PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin 99% terjadi dinegara
berkembang. Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil, sebagian besar kehamilan
berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat walaupun demikian, pada
beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa membahagiakan tetapi menjadi suatu masa
yang penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian (WHO, 2012)
Pusat Data Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia menjelaskan bahwa 15% ibu di
Indonesia mengalami komplikasi persalinan dan 21% menyatakan bahwa persalinan yang
dialami merupakan persalinan yang menyakitkan karena merasakan nyeri yang sangat,
sedangkan 63% tidak memperoleh informasi tentang persiapan yang harus dilakukan guna
mengurangi nyeri pada persalinan. Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang
paling tinggi diantara rasa nyeri yang lain seperti patah tulang atau sakit gigi. Banyak
perempuan yang belum siap memiliki anak karena membayangkan rasa sakit yang akan
Berat ringannya nyeri yang dirasakan ibu dan bagaimana ibu berespons dalam
persalinan. Nyeri yang terjadi dapat memengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa
takut, khawatir dan menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi
rahim dan berakibat pada persalinan yang lama bahkan kematian pada ibu. Bonica dalam
penelitiannya terhadap 2.700 parturien di 121 pusat obstetrik dari 36 negara menemukan
bahwa hanya 15% persalinan yang berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 35%
1
persalinan disertai nyeri sedang, 30% persalinan disertai nyeri hebat dan 20% persalinan
60- 70 kali per menit sehingga menurunkan kadar PaCO2 ibu dan peningkatan pH.
Apabila kadar PaCO2 ibu rendah, maka kadar PaCO2 janin juga rendah sehingga
menyebabkan deselerasi lambat denyut jantung janin, nyeri juga meyebabkan aktivitas
uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama, yang akhirnya
dapat mengancam kehidupan janin dan ibu (Mander,2007 dalam Gaidaka 2012 ).
Persalinan adalah usaha yang dilakukan oleh rahim ketika bayi akan dilahirkan.
Selama persalinan, rahim berkontraksi dan mendorong bayi ke bawah sampai ke leher
rahim. Dorongan ini membuka leher rahim. Setelah leher rahim mencapai pembukaan
lengkap, kontraksi dan dorongan ibu akan menggerakkan bayi ke bawah dan keluar
dan opioid) dan analgesia/anestesia regional (anestesia spinal dan analgesia epidural),
sedangkan metode non farmakologi terdiri dari relaksasi, hipnoterapi, imajinasi, deep back
hidroterapi, serta posisi, postur dan ambulasi. Metode non-farmakologi juga dapat
meningkatkan kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan
kekuatannya. Relakasasi, teknik pernafasan, pergerakan dan perubahan posisi, Deep back
saat bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping yang efektif terhadap pengalaman
2
Deep back massage adalah pijatan lembut dengan menekan daerah sakrum
menggunakan telapak tangan. Pijat ini diberikan dengan menggunakan dasar teori gate
control yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall (2013). Pijatan yang diberikan akan
merangsang saraf diameter besar yang menyebabkan gate control menutup dan impuls
nyeri tidak diteruskan ke korteks serebral, sehingga rasa nyeri yang dirasakan akan
Berdasarkan hasil penelitian Lestari dkk ( 2012) menunjukkan bahwa deep back
massage dapat mengurangi nyeri dan kecepatan pembukaan. Perbandingan tingkat rasa
sakit pada tes kelompok kontrol pretest dan posttest Wilxocon Sign Rank menunjukkan
p=0,001 test (peningkatan rasa sakit dari 1,52). Perbandingan tingkat pretest dan posttes
rasa sakit pada mereka yang menerima deep back massage dengan Wilxocon uji Rank
Daftar menunjukkan p = 0,000 tes (penurunan nyeri dari 4,33). Perbandingan kecepatan
pembukaan antara dua kelompok dengan dua uji t sampel bebas menunjukkan p = 0,000
berarti bahwa ada pengaruh deep back massage pada laju pembukaan serviks. Penerapan
deep back massage merupakan salah satu terapi non-farmakologis sebagai bagian integral
Fenomena yang terjadi saat ini, ditemukan bahwa beberapa ibu yang mengalami
persalinan kala 1 fase aktif mengeluhkan rasa nyeri dan kontraksi yang sangat kuat,
Nyeri yang tidak cepat teratasi dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi, karena
ibu akan meningkat yang menyebabkan aliran darah dan oksigen ke plasenta terganggu.
Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala 1 fase aktif sangat
penting karena ini sebagai penentu apakah ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal
atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan adanya penyulit yang diakibatkan nyeri
3
Berdasarkan Hasil penelitian Nurlela (2008), didapatkan bahwa sebanyak 13,9%
operasi sesar dilakukan tanpa pertimbangan medis. Operasi sesar dilakukan atas keinginan
ibu karena mereka beranggapan bahwa operasi sesar tidak akan mengalami nyeri seperti
saat persalinan normal. Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia dibidang kesehatan
dengan peran yang cukup besar ini maka sangat penting kiranya bagi bidan untuk
mulai dari wanita hamil sampai nifas serta kesehatan bayi ( Fitrianingsih, 2017)
Berdasarkan profil kesehatan bengkulu tahun 2016 jumlah persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan sebanyak 33.854 orang, jumlah persalinan di Rejang Lebong menjadi
peringkat kedua tertinggi yaitu sebesar 4513 orang. Berdasarkan data yang didapatkan dari
RSUD Curup pada tahun 2015 dan tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah persalinan
dengan tindakan dari 1035 orang menjadi 1214 orang, dengan persentase seksio sesaria
pada tahun 2015 sebanyak 49 % sedangkan pada tahun 2016 terjadi peningkatan sebanyak
51 %, pertolongan persalinan dengan ekstraksi forceps dan vakum meningkat dari 1,1 %
meningkat menjadi 7,67 %, berdasarkan studi pendahuluan tanggal 28 Agustus 2017 yang
dilakukan peneliti di RSUD Curup didapatkan 4 orang dari 7 orang ibu bersalin mengeluh
nyeri yang sangat hebat dan merasa takut menjalani persalinan kembali. Selama kala I
hampir semua ibu tak mampu menahan keinginan mengejan selama kontraksi dan
Dari data diatas didapatkan bahwa terjadi peningkatan persalinan dengan tindakan
yaitu seksio sesaria dari 49 % menjadi 51 %, dan ekstraksi vakum serta forceps dari 1,1
% menjadi 7,67 %. Kondisi ini secara tidak langsung dapat disebabkan oleh adanya nyeri
hebat selama persalinan yang tidak dikontrol oleh ibu. Kebanyakan Operasi sesar
dilakukan atas keinginan ibu karena mereka beranggapan bahwa operasi sesar tidak akan
mengalami nyeri seperti saat persalinan normal, Menurut survei yang dilakukan penulis di
4
RSUD Curup belum pernah dilakukan teknik menurunkan rasa nyeri persalinan dengan
Deep back massage oleh sebab itu perlu dilakukan dalam penurunan nyeri persalinan kala
I fase aktif. Berpijak dari uraian diatas maka penulis tertarik meneliti tentang pengaruh
Deep back massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif di RSUD Curup
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah meningkatnya persalinan dengan tindakan di RSUD Curup
yaitu seksio sesaria sebanyak 49 % menjadi 51 %, persalinan dengan ekstraksi vakum dan
forceps sebanyak 1,1 % menjadi 7, 6 7%. Persalinan dengan tindakan sebenarnya bisa
dicegah bila ibu mampu mengalihkan rasa nyeri dengan baik. Hal ini disebabkan karena
nyeri persalinan merupakan hal yang fisiologis dalam persalinan normal, Maka
permasalahan dalam penelitian ini ialah terdapat Deep back massage yang merupakan
penatalaksanan nyeri persalinan yang dapat menurunkan nyeri persalinan, Oleh karena itu
peneliti ingin mengetahui “apakah ada pengaruh deep back massage terhadap penurunan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan penelitian ini adalah Diketahui Pengaruh Deep Back Massage
terhadap nyeri persalinan kala I di RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2017
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi nyeri pada reponden berdasarkan umur, paritas dan
5
b. Diketahui rata-rata tingkat Nyeri Persalinan kala I sebelum diberikan Deep Back
Massage.
c. Diketahui rata-rata tingkat Nyeri Persalinan Kala I sesudah diberikan Deep Back
Massage.
e. Diketahui pengaruh deep back massage terhadap penurunan nyeri Persalinan antara
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi tentang
Deep Back Massage, untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.
Rumah sakit, Puskesmas daan Bidan Praktek mandiri agar dapat memberikan Deep
Back Massage sebagai acuan asuhan kasih sayang ibu, serta pemegang peranan
komperhensif
Hasil Penelitian dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk
meneliti permasalahan yang sama dan dapat mengembangkan penelitian ini lebih
lanjut.
E. Keaslian penelitian
6
Penelitian mengenai Deep Back Massage telah diteliti oleh peneliti lain, Antara lain :
1. Gaidaka (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Deep Back Massage Terhadap
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Ibu Inpartu Primigravida di BPS Endang Adji,
Amd.Keb tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian desain eksperimen dengan
menunjukan ada pengaruh deep back massage terhadap nyeri persalinan kala I fase
2. Maita (2016) dengan judul Pengaruh Deep back massage terhadap penurunan nyeri
persalinan di BPM Khairani Pekan Baru tahun 2016. Penelitian ini merupakan
sampel dengan total sampling. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh yang
3. Fitrianingsih dkk (2017) dengan judul Perbedaan metode deep back massage dan
metode endhorphin massage terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif di
puskesmas poned plered kabupaten Cirebon tahun 2017. Penelitian ini merupakan
menunjukan ada penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif setelah
diberikan metode deep back massage dibandingkan dengan setelah diberikan metode
endorphine massage
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah judul penelitian, metode
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Widyastuti, 2009). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di
8
luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan
ibu sendiri (Manuaba, 2010). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2012).
2. Etiologi
Menurut Mochtar (2012) penyebab pasti persalinan belum diketahui benar, yang ada
Pada minggu pertama dan kedua sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
polos rahim akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
persalinan dimulai.
c. Teori Prostaglandin
9
Turunnya progesteron dan estrogen yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah.
pada rahim.
1) Gangguan lamanaria
3. Tahap Persalinan
Tahap persalinan terbagi ke dalam empat tahap yaitu kala I sampai kala IV yaitu
a. Kala I : pembukaan
Inpartu ditandai dengan lendir bercampur darah, karena servik mulai membuka dan
mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler kanalis servikalis
karena pergeseran ketika servik mendatar dan terbuka. Pada kala ini tebagi atas dua
fase yaitu fase laten dan fase aktif. Kala I adalah tah ap pertama, berlangsung 12-14
jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap
ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara
10
berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan
Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm yang
berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim. Masa transisi ini
menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I,
pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin
sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat,
kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang
paling berat dan akan merasa datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa
seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah,seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan
jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkam dan proses persalinan memasuki
kala II.
Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase
laten diawali dengan mulai timbulnya kontraksi uterus yang teratur yang
a) Fase akselerasi
9 cm.
c) Fase deselerasi
11
Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam, pembukaan dari 9
cm menjadi lengkap.
b. Kala II : pengeluaran
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama
kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan. Pasien merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva (bagian luar
mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikiuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan
merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifat elastis,
perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah
Dimulai setelah bayi lahir dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim,
plasenta akan terlepas. Setelah itu dokter/bidan akan memeriksa apakah plasenta
sudah terlepas dari dinding rahim. Setelah itu barulah dokter/bidan membersihkan
d. Kala IV : pengawasan
12
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan.
Pengawasan ini dilakukan selama kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih
mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak yang berasal dari pembuluh
darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa
hari akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lochea yang berasal dari
kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Karena itu, perlu dilakukan
a. Faktor Power
power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen,
b. Faktor Passager
Faktor Passanger yaitu faktor janin yang meliputi sikap janin, letak, presentasi,
Faktor Passage yakni dibagi menjadi bagian keras (tulang tulang panggul, rangka
13
keadaan psikologi ibu memengaruhi proses persalinan. Dukungan mental berdampak
positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
e. Faktor penolong
Faktor penolong dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik yang dimiliki
5. Jenis Persalinan
Berikut jenis-jenis persalinan yang biasa dilakukan yang perlu diketahui ialah
a. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
b. Persalinan buatan
c. Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung setelah
1) Abortus
2) Partus immaturus
atau berat janin antara 500 gram dan kurang dari 1000 gram
3) Partus prematur
14
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28 minggu dan kurang dari
37 minggu atau berat janin antara 1000 gram dan kurang dari 2500 gram
(Saifuddin, 2014).
sebagai berikut:
1) Lightening atau setting/deopping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
3) Perasaan sering kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
4) Perasaan sakit di perut dan di pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan
15
5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot rahim.
6) Terjadi pengeluaran lendir, di mana lendir penutup serviks dilepaskan dan bisa
b. Tanda-Tanda inpartu
1) Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
B. Nyeri Persalinan
1. Definisi Nyeri
subjektif karena perasaan nyeri pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri
subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus dilatasi dan
penipisan serviks serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologi terhadap
nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasa, keringat, diameter
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha. Kmontraksi ini menyebabkan
16
adanya pembukaan mulut rahim (serviks), Dengan adanya pembukaan servik ini maka
2. Teori nyeri
a. Teori Pemisahan ( Specificiy Theory) Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke
medulla spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah
posterior, kemudian naik ke tractus lissur, dan menyilang di garis median ke sisi
diteruskan.
b. Teori Pola ( Pattern Theory), rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion
dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan
suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri,
melzak dan wall, teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan tramisi dan
besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsang
pada serat saraf besar akan mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga
Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi
ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui spinalis serat eferen dan
17
sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan
rangsangan nyeri.
3. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri secara umum dan nyeri dalam
1) Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah
penyembuhan.
2) Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun
1) Nyeri Viseral bersifat lambat dalam yang tidak terlokalisir. Implus nyeri selama
kala I pada persalinan di trasmisi melalui T11-T12 segment saraf spinal dan
bagian bawah thorak dan bagian atas lumbal saraf simpatis, dimana uterus dan
serviks terjadi pada kala I akibat dari kontraksi uterus dan pembukaan serviks.
Lokasi nyeri ini meliputi bagian segmen abdomen dan menjalar kedaerah lumbal
2) Nyeri somatic bersifat lebih cepat dan tajam menusuk dan lokasi jelas.
Implus nyeri pada kala II ditransmisi melalui S1-S2 saraf spina dan
parasimpatis dari jaringan perinal. Nyeri ini pada akhirnya kala I dan
18
selama kala II yang merupakan akibat dari penurunan kepala janin yang
selama kontraksi.
3) After pain nyeri selama kala II dimana uterus mengecil, sobek dari hasil
distensi dan laserasi dari serviks, vagina dan jaringan perinal nyeri yang
batang otak dan talamus, maka sistem saraf otonom menjadi terstimulus sebagai bagian
dari respon stres. Nyeri dengan intensitas rendah sampai nyeri superfisial menimbulkan
reaksi fight or fligt terhadap sindrom adaptasi general. Stimulasi dari cabang simpatis
pada sistem saraf otonom mengakibatkan respon fisiologis. Apabila nyeri terus
berlanjut, semakin berat dan dalam, biasanya melibatkan organ organ viseral dan dapat
mempengaruh nyeri ada 2 macam yaitu faktor nyeri secara umum dan faktor nyeri
1) Arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-
lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, pengalaman.
2) Persepsi nyeri merupakan panilaian yang sangat subjektif tepatnya pada korteks
(pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat
19
3) Toleransi nyeri erat dihubungkan dengan adanya intensitas nyeri yang dapat
4) Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti
Kontraksi otot rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servik serta iskemia
internal maka nyeri yang timbul merupakan organ internal maka nyeri yang
timbul disebut nyeri visceral. Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada
punggung bagian bawah dan sacrum biasanya ibu hanya mengalami rasa nyeri
ini hanya selama kontrasksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar
kontraksi.
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri visceral,
nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar anus. Nyeri
kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir
3) Episiotomi
4) Kondisi psikologis
20
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Takut,
nyeri (Judha,2012)
6. Instensitas Nyeri
oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang
yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin
adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun,
pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri
itu sendiri. Menurut Smeltzer, S.C & Bare B.G (2002) skala intensitas nyeri adalah
berikut :
Gambar 2.1
Alat pengukur skala nyeri adalah alat yang digunakan untuk mengukur skala nyeri
yang dirasakan seseorang dengan rentang 0 sampai 10. Terdapat tiga alat pengukur
21
Merupakan skala yang digunakan untuk pengukuran nyeri pada dewasa. Dimana
0 tidak ada nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri berat, dan 10
sangat nyeri
Gambar 2.2
Skala pengukur nyeri VAS merupakan skala berupa garis lurus dengan panjang
biasanya 10 cm.
Interpretasi nilai VAS 0-3 merupakan nyeri ringan, 4-6 merupakan nyeri sedang
Gambar 2.3
Skala pengukur nyeri Wong Baker Face Scale banyak digunakan oleh tenaga
kesehatan untuk mengukur nyeri pada pasien anak. Perawat terlebih dulu
menjelaskan tentang perubahan mimik wajah sesuai rasa nyeri dan pasien
memilih sesuai dengan rasa nyeri yang dirasakan. Interpretasinya adalah 0 tidak
ada nyeri, 2 sedikit nyeri,4 sedikit lebih nyeri, 6 semakin lebih nyeri, 8 nyeri
Gambar 2.4
22
4) skala nyeri dengan “observasi perilaku”
Menurut Judha (2012) Skala nyeri dengan observasi prilaku terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.1
Kategori Skor
0 1 2
Muka Tidak ada Wajah Sering dahi tidak
ekspresi atau menyeringai, konstan rahang
senyuman dahi, berkerut, menegang, dagu
tertentu, tidak menyendiri gemetar
mencari
perhatian
Kaki Tidak ada Gelisah,resah dan Menendang atau
posisi atatu menegang disiapkan
relaks
Aktivitas Berbaring, Menggeliat, Menekuk,kaku
posisi normal, menaikan atau menghentak
mudah punggung dan
bergerak maju, menegang
Menangis Tidak Merintih atau Menangis keras,
menangis merengek,kadang- berpekik atau
(saat bangun kadang mengeluh sedu sedan,
maupun tidur) sering mengeluh
Hiburan Isi, relaks Kadang- kadang Kesulitan untuk
hati tentram menghibur atau
dengan sentuhan, kenyamanan
memeluk
berbicara untuk
mengalihkan
perhatian
Total skor 0 – 10
7. Penatalaksanaan Nyeri persalinan
23
Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan
farmakologi yaitu dengan menggunakan obat-obat yang dapat mengurangi nyeri. Cara
infus intra vena yaitu syaraf yang menghantarkan nyeri selama persalinan. Tindakan
persalinan dapat menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas
rahim. Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi secara langsung maupun
membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan
kontrol nyeri yang kuat, tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat. Metode
(interpretasi setral dari pesan yang berada diotak yang dipengaruhi oleh perasaan,
paling umum dan sangat efektif. Ada tiga tipe analgesic, yaitu:
24
3) Tambahan /pelengkap / koanalgesik (adjuvants): Variasi dari pengobatan yang
relaks. Teknik relaksasi lain mencakup meditasi, yoga, dan latihan relaksasi
dan fisik dari ketegangan atau stres yang membuat individu memiliki rasa
kontrol
terhadap nyerinya.
2) Distraksi
Distraksi adalah mengarahkan perhatian klien kepada suatu hal lain selain nyeri,
dengan cara melakukan aktivitas yang disukai oleh klien, tentunya aktivitas
yang tidak berat agar tidak memperparah nyeri. Dengan stimulus sensorik yang
cukup, seseorang dapat mengabaikan atau tidak menyadari akan adanya nyeri.
Distraksi dapat dilakukan dengan cara mendengarkan musik yang disukai oleh
pasien untuk mendapatkan efek terapeutik, atau pasien bernyanyi, bermain game
ringan dan memainkan alat musik. Penelitian telah membuktikan bahwa teknik
Perry, 2010).
3) Stimulasi kutaneus
25
Stimulasi kutaneus adalah stimulasi pada kulit yang dapat membantu
memiliki rasa kontrol terhadap nyerinya. Masase atau pijatan (Deep Back
Massage), pemberian sensasi hangat dan dingin dapat mengurangi nyeri dan
dengan arus elektrik ringan berjalan melewati elektroda eksternal. TENS sangat
4) Herbal
belum sesuai dosis yang tepat sehingga pengobatan menggunakan herbal kurang
dahulu dengan tenaga kesehatan ahli agar tidak mengganggu bekerjanya obat di
dalam tubuh namun justru membantu kesembuhan. Salah satu herbal yang dapat
C. Massage
1. Pengertian Massage
biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan
26
gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan,
posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang di
Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan
massage yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang
dikemukakan oleh Melzak dan Wall, Teori ini menjelaskan tenteng dua macam
serabut syaraf berdiameter kecil dan serabut berdiameter besar yang mempunyai
fungsi yang berbeda. Bidan mempunyai andil yang sangat besar dalam mengurangi
adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage,
stimulasi kuteneus, aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga (Gadysa, 2009)
Pijat (massage) cara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan
nyaman selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan, ibu yang dipijit 20 menit
setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal itu terjadi
pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak.
Dalam persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih dekat orang yang merawatnya.
Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin menolong merupakan sumber kekuatan
saat ibu sakit, lelah, dan kuat. Banyak bagian tubuh ibu bersalin dapat dipijat, seperti
kepala, leher, punggung, dan tungkai. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan
respon ibu, apakah tekanan yang diberikan sudah tepat (Danuatmadja dan Meiliasari,
2008).
hamil dan melahirkan. Pijatan pada leher, bahu, punggung, kaki, dan tangan dapat
27
membuat nyaman. Usapan pelan pada perut juga akan terasa nyaman saat kontraksi.
Rencana untuk menggunakan pijatan atau sentuhan yang disukai dalam persalinan
dapat dipilih sebagai berikut sentuhan pelan dengan ketukan yang berirama, usapan
keras, pijatan untuk melemaskan otot-otot yang kaku, dan pijatan keras atau gosokan
2. Metode Massage
mengurangi rasa nyeri persalinan. Impuls rasa sakit yang dibawah oleh saraf yang
berdiameter kecil menyebabkan gate control dispinal cord membuka dan impuls
diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls
rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang
berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit
tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan
pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa
sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil
Beberapa macam massage yang dapat dilakukan untuk merangsang saraf yang
a. Metode Effluerage
Metode effleurage memperlakukan pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu
letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan
melingkar kearah pusat kesimpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak
tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan
28
b. Firm Counter Pressure
kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan
c. Abdominal Lifting
posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan
pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang
berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi
bidan atau keluarga pasien menekan daerah sacrum secara mantap dengan telapak
tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya. Pada metode pijat ini bertujuan
persaan nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat ini juga membantu ibu merasa
lebih dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli ingin
menolong merupakan sumber kenikmatan saat ibu sakit lelah dan takut.
29
Deep back massage adalah penekanan pada sacrum yang dapat mengurangi
daerah scarum selama kontraksi berlangsung, dimulai saat awal kontraksi dan
yang dikepalkan seperti bola tenis pada sacrum 2,3,4. Penekanan yang
nyeri tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai dengan teori gate control dan
Prinsip dan tujuan Teknik deep back massage yaitu mengurangi yaitu
serta memberi rasa relaks. Sirkulasi darah menjadi lancar sehingga nyeri
Banyak Faktor yang mempengaruhi karakteristik nyeri persalinan, baik faktor internal
maupun eksternal yang meliputi usia, paritas atau pengalaman masa lalu dan pekerjaan
(Handerson, 2010).
1. Umur
30
Umur merupakan tahap perkembangan, ini variabel penting yang akan
Melzack dalam Rumbin (2008) menyatakan bahwa usia mempengaruhi derajat nyeri
persalinan, semakin muda usia ibu maka akan semakin nyeri bila dibandingkan
dengan usia ibu yang lebih tua. Intensitas kontraksi uterus lebih meningkat pada ibu
lebih muda khususnya pada awal persalinan sehingga nyeri yang dirasakan lebih
lama. Pada ibu multipara serviksnya lebih lunak dari primipara karena itu derjat
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan usia yang lebih muda dengan
usia yang lebih tua. Hal itu disebabkan bahwa usia muda primipara memiliki sensori
nyeri yang lebih intens dari pada multipara meskipun mereka lebih banyak menerima
Menurut hasil penelitian Astuti (2015) menyatakan usia yang dianggap aman
menjalani kehamilan dan persalinan adalah usia 20-35 tahun, dalam rentang usia ini
ibu masih dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan, mental
siap untuk menghadapi persalinan. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun tergolong dalam wanita hamil yang beresiko 2,88 kali terjadinya
2. Paritas
Paritas adalah jumlah kemilan yang menghasilkan janin hidup, bukan janin
pengalaman masa lalu yang pernah dialaminya (Handerson, 2010). Menurut hutahaen
(2010) mengungkapkan bahwa rasa nyeri pada satu persalinan dibandingkan dengan
rasa nyeri persalinan berikutnya akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh serviks
31
memerlukan tenaga yang lebih besar untuk meregangnya, sehingga menyebabkan
mengalami tingkat nyeri sedang, sedangkan pada ibu primipara mengalami nyeri
berat, hal ini desabakan multipara pernah mengalami proses persalinan sebelumnya
persalinan.
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebakan nyeri persalinan. Selain itu juga
3. Pekerjaan
kegiatan yang dilakukan ibu diluar rumah untuk keperluan sehari hari. Pekerjaan ibu
dikaitkan dengan keletihan yang di alami ibu. Ibu yang bekerja diluar saat hamil akan
mengalami keletihan yang lebih dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Dan pada hasil
penelitian nilai p> 0,05 dan menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan
E. Pengaruh Deep Back massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase
aktif.
Nyeri paling dominan dirasakan pada saat persalinan terutama selama kala I fase
aktif. Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon
yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Sekresi hormon tersebut yang berlebihan
32
Salah satu untuk mengendalikan nyeri persalinan dengan metode non-farmakologi yaitu
mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus dari posisi oksiput posterior janin.
Selama kontraksi dapat dilakukan penekanan pada sakrum yang dimulai saat awal
kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Jika klien menggunakan fetal monitor,
dapat melihat garis kontraksi untuk memulai dan mengakhiri penekanan. Penekanan
dapat dilakukan dengan tangan yang dikepalkan seperti bola tenis pada sakrum 2,3,4.
Penekanan selama kontraksi sama dengan metode penurunan nyeri dengan menggunakan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maita (2016) diketahui bahwa dari 13
responden yang merasakan nyeri (skor 6-10) sebelum deep back massage mengalami
9(42,9%) responden sedangkan ibu yang mengalami nyeri (skor 6-10) sebelum deep back
massage tidak mengalami penurunan nyeri (skor 6-10) setelah dilakukan deep back
massage sebanyak 4 (19%) responden. Hal ini menggambarkan penurunan rasa nyeri
persalinan ibu. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p-value adalah 0,004 (p<0,05).
disebabkan kondisi ibu yang dapat mengendalikan stress, ibu yang bersikap tenang dan
Intensitas nyeri pada sebagian besar ibu inpartu kelompok intervensi sebelum
dilakukan deep back massage berada dalam rentang intensitas nyeri berat terkontrol yaitu
84,6%, sedangkan setelah dilakukan intervensi berkurang menjadi nyeri sedang sebanyak
46,1%. Intensitas nyeri pada sebagian besar ibu inpartu kelompok kontrol berada dalam
33
rentang intensitas nyeri berat terkontrol sebesar 69,2%, sedangkan setelah dilakukan
tindakan kontrol intensitas nyeri berkurang sebesar 61,5%. Ada pengaruh antara deep
back massage terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif ibu inpartu primigravida di BPS
statistik yang bermakna p <0,001 nyeri persalinan, durasi tahap 1 persalinan sekitar
12,35% disimpulkan bahwa pijat punggung dan latihan relaksasi dianggap sebagai
metode alternatif, aman, terjangkau dan paling murah namun efektif untuk
kemungkinan seorang wanita memilih kelahiran sesar pilihan pada kehamilan berikutnya
34
F. Konsep Teori
Faktor yang
mempengaruhi nyeri
Faktor yang Proses
persalinan
mempengaruhi Persalinan
persalinan 1. Kontraksi Otot
1. Kala I
Rahim
1. Power 2. Kala II
2. Regangan otot dasar
2. Passanger 3. Kala III
panggul
3. Passage 4. Kala IV
3. Episiotomi
4. Psiklogi
4. Keadaan otot panggul
5. Penolong
Intensitas Nyeri
Pendekatan
nonfarmakologi
Mengurangi
nyeri 1. Distraksi
persalinan 2. Relaksasi
3. Kutonius ( deep
back massage)
4. Herbal
Keterangan : Bercetak tebal adalah variabel yang diteliti
Sumber : Potter & Perry (2010), (Wiknjosastro, 2014), Judha (2012) dan Mochtar (2012).
G. Hipotesis
Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh Deep back massage terhadap pengurangan nyeri
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
35
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Eksperimental
Designs dengan One Group Pretest-Posttest Design yaitu dalam model ini sebelum
dimulai perlakuan responden diberi tes awal untuk mengukur kondisi awal. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan
X1 Y X2
Keterangan :
B. Kerangka Konsep
Independent Dependent
Nyeri persalinan
Ibu inpartu kala 1 fase aktif
Sebelum
Sesudah
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen adalah Intensitas Nyeri persalinan pada ibu inpartu sebelum dan
sesudah diberikan deep back massage kala 1 fase aktif di RSUD Curup
2. Variabel Independen adalah ibu inpartu kala 1 fase aktif di RSUD Curup
36
D. Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1 Nyeri Manifestasi dari Lembar 0-10 Rasio
Persalinan adanya kontraksi Observasi
kala I fase (pemendekan) otot (NRS)
aktif rahim. Kontraksi
inilah yang Sebelum
menimbulkan rasa intervensi
sakit pada Sesudah
pinggang, daerah intervensi
perut dan menjalar
kearah paha.
Kontraksi ini
menyebabkan
adanya pembukaan
mulut rahim
(serviks) dari 4 cm,
Dengan adanya
pembukaan servik
ini maka akan
terjadi persalinan
2 Deep back Tindakan masage Selama
massage pada sacrum kala I fase
dengan lembut aktif
dengan
menggunakan
telapak tangan
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi
Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk
(Arikunto, 2013).
37
Pada penelitian ini NRS digunakan untuk mengukur pengalaman nyeri Inpartu (Perry
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu partus spontan di RSUD Curup
sebanyak 452 orang yang terdapat pada buku register tahun 2016.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan non probability sampling
yaitu dengan teknik accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan atau accidental yang cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2014). Penentuan
n = N
1 + N.e2
Keterangan :
n = ∑ sampel ibu inpartu
N = ∑ populasi ibu inpartu
e = tingkat kesalahan 5 %
n = N
1 + N.e2
n = 452
( 1 + 452.0,05 2 )
n = 452
( 1 +1,13 )
n = 452
2,13
n = 212,2
38
n dikonveksikan karena rata-rata ibu inpartu 37 orang
n = n.N
n+N
= 212,2.37
212,2 + 37
= 7851,4
249,2
= 31,50
= 32 orang
a. Ibu inpartu multipara, tidak mengalami gangguan kulit pada sacrum, tidak mempunyai
kelainan jantung, tafsiran berat janin tidak lebih dari 4000 gram
b. Sedang tidak mengkonsumsi obat pereda nyeri maupun teknik penurunan nyeri lainnya
1. Tempat Penelitian
3. Tahap penelitian
39
Kegiatan penelitian dilakukan selama 1 bulan, dengan masing –masing ibu inpartu
mendapatkan perlakuan yang sama dengan sampel 32 orang. Hal pertama dilakukan
nilai nyeri sebelum dilakukan deep back massage kegiatan ini berupa pre test
kemudian setiap ibu inpartu pada fase aktif akan dilakukan pemijatan pada sacrum
selama kontraksi berlangsung dimulai saat awal kontraksi dan diakhiri setelah
seperti bola tenis pada sacrum 2,3,4. Kemudian lakukan posttest dengan menilai
kembali nyeri ibu inpartu setelah dilakukan deep back massage dengan menggunakan
lembar observasi, hal ini bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh pijatan yang telah
tabel.
H. Etika Penelitian
selama proses penelitian berlangsung. Etika penelitian yang diterapkan pada penelitian ini
Pada penelitian ini, penulis telah mendapat persetujuan dari ibu inpartu untuk menjadi
2. Hak mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full diclosure)
Peneliti telah memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika ada
40
Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada responden saat
Partisipasi responden dalam penelitian ini dihindarkan dari keadaan yang tidak
Responden dalam penelitian ini mempunyai hak untuk meminta data yang diberikan
harus dirahasiakan.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil
skala nyeri persalinan kala I pada responden sebelum dan sesudah dilakukan Deep back
massage.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan atau instansi
yang secara rutin mengumpulkan data (Simbolon, 2012). Dalam penelitian ini data
sekunder diperoleh dari data register ruang VK RSUD Curup Kabupaten Rejang
Lebong.
41
J. Pengolahan Data
2012) :
pengisian data oleh responden apakah sudah sesuai dengan semestinya seperti
kelengkapan biodata dan jawaban responden. Dan jika ditemukan lembar observasi
yang tidak lengkap diisi maka meminta langsung kepada responden dan
pengolahan data.
3. Entry data, yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam komputer.
4. Skoring, kegiatan merubah lembar observasi atau memberikan nilai atau skor,
penurunan nyeri persalinan dalam penelitian ini diukur dengan lembar observasi
dalam bentuk NRS dengan pilihan tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri
K. Analisis Data
1. Analisis Univariat
nyeri sebelum, nyeri sesudah. Teknik statsisik yang digunakan adalah data numerik
2. Analisis Bivariat
42
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji t
dependent, karena semua syarat dalam menggunakan uji ini telah terpenuhi, antara
lain data berdistribusi normal, kedua kelompok data dependen, serta variabel yang
dihubungkan berbentuk numerik atau variabel dependen dan kategorik dengan hanya
dua kelompok untuk variabel independen, maka digunakan rumus Uji t dependent α
d
t=
Sd/√n
Keterangan :
Sd : standar deviasi dari deviasi atau selisih sampel pretest dan posttest
BAB IV
A. Jalannya Penelitian
43
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh deep back massage terhadap
penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif di RSUD Curup. Penelitian dilakukan pada
bulan November sampai dengan Desember 2017. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD
Curup dengan menggunakan data primer. Sampel pada penelitian ini berjumlah 32
bersedia atau tidak untuk diberikan perlakuan massage dengan mengisi lembar
persetujuan yang telah disediakan. Setelah responden setuju maka kegiatan yang
dilaksanakan berupa Test Awal (Pre Test), Perlakuan (Treatment), Test Akhir ( Post Test
).
Pre Test dilakukan pada saat ibu inpartu saat memasuki fase aktif kemudian pada
saat ada kontraksi maka nilai skala nyeri dengan menggunakan lembar observasi
perilaku, masing masing dilakukan pada setiap ibu inpartu. Setelah itu masing-masing
ibu inpartu diberi perlakuan berupa deep back massage melalui pijatan pada sakrum
yaitu pada tulang belakang pijatan dilakukan setiap ibu mengalami his atau kontraksi.
Selanjutnya test akhir (post-test) nilai kembali skala nyeri ibu inpartu dengan
menggunakan lembar observasi perilaku dan setelah itu dimasukan kedalam Lembar
B. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh di dimasukkan ke dalam format pengumpulan data setelah itu
dilakukan pengolahan dan analisa data dengan menggunakan master tabel dan sistem
komputerisasi.
1. Analisis Univariat
44
Untuk mengetahui karakteristik responden, rata-rata gambaran tingkat nyeri
responden sebelum dan sesudah diberi perlakuan melalui deep back massage.
Berdasarkan tabel 4.1 Menunjukan hampir seluruh responden berumur 20-35 tahun
45
2
Anak Ke 0 0 2 25 6 75 0 0 8 100
3
Anak Ke 0 0 1 20 4 80 0 0 5 100
4
Pekerja
an
Tidak 1 10 0 0 9 90 0 0 10 100
Bekerja
Bekerja 0 0 6 27,3 15 68,2 1 4,5 22 100
dilakukan deep back massage sebagian besar responden mengalami nyeri berat
dengan kriteria umur 20-35 tahun (74,1%), sebagian besar responden mengalami
nyeri berat yaitu responden yang telah memiliki riwayat melahirkan 1 kali (73,7%),
sebagian besar responden memiliki pekerjaan (68,2%) dan mengalami nyeri berat.
46
Pekerja
an
Tidak 0 0 9 90 1 10 0 0 10 100
Bekerja
Bekerja 1 4,5 20 90,9 1 4,5 0 0 22 100
sesudah di berikan deep back massage hampir seluruh responden mengalami nyeri
sedang dengan kriteria umur 20-35 tahun (88,9 %), Hampir seluruh responden
Tabel 4.4 Rata – Rata Tingkat Nyeri responden sebelum diberikan deep back
massage di RSUD Curup Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.1 rata-rata responden mengalami nyeri sebelum deep back
massage sebesar 7,19 dan masuk dalam skala nyeri berat.
Tabel 4.5 Rata – Rata Tingkat Nyeri responden sesudah diberikan deep back
massage di RSUD Curup Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.2 rata-rata responden mengalami nyeri sesudah dilakukan deep
back massage sebesar 4,78 dan masuk dalam skala nyeri sedang.
47
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan uji t, yang diperuntukkan bagi data yang
tingkat kepercayaan 95%. Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui pengaruh
Tabel 4.6 Perbandingan Rerata Nilai Pre-test dan Post-test nyeri persalinan
sebelum dan sesudah diberikan deep back massage di RSUD Curup
tahun 2017
Nilai p CI 95 %
N Mean SD T
Nyeri value
Lower Upper
Nyeri pre
test 32 7,19 1,292 10,538 0,000 1.941 2.872
Nyeri post
test 32 4,78
Perbedaan
Nyeri pre-
post test 2,41
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan Rata-rata penurunan tingkat nyeri dari sebelum
dan sesudah diberi deep back massage sebesar 2,41. Perbandingan nilai rerata nyeri
persalinan pre-test dan nilai post-test. Nyeri persalinan sebelum dan sesudah diberikan
deep back massage dengan nilai p value 0,000 lebih kecil dari α ≤ 0,05. Hal ini berarti
48
bahwa Deep back massage berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri persalinan
C. Pembahasan
pekerjaan, sebagian besar responden berumur 20-35 tahun (74,1%) sebelum dilakukan
deep back massage mengalami nyeri berat dan sesudah dilakukan deep back massage
hampir seluruh responden mengalami nyeri sedang (88,9%). Menurut Judha (2012)
kriteria umur 20-35 tahun secara fisik organ-organ reproduksi pada ibu sudah siap
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi reaksi nyeri terhadap persalinan.
mempengaruhi persepsi responden terhadap rasa nyeri, persepsi nyeri responden akan
mengalami nyeri berat, setelah dilakukan deep back massage hampir seluruh
responden (89,5%) mengalami nyeri sedang. Hal ini didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh Handerson (2010), bagi multipara rasa nyeri berhubungan dengan
49
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden telah memiliki
pengalaman sebelumnya dalam meghadapi nyeri persalinan. Hal ini didukung oleh
Komariah (2013) yang mendapatkan hasil serupa bahwa paritas merupakan salah satu
faktor yang dapat menyebakan nyeri persalinan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh
sebelum dilakukan deep back massage dan setelah dilakukan deep back massage
hampir seluruh responden yang memiliki pekerjaan (90,9%) mengalami nyeri sedang.
Pekerjaan ibu dikaitkan dengan keletihan yang di alami ibu. Ibu yang bekerja diluar
saat hamil akan mengalami keletihan yang lebih dibandingkan ibu yang tidak bekerja
(Magfuroh, 2012).
2. Pengaruh deep back massage terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif
Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukan bahwa rata rata tingkat nyeri
responden sebesar 7,18 masuk dalam skala nyeri berat sebelum dilakukan deep back
massage dengan standar deviasi 1,575 dan rata-rata tingkat nyeri responden sesudah
di lakukan deep back massage sebesar 4,78 masuk dalam skala nyeri sedang dengan
Hasil analsisis bivariat didapatkan bahwa beda nilai rata –rata menunjukkan
perbandingan nilai rerata nyeri persalinan pre-test dan nilai post-test. Nyeri
persalinan sebelum dan sesudah diberikan deep back massage dengan nilai p value
0,000 lebih kecil dari α ≤ 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan pemberian deep back massage terhadap tingkat nyeri persalinan Kala I
Fase aktif.
50
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maita (2016)
terhadap ibu bersalin kala I fase aktif yang mendapatkan deep back massage
menunjukkan rata-rata intensitas nyeri diperoleh 6,6. Perbedaan skala nyeri sebelum
intervensi 6,6 dan setelah intervensi 4,7, maka dapat disimpulkan terdapat penurunan
yang signifikan sebelum dan sesudah diberikannya metode deep back massage, pada
hasil penelitiannya memperlihatkan ada penurunan bermakna skala nyeri sebelum dan
sesudah diberikan metode deep back massage, berdasarkan uji statistik p value 0,004
(p<0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gaidaka
(2012) yakni jumlah ibu inpartu pada kelompok kontrol sebelum dilakukan intervensi
Deep back massage berada pada intensitas nyeri sedang 4 orang (30,8%) dan nyeri
berat terkontrol 9 orang (69,2%) Setelah dilakukan Deep back massage didapatkan
nyeri ringan 2 orang (15,4%), nyeri sedang 3 orang (23,1%) dan nyeri berat terkontrol
8 orang dan menggunakan wilcoxon match pairs test dengan tingkat kepercayaan
0,050 diperoleh hasil z hitung -2,179. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi
0,029 < 0,050. Hal ini menunjukkan ada pengaruh deep back massage terhadap nyeri
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Henderson
(2010) yaitu Pemberian deep back massage menyebabkan terjadinya penurunan rata-
rata tingkat nyeri Kala I fase aktif. Setiap gerakan gerakan menghasilkan tekanan,
arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk menghasilkan
(2013) yang menyatakan bahwa dilihat dari skala intensitas nyeri deskriptif
sederhana setelah diberikan metode deep back massage sebagian besar ibu bersalin
51
kala I fase aktif mengalami penurunan nyeri dari nyeri berat terkontrol menjadi nyeri
sedang.
Menurut Judha (2012) Nyeri persalinan merupakan rasa yang tidak nyaman
akibat adanya rangsangan pada ujung-ujung saraf khusus yang disebabkan oleh
kontraksi rahim dan dilatasi serviks. Intensitas nyeri yang dirasakan pada ibu bersalin
bersifat subjektif artinya nyeri yang dirasakan ibu bersalin tiap orang berbeda antara
ibu yang satu dengan lainnya, sebagian besar ibu bersalin merasakan nyeri pada kala I
fase aktif dalam fase ini sebagian besar ibu meraskan sakit yang hebat karena kegiatan
rahim mulai lebih aktif, kontraksi semakin lama semakin kuat dan semakin sering.
Keadaan stress atau rasa cemas secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus
Faktor penyebab terjadinya nyeri persalinan adalah kontraksi otot rahim yang
menyebabkan dilatasi dan penipisan servik serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri
myometrium, nyeri dirasakan pada punggung bagian bawah dan sakrum biasanya ibu
hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada
interval antar kontraksi, Regangan otot dasar panggul jenis nyeri ini timbul pada saat
mendekati kala II. Tidak seperti nyeri visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina,
mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus dari posisi oksiput posterior janin.
Selama kontraksi dapat dilakukan penekanan pada sakrum yang dimulai saat awal
kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Jika klien menggunakan fetal
monitor, dapat melihat garis kontraksi untuk memulai dan mengakhiri penekanan.
Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang dikepalkan seperti bola tenis pada
sakrum 2,3,4. Penekanan selama kontraksi sama dengan metode penurunan nyeri
52
dengan menggunakan obat 50–100 mg meperidine. Dengan penekanan menstimulasi
Menurut teori yang dikemukan oleh Simkin, dkk (2008) Pijatan dapat
menenangkan dan merilekskan ketegangan yang muncul saat hamil dan melahirkan.
Pijatan pada leher, bahu, punggung, kaki, dan tangan dapat membuat nyaman. Usapan
pelan pada perut juga akan terasa nyaman saat kontraksi. Rencana untuk
menggunakan pijatan atau sentuhan yang disukai dalam persalinan dapat dipilih
sebagai berikut sentuhan pelan dengan ketukan yang berirama, usapan keras, pijatan
untuk melemaskan otot-otot yang kaku, dan pijatan keras atau gosokan di punggung
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Potter & Perry
(2010) yaitu stimulasi pada kulit yang dapat membantu mengurangi nyeri, karena
menyebabkan pelepasan endorfin sehingga klien memiliki rasa kontrol terhadap nyeri.
Masase atau pijatan (Deep Back Massage), pemberian sensasi hangat sehingga dapat
dilakukan dapat dilihat bahwa deep back massage merupakan salah satu upaya
D. Keterbatasan Penelitian
yang dialami peneliti saat penelitian Januari – Febuari 2018 dengan jumlah responden
32 orang ibu inpartu fisiologis adalah responden yang dijumpai pada saat datang
diobservasi nyeri pre test dan dilakukan deep back massage saat untuk dinilai nyeri
posttest 2 responden tidak dapat melanjutkan kelahiran secara fisiologis hal ini
dikarenakan gawat janin dan KPD sehingga harus melahirkan melalui tindakan yaitu
sectio caesaria, Serta keterbatasan penelitian lainya yaitu tidak terdapatnya kelompok
53
kontrol untuk membandingkan keefektifan deep back massage dibandingkan dengan
BAB V
A. Kesimpulan
Sebagian besar responden melahirkan anak kedua (59,4%), Hampir sebagian besar
2. Rata-rata tingkat nyeri persalinan sebelum diberikan deep back massage yaitu 7,19
3. Rata-rata tingkat nyeri persalinan sesudah diberikan deep back massage yaitu 4,78
4. Terdapat perbedaan tingkat nyeri persalinan antara sebelum dan sesudah diberikan
Deep Back Massage dari rata-rata nilai 7,19 menjadi 4,78 dari nyeri berat menjadi
nyeri sedang.
5. Ada pengaruh Deep back massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase
B. Saran
54
1. Bagi Akademik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah bahan bacaan bagi mahasiswa
Saran bagi pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit umum daerah curup,
Puskesmas dan bidan praktek mandiri agar dapat memberikan Deep Back Massage
Saran bagi peneliti lain diharapkan dapat dijadikan refrensi dan dapat dikembangkan
lagi oleh peneliti lain dengan teknik penatalaksanaan nyeri dengan metode lain
55
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2013. Prosedur penelitian suatu penedekatan praktik. (Edisi Revisi). Jakarta :
Rineka Cipta
Batbual, Bringiwatty 2010. Hypnosis Hypnobrithing Nyeri Persalinan dan Berbagai metode
Penanganannya, Gosyen Publisihingh. Yogyakarta.
Danuatmaja, 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Nyeri Jakarta : Puspa Sehat
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016.
Bengkulu : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Fitrianingsih, Y. Vita AP, 2017. Perbedaan Metode Deep Back Massage dan Metode
Endhorpin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di
Puskesmas Poned Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017 Jawa Barat:Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya
Gaidaka,. AB 2012. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif Ibu Inpartu Primigravida di BPS Endang Adji,Amd.Keb
Henderson, C. (2010) , Buku Ajar Konsep Kebidanan (Essential Midwifery), Jakarta : EGC
Judha, M, Afroh,Sudarti, (2012), Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Komariah, E. 2013 Pengaruh Perilaku Suportif Perawat dan Bidan Terhadap Intensitas
Nyeri Persalinan pada Ibu Intra Partum Kala I di RS Hasan SAdikin dan RS cibabat
Bandung. Tesis Program Magister Keperawatan Universitas Indonesia
56
Lestari, Indah, Agus Abadi dan Windhu Purnomo 2012, Pengaruh Deep Back Massage
Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif dan Kecepatan Pembukaan
Pada Ibu bersalin Primigravida. The Indonesian Journal of Public Health 9 37-50
Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong. 2016. Profil Kesehatan
Kabupaten Rejang Lebong. Bengkulu : Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong.
Magfuroh, A 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif. Sarjana Keperawatan; UIN Syarif Hidayatullah :Jakarta
Maita, L., 2016. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Persalinan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9 186-190
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Edisi
2. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patofisiologi. Edisi 3 Jilid I.
Jakarta : ECG
Mohamed A Marwa, Adel F. El Bigawy 2017. Effect of Deep Back Massage and Relaxation
Training on The Act of Labor: A Randomized Controlled Clinical Trial. International
Journal of ChemTech Research, 10 243-252
Poltekkes Bengkulu. 2010. Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bengkulu:
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Potter, Perry. (2010) Fundamental Keperawatan buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba medika
Rumbin. P. 2008 Studi Tentang Nyeri Persalinan Berdasarkan Umur dan Paritas di RSUD
dr.Soewandhie Surabaya. Surabaya :Depkes RI,2008
Simbolon, Demsa. 2012. Buku Ajar Biostatistik Dasar. Bengkulu : Poltekkes Kemenkes
Bengkulu Program Studi Keperawatan Curup.
57
Simkin,P., Whalley,J. & Keppler,A (2008) Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, &
Perawatan Bayi. Jakarta :Arcan
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Waluyu (dkk), EGC, Jakarta
Sugiyono, 2014 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Yuliasari, D. Eva Santriani, 2015 Hubungan Counterpressure dengan nyeri persalinan pada
ibu bersalin kala I fase aktif ibu primipara di BPS Hj.Sulastri Pekalongan Lampung
timur tahun 2013 Jurnal Kebidanan 1 9-12
58