Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI DIRI SIKLUS GIBS

PENGALAMAN DIRI DI TATANAN


KLINIS KEPERAWATAN TERKAIT HAIs
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Paniteraan Umum (PANUM)
Prosedur Pencegahan Infeksi Nosokomial

Dosen Pembimbing:
Ns. Suhariyanto, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:
Lisa Rawinda
NIM. 201133037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PROFESI NERS
2020/2021
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan Kerjasama Baik Lokal maupun Regional.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas PANUM yang
berjudul “Refleksi Diri Siklus GIBS Pengalaman Diri di Tatanan Klinis
Keperawatan Terkait HAIs”.
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
dan Ners.
3. Bapak Ns. Suhariyanto, S.Kep., M.Kep selaku Dosen PANUM Prosedur
Pencegahan Infeksi Nosokomial.
4. Semua dosen Program Studi Profesi Ners Pontianak yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat.
5. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Pontianak yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan
spiritual.
Semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama
dalam perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan.

Pontianak, Oktober 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

VISI DAN MISI ............................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

PENGALAMAN DIRI DI TATANAN KLINIS KEPERAWATAN


TERKAIT HAIs
A. Description ......................................................................................... 1
B. Feelings .............................................................................................. 1
C. Evaluation .......................................................................................... 1
D. Analysis .............................................................................................. 2
E. Conclusion.......................................................................................... 2
F. Action Plan ......................................................................................... 2

MEET THE EXPERT................................................................................... 3

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 4

iv
PENGALAMAN DIRI DI TATANAN
KLINIS KEPERAWATAN TERKAIT HAIs

A. Description
Pada saat praktik klinik di Ruang Penyakit Dalam RSUD Pemangkat, saya
diberi masukan ketika hendak memberikan obat injeksi kepada pasien. Ketika
itu, saya menggunakan handscoon dimana bertujuan untuk melindungi saya
dan pasien yang akan saya berikan obat. Namun, salah satu perawat di sana
memberikan masukkan ke saya jika saat pelaksanaan memberikan obat injeksi
tidak perlu menggunakan handscoon untuk lebih berhemat. Kata berhemat
menurut saya tidaklah mengindahkan pemberian obat injeksi tanpa
menggunakan handscoon karena dapat muncul kemungkinan terjadinya infeksi
silang walaupun kita sudah mencuci tangan bersih setiap sebelum ataupun
sesudah kontak dengan pasien.

B. Feelings
Ketika diberi masukkan seperti itu, saya berpikir jika apa yang dilakukan
saya itu telah benar, karena ketika ujian pemberian injeksi obat di kampus,
SOPnya menggunakan handscoon untuk memberikan injeksi obat ke pasien.
Saya tidak tahu SOP di rumah sakit seperti apa, namun saya yakin dengan apa
yang saya pelajari itu sudah sesuai standar prosedur yang biasa digunakan.
Terlepas dari itu, adapula kemungkinan satu dan lain hal yang tidak dapat saya
ketahui.

C. Evaluation
Dari kejadian tersebut, saya berpendapat bahwa apa yang saya pelajari di
kampus tidak selamanya dapat dipraktikkan ketika berada di tempat praktik
lapangan. Saya juga harus belajar lebih banyak dan menerapkan SOP yang
telah saya pelajari jika belum ada yang terbaru serta berdiskusi dengan perawat
di ruangan terkait hal-hal yang belum saya ketahui.

1
2

D. Analysis
Menurut saya, berhemat handscoon sesuai anjuran salah satu perawat
ruangan tidaklah tepat karena ada kemungkinan terjadinya infeksi silang antara
perawat dan pasien. Maksud dan tujuan anjuran tersebut mungkin baik, namun
untuk kesehatan perawat dan pasien tidaklah bisa dinomor duakan. Adapula
kemungkinan yang saya pikirkan, yaitu tidak memadainya APD di rumah sakit
sehingga salah satu perawat di sana menganjurkan hal tersebut.

E. Conclusion
Infeksi sekecil apapun dapat terjadi ketika kita tidak berkonsentrasi
ataupun lalai terhadap tugas yang diberikan. Maka dari itu, gunakanlah
handscoon saat ingin memberikan obat injeksi ke pasien karena obat yang
diberikan akan langsung masuk ke pembuluh darah pasien. Tidak lupa juga
mencuci tangan bersih sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan
aseptik, lalu melepas handscoon ketika sudah memberikan intervensi,
kemudian mencuci tangan kembali setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah
kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

F. Action Plan
Apabila masih berlanjut terkait anjuran salah satu perawat ruangan
tersebut, saya hendak berdiskusi bersama perawat ruangan dengan cara
memberikan pengertian terkait pelajaran yang telah saya dapatkan di kampus.
Namun, jika ada SOP terbaru yang diberikan perawat ruangan, saya akan
mengikutinya sesuai anjuran yang telah ditetapkan.
MEET THE EXPERT

TTD Proses
GAP Hasil Refleksi Topik Tujuan Intervensi Klinis yang
Waktu Materi Pakar Pembelajaran
Ini Pembelajaran Pembelajaran Akan Diterapkan
dengan Pakar
10.00 Berdiskusi bersama Pemberian Mengetahui 1. Pengertian pemberian 1. Cuci tangan 5
WIB perawat ruangan Terapi Obat prosedur yang terapi obat melalui momen
terkait Standar Melalui tepat dalam intravena 2. Gunakan handscoon
Operasional Prosedur Intravena pemberian terapi 2. Tujuan terapi intravena saat pemberian terapi
(SOP) Pemberian obat melalui 3. Alat dan bahan saat obat intravena
Terapi Obat Melalui intravena pemberian terapi obat
Intravena 4. Prosedur pelaksanaan
terapi intravena

3
DAFTAR PUSTAKA

Nerslicious.com. (2019). Terapi Intravena (Panduan Lengkap Pemberian Obat


Melalui Pembuluh Darah Vena). Diakses pada 9 Oktober 2020, dari
https://www.nerslicious.com/terapi-intravena/.
SBTV STIKES Banyuwangi. (2020). Cara Pemberian Obat Melalui Intra Vena
(IV) [Video Youtube]. Diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=n-
lnRSiCBcU, 9 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai