Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP

PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI PROLAPS UTERI


DI RUANGAN OBGYN LANTAI III B RSUP DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG
EVIDENCE BASED NURSING (EBN)
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan
maternitas di ruang Obgyn lantai III B RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Disusun oleh :
Kelompok 2
Candra Febrian

043315162050

Anna Samsudin

043315162047

Wulan Julianti

043315162085

Desi Ana N

043315162052

Winwin Winiarti

043315162083

Khresna Bayu

043315162186

Feri Eko Prastowo

043315162060

Ika Aswati

043315162063

Nadia Qonita A

043315162069

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karuia-Nya kepada penyusun sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan Evidence Based Nursing (EBN) ini mengangkat kasusPengaruh
Imobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka Post Sectio Caesaria di Ruang
Alamanda RSHS Bandung.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan
informasi dan bermanfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua orang.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bandung, Desember 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang
sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti
mengalami dan merasakan nyeri selama perjalanan hidupnya. Persaannya
nyeri kualitas dan kuantitasnya berbeda dari satu orang ke orang lain,
tergantung dari tempat nyeri, waktu, penyebab dan lain-lain. Perubahan
tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ
dan jaringan tubuh. Seiring dengan proses menua dan bertambahnya usia
maka akan timbul berbagai masalah terutama masalah ketidakpuasan fisik
yang mengakibatkan gangguan pada fungsi muskuloskeletal (Nasution
2006).
Pengkombinasian inervensi antara farmakologi dan non-farmakologi
adalah cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri terutama nyeri yang
sangat hebat yang berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berharihari (Smeltzer & Bare, 2014). Salah satu teknik relaksasi non-farmakologi
yang peneliti lakukan adalah guided Imagery.
Guided imagery adalah proses yang mengguanakan kekuatan pikiran
dengan menggerakkan tubuh untuk menyembuhkan diri dan memelihara
kesehatan atau rileks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua
indra meliputi sentuhan , penciuman, penglihatan, dan pendengaran (Perry
& Potter, 2005). Teknik relaksasi guided imagery termasuk teknik nonfarmakologi dalam penanganan nyeri karena dengan imajinasi seseorang
maka akan membentuk bayangan yang indah, senang, suka dan akan
diterima sebagai rangsangan oleh berbagai indra. Maka dengan
mebayangkan sesuatu yang indah perasaan akan merasa tenang.
Ketegangan otot dan ketidaknyamanan akan teratasi, serta menyebabkan
tubuh menjadi rileks dan nyaman. Guided imagery cocok digunakan hanya
pada nyeri ringan sampai sedang (Brunner & Suddart, 2014). Adapun

menurut Tamasuri 2006, bahwa Guided imagery


klien

membuat

suatu

bayangan

yang

merupakan kegiatan
menyenangkan,

dan

mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur


membebaskan diri dari perhatian terhadap nyeri.
Teknik relaksasi dengan Guided imagery klien akan merasakan energi
penyempuhan

mengalir

kearea

yang

tidak

nyaman

dan

saat

menghembuskan nafas lambat klien akan merasakan tegangan otot dan


ketidaknyamanan dikeluarkan sehingga tubuh menjadi relaks dan nyaman.
Penurunan rasa nyeri ini mempngaruhi simpato adrenal, sehingga
hipotalamus tidak mengaktifkan mekanisme saraf simpatis dan medulla
adrenal untuk menghasilkan hormon epineprin dan non epineprin. Maka
terjadi penurunan tekanan daradarth)h, nafas, nadi, dan keringat (Brunner
& Suddarth, 2014)
Relaksasi Guided Imagery dapat mengurangi tekanan dan berpengaruh
terhadap proses fisiologi seperti menurunkan tekanan darah, nadi, respirasi
dan meningkatkan suhu tubuh. Hal ini karena relaksasi guided imagery
dapat mengaktivasi sistem saraf parasimpatis (Amalia, E & SusantiY.
2014).
Didalam penerapan langkah-langkah relaksasi guided imagery
dilakukan dengan cara edukasi pada klien. Edukasi tersebut dirahkan
bagaiman cara kerja dan manfaat intervensi serta tujuan yang dilakukan.
Adapun konsentrasi klien harus dilakukan dengan cara menutup mata
klien, maka arahan untuk imajinasi klien dapat terlaksana dalam mengatasi
nyeri.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Pengaruh
C. Keaslian Penelitian
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa
kajian riset terdahulu mengenai Imobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan
Luka Post Sectio Caesariauntuk dijadikan sebagai pedoman dalam
literatur review ini. Di antaranya yaitu:
1. Samarah, Marianingsih Endah, Kusnanto Hari, Haryanti Wiroro.
(2013). Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Penyembuhan Luka Post
Sectio Caesarea di RSUD Sleman Tahun 2013
2. Anggraini Meiga. (2013). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap
Keberhasilan Penyembuhan Luka Pada Pasien Pasca Operasi di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
3. Salamah Sri. (2015). Hubungan Mobilisasi Dini dengan Pemulihan
Luka Post Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panembahan Senopati
Bantul
4. Anggorowati, Sudiharjani Nanik. (2012). Mobilisasi Dini dan
Penyembuhan Luka Operasi pada Ibu Post Sectio Caesarea (sc) di
Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga
5. Rusca Kuswantoro, Dewi Dina, Barid Mubin. (2012). Pengaruh
Mobilisasi Dini Terhadap Proses Penyembuhan Luka dan Lama Hari
Rawat Pada Pasien Post Pembedahan Sectio Caesarea Di ruang
Rrawijaya RSUD Kanjuruhan Malang
D. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang hasil-hasil penelitian yang terkait dengan
Pengaruh Imobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka Post Sectio
Caesaria

di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan

Sadikin.
E. Langkah-Langkah melakukan telaah Jurnal
1. Penetapan Strategi Pencarian
Peneliti
menetapkan
strategi
penelitiandengan

cara

mengidentifikasi pasien Post Sectio Caesaria yang menjalani


perawatan di ruang Alamandadan menentukan masalah dengan cara

mencari fenomena yang ada di ruangan dan didapatkan hasil pasien


post

sectio

caesaria

dengan

indikasi

ketuban

pecah

dini,

polihidramnion, letak janin, dan KMKdan mengalami gangguan


imobilisasi pasca operasi sehingga peneliti tertarik untuk melihat
bagaimana Pengaruh Imobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka
Post Sectio Caesaria di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Hasan Sadikin.
2. Identifikasi Sumber Pustaka
Setelah menemukan fenomena yang terdapat di ruang
Alamanda selanjutnya kelompok menggunakan mesin pencarian di
perangkat komputer dan melakukan pencarian dengan kata kunci
imobilisasi dini terhadap penyembuhan luka terhadap pasien post SC
dan didapatkan hasil 5 jurnal dengan kata kunci Early Imobilitation
dan di idetifikasi dengan menggunakan literatur review.

No
1

Judul dan peneliti


Pengaruh
guided

teknik
imagery

Tujuan

BAB III

Metode Penelitian

kesimpulan
ini TELAAH
Dalam penelitian
penelitian
JURNALPenelitian ini merupakan Hasil

Penelitian

bertujuan untuk ini, pasien post eksperiment

(imajinasi

mengetahui

terbimbing)

pengaruh teknik appendisitis yang rancangan

terhadap

guided imagery

telah

(imajinasi

kriteria

pada pasien post

terbimbing)

diobservasi

apendektomi

terhadap

tingkat

penurunan

ruangan

nyeri
di

bedah

Hasil penelitian dan

operasi

pra menunjukkan

experimental

dengan intensitas
one

skala

group nyeri

memenuhi pretes-postest design


inklusi Pengumpulan

pasien

sebelum

dilakukan

data teknik

guided

dilakukan melalui lembar imagery


nyeri observasi

penurunan nyeri (pre-test),

menggunakan nyeri

skala nyeri Hayward

berupa

sedang-berat

terkontrol
setelah

dan

rsud prof. Dr. Hi.

pada

pasien kemudian

Aloei saboe kota

post

diberikan

menurun

gorontalo

apendektomi

intervensi Teknik

nyeri ringan-sedang.

diruangan

Guided Imagery

Hasil

RSUD (Imajinasi

perlakuan
menjadi

uji

statistik

Peneliti :

bedah

Wilcoxon

Fitrawaty yantu

Prof. DR. Hi. Terbimbing), dan

Rank Test diperoleh

Aloei

p value = 0,000

Saboe setelah intervensi

Kota Gorontalo

dilakukan
observasi

Signed

dengan
lagi

taraf

signifikansi < 0,05

(Post-Test) untuk

sehingga

mengetahui

disimpulkan bahwa

perubahan tingkat

terdapat

nyerinya

teknik
imagery

pengaruh
guided
(imajinasi

terbimbing)
terhadap penurunan
nyeri pada pasien
post apendektomi di
ruangan

bedah

RSUD Prof. DR. Hi.


Aloei Saboe Kota
2

Efektifitas Teknik

Penelitian ini

Populasi dalam

Jenis penelitian ini adalah

Gorontalo
Hasil penelitian

Relaksasi Nafas

bertujuan untuk

penelitian ini

analitik dengan

menunjukkan

Dalam Dan

mengetahui

adalah semua

metode penelitian kuasi

bahwa teknik

Guided Imagery

Efektifitas

pasien yang telah

eksperimen.Desain

relaksasi nafas

Terhadap

Teknik

menjalani operasi

penelitian adalah satu

dalam dan guided

Penurunan Nyeri

Relaksasi Nafas

sectio caesarea di

kelompok pre-post tes

imagery
terbukti
7

Pada Pasien Post

Dalam Dan

Irina D BLU

tanpa kelompok kontrol.

efektif dalam

Operasi Sectio

Guided

RSUP Prof.

menurunkan

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Guided Imagery
Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek,
tempat, peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui indra. Saat berimajinasi
individu dapat membayangkan melihat sesuatu, mendengar, merasakan,
mencium, dan atau menyentuh sesuatu (Snyder, 2006).
Istilah guide imagery merujuk pada berbagai teknik termasuk visualisasi
sederhana, saran yang menggunakan imaginasi langsung, metafora dan
bercerita, eksplorasi fantasi dan bermain game, penafsiran mimpi,
gambar, dan imajinasi
yang aktif dimana unsur-unsur ketidaksadaran dihadirkan untuk ditampilkan
sebagai gambaran yang dapat berkomunikasi dengan pikiran sadar (Academic for
Guide Imagery, 2010).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guided imagery
merupakan teknik untuk menuntun individu dalam membayangkan sensasi apa
yang dilihat, dirasakan, didengar, dicium, dan disentuh tentang kondisi yang
santai atau pengalaman yang menyenangkan untuk membawa respon fisik yang
diinginkan (sebagai pengurang stres, kecemasan, dan nyeri).

BAB IV
KESIMPULAN

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan


cara membuka perut dan dinding uterus, sehingga menimbulkan luka sayatan.
Perawatan yang baik perlu di lakukan agar mencegah kemungkinan terjadinya
infeksi pada luka bekas operasi dan diperlukan mobilisasi dini untuk membantu
proses penyembuhan luka. Mobilisasi dini merupakan hal yang penting dalam
periode pasca pembedahan. Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang

terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu essensial untuk mempertahankan
kemandirian.
Mobilisasi dini post SC harus dilakukan secara bertahap adapun tahaptahap mobilisasi dini pada pasien post SC adalah pada 6 jam pertama setelah
operasi, pasien harus tirah baring dan hanya bisa menggerakan lengan, tangan,
menggerakan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki. Pasien diharuskan
untuk miring kiri dan kanan setelah 6-10 jam untuk mencegah thrombosis dan
thromboemboli. Setelah 24 jam pasien dianjurkan belajar duduk, kemudian
dilanjutkan dengan belajar berjalan. Mobilisasi dini sangat di perlukan pada
pasien post operasi SC karena dengan mobilisasi mampu melancarkan sirkulasi
darah. Sirkulasi darah yang lancar dapat mempercepat dalam penyembuhan luka
karena darah mengandung zat-zat yang dibutuhkan seperti: oksigen, obatobatan, zat gizi untuk penyembuhan luka dapat mengalir dengan lancar ke area
post operasi dan seluruh tubuh

DAFTAR PUSTAKA
Anggorowati, Sudiharjani Nanik.(2012).Mobilisasi Dini dan Penyembuhan Luka
Operasi pada Ibu Post Sectio Caesarea (sc) di Ruang Dahlia Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Salatiga.
Anggraini Meiga.(2013).Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Keberhasilan
Penyembuhan Luka Pada Pasien Pasca Operasi di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Carpenito, Lynda Jual.(2007).Rencana
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Asuhan

dan

Pendokumentasian

Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya.Jakarta : Puspa sehat.

10

Kuswantoro, dkk.(2012).Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Proses


Penyembuhan Luka dan Lama Hari Rawat Pada Pasien Post Pembedahan
Sectio Caesarea Di ruang Rrawijaya RSUD Kanjuruhan Malang.
Salamah Sri.(2015).Hubungan Mobilisasi Dini dengan Pemulihan Luka Post
Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul.
Samarah, dkk.(2013).Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Penyembuhan Luka
Post Sectio Caesarea di RSUD Sleman Tahun 2013.
Smeltzer, & Bare.(2014).Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner &
Suddart, alih bahasa: Kuncara Monica Ester. Jakarta: EGC.
Suryani, Widyasih.(2010).Psikologi Ibu dan Anak.Yogyakarta : Citramaya.

11

Anda mungkin juga menyukai