SKRIPSI
Geografis Demografis
A. Analisis Univariat
2. Intensitas Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok
kontrol setelah observasi
Variabel n Mean Standar Devisi Min Max
Intensitas Nyeri 10 7,40 1,075 6 9
Setelah Observasi
A. Analisis Univariat
3. Intensitas Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen Sebelum
diberikan pijat endorphin
Variabel n Mean Standar Devisi Min Max
Intensitas Nyeri 10 7,10 1,197 5 9
Sebelum Diberikan
Pijat Endorphin
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat dari 10 orang ibu bersalin hasil analisis didadapatkan
rata – rata sebelum diberikan pijat endorphin yaitu 7,10 dengan standar deviasi 1,197.
Artinya rata – rata ibu bersalin kala I pada kelompok eksperimen mengalami intensitas nyeri
berat, nyeri berat ini terjadi disebabkan oleh adanya kontraksi uterus, kecemasan ibu,
budaya, pengalaman persalinan sebelumnya dan faktor lain yang dialami ibu. Nyeri yang
dirasakan setiap ibu bersalin itu berbeda – beda dan nyeri yang dirasakan ibu merupkan
prosess fisiologis terjadinya persalinan secara normal.
• Berdasarkan penelitian yang endhorpin mengalami nyeri
dilakukan oleh Khasanah, sedang sebanyak 17 (50%)
dkk pada Tahun 2020 orang dari 24 responden.
tentang Pengaruh Endorphin
Massage terhadap Intensitas
Nyeri pada Ibu Bersalin di
STIKes Maja Pahit
Mojokerto, yang mana hasil
penelitiannya didapatkan
bahwa sebelum diberikan
massage endhorpin yang
mengalami nyeri berat 18
(41,6%) orang dari 24 orang
responden, sedangkan
setelah diberikan massage
• Menurut asumsi peneliti penelitian bahwa sebelum
dengan diberikan massage diberikan pijat endorphin ini
bisa membuat pasien lebih responden lebih banyak
nyaman karena otot mengalami nyeri berat dan
relaksasi. Ini merupakan sedang. Sehingga dengan di
salah satu terapi non- berikan pijat endorphin ini
farmakologis, metode yang dapat mengurangi
efektif dalam mengurangi konsentrasi rangsangan
rasa sakit. Karena selama pasien, dapat mengurangi
proses persalinan, wanita kecemasan dan sensasi sakit
mengalami tingkat rasa sakit pada pasien yang sedang
dan nyeri yang hebat, stres dalam proses bersalin.
yang dapat berpengaruh
tidak baik terhadap bayi. Hal
ini dapat dilihat dari hasil
Hasil Penelitian
A. Analisis Univariat
4. Intensitas Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok kontrol
setelah observasi
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat dari 10 orang ibu bersalin hasil analisis
didadapatkan rata – rata setelah diberikan pijat endorphin yaitu 6,30,
dengan standar deviasi 0,094 hal ini menunjukan bahwa terjadinya
penurunan tingkat nyeri ibu bersalin kala I setelah diberikan pijat endorphin.
.
• Penelitian ini sejalan dengan penelitain yang dilakukan oleh
rahmi, dkk pada tahun 2021 tentang Penerapan Teknik
Endorphin Terhadap Nyeri Kala I Persalinan. Hasil penelitian
ditemukan bahwa teknik endorphin sangat efektif dalam
mengurangi rasa nyeri persalinan dan membantu
mempercepat penurunan kepala bayi pada ibu bersalin
sehingga memberikan rasa nyaman kepada ibu bersalin
menjelang proses persalinan.
• Menurut asumsi peneliti penurunan intensitas nyeri
bahwa ada penurunan nyeri yang dialami responden rata –
persalinan responden setelah rata 1 skors pada kelompok
diberikan pijat endorphin. eksperimen ini. Penurunan
Keadaan responden sebelum intensitas nyeri yang dialami
dilakukan pijat endorphin lebih responden disebabkan karena
banyak mengalami nyeri yang peneliti meberikan pijatan-
berat. Namun setelah diberikan pijatan halus endorphin
pijat endorphin ini lebih banyak tersebut yang dilakukan pada
pasien yang mengalami nyeri bagian-bagian tubuh yang
sedang. Nyeri yang dirasakan dapat merangsang hormone
tampak dari mimic wajah endorphin, hal tersebut dapat
responden yang menyeringai merangsang tubuh sehingga
karena menahan sakit. Setelah senyawa endorphin yang
diberikan pijat endorphin berfungsi sebagai pereda rasa
responden sebagian besar sakit serta rasa nyaman.
mengalami perubahan nyeri,
• Teknik pijat endorphin ini mengalami penurunan da
membuat responden nada yang tetap, karena
merasa lebih nyaman dan proses persalinan ini identic
rileks walaupun tidak dengan rasa nyeri yang akan
sepenuhnya menurunkan dijalani. Rasa nyeri pada
nyeri yang dirasakan secara persalinan lazim terjadi dan
drastic. Sedangkan pada merupakan proses yang
responden yang tidak melibatkan fisiologis dan
mengalami penurunan skors psikologis ibu sehingga
intensitas nyeri setelah beberapa ibu sering merasa
diberikan pijat endorphin tidak akan mampu melewati
karena setiap individu proses persalinan.
mempunyai tingkat nyeri
yang berbeda – beda,
sehingga ada yang
Hasil Penelitian
B. Analisis Bivariat
1. Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok Kontrol Sebelum Dan
Setelah Dilakukan Observasi
n Mean Standar Devisi Pvalue
• Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari nilai rata – rata sebelum observasi 7,00
dengan standar deviasi 1,054 dan sesudah observasi 7,40 dengan standar deviasi
1,075. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan nilai signifikan atau nilai p-value 0,104
( ≥ 0,05 ).
• Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,104 (p≥0,05), sehingga H0 diterima
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nyeri persalinan kala I ibu bersalin pada
kelompok control sebelum dan setelah observasi tidak ada perbedaan secara
signifikan. Jadi nyeri persalinan kala I ibu bersalin sebelum di observasi tidak ada
perberbedaan dengan setelah dilakukan observasi.
• Penelitian sejalan dengan responden (6,7%). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh penelitian didapatkan sebagian
Sukmaningtyas, dkk. 2016 besar tingkat kecemasan adalah
tentang Efektivitas Endorphine berat. Hasil ini membuktikan
Massage Terhadap Tingkat bahwa sebagian besar ibu
Kecemasan Ibu Bersalin hamil primipara mempunyai
Primipara di STIKes Harapan kecemasan pada saat
Bangsa Purwokerto, yang mana menghadapi persalinan. Hal ini
hasil penelitiannya dapat bisa dikarenakan pada ibu
diketahui bahwa dari 15 bersalin primipara biasanya
responden yang tidak dilakukan merasa kurang siap dalam
endorphine massage, sebagian menghadapi persalinan karena
besar tingkat kecemasan hal ini merupakan pengalaman
responden adalah berat pertama bagi responden.
sebayak 7 responden (46,7%)
dan sebagian kecil tingkat
kecemasan responden adalah
tidak cemas sebanyak 1
• Menurut asumsi peneliti dari hasil menghadapi kehamilan sehingga
penelitian dapat dilihat bahwa tidak dapat merangsang kontaksi uterus
ada penurunan tingkat nyeri yang yang berlebihan. Kontraksi uterus
signifikan yang terjadi pada ibu yang tak terkendalikan akan
bersalin pada kelompok control atau menghantarkan rasa nyeri saat
kelompok yang hanya di observasi persalinan. Sehingga diharapkan
saja. Karena secara teorinya proses pada tenga kesehatan untuk
persalinan ini memang harus memberikan terapai nonfarmakologi
adanya kontraksi, tanpa kontraksi pada ibu bersalin agak dapan
yang teratur tidak akan ada mengurangi rasa nyeri yang
pembukaan jalan lahir. Sehingga dirasakan ibu. Agar ibu dapat
semakin kuat kontraksi maka nyeri menjalani proses persalinannya
yang dirasakan ibu semakin kuat, dengan nyaman, aman, dan senang.
karena fisiologis proses
persalinannya adalah seperti itu.
Serta nyeri yang dirasakan
responden bervariasi pada
kelompok kontrol maupun
kelompok perlakuan. Nyeri yang
terjadi karena adanya stres dalam
Hasil Penelitian
B. Analisis Bivariat
.
2 Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok Eksperimen Sebelum Dan Setelah
Diberikan Pijat Endorphin
• Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat dari nilai rata – rata sebelum diberikan pijat endorphin 7,10
dengan standar deviasi 1,197 dan sesudah diberikan pijat endorphin 6,30 dengan standar deviasi
0,094 artinya ada penurunan intensitas nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin Di Praktek
Mandiri Bidan Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan Kuranji Kota Padang
Tahun 2023. Hal ini bisa dilihat pada nilai signifikan atau nilai p-value 0,011 ( < 0,05 ).
• Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,011 (p<0,05), sehingga H0 ditolak dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa nyeri persalinan kala I ibu bersalin sebelum dan setelah diberikan pijat
endorphin berbeda secara signifikan. Jadi nyeri persalinan kala I ibu bersalin sebelum diberikan
pijat endorphin berbeda dengan setelah diberikan pijat endorphin.
• Penelitian Ini Sejalan Dengan Penelitian yang dilakukan oleh Amir, Dkk Pada
Tahun 2022 Tentang Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Intensitas
Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III Di Klinik Setia Padang Pariaman.
Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Sebelum Dilakukan Endorphin
Massage Sebagian Besar Ibu Hamil Trimester Iii Mengalami Nyeri Berat Dan
Setelah Dilakukan Endorphin Massage Berkurang Menjadi Nyeri Sedang.
Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Dengan Α=0,05 Menunjukkan P=0,000
Sehingga P<0,05 Artinya Ada Pengaruh Endorphin Massage Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Punggung.
• Menurut asumsi peneliti sesuai dengan hasil yang didapatkan tentang
pemberian pijat endorphin pada ibu bersalin kala I ini, bahwa adanya
penurunan nyeri yang dirasakan ibu bersalin sebelum diberikan pijat dengan
setelah diberikan pijat. Ternyata teknik pijat endorphin tersebut memiliki
efektivitas menurunkan intensitas nyeri kala I pada ibu bersalin dengan cara
sentuhan halus pada tubuh ibu yang membuat ibu merasa lebih nyaman
serta rileks dalam menjalani proses persalinan dimana hal tersebut yang
dapat membuat ibu merasakan penurunan dalam merasakan nyeri disetiap
adanya kontraksi sehingga ibu bisa menyambut proses persalinan dengan
tenang dan bahagia.
Hasil Penelitian
B. Analisis Bivariat
.
3 Perbedaan Nilai Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok Kontrol
Dan Kelompok Eksperimen Sebelum diberikan Pijat Endorphin
Kelompok n Mean Standar P-value
Deviasi
Kontrol 10 7,00 1,054 0,845
Pretest Eksperimen 10 7,10 1,197
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa hasil penelitian intensitas nyeri
sebelum dilakukan observasi pada kelompok kontrol di peroleh rata – rata
skala nyeri 7,00 dengan standar deviasi 1,054. Rata – rata skala nyeri sebelum
diberikan pijat endorphin pada kelompok eksperimen adalah 7,10 dengan
standar deviasi 1,197. Hasil uji statistik didapatkan nilai p – value 0,845 > 0,05,
artinya tidak ada perbedaan intensitas nyeri antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen Di Praktek Mandiri Bidan Netti Sumarni Wilayah Kerja
Puskesmas Belimbing Kelurahan Kuranji Kota Padang Tahun 2023.
• Penelitian ini sejalan dengan kelompok Deep Back Massage dan
penelitian yang dilakukan oleh Endorphin massage dimana ketika
Dewie, dkk. pada Tahun 2020 sebelum diberikan intervensi sama –
tentang Efektivitas Deep Back sama mengalami intensitas nyeri
Massage Dan Massage Endorphin sangat berat.
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase
Aktif Di Bpm Setia, yang mana hasil
penelitiaanya didapatkan sebelum
dilakukan Deep Back Massage, skala
nyeri terbanyak adalah skor 8 dan
responden dengan skor 9 dan 8
mencapai 33,3 % dan skor 4 hanya
13,3 %. Sedangkan pada kelompok
Endorphin massage sebelum
dilakukan Endorphin massage, skala
nyeri terbanyak adalah skor 8 juga
dan responden dengan skor 9
mencapai 20% dan skor 2 hanya
6,7%. Dari hasil tersebut dapat
dilihat bahwa rata – rata pada
• Berdasarkan asumsi peneliti nyeri perbedaan, ini terjadi karena semua
persalinan yang terjadi pada ibu hamil yang akan menghadapi
responden merupakan suatu persalinan lazimnya harus
perasaan yang tidak menyenangkan mengalami kontraksi yang akan
yang merupakan respon individu menimbulkan nyeri pada ibu
yang menyertai dalam proses bersalin.
persalinan. Nyeri yang dirasakan
responden bervariasi pada
kelompok kontrol maupun
kelompok perlakuan. Nyeri yang
terjadi karena adanya stres dalam
menghadapi kehamilan sehingga
dapat merangsang kontaksi uterus
yang berlebihan. Kontraksi uterus
yang tak terkendalikan akan
menghantarkan rasa nyeri saat
persalinan. Dari hasil penelitian
yang dilakukan bahwa intensitas
nyeri pada kelompok eksperimen
dan kelompok control itu tidak ada
Hasil Penelitian
B. Analisis Bivariat
.
4 Perbedaan Nilai Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok Kontrol Setelah
dilakukan Observasi Dan Kelompok Eksperimen setelah di Berikan Pijat Endorphin
•Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa hasil penelitian intensitas nyeri sesudah
dilakukan observasi pada kelompok kontrol di peroleh rata – rata skala nyeri 7,40 dengan
standar deviasi 1,075. Rata – rata skala nyeri sesudah diberikan pijat endorphin pada
kelompok eksperimen adalah 6,30 dengan standar deviasi 0,949. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p – value 0,026 < 0,05, artinya ada perbedaan intensitas nyeri antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan pijat endorphin Di Praktek
Mandiri Bidan Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan Kuranji Kota
Padang Tahun 2023.
.
• Rata – rata intensitas nyeri setelah kala I fase aktif persalinan di PMB E
diberikan pijat endorphin pada Pekanbaru, yang mana hasil
kelompok eksperimen adalah 6,30 penelitian didapatkan bahwa rata –
lebih rendah dari pada rata – rata rata kelompok eksperimen 3,23
intensitas nyeri pada kelompok sedangkan rata – rata pada
kontrol 7,40 yang hanya di kelompok kontrol didapatkan 4,64
observasi. Artinya dari nilai mean dengan nili p-value 0,001. artinya
tersebut dapat dilihat bahwa ada ada perbedaan yang signifikan dari
perbedaan yang signifikan antara skala nyeri sesudah dilkukan metode
kelompok control dan kelompok endorphin masasage dalam pada
eksperimen setelah diberikan kelompok intervensi dan kelompok
intervensi. control.
• Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Nurkhasanah, dkk. pada Tahun 2020
tentang pengaruh endorphin
massage terhadap penurunan
intensitas nyeri pada ibu bersalin
• Menurut asumsi peneliti pelepasan oksitosin sebuah hormon
berdasarkan hasil penelitian bahwa yang memfasilitasi persalinan yang
kelompok intervensi yang diberikan dapat mempercepat proses
pijat endorphin mengalami persalinan dan dapat mengurangi
penurunan tingkat nyeri, sedangkan nyeri persalinan pada ibu bersalin.
kelompok yang tidak di berikan pijat
endorphin tidak ada penurunan
yang signifikan. Maka dari itu salah
satu cara untuk mengurangi nyeri
pada ibu yang melahirkan yaitu
dengan pijat Endorphin. Pijat
Endorphin merupakan salah satu
terapi non farmakologis untuk
mengurangi atau meringankan rasa
sakit pada ibu yang akan
melahirkan. Rangsang dari pijat ini
menyebabkan impuls yang bergerak
cepat dari reseptor saraf menuju
otak. Sehingga dengan pemijatan
ringan dapat meningkatkan
Kesimpulan