Anda di halaman 1dari 6

KEMASKIA Volume 1 Nomor 2 | September – Desember 2023

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Ibu dan Anak

Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Sectio Caesarea Di Rsu Ummi Bengkulu Tahun 2023
Triana Agustini1, Febra Ayudiah2, Yesi Putri3
1,2,3
Prodi Studi Kebidanan S1, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Dehasen Bengkulu, Indonesia
Email : iitriana9@gmail.com

Submission : 25-08-2023 Final Review : 30-09-2023 Accepted : 02-10-2023 Published : 17-10-2023

Abstrak. Keadaan pasien pasca operasi sectio caesarea mengalami nyeri di sekitar incisi. Nyeri merupakan
permasalahan umum yang dialami paska pembedahan termasuk sectio caesarea. Pasien paska operasi
seringkali dihadapkan permasalahan adanya proses peradangan akut dan nyeri yang mengakibatkan
keterbatasan gerak, nyeri bukanlah akibat sisa pembedahan yang tidak dapat dihindari tetapi ini merupakan
komplikasi bermakna pada bagian besar pasien paska pembedahan. Akibat nyeri paska operasi, pasien
menjadi kurang gerak dan statis ini merupakan salah satu kontra indikasi yang dapat mempengaruhi kondisi
pasien salah satu upaya yang mengurangi nyeri dengan melakukan mobilisasi dini. Tujuan penelitian ini
adalah pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi sectio Caesarea.Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan
design one group pre test and post test design Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode non random sampling jenis purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 87
orang.Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,000, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan
tingkat nyeri antara kelompok ekseperimen dan kelompok kontrol. Diharapkan mobilisasi dini dapat menjadi
salah satu alternatif yang dapat dilakukan ibu Post Sc untuk mempercepat penyembuhan luka dan memicu
penurunan nyeri.

Kata kunci: Nyeri, Sectio Caesarea, Mobilisasi Dini, Pendampingan.

Abstract. The patient's condition after caesarean section surgery experiences pain around the incision. Pain
is a common problem experienced after surgery, including caesarean section. Post-operative patients are often
faced with the problem of an acute inflammatory process and pain which results in limited movement. Pain is
not an unavoidable consequence of surgery but is a significant complication for the majority of post-surgical
patients. As a result of post-operative pain, the patient becomes less mobile and static. This is one of the
contraindications that can affect the patient's condition. One of the efforts to reduce pain is by carrying out
early mobilization. The aim of this research is the effect of early mobilization on pain levels in post-Caesarean
section surgery patients. This research is a quantitative research. The research method used was quasi-
experimental with a one group pre test and post test design. The sampling technique in this research used a
non-random sampling method, purposive sampling type. The number of samples in this study was 87 people.
The results of statistical tests obtained a p-value of 0.000, which means there was a significant difference in
pain levels between the experimental group and the control group. It is hoped that early mobilization can be
an alternative that Post-Sc mothers can do to speed up wound healing and trigger a reduction in pain.

Keyword : Pain, Sectio Caesarea, Early Mobilization, Assistance

PENDAHULUAN

Kelahiran sectio ceasarea adalah kelahiran janin melalui insisi trans abdomen pada uterus.
Tujuan dasar pelahiran sectio caesarea adalah memelihara kehidupan/Kesehatan ibu dan janin. Sectio
caesarea Tindakan pembedahan yaitu dengan melakukan irisan pada dinding abdomen (laparatomi),
dengan demikian akan mengakibatkan terbukanya sistem pertahanan tubuh tingkat pertama (kulit)
maka perlunya pengetahuan mobilisasi dini agar mengurangi tingkat nyeri [1].

Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post ………….
Triana Agustini, Febra Ayudiah, Yesi Putri 112
KEMASKIA Volume 1 Nomor 2 | September – Desember 2023

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Ibu dan Anak

Angka Sectio Caesarea di Provinsi Bengkulu meningkat dalam 5 tahun terakhir di Era JKN.
Hal ini berdampak pada pendanaan kesehatan yang relatif besar. Tujuan penelitian adalah analisis
trend SC di FKRTL dan upaya pengendalian tindakan sectio caesarea secara efektif. Merupakan
penelitian deskriptif menggunakan data sample BPJS Kesehatan untuk mengetahui trend dan besaran
pembiayaan SC di Provinsi Bengkulu yang disajikan dalam bentuk angka absolut dan proporsi. Hasil
analaisis data sample BPJS diketahui bahwa 64% persalinan SC, 36% persalinan normal. Tindakan
SC di FKRTL 85% merupakan kasus rujukan, 15% bukan rujukan medis. Total pembiayaan
pembedahan ringan, sedang dan berat berturut-turut adalah Rp Rp 1.668.576.60, Rp 111.226.500 dan
Rp 19.418.400. Kesimpulan: pelayanan SC belum merata dan berkeadilan, tingginya kasus SC akan
meningkatkan potensi pembiayaan pada tahun berikutnya, hal ini dikarenakan pasien dengan SC
berpeluang SC berulang pada kehamilan berikutnya. (Provinsi Bengkulu, 2023).
Keadaan pasien pasca operasi sectio caesarea mengalami nyeri di sekitar incisi. Adanya nyeri
maka seseorang akan cenderung malas dan takut untuk melakukan mobilisasi dini sehingga
kemungkinan dapat terjadi deep vein thrombosis yang disebabkan meningkatnya kekentalan darah
karena mekanisme homeokonsentrasi yang terjadi pada ibu pasca melahirkan. Masalah lain yang
timbul adalah penurunan kemampuan fungsional dikarenakan adanya nyeri dan kondisi ibu yang
masih lemah [2].
Dampak biologis nyeri yang dapat ditimbulkan yaitu pasien memiliki keterbatasan untuk
bergerak, perubahan dalam beberapa tanda vital pasien, serta ada perubahan pada ekspresi wajah
pasien. adapun dampak psikologis yang dapat ditimbulkan dari rasa nyeri yaitu takut kehilangan
kesadaran, dan mampu menimbulkan dorongan terhadap stres sehingga berdampak pada penekanan
pada sistem imun, peradangan, serta dapat menunda penyembuhan [3].
Penatalaksanaan nonfarmakologi nyeri yang bisa dilaksanakan adalah pendampingan
keluarga, melakukan relaksasi, tarik nafas, diet nutrisi, melakukan gerak/pergantian posisi, massage
(pemijatan), musik, hidroterapi, terapi dingin ataupun panas, hypobirthing, TENS atau yang
merupaka kepanjangan dari transcutaneous electrical nerve stimulation, senam hamil, aromaterapi,
akupresur dan mobilisasi dini [4].
Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin ditempat tidur dengan
melatih bagian-bagian tubuh untuk melakukan peregangan yang berguna untuk membantu
penyembuhan luka pada ibu post sectio caesarea. Mobilisasi penting dilakukan untuk mempercepat
kesembuhan ibu sehingga dapat melakukan kembali aktivitas sehari-hari secara normal.
Keterlambatan mobilisasi ini akan menjadikan kondisi ibu semakin memburuk dan menjadikan
pemulihan paska post sectio caesarea menjadi terlambat, perawatan mobilisasi dini mempunyai
keuntungan, melancarkan pengeluaran lokhea, melancarkan pendarahan darah sehingga
mempercepat fungsi ASI dan mengeluarkan sisa metabolisme [5].
Ada beberapa tahapan mobilisasi dini, sehingganya bisa dilaksanakan untuk pasien dengan
keadaan post operasi sectio caesarea yaitu, pada saat 6 jam. pertama setelah dilakukan pembedahan
pada pasien diharuskan untuk berbaring dahulu, namun tetap bisa melakukan pergerakan pada tangan,
jari kaki, dapat menekuk serta menggeser kaki dan mengangkat tumit. Sesudah 6 sampai 10 jam
pasca operasi SC, ibu tersebut diwajibkan untuk bisa miring kekanan dan kekiri. Pada 12 hingga 24
jam ibu tersebut disarankan agar bisa duduk, kemudian sesudah ibu tersebut bisa duduk secara stabil,
pasien disarankan agar bisa latihan berjalan. Sebelum melakukan penatalaksanaan mobilisasi dini,
perawat harus selalu memantau kondisi pasien serta mobilisasi dini dilakukan secara mandiri oleh
pasien untuk melihat respon tubuh terhadapaktivitas [3].
Menurut penelitian santoso, mobilisasi dapat mengalihkan perhatian, mengurangi komplikasi,
meminimalkan nyeri. Tujuan penelitian, untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap
perubahan tingkat nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di ruang Obgyn RSUD DR Saiful
Anwar Malang. Jenis penelitian ini Quasy Experiment dengan Pre-Post test Only Control Group

Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post ………….
Triana Agustini, Febra Ayudiah, Yesi Putri 113
KEMASKIA Volume 1 Nomor 2 | September – Desember 2023

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Ibu dan Anak

Design. Teknik sampling dengan purposive sampling, 30 subjek post sectio caesarea terdiri 15
responden kelompok perlakuan(mobilisasi 4-5 jam post operasi) dan 15 responden kelompok kontrol
mobilisasi 6-8 jam post operasi [6].
Berdasarkan Survei Pada tanggal 31 Mei 2023 sampai 2 juni 2023 yang dilakukan di Rumah
Sakit Umum Ummi Bengkulu terdapat 22 ibu bersalin secara cectio Caesarea, hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dari 22 orang post sectio caesarea 15 orang mengalami nyeri
ringan sesudah melakukan operasi dan 5 orang mengalami nyeri sedang dan 2 orang mengalami nyeri
berat. Permasalahan yang dapat dipelajari dari pasien post sectio caesarea mengalami dampak fisik
seperti keterbatasan untuk melakukan aktifitas setelah melakukan post sectio caesarea dan sangat
membutuhkanuntuk melakukan tahapan mobilisasi dini.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah
quasi eksperimen dengan design one group pre test and post test design yang bertujuan mempelajari
pengaruh antara variabel independen (Pendampingan Mobilisasi Dini) dengan variabel dependen
(Intesitas Nyeri). Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Ummi Kota Bengkulu pada bulan Mei-
Juni 2023. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 87 orang ibu bersalin SC. Intrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar ceklist mobilisasi dini dan mengukur
nyeri dengan menggunakan Wong Baker FACES Pain Rating Scale. Uji statistik yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah uji statistik wilcoxon karena datanya tidak berdistribusi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Gambaran Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di RSU Ummi Bengkulu
Sebelum Intervensi
Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea Sebelum Intervensi
n %
Tidak Nyeri 0 0
Nyeri Ringan 2 2,3
Nyeri Sedang 12 13,8
Nyeri Berat 41 47,1
Nyeri Sangat Berat 32 36,8
Jumlah 87 100

Berdasarkan tabel 1 nyeri ibu post SC sebelum intervensi sebagian besar ibu merasakan
nyeri berat, yaitu sebanyak 41 orang (47,1%).

Tabel 2. Gambaran Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di RSU Ummi Bengkulu
Sesudah Intervensi
Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea Kelompok Kontrol
n %
Tidak Nyeri 6 6,9
Nyeri Ringan 31 35,6
Nyeri Sedang 29 33,3
Nyeri Berat 19 21,8
Nyeri Sangat Berat 2 2,3
Jumlah 87 100

Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post ………….
Triana Agustini, Febra Ayudiah, Yesi Putri 114
KEMASKIA Volume 1 Nomor 2 | September – Desember 2023

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Ibu dan Anak

Berdasarkan tabel 2 nyeri ibu post SC sesudah intervensi sebagian besar ibu merasakan nyeri
ringan yaitu sebanyak 31 orang (35,6%).

Tabel 3. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesarea Di RSU Ummi Bengkulu Tahun 2023

Nyeri Pasien Post Operasi n Mean Selisih SD P


Sectio Caesarea Value
Sebelun Intervensi 87 4,18 1,41 0,08 0,000
Sesudah Intervensi 2,77 0.10

Berdasarkan tabel 3 didapatkan rata-rata tingkat nyeri post operasi sectio Caesarea pada sebelum
dilakukan intervensi adalah 4,18 (nyeri berat) dengan standar deviasi 0,08. Pada pengukuran rata-rata tingkat
nyeri post operasi sectio Caesarea, setelah dilakukan intervensi mengalami penurunan sebanyak 1,41 menjadi
2,77 (nyeri ringan) dengan standar deviasi 0,10. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,000 maka dapat
disimpulkan bahwa mobilisasi dini dapat mempengaruhi tingkat nyeri ibu post sectio Caesarea.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [7] tentang pengaruh mobilisasi dini
terhadap tingkat nyeri pada pasien post section caesarea di rsud al ihsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setelah diberikan mobilisasi dini didapatkan sebagian besar dari ibu yaitu 57,1% berada pada tingkat nyeri
sedang (4-6), hampir setengahnya yaitu28,6% berada pada tingkat nyeri ringan (1-3). Menurut analisa peniliti
masih ada responden yang takut untuk melakukan mobilisasi dini. Hal ini hal ini dikarenakan pada saat di awal
intervensi pun responden tidak terlihat bersemangat. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan mobilisasi
di pengaruhi oleh motivasi dalam dirinya serta dukungan keluarga terdekat. Motivasi ibu sangat berpengaruh
pada keinginan ibu untuk melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini pasca pembedahan dapat mengurangi
atau menghilangkan spasme otot, memperbaiki gerakan sendi sekaligusmemperbaiki sirkulasi darah yang
akhirnya terjadi peurunan rasa nyeri yang dirasakan responden [14]. Penurunan intensitas nyeri pada responden
yang melakukan mobilisasi dini terjadi karena mekanisme sistem analgesik inheren. Sistem analgesik inheren
merupakan sistem penekan nyeri alami yang ada dalam tubuh manusia [13].
Pada proses pendampingan petugas kesehatan memberikan informasi, bantuan keterampilan dan
keperacayaan diri untuk menjadi aktif dalam perawatan mereka sehingga ibu lebih berani dan tidak takut untuk
melakukan mobilisasi dini post SC. Hal ni didukung oleh [12] menjelaskan bahwa pendampingan dapat
meningkatkan motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI. Motivasi ibu sangat berpengaruh pada
keinginan ibu untuk melakukan mobilisasi dini.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa mobilisasi dini bermanfaat pada penurunan nyeri, berdasarkan
penelitian yang dilakukan [8] menunjukkan bahwa mobilisasi dini bermanfaat untuk menurunkan nyeri dan
pasien akan merasa lebih sehat dan kuat. Dengan bergerak, otot-otot perutdan panggul akan kembali normal
sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit (nyeri) post operasi SC
Mobilisasi merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca sectiocaecare. Mobilisasi
bisa mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, selain itu mobilisasi akan mencegah kekakuan otot
dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan
metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada akhirnya akan mempercepat
penyembuhan luka bekas operasi.
Latihan gerak yang dilakukan dalam mobilisasi dini menyebabkan terjadinya proses interaksi antara
sistem analgesik endogen yang dihasilkan tubuh dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla
spinalis. Ketika impuls nyeri masuk ke nosiseptor sebagian jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P dan
mengaktifkan jalur nyeri asenden. Substansi P merupakan suatu substansi yang dikeluarkan oleh kornu dorsalis
saat terdapat impuls nyeri dan berfugsi sebagai pencetus timbulnya nyeri dan penyaluran/transmisi impuls
nyeri dari jalur aferen. Secara bersamaan impuls nyeri juga menstimulasi susbtansia grisea periakuaduktus
dan formasio retikularis pada jalur analgesik asendens untuk mengeluarkan opiat endogen (endorphin,
enfekalin, dan dinorfin) yang kemudian berikatan dengan reseptor opiat di synaptic knob serat nyeri aferen.
Pengikatan ini menekan pelepasan susbtansi P melalui inhibisi prasinaps yang menyebabkan transmisi impuls
nyeri sepanjang jalur nyeri asendens terhambat sehingga nyeri dapat berkurang [13].

Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post ………….
Triana Agustini, Febra Ayudiah, Yesi Putri 115
KEMASKIA Volume 1 Nomor 2 | September – Desember 2023

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Ibu dan Anak

Hasil penelitian ini sesuai dengan Pristahayuningtyas (2016), hasil uji statistik dependent t-test didapatkan
hasil uji bivariat dependent t-test atau pairet t-test dengan p-value =0,000 yang artinya terdapat perbedaan
bermaknaantara skala nyeri sebelum dilakukan mobilisasi dini dengan skala nyeri setelah dilakukan mobilisasi
dini ini berarti ada pengaruh mobilisasi diniterhadap perubahan tingkat nyeri klien post operasi apendektomi.
Pendapat lain disampaikan oleh [10] bahwa salah satu terapi non farmakologis yang baik untuk menurunkan
intensitas nyeri adalah mobilisasi dini. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,004 hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh yang signifikan mobilisasi dini terhadap nyeri post operasi TURP pada pasien BPH di RSU
PKU Muhammadiyah Bantul.
Penelitian lain dilakukan oleh [11], menunjukkan bahwa intensitas nyeri sebelum dilakukan mobilisasi
dini didapatkan nilai median 5 dengan nilai minimum 4 dan nilai maximum 6 sedangkan intensitas nyeri
sesudah dilakukan mobilisasi dini didapatkan nilai median 4 dengan nilai minimum 3 dan nilai maximum 6.
Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai p= 0,000 maka disimpulkan ada pengaruh pemberian mobilisasi
dini terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien pasca bedah dengan general anestesi. Dari hasil penelitian
intensitas nyeri yang menurun lebih banyak terjadi pada ibu yang mempunyai keinginan cepat pulih hingga
berusahamemobilisasi dirinya secepat mungkin.
Metode non farmakologi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendampingan mobilisasi dini yang
dapat dijadikan sebagai intervensi dalam asuhan keperawatan pada ibu post seksio cesarea untuk mengurangi
intensitas nyeri persalinan karena tidak memiliki efek samping pada ibu dan bayi sehingga diharapkan dapat
diterapkan di Rumah Sakit.

SIMPULAN

Rata-rata tingkat nyeri post operasi sectio Caesarea pada sebelum dilakukan intervensi adalah
4,18 (nyeri berat) dengan standar deviasi 0,08. Pada pengukuran rata-rata tingkat nyeri post operasi
sectio Caesarea, setelah dilakukan intervensi mengalami penurunan sebanyak 1,41 menjadi 2,77
(nyeri ringan) dengan standar deviasi 0,10. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,000 maka
dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini dapat mempengaruhi tingkat nyeri ibu post sectio Caesarea.
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi informasi tentang salah satu cara penanganan nyeri post SC
dan untuk keluarga diharapkan segera memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan
mobilisasi dini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sihotang HM, Yulianti H. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka Post
Sectio Caesarea. Jurnal Care. 2018;6(2):176
[2] Basuki, U. (2014). Perbedaan Waktu Pemulihan Motorik Ekstermitas Inferior pada Laki-laki
dan Perempuan yang Dilakukan Subaraknoid-blok (SAB). Jurnal Keperawatan. 2(1) : Pp 33-40
[3] Sri, K., Muhammad, H., & Dwi, A. (2018). Efektifitas mobilisasi dini terhadap penurunan skala
nyeri post operasi sectio caesarea Di RSUD Kudus. Proceeding of the URECOL, 866–872.
[4] Alam, H. sulistia. (2020). Upaya mengurangi nyeri persalinan dengan metode akupresur.
Bandung: Media sains indonesia.
[5] Ferinawati, F., & Hartati, R. (2019). Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Dengan
Penyembuhan Luka Operasi Di Rsu Avicenna Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen.
Journal of Healthcare Technology and Medicine, 5(2), 318.
[6] Santoso, A. I., Firdaus, A. D., & Mumpuni, R. Y. (2022). Penurunan skala nyeri pasien post
operasi sectio caesarea dengan teknik mobilisasi dini. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada,
11(April), 97–104.

Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post ………….
Triana Agustini, Febra Ayudiah, Yesi Putri 116
KEMASKIA Volume 1 Nomor 2 | September – Desember 2023

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Ibu dan Anak

[7] Istiutami. (2016) Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada PasienPost Sectio
Caesarea Di Rsud Al Ihsan Kab. Bandung. Bandung.
[8] Astutik, R. Y. 2014. Payudara dan laktasi. Jakarta : Salemba Medika
[9] Caecilia, R., & Pristahayuningtyas, Y. (2016). Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan
Tingkat Nyeri Klien Post Operasi Apendektomi di Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten
Jember ( The Effect of Early Mobilization on The Change of Pain Level in Clients with Post
Appendectomy Operation at Mawar S. Pustaka Kesehatan, 4(1), 103.
[10] Wulandari, N. K. V. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pasca Stroke Non
Hemoragik Dengan Gangguan Pemenuhan Mobilitas Fisik (Di Wilayah Kerja Upt Kesmas
Sukawati I) Tahun 2018
[11] Ferdian, A.S.O., Kristiyawati, S.P., Supriyadi, (2017). Efektivitas Seft Dan Mobilisasi
Dini Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pascabedah Dengan General Anestesidi
RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Vol. 4. Hal. 1-9.
[12] Suryaningsih, H. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Bayi dan
Balita ke Posyandu di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2012.[Skripsi] Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
[13] Sherwood, L., 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi VI. Jakarta : EGC
[14] Baradero, M, dkk. (2009). Prinsip dan Praktek Keperawatan Perioperatif. Jakarta : EGC

Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post ………….
Triana Agustini, Febra Ayudiah, Yesi Putri 117

Anda mungkin juga menyukai