 2. Anoreksia
akibat dari kondisi yang 3. Palpitasi
dihadapi 4. Merasa tidak berdaya
3. Sulit berkonsentrasi Objektif
Objektif 1. Frekuensi napas meningkat
1. Tampak gelisah 2. Frekuensi nadi meningkat
2. Tampak tegang 3. Tekanan darah meningkat
3. Sulit tidur 4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
2. Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)


Keperawatan Hasil (SLKI)
1. Ansietas b.d Setelah dilakukan Intervensi Utama 
kurang terpapar intervensi selama 1x8 Reduksi ansietas
informasi jam, diharapkan (I.09314)
tingkat ansietas Observasi
menurun dengan 1. Identifikasi saat
kriteria hasil : tingkat ansietas
1. Verbalisasi berubah
kebingungan 2. Identifikasi
menurun (5) kemampuan
2. Verbalisasi mengambil
khawatir akibat keputusan
kondisi yang 3. Monitor tanda –
dihadapi menurun tanda ansietas (verbal
(5) atau non verbal)
3. Perilaku gelisah Terapeutik
menurun (5) 1. Ciptakan suasana
4. Perilaku tegang terapeutik untuk
menurun (5) menumbuhkan
5. Keluhan pusing kepercayaan
menurun (5) 2. Temani pasien untuk
6. Anoreksia mengurangi
menurun (5) kecemasan, Pahami
7. Frekuensi situasi yang membuat
pernapasan ansietas
menurun (5) 3. Dengarkan dengan
8. Tekanan darah penuh perhatian
menurun (5) 4. Gunakan pendekatan
9. Orientasi yang tenang dan
membaik (5) menyakinkan
Luaran Tambahan : Edukasi
Dukungan sosial 1. Jelaskan prosedur,
meningkat, dengan termasuk sensasi
kriteria hasil : yang mungkin di
1. Kemampuan alami
meminta bantuan 2. Informasikan secara
orang lain faktual mengenai
meningkat (5) diagnosis,
2. Bantuan yang pengobatan dan
ditawarkan oleh prognosis
orang lain 3. Anjurkan
meningkat (5) mengungkapkan
3. Dukungan emosi perasaan dan persepsi
yang disediakan 4. Latih teknik relaksasi
oleh orang lain Kolaborasi
meningkat (5) 1. Kolaborasi
4. Jaringan sosial pemberian obat anti
yang membantu ansietas, jika perlu
meningkat (5) Intervensi Tambahan 
Dukungan
pengungkapan
dukungan (
Observasi
1. Periksa gangguan
komunikasi verbal
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan
yang tenang
2. Hindari berbicara
keras
3. Ajukan pertanyaan
dengan jawaban
singkat, dengan
isyarat anggukan
kepala
4. Jadwalkan waktu
istirahat sebelum
waktu kunjungan dan
sesi terapi wicara
5. Fasilitasi komunikasi
dengan media
Edukasi
1. Informasikan
keluarga dan tenaga
kesehatan lain teknik
berkomunikasi, dan
gunakan secara
konsisten
2. Anjurkan keluarga
dan staf mengajak
bicara meskipun tidak
mampu
berkomunikasi

Anda mungkin juga menyukai