Riwayat Artikel: Latar belakang: Ibu Post SC mempunyai permasalahan nyeri akibat luka post sc
Tanggal diterima, 17 Maret 2022 yang dapat menggangu kenyamanan dan mobilisasi, padahal mobilisasi dini
Tanggal direvisi, 7 Juni 2022 dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Massage merupakan salah
Tanggal dipublikasi, 4 Juli 2022 satu upaya menurunkan nyeri sehingga kenyamanan meningkat dan
diharapakan dapat mempercepat mobilisasi dini. Tujuan: Penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh efflurage back massage terhadap tingkat kenyamanan
dan early mobilization pada ibu post sc di Rumah Sakit Amelia Pare Kediri.
Kata kunci: Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental yang
Kenyamanan; melibatkan 40 responden melalui total sampling. Efflurage back massage
Mobilisasi Dini; sebagai variabel independen, kenyamanan dan early mobilitation sebagai
Post SC; variabel dependen. Data kenyamanan diukur menggunakan kuesioner dan
Massase; early mobilization dengan lembar observasi. Data dianalisa dengan paired T-
Test dengan α 0.05. Hasil: rata – rata early mobilitation kelompok kontrol 6,4
dan peningkatan kenyamanan (mean = 3,85) sedangkan pada kelompok
perlakuan rata - rata early mobilitation 11,65 dan peningkatan kenyamanan
(mean = 5,32). Nilai P=0,000 menunjukkan effleurage back massage
10.32536/jrki.v6i1.217 berpengaruh terhadap kenyamanann dan early mobilitation. Simpulan:
massage pada punggung klien dapat menstimulasi release hormon endhorphin
yang dapat menurunkan nyeri, kenyamanan meningkat dan responden dapat
lebih cepat melakukan mobilisasi. Intervensi effleurage back massage dapat
digunakan salah satu intervensi untuk meningkatkan kenyamanan dan early
mobilization yang berguna untuk mempercepat kesembuhan luka.
Keyword: Background: Post-SC women experience pain due to post-sc which can interfere
Comfort; with comfort and mobilization, even though early mobilization can improve the
Eary mobilisation; wound healing process. Massage is an effort to reduce pain, and increase
Post SC; comfort and is expected to accelerate early mobilization. Objectives: This study
Massage; was to determine the effect of effleurage back massage on the level of comfort
and early mobilization of post-sc mothers at Amelia Pare Hospital, Kediri.
Methods: This study used a quasi-experimental design involving 40 respondents
through total sampling. Effleurage back massage is an independent variable –
comfort, and early mobilization as the dependent variable. Comfort data was
measured using a questionnaire, and early mobilization with an observation
sheet. Data were analyzed using paired T-Test with α 0.05. Results: The average
of early mobilization in the control group was 6.4 and increased comfort (mean
= 3.85) while, in the treatment group, the average of early mobilization was
11.65 and increased comfort (mean = 5.32). P-value = 0.000 showed the
effleurage back massage effect of comfort and early mobilization. Conclusion:
Massage on the client's back could stimulate the endorphins release which
could reduce pain, and increase comfort and respondents could mobilize more
quickly. Intervention effleurage back massage could be used to increase comfort
and early mobilization which was useful for accelerating wound healing.
32 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia ISSN 2615-5621
Vol 6, No. 1, Juni 2022, pp. 31-41
Korespondensi_penulis.
Alamat E-mail: budinawida@gmail.com
ISSN 2615-5621 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 33
Vol 6, No. 1, Juni 2022, pp. 31-41
kesadaran keluarga maupun pasien post sectio melalui total sampling yang terbagi dalam
Caesarea terhadap pelaksanaan mobilisasi dini kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan
yaitu dengan memberikan komunikasi informasi kriteria inklusi: ibu post SC (6 jam post SC) yang
edukasi (KIE) dan untuk mengatasi nyeri secara non dirawat di Ruang Perawatan RS Amelia. Variabel
farmakologi adalah dengan memberikan effleurage Independen: Efflurage Back Massage yang
back massage (EBM). diberikan sehari 2x selama 2 hari dengan durasi 20
menit tiap intervensi. Variabel dependen : tingkat
Penyampaian informasi dengan pendekatan
kenyamanan dan early mobilization yang diukur
komunikasi informasi edukasi (KIE) pada pasien
menggunakan General Comfort Questionere
dalam upaya pemenuhan kebutuhan informasi dan
(Kolcaba, 2006) dan lembar observasi mobilisasi
komunikasi manjadi salah satu indikator kualitas
dini (Kasdu, 2003). Data dianalisa menggunakan uji
pelayanan kesehatan rumah sakit. Tindakan ini
paired t test dan independent t test dengan α =
dapat berkontribusi terhadap percepatan proses
0,05. Penelitian ini dilakukan di RS Amelia pada
penyembuhan dan pemulihan, pencegahan
bulan Maret 2020 dan telah dinyatakan laik etik
komplikasi dan kecacatan melalui upaya promotif.
dengan Surat Keterangan Laik Etik No :
Tindakan promotif dalam pelaksanaan mobilisasi
085/EC/LPPM/STIKES/KH/II/2020.
dini adalah suatu kegiatan yang dilakukan perawat
atau tenaga pelayanan kesehatan dalam
Hasil dan Pembahasan
menyampaikan pesan atau informasi, dan
menanamkan keyakinan terhadap keluarga
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik
maupun pasien, sehingga keluarga dan pasien
responden disajikan pada Tabel 1.
berkomitmen untuk melakukan saran dari tenaga
kesehatan tersebut terkait tindakan yang Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan usia, pendidikan,
pekerjaan dan riwayat sectio caesarea di RS Amelia Pare
berhubungan dengan proses kesembuhan dan
Karakteristik Klp Klp
kesehatan (Meyty, Tongkukut, & Mamuaya, 2015). Kontrol Intervensi
f % f %
Pada studi ini intervensi yang dilakukan tidak
Usia
hanya bersifat promotif dalam peningkatan <25 tahun 5 25% 4 20%
pengetahuan, namun juga mengkombinasikan 26 – 35 Tahun 11 55% 10 50%
dengan salah satu manajemen nyeri melalui >36 Tahun 4 20% 6 30%
effleurage back massage (EBM). EBM merupakan Riwayat
Pendidikan
pijatan halus pada area punggung yang dapat
SD 0 0% 2 10%
menstimulasi titik tertentu di sepanjang medulla SMP 6 30% 6 30%
spinalis dengan tujuan pelepasan hormon endorfin. SMA 10 50% 8 40%
Pengeluaran hormon Endorfin yang merupakan PT 4 20% 4 20%
neuromodulator penghambat pengiriman rangsang Pekerjaan
PNS 2 10% 4 20%
nyeri dapat menurunkan rasa nyeri Wiraswasta 4 20% 4 20%
(Halimatussakdiah, 2017). Intervensi komunikasi Swasta 5 25% 3 15%
informasi edukasi (KIE) dalam pelaksanaan IRT 9 45% 9 45%
mobilisasi dini pada ibu post sectio Caesarea, Riwayat SC
Pernah 12 60% 17 85%
diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan
Tidak pernah 8 40% 3 15%
mobilisasi dini secara bertahap, dan dengan
memberikan effleurage back massage diharapkan
Berdasarkan Tabel 1, karakteristik
dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan
responden pada kelompok kontrol di RS Amelia
kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk
Pare Kediri, sebagian besar responden (55%)
mengetahui Pengaruh Effleurage Back Massage
berusia antara 26-35 tahun, hampir setengah
Terhadap Tingkat Kenyamanan dan Early
responden (50%) berpendidikan SMA, hampir
Mobilisation Pasien Post Sectio Caesarea di Rumah
setengah responden (45%) bekerja sebagai
Sakit Amelia Pare Kediri.
wiraswasta dan sebagian besar responden (60%)
Metode penelitian memiliki riwayat sectio Caesarea. Sedangkan,
karakteristik responden pada kelompok intervensi
Penelitian ini menggunakan Quasy menunjukkan setengah responden (50%) berusia
Eksperimen dengan melibatkan 40 responden antara 26-35 tahun, hampir setengah responden
Atom Indonesia
34 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia ISSN 2615-5621
Vol 6, No. 1, Juni 2022, pp. 31-41
(40%) berpendidikan SMA, hampir setengah pervaginam yang bertujuan sebagai salah satu
responden (45%) tidak bekerja/IRT, dan sebagian tindakan penyelamatan untuk menurunkan angka
besar responden (85%) memiliki riwayat sectio mortalitas ibu dan bayi (Astutik & Kurlinawati,
Caesarea. 2017). Tindakan ini berupa insisi atau penyayatan
bagian dinding abdomen yang dapat menyebabkan
Tingkat kenyamanan pasien post sectio
rasa nyeri sedang hingga berat (Ratmiwasi et al.,
Caesarea sebelum dan sesudah pada kelompok
2017). Nyeri merupakan kondisi atau perasan tidak
kontrol disajikan pada Tabel 2.
nyaman yang dapat disebabkan karena adanya
Tabel 2. Analisis univariat frekuensi variabel dependen stimulus yang bersifat fisiologis (Apriansyah,
penelitian
Variabel N Min Max Mean
Romadoni, & Andrianovita, 2015). Nyeri pada
± SD proses persalinan merupakan sensasi ketidak
Intervensi Pre 20 3 5 3.85 nyamanan oleh karena stimulasi saraf sensoris.
± 0.745
post 20 6 8 6.7
Mekanisme nyeri terjadi secara fisiologis dan
Tingkat ± 0.864 psikologis. Pada Komponen fisiologis adalah proses
kenyamanan Kontrol Pre 20 4 7 5,2 penerimaan impuls menuju saraf pusat, sedangkan
± 0,833
pada komponen psikologis merupakan rekognisi
post 20 5 8 7,3
± 0,864 sensasi, interpretasi rasa nyeri dan juga reaksi
terhadap nyeri tersebut (Astutik & Kurlinawati,
Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi 2017).
kenaikan rata rata tingkat kenyamanan baik pada Hasil dalam penelitian ini sesuai dengan
kelompok intervensi maupun kontrol. Dalam penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa
penelitian ini, tingkat kenyamanan yang terdapat penurunan nyeri post sectio Caesarea
dirasakan diukur dengan menggunakan GCQ. tetapi tidak signifikan pada kelompok pasien yang
Berdasarkan analisa data pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan atau hanya dengan terapi
yang telah dilakukan, terlihat bahwa terdapat tunggal berupa terapi farmakologis (Ratmiwasi et
perubahan kenyamanan sebelum dilakukannya pre al., 2017). Nyeri post sectio Caesarea akan mulai
test dan setelah dilakukannya post test. Sebagian dirasakan saat efek anestesi menghilang. Sehingga
besar responden memiliki tingkat kenyamanan pada umumnya, pasien dengan post sectio
kurang sebelum intervensi sesuai prosedur rumah Caesarea akan diberikan terapi farmakologis untuk
sakit dan tingkat nyaman sedang sesudah mengurangi nyeri yang dirasakan. Durasi nyeri
intervensi sesuai prosedur rumah sakit. dapat dirasakan selama 24 hingga 48 jam, ataupun
Responden pada kelompok intervensi akan lebih lama lagi. Hal tersebut bergantung pada
diberikan intervensi berupa kombinasi Komunikasi bagaimana persepsi dan ambang batas nyeri yang
Informasi, Edukasi (KIE) dan Effleurage Back dirasakan masing-masing klien (Widayati, Yusuf, &
Massage (EBM) sesuai Standar Operasional Fitryasari, 2014)
Prosedur. Pada penelitian yang dilakukan pada Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
kelompok kontrol, setelah responden dilakukan nyeri dengan intensitas sedang hingga berat
operasi post sectio Caesarea akan dinilai langsung dirasakan oleh individu post sectio Caesarea
terkait tingkat kenyamanan yang dirasakannya. sebelum diberikan intervensi apapun. Hal tersebut
Responden pada kelompok kontrol hanya akan juga dapat dikarenakan individu hanya terfokus
menerima terapi analgesik sesuai prosedur pada nyeri yang dirasakan dengan posisi tidur. Saat
rumah sakit dan dilakukan observasi selama posisi tubuh telentang, maka organ tubuh akan
dilakukannya penelitian. Observasi tersebut menjadi lebih tegang dan menyebabkan sensasi
dilakukan untuk menilai skala nyeri post sectio nyeri yang dirasakan bertambah. Selain itu,
Caesarea yang dirasakan. persepsi nyeri dari setiap individu dapat
Proses Persalinan dapat dilakukan secara mempengaruhi pandangannya terhadap nyeri yang
normal/pervaginam dan sectio Caesarea (Utami, dirasakan (Wulandari, O., Widayati, 2020). Jika
2016). Pada persalinan sectio caesarea kelahiran individu menganggap nyeri sebagai suatu ancaman
bayi dilakukan dengan prosedur pembedahan maka respon terhadap nyeri akan berlebihan.
dikarenakan terdapat suatu indikasi patologis yang Namun, jika nyeri tidak dianggap sebagai suatu
menghalangi proses persalinan dengan cara ancaman, maka individu dapat beradaptasi dengan
ISSN 2615-5621 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 35
Vol 6, No. 1, Juni 2022, pp. 31-41
baik terhadap nyeri yang dirasakannya dengan nyeri non-farmakologis menjadi pilihan karena
melakukan mekanisme koping masing-masing yang dirasa lebih aman bagi ibu dan bayi (Lutfiana et al.,
dianggapnya sesuai (Syuhada & Pranata, 2017). 2020). Manajemen nyeri non farmakologis dapat
dilakukan dengan terapi komplementer. Beberapa
Setiap individu akan menunjukkan respon
terapi komplementer yang dapat dilakukan yaitu
terhadap nyeri yang berbeda-beda. Hal tersebut
relaksasi, akupunktur, aroma terapi, kompres
tergantung bagaimana tingkat toleransi masing-
hangat, hypnobirthing dan terapi musik (Astutik &
masing individu terhadap nyeri yang dirasakan.
Kurlinawati, 2017).
Selain itu, terdapat berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi nyeri itu sendiri, seperti kondisi Informasi dan edukasi yang diberikan pada
lingkungan, kondisi umum, kadar endorfin dalam ibu post SC terkait dengan pentingnya mobilisasi
tubuh, faktor situasional, jenis kelamin, status dini dan manajemen nyeri post SC. Pada
emosi, pengalaman masa lalu, kecemasan dan pelaksanaannya terdapat beberapa hal yang
kepribadian, sosial dan budaya, serta usia dan mempengaruhi proses penyerapan dan
fungsi kognitif. Berdasarkan data demografi, dapat pemahaman responden, seperti usia dan tingkat
diketahui bahwa sebagian besar responden (55%) pendidikan. Pada penelitian ini sebagian besar
dalam kelompok kontrol berusia 26 hingga 35 responden pada kelompok intervensi (50%) berusia
tahun dan sebanyak 60% memiliki riwayat 26-35 tahun dengan riwayat pendidikan tingkat
melakukan sectio caesarea. Namun, berdasarkan SMA. Usia berkorelasi dengan pola pikir dan daya
penelitian sebelumnya, faktor yang paling tangkap individu dalam menerima informasi yang
mempengaruhi respon nyeri adalah jenis kelamin disampaikan. Selain itu, tingkat pendidikan juga
dan tingkat kecemasan yang sebelumnya dirasakan dapat dikaitkan dengan pengetahuan yang
(Ningrum & Novitasari, 2019). diperoleh. Tingkat pendidikan berkontribusi
terhadap proses berpikir rasional individu dalam
Kondisi psikologis dapat mempengaruhi
menyerap informasi yang diberikan. Pengetahuan
nyeri yang dirasakan post sectio Caesarea.
dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya,
internal yaitu pengalaman pribadi, sedangkan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
faktor eksternal yaitu pengalaman atau informasi
kecemasan sebelum prosedur sectio Caesarea
dari orang lain yang dapat dipengaruhi oleh
dengan tingkat nyeri yang dirasakan pasien post
kemampuan individu dalam mengolah informasi
sectio Caesarea, dimana hasil penelitian tersebut
yang disampaikan (Azizah, A., Widayati, D.,
menunjukkan jika semakin tinggi kecemasan
Rachmania, 2017).
sebelum prosedur sectio Caesarea, maka akan
semakin tinggi pula nyeri yang dirasakan pasien Effleurage Back Massage (EBM) sebagai
post sectio Caesarea. Hal tersebut dapat manajemen nyeri non farmakologis dapat
disebabkan karena adanya perbedaan hormon diberikan kepada ibu post sectio Caesarea untuk
dalam tubuh, dimana ketika individu mengalami mengurangi nyeri pasca persalinan. Intervensi ini
kecemasan, maka beberapa hormon akan berupa pemberian pijatan halus atau gosokan di
mengalami perubahan seperti katekolamin dan area punggung yang dapat merelaksasikan otot
MHPG, kortisol dan ACTH, hormon tiroid dan B- abdomen, meningkatkan sirkulasi darah dan
endorphin. Perubahan hormon inilah yang dapat meningkatkan kenyamanan.
mempengaruhi hypothalamus untuk mengaktifkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
neurotransmitter terhadap rasa nyeri post sectio
penelitian Lutfiana dkk, (2020) yang menunjukkan
Caesarea (Apriansyah et al., 2015).
bahwa manajemen nyeri dengan teknik massage
Sectio caesarea merupakan tindakan punggung pada ibu pasca melahirkan terbukti
persalinan dengan cara operasi yang bertujuan sangat efektif untuk menurunkan tingkat nyeri
untuk menyelamatkan bayi dan ibu dalam persalinan yang dirasakan. Secara fisiologis, tubuh
persalinan (Syuhada & Pranata, 2017). Proses ini memiliki pereda nyeri alami yaitu hormon
dapat menyebabkan rasa nyeri sedang hingga endorphin. Teknik pijat (massage) yang diberikan
berat. Manajemen nyeri dapat dilakukan secara dapat merangsang pengeluaran hormon endorphin
farmakologis maupun non farmakologis tersebut. Dengan merangsang titik tertentu
(Rohmawati et al., 2019). Pada ibu post partum sepanjang sistem meridian, maka tubuh secara
yang juga dalam proses menyusui, manajemen alami dapat melepaskan hormon endorphin yang
Atom Indonesia
36 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia ISSN 2615-5621
Vol 6, No. 1, Juni 2022, pp. 31-41
dan tujuan mobilisasi maka akan mempengaruhi pengetahuan baik berhubungan signifikan dengan
pelaksanaan mobilisasi dini. Mobilisasi dini tidak mobilisasi dini. Pada penelitian ini rata-rata early
dapat maksimal apabila pasien tidak memiliki mobilization sebesar 11.65 pada kelompok
pengetahuan dan informasi tentang mobilisasi dini intervensi. Terdapat hubungan antara
(Rahma & Kamsatun, 2018). Pada kelompok kontrol pengetahuan dengan perilaku Ibu Post Sectio
tidak terdapat perubahan tingkat early mobilization Caesarea dalam melakukan mobilisasi dini (Rahayu
pada pasien post sectio caesarea, hal ini dapat & Yunarsih, 2019).
disebabkan pada kelompok kontrol tidak diberikan
Proses early mobilization dapat memberikan
KIE tentang mobilisasi sehingga tidak memiliki
pengaruh terhadap pemulihan ibu post sectio
informasi dan pengetahuan tentang mobilisasi dini
Caesarea. Apabila early mobilization dilakukan
sebelumnya sehingga tidak terdapat peningkatan
dengan baik dan tepat maka proses penyembuhan
pada pelaksanaan mobilisasi pasien.
dan pemulihan ibu akan terjadi secara cepat. Early
Mobilisasi dini juga dipengaruhi oleh faktor mobilization merupakan suatu upaya untuk
fisiologis salah satunya nyeri. Nyeri dapat bergerak sedini mungkin melalui proses bimbingan
memengaruhi kualitas hidup pasien serta pada ibu post sectio Caesarea dengan tujuan
mengganggu aktivitas yang dilakukan pasien fungsi fisiologisnya tetap terjaga. Terdapat
termasuk mobilisasi (Potter & Perry, 2011). Nyeri beberapa faktor yang menghambat proses
yang dirasakan oleh pasien dapat menyebabkan mobilisasi dini pada ibu post SC, antara lain:
pasien cenderung untuk berbaring saja dan tidak Kekhawatiran terhadap luka SC, rasa nyeri yang
mengindahkan daerah pembedahan. Nyeri pada dirasakan saat bergerak dan kemauan yang rendah
ibu post SC dapat dikurangi dengan managemen dari ibu untuk melakukan mobilisasi dini. Oleh
nyeri. Nyeri yang berkurang akan meningkatkan karena itu, tingkat pengetahuan ibu juga dapat
mobilisasi dini secara aktif (Rahayu & Yunarsih, mempengaruhi dalam melakukan early
2019). mobilization post sectio Caesarea.
Mobilisasi awal berkorelasi dengan tingkat Hasil penelitian ini sebagian besar ibu pada
penyembuhan pada pasien. Early mobilization kelompok intervensi (40%) memiliki riwayat
merupakan tindakan yang dapat dan bermanfaat pendidikan SMA. Ibu post sectio Caesarea dengan
dalam mempercepat pemulihan serta pencegahan pengetahuan yang baik akan lebih mudah untuk
komplikasi pasca bedah dengan melakukan melakukan early mobilization dan dapat menerima
bimbingan pada pasien untuk segera bangun dan serta memahami pentingnya early mobilization
berpindah tempat (Rahayu & Yunarsih, 2019). dan manfaat early mobilization. Pemberian KIE
Keterlambatan proses early mobilization dapat kepada ibu post sectio Caesarea tentang
menghambat pemulihan pada ibu post sectio pentingnya melakukan early mobilization
Caesarea (Heryani, 2016). Pasien akan merasa lebih diharapkan dapat memberikan pesan dalam
sehat dan kuat dengan bergerak, otot-otot perut pembentukan perilaku pada ibu post sectio
dan panggul akan menjadi kuat kembali, Caesarea agar mau melakukan early mobilization
mengembalikan fungsi usus dengan merangsang untuk mempercepat proses penyembuhan dan
peristaltik usus dan juga memulihkan otot-otot pemulihan pasca persalinan. Pada kelompok
kandung kemih (Guyton, A. C., Hall, 2014). intervensi (pemberian KIE tentang early
Kemauan ibu untuk melakukan early mobilization mobilization) secara keseluruhan mampu
memegang peranan penting dalam proses melakukan mobilisasi dini, oleh karena itu adanya
penyembuhan luka post sectio caesarea (Hartati & pemberian KIE kepada ibu post sectio Caesarea
Afiyanti, 2014). Ibu dengan Motivasi dan kemauan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemauan
yang tinggi akan mendorong ibu untuk melakukan untuk melakukan early mobilization.
mobilisasi dini secara mandiri. Selain itu informasi
yang disampaikan oleh petugas kesehatan tentang
mobilisasi dini pada ibu post sectio Caesarea dapat
meningkatkan kemandirian ibu dalam pelaksanaan
mobililisasi dini (Nurfitriani, 2017).
Studi yang dilakukan oleh Rahayu, dkk
(2019) menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
Atom Indonesia
38 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia ISSN 2615-5621
Vol 6, No. 1, Juni 2022, pp. 31-41
Pengaruh effleurage back massage terhadap penelitian tersebut terjadi perubahan rata-rata
tingkat kenyamanan dan early mobilization skala nyeri sebelum intervensi yaitu 6.10,
pasien post sectio Caesarea di Rumah Sakit sedangkan rata-rata skala nyeri setelah intervensi
Amelia Pare Kediri. yaitu 3.9. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
terhadap skala nyeri klien sebelum dan setelah
Tabel 4. Pengaruh Effleurage Back Massage terhadap Early intervensi (Ningrum & Novitasari, 2019).
Mobilization Dan Tingkat Kenyamanan Pasien Post Sectio
Caesarea Di RS Amelia Pare Kediri Penelitian lainnya juga mendukung hasil dari
Variabel dependen Mean SD P-value penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara
Early Mobilization 5.4 0.882 0.000 pengetahuan yang diperoleh ibu terkait perawatan
Tingkat kenyamanan 6,7 0.864 0.000 pasca sectio caesarea terhadap tingkat
kemandirian ibu pasca persalinan. Pengetahuan
dan sikap klien setelah proses persalinan sectio
Berdasarkan Tabel 4 setelah intervensi
caesarea dapat mempengaruhi kemampuan klien
diketahui responden memiliki early mobilization
dalam merawat diri secara mandiri, sehingga
dengan nilai rata-rata 5,4 dan standard deviasi
klien dapat memantau perubahan-perubahan
0,882. Sedangkan kenyamanan setelah intervensi
yang dialaminya, mempertahankan kesehatannya
diketahui responden memiliki kenyamanan dengan
dan mengambil keputusan terkait masalah-
nilai rata-rata 6,7 dan standard deviasi 0,864.
masalah yang terjadi pasca persalinan (Rahim,
Berdasarkan hasil uji paired sample t-test terhadap
Rompas, & Kallo, 2019).
early mobilization didapatkan nilai signifikan 0,000
(p value < 0,05), menunjukkan terdapat pengaruh Hasil terkait pengaruh terapi kombinasi
effleurage back massage (EBM) terhadap early Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan Back
mobilization dan hasil uji paired sample t-test Effleurage Massage (BEM) juga sejalan dengan
terhadap kenyamanan didapatkan nilai signifikan penelitian lainnya. Terapi kombinasi berupa
0,000 (p value < 0,05, menunjukkan terdapat konseling dan massage dapat berpengaruh
pengaruh effleurage back massage (EBM) terhadap terhadap tingkat mobilisasi dini ibu post sectio
tingkat kenyamanan pasien post sectio Caesarea caesarea, dimana rata-rata skor mobilisasi dini
sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok lebih tinggi pada kelompok perlakuan
intervensi di RS Amelia Pare Kediri. dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mobilisasi
dini penting dilakukan oleh ibu post sectio
Terdapat dua kelompok penelitian yaitu
Caesarea. Mobilisasi dini yang dilakukan dapat
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pada
meminimalkan risiko infeksi pada area bekas
kelompok kontrol, responden akan menerima
pembedahan.
terapi sesuai prosedur rumah sakit dan tidak
mendapat perlakuan apapun dari peneliti. Hasil dari penelitian ini dapat dipengaruhi
Sedangkan, pada kelompok intervensi, responden oleh beberapa faktor yang dapat berpengaruh
diberikan Back Effleurage Massage (BEM) sesuai terhadap respon nyeri dan early mobilization.
Standar Operasional Prosedur yang telah ada lalu Terdapat beberapa faktor dalam penelitian ini
diukur tingkat kenyamanan yang dirasakan dan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti usia,
early mobilization. Berdasarkan hasil penelitian ini, tingkat pendidikan dan juga pengalaman
dapat diketahui bahwa tingkat kenyamanan dan sebelumnya (Widayati, Taukhid, & Siwi, 2016). Usia
early mobilization yang dialami oleh responden merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mengalami perubahan setelah diberikannya mempengaruhi nyeri. Berdasarkan data demografi
perlakuan berupa effleurage back massage (EBM). pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Hasil ini sejalan dengan penelitian lainnya yang dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif berusia 26 sampai 35 tahun. Setiap tahap
dari tindakan massage pada punggung klien perkembangan akan menunjukkan cara bereaksi
terhadap skala nyeri yang dirasakan klien post terhadap nyeri yang berbeda-beda. Orang yang
sectio Caesarea. Klien pada kelompok kontrol sudah dewasa akan dengan mudah
hanya diberikan terapi farmakologis berupa mengungkapkan nyeri yang mereka rasakan,
analgesik untuk mengurangi nyeri, namun rasa terutama jika nyeri tersebut disebabkan oleh
nyeri tetap dirasakan setiap 2 sampai 3 jam sekali gangguan dan masalah fisiologis (Utami, 2016).
dengan durasi nyeri 15 sampai 20 menit. Pada Faktor pendidikan juga dianggap dapat
ISSN 2615-5621 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 39
Vol 6, No. 1, Juni 2022, pp. 31-41
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Rahim, W. ., Rompas, S., & Kallo, V. . (2019).
(RISKESDA) 2013. Badan Penelitian dan Hubungan Antara Pengetahuan Perawatan
Pengembangan Kesehatan, Kementrian Luka Pasca Bedah SC Dengan Tingkat
Republik Indonesia. Jakarta. Kemandirian. E Journal Keperawatan, 7(1),
Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar 1–7.
(RISKESDA) 2018. Badan Penelitian dan Rahma, W. ., & Kamsatun, K. (2018). Mobilisasi Dini
Pengembangan Kesehatan, Kementrian Ibu Post SC di RSUD Soreang. Jurnal Ilmu Dan
Republik Indonesia. Jakarta. Teknologi Kesehatan, 5(2), 149–163.
Kolcaba, K., Schirm, V., & Steiner, R. (2006). Effects Ratmiwasi, C., Utami, S., & Agritubella, S. . (2017).
of hand massage on comfort of nursing home Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post
residents. Pubmed, 27(2), 85-91. Partum SC. Endurance, 2(3), 346–353.
Lutfiana, I., Sumiari, I. M. K., & Jayanti, K. (2020). Rohmawati, I., Kholidati, R., Masruroh, E., Afrian
PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG SEBAGAI Nuari, N., Widayati, D., Rodli, F., … Heru
ALTERNATIF PENGOBATAN UNTUK Romadhon, A. (2019). The Factors Affecting
PENGURANGAN INTENSITAS NYERI PADA Uterine Involution in Post SC Mothers.
IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA DI BPM TITIEK Journal of Physics: Conference Series,
C, A.Md..Keb TAHUN 2018. 1175(1). https://doi.org/10.1088/1742-
MIDWINERSLION : Jurnal Kesehatan STIKes 6596/1175/1/012284
Buleleng, 4(2), 124. Sasmita, I. (2015). PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
https://doi.org/10.52073/midwinerslion.v4i LIKUPANG TIMUR KECAMATAN LIKUPANG
2.117 TIMUR Ita Sasmita Buhari Esther Hutagaol
Meyty, I., Tongkukut, M., & Mamuaya, T. (2015). Rina Kundre Program Studi ilmu
Pengaruh Penyuluhan Tentang Mobilisasi Keperawatan Fakultas Kedokteran
Dini Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Universitas Sam Ratulangi Manado Email :
Post Sectio Caesarea. Jurnal Ilmiah Bidan, Itasasmita.88@gmail.com. Ejournal
3(1), 33–38. Keperawatan (e-Kp), 3, 36–40. Retrieved
Ningrum, E. W., & Novitasari, D. (2019). Cutaneous from
Stimulation Of Slow Stroke Back Massage to https://www.neliti.com/publications/11264
Reduce The Pain Of Sectio Caesarea 6/hubungan-tingkat-pengetahuan-dengan-
Medisains. Medisains, 1(1), 12–15. mobilisasi-dini-pada-ibu-nifas-di-puskesmas
Nurfitriani. (2017). Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Suciawati, A. (2017). Faktor-Faktor Yang
POst SC Dalam Mobilisasi Dini. Jurnal Berhubungan Dengan Mobilisasi DiniPasien
Psikologi Jambi, 2(2), 31–38. Post Sectio Caesarea Di Rsia Amc Metro in
Lampung. Volume 3, Maret 2017, No. 2,.
Potter, P., & Perry, A. (2011). Fundamental
Keperawatan (7th ed.). Jakarta: Salemba Sumaryati, S., Widodo, G. G., & Purwaningsih, H.
Medica. (2018). Hubungan Mobilisasi Dini dengan
Tingkat Kemandirian Pasien Post Sectio
Rachmania, D., Sunaringtyas, W., & Widayati, D. Caecarea di Bangsal Mawar RSUD
(2019). Pengembangan Instrumen Temanggung. Indonesian Journal of Nursing
Pengkajian M3 (Method) Dalam Manajemen Research (IJNR), 1(1), 20–28.
Keperawatan Berbasis Standar Akreditasi https://doi.org/10.35473/ijnr.v1i1.8
Joint Comission International. The
Indonesian Journal of Health Science, 11(2), Sunaringtyas, W., Widayati, D., Nur, B., Program, C.,
143. S1, S., Stikes, K., & Kediri, K. H. (2018). Diet
https://doi.org/10.32528/ijhs.v11i2.2957 Ibu Menyusui dan Kecukupan Air Susu Ibu.
Adi Husada Nursing Journal, 4(1), 20–27.
Rahayu, D., & Yunarsih, Y. (2019). MOBILISASI DINI Retrieved from
PADA IBU POST OP SECTIO CAESAREA. Jurnal https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/A
Keperawatan, 11(2), 111–118. HNJ/article/view/111
ISSN 2615-5621 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 41
Vol 6, No. 1, Juni 2022, pp. 31-41
Syuhada, R., & Pranata, A. (2017). Pengaruh Tehnik Widayati, D., Taukhid, M., & Siwi, T. T. (2016).
Akupressure Terhadap Perubahan skala Informational Support of Family dan
Nyeri Pada Klien Post SC. Jurnal Ilmiah Kesiapan Menghadapi Menarche pada
Indonesia, 2(6), 122–129. Remaja Putri Usia 10-12 Tahun. Adi Husada
Utami, S. (2016). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Nursing Journal, 2(2), 21–26.
Dan Distraksi Dengan Latihan 5 Jari Terhadap Widayati, D., Yusuf, A., & Fitryasari, R. (2014).
Nyeri Post Laparatomi. Universitas Riau, 4(1), Peningkatan Penerimaan Pada yeri Kronis,
64–67. Comfort dan Kualitas Hidup Lansia Melalui
Widayati, D., Nuari, N. A., & Setyono, J. (2018). Acceptance and Commitment Therapy (ACT).
Peningkatan Motivasi dan Penerimaan Jurnal Ners, 9(2), 252–261. Retrieved from
Keluarga dalam Merawat https://e-journal.unair.ac.id/
Pasien GGK dengan Terapi Hemodialisa Wulandari, O., Widayati, D. (2020). Pemberdayaan
melalui Supportive Educative Group Keluarga Dalam Menurunkan Tingkat
Therapy. Jurnal Kesehatan, 9(2), 295. Kecemasan Pasien GGK Dengan Hemodialisa.
https://doi.org/10.26630/jk.v9i2.830 Jurnal Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan,
8(3), 326–337.