Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MOBILISASI DINI TERAHADAP TINGKAT

NYERI IBU POST PARTUM DI KLINIK KLINIK PRATAMA


NUR ISTIQOMAH DEMAK

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Kebidanan ( S-1 )

Oleh
DIAN SUYANI
32021170059

PEMBIMBING :
1. Atum Wigati., M.Kes
2. Islami., M.Keb

FAKULTAS KEBIDANAN
PRODI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KUDUS
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai

organorgan reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil, periode

ini biasanya disebut puerperium atau masa nifas(Dewi, V.N.L & Tri,

2014). Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi

aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu atau bulan pertama

setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian

wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian wanita

lainya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan

psikologis, dan fisik, salah satunya adalah nyeri pasca pos partum (Marmi,

2012).

Ibu post partum pada saat persalinan seringkali mengakibatkan

robekan jalan lahir, untuk mencegah terjadinya robekan pada perineum

akibat desakan kepala janin, seringkali perlu dilakukan tindakan

episiotomi sehingga memudahkan pengeluaran bayi (Abdul, S.,

Handayani, A., 2017). pisiotomi yaitu tindakan dengan membuat sayatan

antara vulva dan anus untuk memperbesar pintu vagina dan mencegah

kerusakan jaringan lunak yang lebih hebat akibat daya regang yang

melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut, agar fetus

tidak mengalami disproporsi yang membuat kelahiran menjadi tertunda

dan terjadi hipoksia pada bayi(Astuti, S., 2015). Tindakan episiotomi

bertujuan untuk menggantikan laserasi kasar atau robekan yang sering


terjadi pada perineum dengan insisi bedah yang rapi dan lurus, sehingga

luka insisi ini akan lebih cepat pulih dan sembuh daripada laserasi kasar

dengan lebih baik(Febrianita, Y. and Hasanah, 2017)

Di satu sisi episiotomi dapat membantu proses persalinan, tetapi

disisi lain episiotomi berdampak negative pada ibu baik berdampak secara

fisik maupun psikologis. Secara fisik episiotomi akan menyebabkan

ketidaknyamanan pasca partum berupa nyeri akut pada luka jahitan di

perineum ibu, sedangkan dampak psikologisnya adalah rasa takut dan

kecemasan yang meningkat akibat dari nyeri akut yang dirasakan. Jahitan

episiotomi menimbulkan rasa nyeri yang dapat mengganggu kenyamanan

ibu post partum (Febrianita, Y. and Hasanah, 2017).

Berdasarkan laporan World Health Organisation (WHO) mengenai

wanita Indonesia, dilaporkan bahwa tindakan episiotomi dilakukan lebih

dari 85% pada persalinan pervaginam dan hampir 90% diantaranya adalah

primipara(World Health Organisation, 2018). Berdasarkan Data Kemenkes

Republik Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 83,67% ibu hamil yang

menjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan

difasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Secara nasional, indikator

tersebut telah memenuhi target Renstra yang sebesar 79%(Kemenkes RI.,

2020).

Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah Indonesia pada tahun 2019,

di kabupaten / kota jumlah ibu melahirkan dengan persalinan norma

tertinggi ada pada Kabupaten Brebes (2.315 kasus), disusul Grebogan

sebanyak (2.114 kasus) dan Banjarnegara (1.922 kasus). Sedangkan di


Kabupaten Demak Sebanuak (1.359 Kasus) Menurut kelompok umur,

kelompok umur dengan angka persalinan normal ibu tertinggi adalah 20

s/d 34 tahun sebanyak 64,66%, pada kelompok umur kurang dari 35 tahun

sebesar 31,97% (Dinkes Jateng, 2020).

Pada kasus post partum masalah yang sering muncul adalah

ketidaknyamanan pasca partum. Ketidaknyamanan pasca partum

merupakan suatu perasaan tidak nyaman yang berhubungan dengan

kondisi setelah melahirkan, yang disebabkan oleh trauma perineum selama

persalinan dan kelahiran, involusi uterus, proses pengembalian ukuran

rahim ke ukuran semula, pembengkakan payudara dimana alveoli mulai

terisi ASI, kurang dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan, 3

ketidaktepatan posisi duduk, dan faktor budaya(Tim Pokja SLKI DPP

PPNI, 2018). Kondisi ketidaknyamanan berupa nyeri yang akan dialami

oleh ibu post partum episiotomi dapat berlangsung selama beberapa

minggu bahkan sampai satu bulan, oleh karena itu diperlukan rencana dan

penanganan agar tidak menambah rasa nyeri. Penatalaksanaan nyeri dapat

dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode farmakologis

dan metode nonfarmakologis(Yanti, D., & Efi, 2018).

Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis dapat diatasi dengan

menggunakan obat-obatan analgesik misalnya, morphine sublimaze,

stadol, demerol, dan lain-lain(Andarmoyo, 2013). Sedangkan secara non

farmakologis yang dapat diterapkan dalam mengatasi nyeri yaitu dengan

cara Mobilisasi dini, meditasi, latihan autogenic, latihan relaksasi

progresif, guide imagery, nafas ritmik, operant conditioning, biofeedback,


membina hubungan terapeutik, sentuhan terapeutik, stimulus kutaneus,

hipnosis, musik, dan aromatherapy (Wikibuku, 2019)

Mobilisasi dini merupakan salah satu intervensi keperawatan

khusus yang dapat dilakukan setelah tindakan pembedahan atau pasca

tindakan medis yang berperanan penting dalam proses penyembuhan

pasien post operasi. Mobilasasi dini merupakan tindakan mandiri perawat

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien post operasi diruang

perawatan bedah yang bertujuan untuk memperlancar aliran darah

sehingga mengurangi resiko terjadinya komplikasi seperti pneumonia

hipostatis dan peritonitis atau abses(Arief, 2020). Pelaksanaan mobilisasi

dini sangat penting dilaksanakan sesuai SOP yang dapat dilakukan setelah

tindakan pembedahan atau pasca tindakan medis(Anggraeni, 2018)

Pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien dipengaruhi oleh rasa

takut pasien untuk bergerak karena takut terputusnya luka jahitan dan

nyeri. Selain pasien, dipengaruhi juga dukungan keluarga karena akan

mempercepat pemulihan. Pelaksanaan mobilisasi dilakukan selama 48 jam.

Dimulai 6-12 jam setelah post op pasien dianjurkan tirah berbaring

sembari menggerakan tangan, kaki, serta ujung kaki. Setelah 12-24 jam

posisikan tubuh pasien dalam keadaan miring ke kiri maupun ke kanan.

Proses ini dilakukan untuk mencegah thrombosis dan thromboemboli. Dan

setelah 24-48 jam pasien mulai dilatih untuk duduk dan berjalan(Fitri,

2018).

Mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi

rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri
atau daerah operasi, mengurangi aktivitas mediator kimiawi pada proses

peradangan yang meningkatkan respon nyeri serta meminimalkan

transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat. Melalui mekanisme tersebut,

mobilisasi dini efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pasca operasi

(Hoppenfeld, 2016)

Berdasarkan penelitian berkanis 2020 dengan judul Pengaruh

Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di

Rsud S.K. Lerik Kupang didapatkan hasil penelitian mobilisasi dini

mempengaruhi intensitas nyeri pada pasien post operasi sehingga dapat

digunakan sebagai salah satu tindakan keperawatan dalam mengatasi nyeri

pasien post operasi (Berkanis, 2020)

Hasil survey di Klinik Klinik Pratama Nur Istiqomah terdapat 58

persalinan normal , 58 ibu postpartum tersebut belum mengetahui teknik

non farmakologis untuk mengatasi nyari , dan memilih mengkonsumsi

obat untuk mengatasi nyeri mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam

studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Pengaruh Mobilisasi dini terahadap

tingkat nyeri ibu post partum di Klinik Klinik Pratama Nur Istiqomah ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Mobilisasi dini terahadap tingkat nyeri ibu post

partum di Klinik Klinik Pratama Nur Istiqomah.

2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tingkat nyeri ibu post partum sebelum dilakukan

mobilisasi dini di Klinik Klinik Pratama Nur Istiqomah

b. Mendeskripsikan tingkat nyeri ibu post partum sesudah dilakukan

mobilisasi dini di Klinik Klinik Pratama Nur Istiqomah

c. Menganalisa Pengaruh Mobilisasi dini terahadap tingkat nyeri ibu

post partum di Klinik Klinik Pratama Nur Istiqomah

D. Manfaat Penelitian

1. Ibu Post Partum

Diharapkan penelitian ini dapat mengurangi ketergantungan ibu post

partum terhadap obat yang di konsumsi untuk mengatasi nyeri

2. Klinik Pratama Nur Istiqomah

Diharapkan penelitian ini dapat di jadikan alternaltif untuk mengatasi

nyeri postpartum di Klinik Pratama Nur Istiqomah

3. Universitas Muhammadiyah Kusua

Di Hharapkan penelitian ini dapat sebagai bahan ajar dalam

pembelajaran asuhan kebidanan pada ibu postpartum


E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Nama dan Judul Metode Hasil Perbedaan


tahun
Appolonaris Pengaruh Penelitian ini Hasil uji hipotesis Perbedaaan peneltiaian
, 2020 Mobilisasi merupakan pengaruh mobilisasi terletak pada design
Dini Terhadap penelitian pre- dini terhadap peneltiian yaitu
Intensitas eksperiment dengan intesitas nyeri pada eksperimental dengan
Nyeri Pada desain penelitian one pasien post operasi metode two group pre and
Pasien Post group pre-posttest dengan uji wilcoxon post test, pengumpulan
Operasi Di design, metode dengan data menggunakan
Rsud S.K. pengumpulan data menggunakan purposive sampling dan
Lerik Kupang yang digunakan program SPSS 16, responden yang diambil
yaitu total sampling. menunjukan bahwa adalah ibu pos partum
Insturmen penelitian diketahui nilai Z
yang digunakan score = - 3,947
adalah instrumen dengan P-value =
intensitas nyeri 0,000 maka H0 di
baourbanis, sop tolak dan H1 di
mobilisasi dini dan terima sehingga
instrumen mobilisasi disimpulkan ada
menggunakan pengaruh mobilisasi
lembar observasi. dini terhadap
intensitas nyeri pada
pasien post operasi
di RSUD S.K. Lerik
Kupang
Metasari, Pengaruh Rancangan Hasil penelitian Perbedaaan peneltiaian
2018 Mobilisasi penelitian menunjukkan terletak pada design
Dini Terhadap menggunakan bahwa  terdapat peneltiian yaitu
Nyeri Post metode pre pengaruh mobilisasi eksperimental dengan
Operasi Sectio eksperimental dini dengan metode two group pre and
Cessarea Di dengan pendekatan penurunan  intensitas post test, pengumpulan
Rumah Sakit one group pretest- nyeri post data menggunakan
Bengkulu post test. Sampel operasi SC dengan purposive sampling dan
dalam penelitian ini nilai P value  0,000 responden yang diambil
berjumlah 40 orang adalah ibu pos partum
ibu post operasi 
section  caesarea di
Rumah  Sakit se kota
Bengkulu dengan 
tehnik sampling
menggunakan 
accidental
sampling
Dewiyanti, Pengaruh Jumlah sampel diolah menggunakan Perbedaaan peneltiaian
2021 Pelaksanaan memenuhi kreteria uji alternative yaitu terletak pada design
Mobilisasi Dini inklusi selama wilcoxon diperoleh peneltiian yaitu
Terhadap penelitian sebanyak nilai hitung dengan eksperimental dengan
metode two group pre and
Penurunan 32  orang. Penelitian nilai p=0,000 < α
post test, pengumpulan
Tingkat Nyeri ini mengunakan 0,05. Kesimpulan Hal data menggunakan
Pada Pasien pedekatan pre dan ini menunjukkan purposive sampling dan
Pasca Operasi post test, dengan bahwa secara statistik responden yang diambil
tehnik accidental ada pengaruh adalah ibu pos partum
sampling. Sampel mobilisasi dini
penelitian adalah terhadap penurunan
pasien pasca operasi. skala nyeri pada
Penelitian ini pasien pasca operasi
menggunakan lembar di BLUD RS H.
observasi. Padjonga Daeng
Ngalle Kabupaten
Takalar

F. Ruang Lingkup Penelitian


1. Lingkup Waktu Penelitian
Penulis menggunakan ruang lingkup waktu yaitu dari bulan Juni 2022
sampai November 2022 sebagai target.
2. Lingkup Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Pratama Nur Istiqomah Demak
3. Lingkup Materi
Materi ini menitiberatkan pada Untuk Mengetahui Pengaruh Mobilisasi
dini terahadap tingkat nyeri ibu post partum di Klinik Klinik Pratama Nur
Istiqomah Demak
4. Lingkup Sasaran
Penelitian ini Menargetkan Sasaran Ibu Pospartum Klinik Pratama Nur
Istiqomah Demak
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, S., Handayani, A. (2017). Penurunan Nyeri Persalinan Dengan Kompres

Hangat. Jurnal MKML.

Andarmoyo. (2013). Konsep dan Prosses Penatalaksanaan Nyeri. Ar-Ruzz

Media.

Anggraeni, R. (2018). Pengaruh Penyuluhan Manfaat Mobilisasi Dini Terhadap

Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Pembedahan Laparatomi.

Jurnal Ilmiah Indonesia, 107–121.

http://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntaxliterate/article/view/

325

Arief, F. (2020). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan

Mobilisasi Dini Pasien Pasca Bedah Digestif Apendiktomi di Rumah Sakit

dr. H. Morch. Ansari Saleh Banjarmasin. Borneo Nursing Journal, 61–73.

Astuti, S., & dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Erlangga.

Berkanis. (2020). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada

Pasien Post Operasi di RSUD S.K. LERIK Kupang,” CHM-K Applied

Scientifics Journa.

Dewi, V.N.L & Tri, S. (2014). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba

Medika.

Dinkes Jateng. (2020). Profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2019. Dinkes

Jateng.

Febrianita, Y. and Hasanah, F. (2017). Efektifitas pemberian posisi menyusui

cradle hold terhadap nyeri episiotomi pada ibu post partum di ruangan camar

di rsud arifin achmad. Jurnal Keperawatan.


Fitri, I. (2018). Nifas, Kontasepsi Terkini dan Keluarga Berencana. Gosyen

Publishing.

Hoppenfeld, S. & V. L. M. (2016). Terapi & Rehabilitasi Fraktur. EGC.

Kemenkes RI. (2020). Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia

20119.

Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pustak Pelajar.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia

(SLKI) (1st ed.). Persatuan Perawat Indonesia.

Wikibuku. (2019). Buku Saku Farmakoterapi Nyeri.

World Health Organisation. (2018). Maternal and fetal assessment update (World

Heal). World Bank.

Yanti, D., & Efi, K. (2018). Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Luka Post Seksio Sesarea. Proceedings of Conference on

Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH 2019),

177–184.

Anda mungkin juga menyukai