Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN NYERI


LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Maternitas di Ruang Melati 2A RSUD
dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

Dosen Pengampu : Neni Nuraeni, M.Kep

Disusun Oleh :
DIAH RAHMANI
J2214901085

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2022

A. ANALISIS JURNAL
Analisis Uraian
Jurnal Jurnal 1 Jurnal 2
Judul Jurnal Efek Aromaterapi Lavender Pengaruh Pemberian
Untuk Mengurangi Nyeri Masa Aromaterapi Lavender Pada Ibu
Nifas Pada Persalinan Normal Nifas Dengan Nyeri Jahitan
Perineum di Puskesmas Brati
Penulis Nur Sa’idah, Sthepani Sari Laily Himawati dan Dian
Hidayat, Sonia Chairunnisa, Fitri Vitaloka
Adriani, Elvi Tiana, dan Zuriani
Populasi Populasi pada penelitian ini Populasi pada penelitian ini
adalah ibu postpartum 2 jam, yang adalah semua ibu postpartum
melahirkan secara normal dan dengan luka perineum derajat 2
mengalami luka jahit perineum di ruang bersalin Puskesmas
serta bersedia untuk dijadikan Brati, dengan jumlah sampel
responden, sehingga didapatkan sebanyak 15 orang untuk
sampel sebanyak 1 orang yaitu kelompok perlakuan dan 15
Ny. L usia 20 Tahun G2P2A0 orang untuk kelompok kontrol
postpartum 2 jam dengan luka
robekan derajat 2 dan ibu
merasakan nyeri pada jahitan
perineum.
Intervensi Bahan yang dipergunakan pada Kelompok perlakuan diberikan
penelitian ini ialah uap minyak aromaterapi lavender selama 30
lavender berkonsentrasi 100% menit serta tetap mendapatkan
yang diteteskan sejumlah 4-5 tetes prosedur standar berupa
dan kemudian dilarutkan dalam analgesik, dan kelompok kontrol
200 ml air. Dalam pemberiannya hanya mendapat prosedur tetap
dilakukan secara inhalasi yaitu analgesik
menggunakan vaporizer. Sebelum
proses inhalasi, cawan pada
tungku yang berisi air ditunggu
hingga terasa hangat setelah itu
baru ditetesi aromaterapi. Setelah
tercium harum maka pasien
diminta untuk rileks dan
menghirup aromaterapi selama 30
menit. Pada kondisi ini responden
berada pada ruangan yang
ukurannya 10-16 m2 dan tidak
banyak didapati ventilasi udara.
Comparison Penelitian ini membandingkan Penelitian ini membandingkan
intensitas nyeri luka perineum intensitas nyeri luka perineum
sebelum dan sesudah diberikan pada kelompok perlakuan dan
aromaterapi lavender. kelompok kontrol setelah
diberikan intervensi
Outcome Hasil penelitian menunjukkan
Rerata nilai nyeri luka kelompok
sebelum diberikan inhalasi
perlakuan setelah diberikan
aromaterapi lavender skor nyeri
aromaterapi lavender sebesar
perineum ibu mencapai skala 7
3,93, sedangkan kelompok
(nyeri berat) dan setelah diberikan
kontrol sebesar 5,33. Ada selisih
inhalasi aromaterapi lavender
1.4 rentang nyeri antara
selama 30 menit, skor nyeri
kelompok kontrol dengan
perineum ibu menjadi skala 3
kelompok perlakuan.
(nyeri ringan). Hal ini
menunjukkan terdapat penurunan Hasil uji Mann Whitney
intensitas nyeri luka jahitan diperoleh nilai ρ value sebesar
perineum sebelum dan sesudah 0,000 (<0,05) yang berarti ada
diberikan aromaterapi, dimana pengaruh pemberian aromaterapi
aromaterapi lavender memberikan lavender terhadap intensitas nyeri
pengaruh yang signifikan dalam luka perineum pada ibu nifas.
mengurangi rasa nyeri pada luka
jahitan perineum yang terjadi
pada ibu postpartum.
Time Penelitian ini dilakukan pada Penelitian ini dilakukan pada
bulan mei 2022 bulan februari 2020
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF Masalah
Data Mayor Data Minor Keperawatan
Subjektif Subjektif
1. Mengeluh nyeri (Tidak tersedia)
Objektif Objektif
1. Tampak meringis 1. Tekanan darah
2. Bersikap protektif meningkat
(mis.waspada, 2. Pola napas berubah
posisi menghindari 3. Nafsu makan Nyeri Akut
nyeri) berubah (D.0077)
3. Gelisah 4. Proses berpikir
4. Frekuensi nadi terganggu
meningkat 5. Menarik diri
5. Sulit tidur 6. Berfokus pada diri
sendiri
7. Diaforesis
Subjektif Subjektif
(Tidak Tersedia) (Tidak Tersedia)
Risiko Infeksi
(D.0142)
Objektif Objektif
(Tidak Tersedia) (Tidak Tersedia)
Subjektif Subjektif Menyusui Tidak
1. Kelelahan (Tidak Tersedia) Efektif (D.0029)
maternal Objektif
2. Kecemasan 1. Intake bayi tidak
maternal adekuat
Objektif 2. Bayi menghisap
1. Bayi tidak mampu tidak terus menerus
melekat pada 3. Bayi menangis saat
payudara ibu disusui
2. ASI tidak 4. Bayi rewel dan
menetes/memancar menagis terus dalam
3. BAK bayi kurang jam-jam pertama
dari 8 kali dalam 5. Menolak untuk
24 jam menghisap
4. Nyeri dan/atau
lecet terus menerus
setelah minggu
kedua

2. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Intervensi Utama
pencedera fisik tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
(tindakan episiotomi) 2x24 jam diharapkan : (I.08238)
(D.0077) Observasi
Luaran Utama 1. Identifikasi
Tingkat Nyeri menurun lokasi,
(L.08066) dengan karakteristik,
kriteria hasil: durasi, frekuensi,
1. Keluhan nyeri kualitas,
menurun (5) intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala
(5) nyeri
3. Sikap protektif 3. Identifikasi
menurun (5) respon nyeri non
4. Gelisah menurun (5) verbal
5. Berfokus pada diri 4. Identifikasi faktor
sendiri menurun (5) yang
6. Frekuensi nadi memperberat dan
membaik (5) memperingan
7. Pola napas membaik nyeri
(5) 5. Identifikasi
8. Tekanan darah pengetahuan dan
membaik (5) keyakinan tentang
9. Focus berkemih nyeri
membaik (5) 6. Identifikasi
10. Nafsu makan pengaruh nyeri
membaik (5) pada kualitas
11. Pola tidur membaik hidup
(5) 7. Monitor
keberhasilan
Luaran Tambahan terapi
Kontrol Nyeri komplementer
meningkat (L.06063) yang sudah di
dengan kriteria hasil: berikan
1. Melaporkan nyeri Terapeutik
terkontrol meningkat 1. Berikan teknik
(5) non farmakologis
2. Kemampuan untuk mengurangi
mengenali onset rasa nyeri
nyeri meningkat (5) 2. Kontrol
3. Kemampuan lingkungan yang
mengenali penyebab memperberat rasa
nyeri meningkat (5) nyeri
4. Kemampuan 3. Fasilitasi istirahat
menggunakan teknik dan tidur
non-farmakologis 4. Pertimbangkan
meningkat (5) jenis dan sumber
5. Dukungan orang nyeri dalam
terdekat meningkat pemilihan strategi
(5) meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik
non farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik

Intervensi Tambahan
Aromaterapi (I.08233)
Observasi
1. Identifikasi
pilihan aroma
yang disukai dan
tidak disukai
2. Identifikasi
tingkat nyeri,
stres, kecemasan
dan alam
perasaan sebelum
dan sesudah
diberikan
aromaterapi
3. Monitor
ketidaknyamanan
sebelum dan
sesudah
pemberian (mis.
mual, pusing)
4. Monitor masalah
yang terjadi saat
pemberian
aromaterapi (mis.
dermatitis kontak,
asma)
5. Monitor tanda-
tanda vital
sebelum dan
sesudah diberikan
aromaterapi

Terapeutik
1. Pilih minyak
esensial yang
tepat sesuai
indikasi
2. Lakukan uji
kepekaan kulit
dengan uji tempel
(patch test)
dengan larutan
2% pada daerah
lipatan lengan
atau lipatan
belakang leher
3. Berikan minyak
esensial dengan
metode yang tepat
(mis. inhalasi,
pemijatan, mandi
uap, atau
kompres)
Edukasi
1. Ajarkan cara
menyimpan
minyak esensial
dengan tepat
2. Anjurkan
menggunakan
minyak esensial
secara bervariasi
3. Anjurkan
menghindarkan
kemasan minyak
esensial dari
jangkauan anak-
anak
Kolaborasi
1. Konsultasikan
jenis dan dosis
minyak esensial
yang tepat dan
aman
2. Risiko infeksi b.d luka Setelah dilakukan Intervensi Utama
episiotomi post tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi
partum 2x24 jam diharapkan: (I.14539)
(D.0142) Luaran Utama Observasi
Tingkat Infeksi 1. Monitor tanda
menurun (L.14137) dan gejala infeksi
dengan kriteria hasil : lokal dan sistemik
1. Demam menurun Terapeutik
(5) 1. Batasi jumlah
2. Kemerahan pengunjung
menurun (5) 2. Berikan
3. Nyeri menurun (5) perawatan kulit
4. Bengkak menurun pada area edema
(5) 3. Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
dan lingkungan
pasien
4. Pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda
dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
3. Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka atau
luka operasi
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
5. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan

Intervensi Tambahan
Perawatan Perineum
(I.07226)
Observasi
1. Inspeksi insisi
atau robekan
perineum (mis.
episiotomi)
Terapeutik
1. Fasilitasi dalam
membersihkan
perineum
2. Pertahankan
perineum tetap
kering
3. Berikan posisi
nyaman
4. Berikan kompres
es, jika perlu
5. Bersihkan area
perineum secara
teratur
6. Berikan pembalut
yang menyerap
cairan
Edukasi
1. Ajarkan pasien
dan keluarga
mengobservasi
tanda abnormal
pada perineum
(mis. infeksi,
kemerahan,
pengeluaran
cairan yang
abnormal)
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
antiinflamasi, jika
perlu
2. Kolaborasi
pemberian
analgesik, jika
perlu
3. Menyusui Tidak Setelah dilakukan Intervensi Utama
Efektif tindakan keperawatan Edukasi Menyusui
(D.0029) 2x24 jam diharapkan: (I.12393)
Observasi
Luaran Utama 1. Identifikasi
Status Menyusui kesiapan dan
membaik (L.03029) kemampuan
dengan kriteria hasil : menerima
1. Perlekatan bayi informasi
pada payudara ibu 2. Identifikasi
meningkat (5) tujuan atau
2. Kemampuan ibu keinginan
memposisikan bayi  menyusui
dengan benar Terapeutik
meningkat (5) 1. Sediakan materi
3. Miksi bayi lebih dan media
dari 8 kali/24 jam pendidikan
meningkat (5) kesehatan
4. Suplai ASI adekuat 2. Jadwalkan
meningkat (5) pendidikan
5. Putting tidak lecet kesehatan sesuai
setelah 2 minggu kesepakatan
melahirkan 3. Berikan
meningkat kesempatan untuk
6. Kepercayaan ibu bertanya
meningkat (5) 4. Dukung ibu
7. Lecet pada putting meningkatkan
menurun (5) kepercayaan diri
8. Kelelahan maternal dalam menyusui
menurun (5) 5. Libatkan sistem
9. Kecemasan pendudukung:
maternal menurun suami, keluarga,
(5) tenaga kesehatan
dan masyarakat
Edukasi
1. Berikan
konseling
menyusui
2. Jelaskan manfaat
menyusui bagi
ibu dan bayi
3. Ajarkan 4
(empat) posisi
menyusui dan
perlekatan (lacth
on) dengan benar
4. Ajarkan
perawatan
payudara
postpartum

DAFTAR PUSTAKA
Himawati, L., & Vitaloka, D. (2021). PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI
LAVENDER PADA IBU NIFAS DENGAN NYERI JAHITAN PERINEUM DI
PUSKESMAS BRATI. THE SHINE CAHAYA DUNIA KEBIDANAN, 6(1).
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Sa’idah, N., Hidayat, S. S., Chairunnisa, S., Adriani, F., Tiana, E., & Zuriani, Z. (2022).
EFEK AROMA TERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI NYERI MASA
NIFAS PADA PERSALINAN NORMAL. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia, 2(2), 30-35.

Anda mungkin juga menyukai