Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT NYERI LUKA OPERASI DENGAN MOBILISASI DINI

PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI PAVILYUN MELATI RSUD


JOMBANG

The Correlation Of Surgical Pain Level With Early Mobilization For Post Sectio Caesarea
Mother In The Ward Of Melati Rsud Jombang
1*)
Anis Satus S Mamik Ratnawati 2) , Amanda Dewi Kharisma 3)
, 1,2,3)
STIKES Pemkab Jombang
*E-mail: syarifah_anissatus@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Nyeri yang dirasakan ibu post SC berasal dari luka yang terdapat di perut. Nyeri
merupakan sensasi yang sangat personal yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Rasa nyeri yang
masih terasa 2-3 hari setelah SC umumnya membuat ibu enggan menggerakkan badannya, hal inilah yang
menyebabkan mobilisasi dini ibu kurang baik.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat
nyeri luka operasi dengan mobilisasi dini pada ibu post SC. Metode: Desain pada penelitian ini
menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, dilakukan pada tanggal 17 s.d 27 April
2018, bertempat di Pavilyun Melati RSUD Jombang. Populasi adalah semua ibu post SC di Pavilyun
Melati RSUD Jombang rata-rata setiap bulan sebanyak 68 responden, besar sampel adalah 34 responden.
Teknik sampling menggunakan Purposive Sampling. Variabel independen adalah tingkat nyeri luka
operasi, sedangkan variabel dependen adalah mobilisasi dini. Data analisis menggunakan uji statistik
Spearman Rank. Hasil: Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden dengan nyeri sedang
mempunyai mobilisasi dini cukup yaitu sebanyak 13 orang (72,2%). Hasil uji statistik didapatkan
ρ=0,002 < α=0,05 dan koefisien korelasi=0,515. Artinya, ada hubungan “sedang” antara variabel
independen dengan variabel dependen sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan: Tindakan
yang perlu dilakukan untuk ibu post SC untuk mengurangi nyeri yaitu dengan memberikan analgesik dan
mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi. Selain itu ibu juga harus diberi informasi dan arahan untuk
melakukan mobilisasi dinI. Dengan adanya informasi yang memadai tentang pentingnya mobilisasi dini
dan pengawasan dari petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan motivasi ibu untuk melakukan
mobilisasi dini.
Kata Kunci: Nyeri, Mobilisasi Dini, Sectio Caesarea

ABSTRACT
Introduction: The pain which is felt by the post SC mother comes from the wound in the abdomen. Pain is
a very personal sensation which can not be shared with other people. Pain which is still felt 2-3 days
after SC generally makes the mother reluctant to move her body, this case which causes early
mobilization of mother is not good. This research aimed to know the correlation of surgery pain level
with early mobilization for post SC mother. Method: This design of research used analytic correlation
with cross sectional approach, which was conducted from April 17 th to April 27th 2018, which was
located in the ward of Melati RSUD Jombang. The population was all post SC mothers in the ward of
Melati RSUD Jombang each month average was 68 respondents, the l of samples was 34 respondents.
Sampling technique used Purposive Sampling. The independent variable was surgical pain level, whereas
the dependent variable was early mobilization. Data analysis used test Spearman Rank. Result: The
result of research was gotten from most respondents with moderate pain have early enough mobilization
as many as 13 people (72,2%). Statistical test result was obtained that ρ = 0.002 <α = 0.05 and
correlation coefficient = 0,515. It meant that there was a "moderate" correlation between independent
variable with the dependent variable so that H1 was accepted and H0 was rejected. Conclusion: The
action which needs for post-SC mothers to reduce pain, namely by giving
analgesics and teaching relaxation and distraction techniques. Besides, the mother must also be given
information and direction to do early mobilization. With adequate information on the importance of early
mobilization and supervision from health workers are expected to be able to increase the motivation of
mothers to do early mobilization.
Keywords: Pain, Early Mobilization, Sectio Caesarea

PENDAHULUAN abdomen, sehingga janin dilahirkan


Bedah sectio caesarea (SC) melalui dinding perut dan dinding rahim
merupakan tindakan pembedahan guna agar anak lahir dengan keadaan utuh dan
melahirkanjanin lewat insisi pada dinding sehat (Harnawatiaj, 2008). Nyeri yang

66
dirasakan ibu post partum berasal dari Tingginya kepercayaan orang terhadap
luka yang terdapat di perut. Nyeri sangat budaya jika sering bergerak setelah
tidak meneyenangkan dan merupakan melahirkan maka benang jahitannya akan
sensasi yang sangat personal yang tidak putus dan akan lebih sakit jika melakukan
dapat dibagi dengan orang lain. Rasa nyeri mobilisasi dini, sehingga ibu takut untuk
yang masih terasa 2-3 hari setelah SC melakukan mobilisasi dini (Chapman,
umumnya membuat ibu enggan 2006). Mobilisasi dini post SC sangat
menggerakkan badannya, hal inilah yang penting untuk dilakukan, sebab jika tidak
menyebabkan mobilisasi dini ibu kurang dilakukan akan memberi dampak
baik. Kebanyakan ibu post SC tidak diantaranya terjadinya peningkatan suhu,
melakukan mobilisasi dini dengan alasan perdarahan abnormal, thrombosis, involusi
nyeri pada luka jahitan (Bobak, 2005). yang tidak baik, aliran darah tersumbat,
peningkatan intensitas nyeri (Suryani,
Menurut WHO, standar rata rata SC
2010).
di sebuah negara adalah sekitar 5 – 15 %
(WHO, 2015). Hasil RISKESDAS Tahun Tindakan yang perlu dilakukan untuk
2013 menunjukkan kelahiran dengan ibu post partum dengan SC untuk
bedah SC di Indonesia sebesar 9,8% mengurangi nyeri yaitu dengan
dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta mengajarkan teknik relaksasi dan
(19,9%) dan terendah di Sulawesi distraksi. Selain itu ibu juga harus diberi
Tenggara (3,3%) (RISKESDAS, 2013). informasi dan arahan untuk melakukan
Berdasarkan data dari RSUD Jombang mobilisasi dini post SC. Dengan adanya
pada tahun 2016 jumlah persalinan SC informasi yang memadai tentang
sebanyak 804 kasus dan pada tahun 2017 pentingnya mobilisasi dini dan
meningkat menjadi 974 kasus (RSUD pengawasan dari petugas kesehatan
Jombang, 2018). Data bulan Januari terhadap mobilisasi dini diharapkan dapat
sampai dengan April 2017 di Pavilyun meningkatkan motivasi ibu untuk
Melati RSUD Jombang dari 204 orang ibu melakukan mobilisasi dini (Andayani,
post SC, yang melakukan mobilisasi dini 2017; Chapman, 2006). Mobilisasi aktif
sebanyak 135 orang sedangkan 69 orang akan mempercepat penyembuhan luka
lainnya tidak melakukan mobilisasi dini operasi, luka sembuh akan membuat ibu
karena alasan nyeri post SC (Rana, 2017). nyaman menyusui dan memungkinkan
Berdasarkan penelitian Wati (2015), untuk merawat bayinya secara mandiri.
tentang hubungan nyeri luka operasi Berdasarkan uraian diatas peneliti
dengan mobilisasi dini pada ibu post SC tertarik untuk meneliti tentang hubungan
didapatkan hasil bahwa dari 46 responden tingkat nyeri luka operasi dengan
hampir setengahnya (43,5%) nyeri berat mobilisasi dini pada ibu post Sectio
terkontrol, sedangkan sebagian besar Caesarea di Pavilyun Melati RSUD
(69,6%) mobilisasi yang dilakukan cukup Jombang
(Wati, 2015).
METODE
Pembedahan SC merupakan tindakan
insisi pada dinding abdomen yang Penelitian ini dilakukan di Pavilyun
menyebabkan terputusnya kontinuitas Melati RSUD Jombang pada tanggal 18
jaringan, pembuluh darah, dan saraf - s.d. 27 April 2018. Desain penelitian yang
saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan digunakan adalah analitik korelasional
merangsang pengeluaran bahan-bahan dengan pendekatan cross sectional.
yang dapat menstimulus reseptor nyeri Variabel independen adalah tingkat nyeri
seperti serotonin, histamin, ion kalium, luka operasi, sedangkan variabel dependen
bradikinin, prostaglandin,dan substansi P adalah mobilisasi dini. Populasi dalam
yang mengakibatkan adanya respon nyeri penelitian ini adalah semua ibu post SC di
(Kozier, 2010). Nyeri juga dapat Pavilyun Melati RSUD Jombang
disebabkan oleh stimulus mekanik seperti sebanyak 68 orang, kemudian besar
pembengkakan jaringan yang menekan sampel 34 orang yang dipilih dengan
pada reseptor nyeri (Taylor, dkk, 1997). menggunakan teknik Purposive Sampling,
Ketika ibu mengalami nyeri ibu akan takut yaitu pemilihan sampel dengan cara
untuk melakukan mobilisasi dini.

67
mengambil sampel sesuai kriteria yang dengan mobilisasi dini dengan
telah kita tetapkan. menggunakan uji statistik Spearman Rank.
Instrumen yang digunakan untuk
mengukur tingkat nyeri luka operasi dan HASIL
mobilisasi dini adalah kuesioner yang Penyajian data yang ditampilkan meliputi
dibuat oleh peneliti dan sudah melewati data umum dan data khusus. Data umum
tahap uji validitas dan reliabilitas. berisi tentang gambaran tempat penelitian,
Pengolahan dan analisis data dilakukan usia responden, tingkat pendidikan, paritas
dengan menggunakan program komputer. dan riwayat SC. Data khusus berisi
Dilakukan perhitungan untuk mengetahui tentang tingkat nyeri luka operasi dan
hubungan tingkat nyeri luka operasi mobilisasi dini pada ibu post SC di
Pavilyun Melati RSUD Jombang.

Tabel 1 Tabulasi Silang Antara Tingkat Nyeri Luka Operasi dengan Usia di Pavilyun
Melati RSUD Jombang.
Nyeri
Berat
Tidak Berat Total
Usia Ringan Sedang tidak
Nyeri terkontrol
terkontrol
f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) F (%)
20- 0 2 2 0 0 4
25 (0) (50) (50) (0) (0) (100)
26- 0 6 6 0 0 12
30 (0) (50) (50) (0) (0) (100)
31- 0 7 10 1 0 18
35 (0) (38,9) (55,6) (5,6) (0) (100)
Sumber: Data Primer, 2018.

Tabel 2 Tabulasi Silang Antara Tingkat Nyeri Luka Operasi dengan Paritas di Pavilyun
Melati RSUD Jombang.
Nyeri
Berat
Tidak Berat Total
Paritas Ringan Sedang tidak
Nyeri terkontrol
terkontrol
F
f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) (%)
0 5 4 0 0 9
Primipara
(0) (55,6) (44,4) (0) (0) (100)
0 10 0 25
Multipara 14 (56) 1 (4)
(0) (40) (0) (100)
Sumber: Data Primer, 2018.

68
Tabel 3 Tabulasi Silang Antara Mobilisasi Dini dengan Pendidikan di Pavilyun Melati
RSUD Jombang.
Mobilisasi Dini
Sgt Sgt Total
Pendidikan Baik Cukup Kurang
Baik Kurang
f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) F (%)
0 2 6 0 1 9
Dasar
(0) (22,2) (66,7) (0) (11,1) (100)
1 8 6 2 0 17
Menegah
(5,9) (47,1) (35,3) (11,8) (0) (100)
0 4 3 1 0 8
Atas
(0) (50) (37,5) (12,5) (0) (100)
Sumber: Data Primer, 2018.

Tabel 4 Tabulasi Silang Antara Mobilisasi Dini dengan Riwayat SC di Pavilyun Melati
RSUD Jombang.
Mobilisasi Dini Total
Riwayat Sangat Sangat
Baik Cukup Kurang
SC Baik Kurang
f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) F (%)
0 4 5 2 0 11
Pernah
(0) (36,4) (45,5) (18,2) (0) (100)
Belum 1 10 10 1 1 23
Pernah (4,3) (43,5) (43,5) (4,3) (4,3) (100)
1 14 15 3 1 34
Total
(2,9) (41,2) (44,1) (8,8) (2,9) (100)
Sumber: Data Primer, 2018.

Tabel 5 Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Nyeri Luka Operasi dengan Mobilisasi Dini
pada Ibu Post Sectio Caesarea di Pavilyun Melati RSUD Jombang
Mobilisasi Dini
Sangat Sangat Total
Nyeri Baik Cukup Kurang
Baik Kurang
% % % % % %
1 11 1 1 1 15
Ringan
(6,7) (73,3) (6,7) (6,7) (6,7) (100)
0 3 13 2 0 18
Sedang
(0) (16,7) (72,2) (11,1) (0) (100)
Berat 0 0 1 0 0 1
terkontrol (0) (0) (100) (0) (0) (100)
Sumber: Data Primer, 2018.

69
PEMBAHASAN dengan lansia. Banyak penelitian telah
Tingkat Nyeri Luka Operasi Pada Ibu dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Post Sc Di usia terhadap nyeri dan hasilnya sudah
Pavilyun Melati Rsud Jombang tidak konsisten. Washington, Gibson dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Helme (2000) menemukan bahwa orang
sebagian besar (52,9%) responden tua intensitas lebih tinggi daripada orang
memiliki tingkat nyeri sedang, yaitu usia muda.
sebanyak 18 orang. Hal ini mungkin Rasa nyeri yang dirasakan oleh setiap
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara orang memang berbeda-beda tergantung
lain yang tercantum dalam penelitian ini dari ambang nyeri yang dimiliki. Namun
adalah faktor usia dan paritas. selain itu faktor usia juga bisa digunakan
Arthur C. Curton (1983) dalam sebagai standar untuk mengukur ambang
Andarmoyo (2013) mengatakan bahwa nyeri seseorang meskipun tidak bisa
nyeri merupakan suatu mekanisme disamaratakan. Semakin dewasa atau
proteksi tubuh, timbul ketika jaringan berumur seseorang maka respon terhadap
sedang rusak, dan menyebabkan individu nyeri yang dialami bisa lebih matang.
tersebut bereaksi menghilangkan rasa Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
nyeri. Melzack & Wall (1988) dalam dengan paritas multipara sebagian besar
Andarmoyo(2013) mengatakan nyeri mempunyai tingkat nyeri sedang, yaitu
adalah pengalaman pribadi, subjektif yang sebanyak 14 orang (56%). Individu yang
dipengaruhi oleh budaya, persepsi mempunyai pengalaman multiple dan
berkepanjangan akan lebih sedikit gelisah
seseorang, perhatian dan variabel-variabel
dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding
psikologis lain yang mengganggu perilaku dengan orang yang hanya mengalami
berkelanjutan dan memotivasi seseorang sedikit nyeri (Andarmoyo, 2013).
untuk menghentikan rasa tersebut. Mc
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi
Mahon menemukan empat atribut pasti
nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri
untuk pengalaman nyeri, antara lain: nyeri
yang sama timbul, maka ia akan lebih
bersifat individual, tidak menyenangkan, mudah mengatasi nyerinya. Mudah
merupakan kekuatan yang mendominasi tidaknya seseorang mengatasi nyeri
dan bersifat tidak berkesudahan tergantung pengalaman dimasa lalu dalam
(Andarmoyo, 2013). mengatasi nyeri. Pengalaman melahirkan
Penelitian ini menggunakan responden ibu masa lalu bisa mempengaruhi ambang
post SC hari kedua. Selama operasi SC nyeri seorang ibu. Ibu primipara yang
terjadi perlukaan inisisi di dalam perut dan melahirkan anak pertama akan merasakan
rahim ibu yang memyebabkan terputusnya nyeri yang lebih sakit daripada ibu
inkontinuitas jaringan perut dan rahim. multipara. Hal ini bisa dipengaruhi karena
Hal ini mengakibatkan nyeri yang kematangan psikologis dan pengalaman
dirasakan oleh ibu. Ibu post SC memang nyeri yang pernah diderita ibu multipara
diberikan obat analgesik untuk mengatasi saat melahirkan sebelumnya.
nyeri yang timbul, namun rasa nyeri akan
tetap terasa dan bervariasi antara ibu yang Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Sectio
satu dengan yang lainnya tergantung dari Caesarea Di Pavilyun Melati RSUD
ambang nyeri yang dimiliki. Apalagi jika Jombang
tubuh ibu digunakan untuk bergerak atau Hasil penelitian menunjukkan bahwa
beraktivitas, maka rasa nyeri akan hampir setengah dari responden (44,1%)
semakin terasa. mempunyai mobilisasi dini dengan
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden kategori cukup, yaitu sebanyak 15 orang.
dengan rentang usia 31-35 tahun sebagian Hal ini mungkin dipengaruhi oleh
besar mempunyai tingkat nyeri sedang, beberapa faktor, antara lain yang
yaitu sebanyak 10 orang (55,6%). tercantum dalam penelitian ini adalah
Usia sangat penting dalam faktor tingkat pendidikan dan riwayat SC
mempersepsikan dan mengekspresikan sebelumnya.
nyeri. Pasien dewasa memiliki respon Mobilisasi pasca Sectio Caesarea adalah
yang berbeda terhadap nyeri dibanding suatu pergerakan, posisi, atau adanya

70
kegiatan yang dilakukan ibu setelah mobilisasi dini dan kesembuhan luka,
beberapa jam melahirkan dengan karena dengan pengetahuan yang di
persalinan. Untuk mencegah komplikasi peroleh dari pengalaman sebelumnya,
paska operasi ibu harus segera melakukan seperti kepatuhan ibu terhadap nutrisi dan
mobilisasi sesuai dengan tahapnya. Oleh mobilisasi dini akan mempercepat
karena setelah mengalami operasi, seorang pemulihan pembuluh darah sehingga
ibu disarankan tidak malas untuk bergerak suplai oksigen dan nutrisi yang
pasca operasi sectio caesarea, ibu harus dibutuhkan oleh luka akan terpenuhi.
mobilisasi cepat. Semakin cepat bergerak Salah satu manfaat yang dapat di ambil
itu semakin baik, namun mobilisasi harus dengan melakukan mobilisasi dini post SC
tetap dilakukan secara hati-hati (Wirnata, adalah mencegah terjadinya thrombosis
2010). dan tromboemboli karena mobilisasi dini
Ibu post SC memiliki luka terbuka di yang dilakukan dengan baik akan
bagian perut dan uterus yang dituntut melancarkan sirkulasi darah (Mochtar,
untuk segera pulih. Salah satu cara untuk 2008).
mempercepat proses penyembuhan luka Ibu yang sudah pernah menjalani SC
SC adalah dengan cara melakukan maka sudah pasti terpapar dengan
mobilisasi dini karena mobilisasi dini. mobilisasi dini dan bahkan sudah pernah
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden melakukannya, sehingga pada saat operasi
dengan tingkat pendidikan menengah SC yang berikutnya ibu hanya mengulangi
hampir dari setengahnya mempunyai pengalaman mobilisasi dini yang sudah
mobilisasi dini baik yaitu sebanyak 8 pernah dilakukann. Dengan begitu
orang (47,1%). Menurut Perinansia seharusnya mobilisasi dini yang dicapai
(2008), pendidikan berarti bimbingan oleh ibu yang pernah menjalani SC bisa
yang diberikan oleh seseorang terhadap lebih baik.
orang ke arah sesuai cita-cita tertentu, ibu
yang mempunyai latar belakang Hubungan Tingkat Nyeri Luka Operasi
pendidikan yang tinggi cenderung lebih dengan Mobilisasi Dini pada Ibu Post
memahami akan pentingnya mobilisasi SC Di Pavilyun Melati RSUD Jombang
dini setelah dilakukan operasi SC. Tingkat Tabel tabulasi silang antara tingkat nyeri
pendidikan turut menentukan mudah luka operasi dengan mobilisasi dini pada
tidaknya seseorang menyerap dan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar
memahami pengetahuan mobilisasi dini responden dengan nyeri sedang
yang mereka peroleh. Dari kepentingan mempunyai mobilisasi dini cukup yaitu
keluarga pendidikan itu sendiri sangat sebanyak 13 orang (72,2%).
diperlukan agar lebih tanggap terhadap Hasil Uji Spearman Rank menunjukkan
adanya perilaku mobilisasi dini dan bisa adanya hubungan antara variabel X
mengambil tindakan secepatnya (Utami, (tingkat nyeri luka operasi) dengan Y
2008). (mobilisasi dini). Hal ini didukung dengan
Orang dengan pendidikan yang lebih nilai ρ = 0,002 yang berarti lebih kecil dari
tinggi akan lebih mudah menyerap nilai α (0,05) maka H1 diterima dan H0
informasi yang disampaikan oleh tenaga ditolak. Koefisien korelasi menunjukkan
kesehatan terkait mobilisasi dini jika nilai 0,515 yang berarti hubungan tingkat
dibandingkan dengan orang yang nyeri luka operasi dengan mobilisasi dini
memiliki tingkat pendidikan yang lebih pada ibu post Sectio Caesarea di Pavilyun
rendah. Dengan begitu tingkat kepatuhan Melati RSUD Jombang mempunyai
dan ketepatan pelaksanaan mobilisasi dini hubungan dengan interpretasi “tingkat
akan semakin tinggi peluangnya dicapai hubungan sedang”.
oleh orang dengan pendidikan yang lebih Suatu proses pembedahan setelah operasi
tinggi. atau post operasi akan menimbulkan
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian respon nyeri. Nyeri yang dirasakan ibu
besar (67,6%) responden belum pernah post partum dengan SC berasal dari luka
menjalani operasi SC sebanyak 23 orang. yang terdapat dari perut (Kasdu, 2003).
Secara teoritis pengalaman merupakan Tingkat dan keparahan nyeri pasca
faktor yang mempengaruhi proses operatif tergantung pada fisiologis dan

71
psikologis individu dan toleransi yang untuk melakukan mobilisasi dini. Tingkat
ditimbulkan nyeri (Smeltzer & Bare. nyeri yang bervariasi juga berimbas pada
2002). Banyak pasien SC yang mengeluh hasil output mobilisasi dini yang beragam
rasa nyeri dibekas jahitan sesar. Keluhan pula. Secara logika jika nyeri yang dialami
ini sebenarnya wajar karena tubuh ibu adalah nyeri ringan maka mobilisasi
mengalami luka dan poses ibu haruslah masuk dalam kategori
penyembuhannya tidak sempurna. mobilisasi dini baik atau bahkan sangat
Dampak nyeri yang perlu di tanyakan baik. Namun di lapangan tidak demikian
adalah hal-hal yang spesifik seperti adanya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh
pengaruhnya terhadap pola tidur, pola beberapa faktor lain yang juga bisa
makan, energi, aktifitas keseharian mempengaruhi proses mobilisasi dini
(Muttaqin, 2008). Nyeri merupakan suatu antara lain usia, paritas, tingkat
kondisi tidak nyaman yang disebabkan pendidikan dan riwayat SC sebelumnya.
oleh stimulus tertentu. Nyeri setelah Upaya yang bisa dilakukan untuk
pembedahan merupakan hal yang biasa menekan efek dari nyeri terhadap
terjadi pada banyak pasien yang pernah pelaksanaan mobilisasi dini salah satunya
mengalami pembedahan. Yang perlu adalah dengan cara penyuluhan dan
diwaspadai adalah jika nyeri itu disertai penjelasan tentang pentingnya mobilisasi
dengan komplikasi setelah pembedahan sedini mungkin yang diberikan bahkan
seperti luka jahitan yang tidak menutup, sebelum ibu menjalani operasi SC.
infeksi pada luka operasi, dan gejala lain Dengan begitu diharapkan ibu akan
yang berhubungan dengan jenis mengesampingkan rasa nyeri yang
pembedahan (Potter & Perry, 2006). dirasakan dan tetap melakukan mobilisasi
Nyeri tersebut akan menimbulkan dini sesuai dengan tahapan dan waktunya.
berbagai masalah, salah satunya masalah
mobilisasi dini. Menurut Kiik (2009), KESIMPULAN
mobilisasi dini yang dilakukan secara Tingkat nyeri luka operasi pada ibu post
teratur menyebabkan sirkulasi di daerah Sectio Caesarea di Pavilyun Melati RSUD
insisi menjadi lancar sehingga jaringan Jombang, sebagian besar (52,9%)
insisi yang mengalami cedera akan responden memiliki tingkat nyeri sedang,
yaitu sebanyak 18 orang.
mendapatkan zat-zat esensial untuk
penyembuhan, seperti oksigen, asam Mobilisasi dini pada ibu post Sectio
Caesarea di Pavilyun Melati RSUD
amino, vitamin dan mineral. Oleh karena
Jombang, hampir setengah (44,1%)
itu, sangat disarankan oleh ibu untuk responden mempunyai mobilisasi dini
sesegera mungkin melakukan mobilisasi dengan kategori cukup, yaitu sebanyak 15
dini sesuai tahapan prosedur, yaitu setelah orang.
6 jam pertama post SC ibu yang dilakukan Terdapat hubungan dengan interpretasi
tirah baring hendaknya melakukan sedang antara tingkat nyeri luka operasi
gerakan lengan tangan, kaki dan tungkai dengan mobilisasi dini pada ibu post
bawah, serta miring kiri maupun kanan. Sectio Caesarea di Pavilyun Melati RSUD
Setelah itu, ibu mulai dapat duduk setelah Jombang.
8 sampai 12 jam post operasi. Namun
dalam kenyataannya pada ibu post Sectio SARAN
Caesarea (SC) tidak melakukan Bagi institusi pendidikan, hendaknya lebih
mobilisasi dini dengan alasan nyeri pada memperbanyak referensi baik buku
luka jahitan, dan rasa khawatir jika akan maupun jurnal mengenai mobilisasi dini
lepas jahitannya. pada ibu post SC di perpustakaan.
Nyeri luka post SC yang dirasakan ibu Peneliti selanjutnya hendaknya
memiliki respon dan sensasi yang menggunakan hasil penelitian ini sebagai
beragam dan tidak bisa disamakan satu bahan referensi dan pembanding, sehingga
dengan yang lain dan hanya orang tersebut peneliti selanjutnya dapat menggunakan
yang dapat menjelaskan atau variabel atau subjek yang belum pernah
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya, diteliti untukmelengkapi kekurangan-
ketika ibu mengalami nyeri ibu akan takut kekurangan penelitian ini.

72
Disarankan untuk ibu post SC yang sudah Suryani. 2010. Gambaran Mobilisasi Dini
pulang ke rumah dan rawat jalan agar pada Pasien Pasca Seksio Sesarea
tetap melakukan mobilisasi dini sesuai DI RSD Dr. Pirngadi Medan.
yang diajarkan petugas kesehatan [Online]. Diakses pada Desember
meskipun masih merasakan nyeri. 2017.
Disarankan untuk Pavilyun Melati RSUD repository.usu.ac.id/bitstream/1921
Jombang untuk membuat SOP yang 8/5/Chapter%201.pdf
berbeda tentang tahapan-tahapan Taylor L, La Mone. 1997. Fundamentals
mobilisasi dini. of
nursing: the art and science of
nursing care. 3thEd.
KEPUSTAKAAN Philadhelpia:
Andarmoyo S. 2013. Konsep dan Proses Lippincott
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar- Utami R. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus
Ruzz Andayani, SRD. 2017. ASI
Disertasi Thesis: Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
Pengembangan Model Asuhan Wati WS. 2015. Hubungan Nyeri Luka
Keperawatan Comfort pada Ibu Post Operasi
Sectio Caesaria dalam Pelaksanaan dengan Mobilisasi Dini pada Ibu Post
IMD di Rumah Sakit. Surabaya: SC di Ruang Mawar RSI Jemursari
Universitas Airlangga. Surabaya. Skripsi. Surabaya: UNUSA
Bobak L. 2005. Keperawatan Maternitas. WHO. 2015. WHO Statement on Caesarean
4th ed. Section Rates.
Jakarta: EGC Wirnata. 2010. Belajar Merawat di Bangsal
Chapman, V. 2006. Asuhan Anak. Jakarta: EGC
Kebidanan: Persalinan & Kelahiran.
Jakarta: EGC Harnawatiaj. 2008.
Asuhan Keperawatan Sectio Caesaria.
[Online]. Diakses pada November
2017.
http:nursingbegin.com/askep.sectio-
caesaria.html
Kiik SM. 2009. Early Mobilization
Influence to Peristaltic's Recovery
Time Intestine on Pasca's Patient
Hands Out Abdomen at ICU
BPRSUD Labuang Baji Makassar.
STIK Maranatha Kupang.
Kozier, Erb, Berman, Snyder. 2010. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses & Praktik. Volume
1, Edisi 7. Jakarta: EGC
Mochtar, R. 2008. Sinopsis Obstetri jilid
2. Jakarta : EGC
Potter PA & AG Perry. 2006. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, Dan Praktik, edisi 4,
Volume 2. Jakarta: EGC
RSUD Jombang. 2018. Data Pasien SC
tahun 2017 di RSUD Jombang.
Jombang
Smeltzer SC & BG Bare. 2002. Buku
Ajar
Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC

73

Anda mungkin juga menyukai