Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.14 No.

1 (2023) 261-268 | 261

PERBEDAAN METODE KONVENSIONAL DAN ERACS DENGAN


TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CESAREA
Ana Zumrotun Nisaka,*, Diah Andriani Kusumastutib, Munawatic.
abc
Universitas Muhammadiyah Kudus
email : anazumrotun@umkudus.ac.id
Abstrak

Menurut WHO peningkatan persalinan dengan Sectio Caesarea diseluruh Negara selama tahun
2017-2018 yaitu 110.000 per kelahiran diseluruh asia (Kounteya, 2019). Berdasarkan data Riskesdas
(2013) angka kejadian SC di Indonesia sebesar 9,8% dengan provinsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%)
sedangkan Jawa Tengah sebesar (10%) yang menduduki peringkat ke-10. SC dapat dilakukan dengan
metode eracs dan non eracs, metode eracs mempunyai keuntungan dengan rasa nyeri post operasi yang
lebih minimal. Untuk mengetahui Perbandingan Metode Konvensional dan Eracs dengan Tingkat Nyeri
pada Pasien Post Sectio Cesarea (SC) di RS Aisyiyah Kudus. Penelitian ini berjenis Komparatif dengan
metode Cross sectional,sampel yang digunakan sebanyak 60 responden dibagi menjadi kelompok Eracs
dan kelompok konvensional dengan teknik pengambilan sampel Accidental Sampling. Hasil Penelitian
menunjukkan ada perbedaan metode konvensional dan Eracs dengan Tingkat Nyeri pada Pasien Post
Sectio Cesarea (SC) di RS Aisyiyah Kudus dengan nilai p value 0.005. Ada perbedaan metode
konvensional dan Eracs dengan Tingkat Nyeri pada Pasien Post Sectio Cesarea (SC) di RS Aisyiyah
Kudus.

Kata Kunci: Konvensional, Eracs, Nyeri, Sectio Cesarea

Abstract

According to WHO, there has been an increase in deliveries with Sectio Caesarea in all countries
during 2017-2018, namely 110,000 per birth throughout Asia (Kounteya, 2019). Based on Riskesdas data
(2013) the incidence of CS in Indonesia is 9.8% with the highest province in DKI Jakarta (19.9%) while
Central Java is (10%) which ranks 10th. SC can be performed with the Eracs and non-Eracs methods, the
Eracs method has the advantage of having minimal postoperative pain. The aim of the study is to find out
the Comparison of Conventional and Eracs Methods with Pain Levels in Post Sectio Cesarea (SC)
Patients at Aisyiyah Hospital, Kudus. This research is a comparative type with cross-sectional method,
the sample used is 60 respondents divided into the Eracs group and the conventional group with the
accidental sampling technique. Research Results: There are differences between conventional and Eracs
methods with pain levels in Post Sectio Cesarea (SC) Patients at Aisyiyah Kudus Hospital with a p value
of 0.005. Conclusion: There are differences between conventional and Eracs methods with pain levels in
Post Sectio Cesarea (SC) Patients at Aisyiyah Kudus Hospital.

Keywords: Eracs, Conventional, Pain, Sectio Cesarea

PENDAHULUAN 15%. Data WHO Global Survey on Maternal


and Perinatal Health 2011 menunjukkan
Persalinan SC merupakan proses 46,1% dari seluruh kelahiran melalui SC.
pembedahan untuk melahirkan janin melalui Menurut statistik tentang 3.509 kasus SC
irisan pada dinding perut dan dinding rahim. yang disusun oleh Peel dan Chamberlain,
Persalinan dengan metode SC dilakukan atas indikasi untuk SC adalah disproporsi janin
dasar indikasi medis baik dari sisi ibu dan panggul 21%, gawat janin 14%, Plasenta
janin, seperti placenta previa, presentasi atau previa 11%, pernah SC 11%, kelainan letak
letak abnormal pada janin, serta indikasi janin 10%, pre eklampsia dan hipertensi 7%.
lainnya yang dapat membahayakan nyawa
ibu maupun janin (Cunningham et al.,2018). Di Indonesia SC umumnya dilakukan bila
ada indikasi medis tertentu, sebagai tindakan
Menurut World Health Organization mengakhiri kehamilan dan komplikasi.
(2019) standar rata-rata operasi SC sekitar 5-
262 | Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.14 No.1 (2023) 261-268
Selain itu SC juga menjadi alternatif caesar dengan pendekatan khusus perawatan
persalinan tanpa indikasi medis karena untuk mengoptimalkan kesehatan ibu,
dianggap lebih mudah dan nyaman. Angka sebelum, selama, dan setelah menjalani
persalinan SC dengan indikasi KPD, sebesar operasi caesar. Tujuannya, agar mobilitas dan
13,6% disebabkan oleh faktor lain proses penyembuhan
diantaranya yakni kelainan letak pada janin, atau recovery persalinan dapat dipercepat.
PEB, dan riwayat SC. Data statistik Penerapan program ERACS juga dinilai
Riskesdas (2016) angka kejadian SC di dapat memberikan keuntungan lainnya
Indonesia sebesar 9,8% atau 927.000 dari seperti meningkatkan kualitas perawatan dan
4.039.000 persalinan, dengan provinsi menurunkan paparan dan kecanduan opioid.
tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) sedangkan Terdapat 3 elemen dalam penerapan ERACS,
Jawa Tengah sebesar (10%) dan menduduki yaitu persiapan preoperatif, perawatan
peringkat ke-10. Di Jawa Tengah Kota intraoperatif, dan perawatan post operatif.
Semarang menduduki peringkat pertama Persiapan preoperatif meliputi antenatal care
pada persalinan dilakukan dengan metode SC berupa edukasi, pengaturan waktu puasa,
yaitu sebanyak 23% atau 21.321 persalinan pemberian antibiotik, dan optimalisasi
sedangkan kabupaten Kudus menduduki hemoglobin. Perawatan intraoperatif yaitu
peringkat ke 13 jumlah persalinan secara SC manajemen cairan dan tekanan darah,
sebanyak 7% atau 6.489 persalinan. Ada manajemen suhu, pemberian anestesi,
Banyak sekali masalah yang sering dihadapi analgesik, dan uterotonika, delayed cord
oleh ibu post SC diantaranya rasa nyeri, clamping, penjepitan tali tertunda, serta
kecemasan, dan gangguan mobilitas. inisiasi menyusui dini (IMD). Perawatan post
Gangguan- gangguan tersebut membuat ibu operatif meliputi asupan oral dini, pemberian
post SC merasa tidak nyaman atau analgetik, mobilisasi dini, dan pelepasan
menimbulkan ketidaknyamanan ibu post SC. kateter urin dini (Kehlet, 2014).
Nyeri dirasakan ibu post post SC yang Dari studi pendahuluan yang dilakukan
berasal dari luka bekas sayatan operasi post oleh peneliti pada bulan April 2022
SC yang berada dibawah perut. Tingkat didapatkan jumlah persalinan SC diRumah
keparahan nyeri yang dirasakan oleh ibu post Sakit Aisyiyah kudus sebanyak 176 pasien,
post SC tergantung pada psikologis dan SC dengan metode konvensional sebanyak
fisiologi individu ibu dan toleransi yang di 101 pasien dan yang menggunakan metode
timbulkan nyeri. (Whalley, 2015). arecs sebanyak 75 pasien. Peneliti melakukan
Nyeri merupakan sensasi subjektif atau studi pendahuluan pada 10 ibu post SC, 5
rasa tidak nyaman yang sering berkaitan dengan metode eracs dan 5 dengan metode
dengan kerusakan jaringan aktual atau non eracs, dari hasil wawancara dengan 5 ibu
potensial. Secara umum nyeri diartikan yang menjalani operasi dengan metode eracs
sebagai suatu keadaan kurang menyenangkan semua mengatakan nyeri yang dialami ringan
yang terjadi akibat rangsangan fisik ataupun yaitu skala 3 hal ini dikarenakan operasi
dari serabut-serabut saraf dalam tubuh dengan metode eracs saat dilakukan anastesi
menuju ke otak, serta diikuti dengan reaksi ditambahkan dengan obat analgetik seperti
fisik, fisioligis maupun emosional (Padila, fentanyl atau morfin, sedangkan dari 5 ibu
2014). yang menjalani operasi dengan metode non
Dampak nyeri jika tidak di tangani dapat eracs didapatkan ada sebanyak 3 ibu skala
memengaruhi aspek psikologis meliputi nyeri 6 (sedang), 1 ibu skala nyeri 3 (ringan)
kecemasan, takut, perubahan kepribadian, dan 1 ibu mengatakan skala nyeri 8 (berat)
perilaku serta gangguan tidur. Aspek hal ini dikarenakan pada metode
fisiologis (Wardani, 2014). konvensional saat pemberian anastesi tisak
ditambahnkan dengan obat analgetik, obat
Belakangan ini sedang sangat populer analgetik diberikan setelah operasi.
persalinan Sectio Cesarea dengan metode
ERACS (Enhanced Recovery After Cesarean
Surgery), Eracs merupakan metode operasi
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.14 No.1 (2023) 261-268 | 263
Berdasarkan Fenomena Dari Latar a. Tahap perkembangan Usia
Belakang Diatas Peneliti Tertarik Mengambil Tahap perkembangan seseorang
judul Penelitian “Perbandingan Metode merupakan variabel penting yang akan
Konvensional dan Eracs dengan Tingkat mempengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap
Nyeri pada Pasien Post Sectio Cesarea (SC) nyeri. Dalam hal ini, anak-anak cenderung
di RS Aisyiyah Kudus”. kurang mampu mengungkapkan nyeri yang
mereka rasakan dibandingkan orang dewasa,
dan kondisi ini dapat menghambat
LANDASAN TEORI
penanganan nyeri untuk mereka. Di sisi lain,
Nyeri Post Operasi prevalensi nyeri pada individu lansia lebih
Nyeri post operasi merupakan nyeri akut tinggi karena penyakit akut atau kronis yang
yang dapat diakibatkan oleh trauma, bedah mereka derita. Walaupun ambang batas nyeri
atau inflamasi, seperti saat sakit kepala, sakit tidak berubah karena penuaan, tetapi efek
gigi, tertusuk jarum, terbakar, nyeri otot, analgesik yang diberikan menurun karena
nyeri saat melahirkan, nyeri sesudah tindakan perubahan fisiologis yang terjadi.
pembedahan, dan yang lainnya. Nyeri akut b. Etnik dan nilai budaya
terkadang disertai oleh aktivitas system saraf Latar belakang etnik dan budaya
simpatis yang akan memperlihatkan gejala- merupakan salah satu faktor yang
gejala seperti peningkatan tekanan darah, mempengaruhi reksi terhadap nyeri dan
peningkatan respirasi, peningkatan denyut ekspresi nyeri. Sebagai contoh, individu dari
jantung, diaphoresis dan dilatasi pupil. Klien budaya tertentu cenderung ekspresif dalam
yang mengalami nyeri akut akan mengungkapkan nyeri, sedangkan individu
memperlihatkan respon emosi dan perilaku dari budaya lain justru lebih memilih
seperti menangis,mengerang, kesakitan, menahan perasaan mereka dan tidak ingin
mengerutkan wajah atau menyeringai merepotkan orang lain.
(Prasetyo, 2014).
c. Lingkungan dan individu pendukung
Menurut Nanda (2013), klasifikasi nyeri
berdasarkan durasi yaitu: Lingkungan yang asing, tingkat
kebisingan yang tinggi, pencahayaan, dan
a. Nyeri akut
aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut
Karakteristik nyeri akut yang tiba-tiba dapat memperberat nyeri. Selain itu,
atau lambat dari intensitas ringan hingga dukungan dari keluarga dan orang terdekat
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi menjadi salah satu faktor penting yang
atau diprediksi. Nyeri akut berlangsung mempengaruhi persepsi nyeri individu.
kurang dari 6 bulan. Nyeri akut jika tidak Sebagai contoh, individu yang sendirian,
ditangani akan mempengaruhi proses tanpa keluarga atau teman-teman yang
penyembuhan, masa perawatan dan mendukungnya, cenderung merasakan nyeri
penyembuhan akan lebih lama. yang lebih berat dibandingkan mereka yang
b. Nyeri kronis mendapat dukungan dari keluarga dan orang-
orang terdekat.
Nyeri kronis dirasakan secara tiba-tiba
atau lambat dengan intensitas nyeri dari d. Pengalaman nyeri sebelumnya
ringan hingga berat, terjadi secara konstan Pengalaman masa lalu juga berpengaruh
atau berulang tanpa akhir yang dapat terhadap persepsi nyeri individu dan
diantisipasi atau diprediksi. Nyeri kroinis kepekaannya terhadap nyeri. Individu yang
umumnya bersifat menetap, lama dan pernah mengalami nyeri atau menyaksikan
berlangsung lebih dari 6 bulan. penderitaan orang terdekatnya saat
Menurut Mubarok (2016) ada 5 faktor mengalami nyeri cenderung merasa terancam
yang mempengaruhi respon nyeri seseorang dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi
yaitu : dibandingkan individu lain yang belum
pernah mengalaminya. Selain itu,
keberhasilan atau kegagalan metode
264 | Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.14 No.1 (2023) 261-268
penanganan nyeri sebelumnya juga merupakan metode yang paling umum untuk
berpengaruh terhadap harapan individu melahirkan bayi, tetapi masih merupakan
terhadap penaganan nyeri saat ini. prosedur operasi besar, dilakukan pada ibu
e. Ansietas dan stress dalam keadaan sadar kecuali dalam keadaan
darurat (Hartono, 2014).
Ansietas sering kali menyertai peristiwa
Jenis-Jenis Sectio caesarea antara lain :
nyeri yang terjadi. Ancaman yang tidak jelas
1. Insisi Abdomen
asalnya dan ketidakmampuan mengontrol
2. Insisi Tranversa
nyeri atau peristiwa di sekelilingnya dapat
3. SC Segmen bawah
memperberat persepsi nyeri. Sebaliknya,
4. SC Klasik atau segmen atas
individu yang percaya bahwa mereka mampu
5. Insisi Kronig- Gelhon-Beck Insisi kronig-
mengontrol nyeri yang mereka rasakan akan
Gelhom-Beck
mengalami penurunan rasa takut dan
6. Metode Erracs
kecemasan yang akan menurunkan persepsi
nyeri mereka. ERACS (Enhanced Recovery Afther
Persalinan secara sectio caesarea Cesarean Surgery) adalah teknik operasi
memberikan dampak bagi ibu dan bayi, nyeri yang dikembangkan pada persalinan Caesar
yang hilang timbul akibat pembedahan pada dimana keadaaan bisa dioptimalkan pada saat
dinding abdomen dan dinding rahim yang sebelum, selama, sesudah operasi dalam
tidak hilang hanya dalam satu hari itu mencapai proses pemulihan lebih cepat
memberi dampak seperti mobilisasi terbatas, setelah menjalani tindakan pembedahan
bounding attachment (ikatan kasih sayang) (PKRS RSUD Banjarnegara, 2022).
terganggu/tidak terpenuhi, Activity of Daily Metode ERACS adalah prosedur untuk
Living (ADL) terganggu pada ibu dan membantu anda merasa lebih baik setelah
akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab operasi sesar. Beberapa penelian
tertundanya pemberian ASI sejak awal, menunjukkan bahwa prosedur ini membantu
selain itu juga mempengaruhi Inisiasi anda untuk mengelola rasa sakit dengan lebih
Menyusui Dini (IMD) yang akan baik, dan membantu anda mulai makan dan
mempengaruhi daya tahan tubuh bayi yang bergerak lebih cepat setelah operasi.
dilahirkan secara Sectio Caesarea (Afifah, Tujuan dari metode ERACS ini adalah :
2013).
1. Agar mobilitas dan proses penyembuhan
Pengukuran nyeri dengan pendekatan persalinan dapat tercapai pasien bisa
objektif yang paling mungkin adalah mobilisasi lebih cepat, bisa bergerak
menggunakan respon fisiologi tubuh lebih awal ,nyeri minimal pasti lebih
terhadap nyeri itu sendiri, namun pengukuran nyaman.
dengan pendekatan objektif juga tidak dapat 2. Mengurangi resiko infeksi nosokomial
memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu 3. Biaya minimal
sendiri (Andarmoyo, 2013). Skala intensitas 4. Kelebihan Metode Eracrs
nyeri yang digunakan peneliti dalam 5. Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan
penelitian yaitu Numerik Pain Rating Scale pasien
6. Berkurangnya komplikasi dan durasi
rawat inap

Menurut Mulroy (2014) jenis obat


Gambar 1. Numerik Pain Rating Scale anestesi yang sering digunakan yaitu :
1. Lidokain
Lidokain dianggap sebagai obat yang
Sectio Caesarea pendek untuk durasi menengah agen anestesi
Sectio caesarea merupakan tindakan lokal dan merupakan obat yang paling
melahirkan bayi melalui insisi (membuat banyak digunakan dalam spinal anestesi.
sayatan) didepan uterus. Sectio caesarea Lidokain polos dengan dosis 50 mg akan
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.14 No.1 (2023) 261-268 | 265
menghasilkan blok puncak T6 dengan apabila data berdistribusi tidak normal maka
timbulnya 2 dermatom regresi 50 pada 120- akan menggunakan uji statistik non
140 menit. parametrik wilcoxon atau Mann whitney.
2. Bupivakain
Bupivakain adalah prototipe yang paling HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak digunakan sebagai agen anestesi
Hasil
lokal jangka panjang. Dalam rentang dosis
klinis yang relevan yaitu 3,75 mg – 11,25 Metode Nyeri Total
mg merupakan bupivakain hiperbarik
0,75%, untuk setiap tambahan Eracs Ringan Sedang Berat
miligramnya terdapat peningkatan durasi f % f % f % f %
anestesi bedah selama 10 menit dan 6 20,0 20 66,7 4 13.3 30 100,0
peningkatan selesai pemulihan setelah 21
menit. Bupivakain cenderung
menghambat sensoris dibanding motoris Non f % f % f % f %
sehingga menyebabkan obat ini sering Eracs
1 3,3 18 60,0 11 36,7 30 100,0
digunakan untuk analgesia selama
persalinan dan pasca bedah. Pada beberapa 1. Analisa Univariat
tahun terakhir, bupivakain baik isobarik
maupun hiperbarik sudah banyak digunakan
pada blok subarachnoid untuk operasi Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
abdominal bawah. Bila diberikan dalam dosis distribusi frekuensi Nyeri responden pada
berulang maka takifilaksis yang terjadi lebih kelompok post SC dengan Metode Eracs
ringan dibandingkan dengan lidokain. Salah mempunyai tingkat nyeri post SC Ringan
satu sifat bupivakain yang disukai selain dari sebanyak 6 responden (20,0%) Nyeri Sedang
kerja obat yang panjang adalah blokade yaitu sebanyak 20 responden (66,7%), Nyeri
motoris yang lemah. Toksisitas dari dan nyeri berat sebanyak 4 responden
bupivakain kurang lebih sama dengan (13,3%) Sedangkan pada kelompok Post SC
tetrakain. Bupivakain juga mempunyai lama dengan metode non Eracs didapatkan Nyeri
kerja yang lebih panjang daripada lidokain ringan sebanyak 1 responden (3,3%), Nyeri
karena mempunyai kemampuan yang lebih sedang 18 responden (60,0%) dan Nyeri
besar untuk mengikat protein. berat 11 responden (36,7%).
2. Analisa Bivariat
METODE PENELITIAN Perbandingan Metode Eracs dan Non
Eracs dengan Nyeri Pasien Post SC di RS
Metode yang digunakan dalam penelitian Aisyiyah Kudus
ini adalah Jenis Komparatif dengan
Nyeri Post N Mean P
pendekatan Cross sectional. Populasi SC Value
berjumlah 132 pasien pada bulan juni 2022,
dengan sampel yang digunakan sebanyak 60 Kelompok 30 4,83 0,005
Eracs
responden yang dibagi menjadi kelompok
Eracs dan kelompok konvensional. Teknik Kelompok 30 5,93
pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Eracs
Teknik Accidental Sampling. Penelitian
dilakukan di RS Aisyiyah Kudus pada bulan
Berdasarkan analisa bivariat dengan
Agustus 2022. Teknik pengambilan data
menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil
secara primer dan sekunder meggunakan
nilai mean dari kelompok eracs yaitu 4.83
Instrumen yang lembar observasi serta
dan pada kelompok non eracs didapatkan
lembar Numerik pain rating scale. Analisa
nilai mean 5,33 dengan nilai p-value sebesar
yang digunakan apabila data berdistribusi
0.005 < 0.05, Maka Ha diterima dan H0
normal yaitu uji statistik Paired T-Test dan
ditolak yang artinya terdapat Perbedaan
266 | Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.14 No.1 (2023) 261-268
Tingkat Nyeri antara Metode Konvensional Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
dan Eracs pada Pasien Post Sectio Cesarea di frekuensi pendidikan responden pada
RS Aisyiyah Kudus. kelompok post SC dengan Metode Eracs
Dari hasil uji man whitney didapatkan responden berpendidikan SMA yaitu
hasil nilai mean range pada kelompok eracs sebanyak 15 responden (50,0%) dan sebagian
23,75 sedangkan pada kelompok metode kecil berpendidikan SMP yaitu sebanyak 6
konvensional 37,25 dengan nilai p value orang (20,0%) Sedangkan pada kelompok
0,002 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Post SC dengan metode non Eracs
Metode Eracs memiliki tingkat nyeri lebih didapatkan sebagian besar responden
ringan pasca operasi dari pada metode berpendidikan SMA yaitu sebanyak 14
konvensional. responden (46,6%) dan sebagian kecil
berpendidikan SMP yaitu sebanyak 5 orang
(16,7%).
Pembahasan Pendidikan responden akan berpengaruh
1. Usia Responden terhadap tingkat pengetahuan tentang
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kesehatan khususnya tentang mobilisasi dini
bahwa frekuensi usia responden pada dan sikap tentang mobilisai dini pasca sectio
kelompok post SC dengan Metode Eracs caesarea, semakin tinggi pendidikan
responden dengan usia < 25 tahun yaitu seseorang maka akan semakin baik juga
sebanyak 13 responden (43,3,0%) dan tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Hal
sebagian kecil berusia > 30 tahun yaitu ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebanyak 5 responden (16,7%) Sedangkan oleh marfuah (2012) dengan judul Hubungan
pada kelompok Post SC dengan metode non Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu
Eracs didapatkan sebagian besar responden Dalam Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea
berusia antara 26-30 tahun yaitu sebanyak 17 didapatkan hasil penelitian menunjukkan 39
responden (56,7%) dan sebagian kecil reponden (36,8%) mempunyai pengetahuan
berusia > 30 tahun yaitu sebanyak 4 orang yang tinggi tentang mobilisasi, 67 responden
(13,3%). (63,2%) mempunyai pengetahuan yang
rendah tentang mobilisasi. Sebanyak 31
Usia seseorang dapat berpengaruh
responden (29,2%) mempunyai sikap yang
terhadap bagaimana dia berespon terhadap
baik tentang mobilisasi pasca sectio caesarea
nyeri hal ini dikarenakan nyeri merupakan
dan 75 responden (70,8%) mempunyai sikap
suatu hal yang subyektif yang dirasakan
yang kurang tentang Mobilisasi pasca sectio
setiap orang dengan persepsi masing-masing.
caesarea. Hasil uji statistik diperoleh nilai
Orang dewasa akan mengalami perubahan
diperoleh nilai r = 0,385 dengan nilai
neurofisiologis dan mungkin mengalami
signifikansi p = 0,000. Kesimpulanya adalah
penurunan persepsi sensorik stimulus serta
terdapat hubungan tingkat pengetahuan
peningkatan ambang nyeri (Yeni, 2015).
dengan sikap ibu dalam mobilisasi dini pasca
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra, sectio caesarea.
dkk (2013) menggunakan 20 orang sampel
3. Perbedaan Metode Eracs Dan Non
didapatkan hasil umur responden adalah
Eracs Dengan Tingkat Nyeri Pasien
variabel penting yang akan mempengaruhi
Post Sc Di Rs ‘Aisyiyah Kudus
reaksi maupun ekspresi responden terhadap
rasa nyeri. Semakin meningkatnya umur, Berdasarkan analisa bivariat dengan
semakin tinggi reaksi maupun respon menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil
terhadap nyeri yang dirasakan, hal ini sejalan nilai mean dari kelompok eracs yaitu 4.83
dengan teori dari smaltzer (2013) yang dan pada kelompok non eracs didapatkan
mengatakan semakin bertambahnya usia nilai mean 5,33 dengan nilai p-value sebesar
seseorang akan lebih meningkat reaksi 0.005 < 0.05, Maka Ha diterima dan H0
terhadap nyeri yang dirasakan. ditolak yang artinya terdapat Perbedaan
2. Pendidikan Responden Tingkat Nyeri antara Metode Konvensional
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.14 No.1 (2023) 261-268 | 267
dan Eracs pada Pasien Post Sectio Cesarea di seperti fentanyl sebelum stimulasi operasi
RS Aisyiyah Kudus. dapat menurunkan jumlah opioid yang
Sectio caesarea merupakan tindakan diperlukan selanjutnya dalam periode pasca
melahirkan bayi melalui insisi (membuat operasi untuk memberikan efek analgesik.
sayatan) didepan uterus. Sectio caesarea Dengan nyeri yang lebih minimal ibu
merupakan metode yang paling umum untuk dapat melakukan mobilisasi secara lebih dini
melahirkan bayi, tetapi masih merupakan sehingga dapat membantu ibu untuk dapat
prosedur operasi besar, dilakukan pada ibu mengatasi nyeri pada luka post operasi, Hal
dalam keadaan sadar kecuali dalam keadaan ini sejalan dengan hasil penelitian yang
darurat (Hartono, 2014). dilakukan oleh Metasari (2018) yang
Eracs merupakan metode operasi caesar berjudul pengaruh mobilisasi dini terhadap
dengan pendekatan khusus perawatan untuk nyeri post operasi sectio cessarea metode
mengoptimalkan kesehatan ibu, sebelum, Eracs di rumah sakit B engkulu bahwa
selama, dan setelah menjalani operasi caesar. terdapat pengaruh mobilisasi dini dengan
Tujuannya, agar mobilitas dan proses penurunan intensitas nyeri post operasi SC
penyembuhan atau recovery persalinan dapat metode Eracs dengan nilai P value 0,000. Hal
dipercepat dan nyeri yang dialami oleh ibu ini menunjukkan bahwa dengan metode eracs
lebih minimal. Beberapa penelitan ibu post SC bisa dengan segera melakukan
menunjukkan bahwa prosedur ini membantu mobilisasi yang dapat membantu mengurangi
ibu untuk mengelola rasa sakit dengan lebih nyeri yang dialami ibu selain itu juga dengan
baik, dan membantu ibu mulai makan dan mobilisasi yang lebih awal menunjukkan
bergerak lebih cepat setelah operasi (PKRS bahwa nyeri yang dialami oleh ibu post SC
RSUD Banjarnegara, 2022). dengan eracs sangat minimal.
Penelitian lain yang dilakukan Tiara
(2022) yang berjudul metode Eracs sebagai KESIMPULAN
program perioperatif pasien operasi caesar Terdapat perbedaan metode konvensional
dalam penelitian ini menggunakan studi dan metode Eracs dengan tingkat nyeri pada
kasus dengan mengambil sampel dari pasien pasien post Sectio Cesarea ( SC ) di RS
yang dirawat lalu disimpulkan dan diperoleh ‘Aisyiyah Kudus dengan nilai p-value
hasil bahwa metode Eracs mempunyai sebesar 0.005 < 0.05. dari uji Man Withney
banyak manfaat dan keuntungan diantaranya didapat metode Eracs memiliki tingkat nyeri
mengurangi masa rawat, mengurangi nyeri lebih ringan pasca operasi daripada metode
pasca oprasi dan mempercepat pemulihan konvensional dengan nilai mean =4.83.
pasca operasi.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa
ibu bersalin dengan metode eracs mempunyai DAFTAR PUSTAKA
tingkat nyeri lebih sedikit bila dibandingkan
dengan ibu yang melakukan persalinan Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep &
dengan metode non eracs. Pada Operasi SC Proses Keperawatan Nyeri.Jogjakarta:
dengan metode eracs jenis anastesi yang Pustaka Nasional.
digunakan yaitu spinal anastesi dengan Esta, Fitri Aryuni. 2017.Faktor-Faktor Yang
mengkombinasikan obat anastesi dengan Berhubungan Dengan Terjadinya
tambahan obat anti nyeri seperti morfin atau Persalinan Sectio Caesarea. Politeknik
fentanyl. fentanyl adalah suatu agonis opioid Kesehatan Kemenkes Medan 1 (1): 1–10.
sintetik derivate fenilpiperidin. Sebagai suatu
analgesik, fentanyl mempunyai kekuatan 75 Hartono, Andry,Dr. (2014).asuhan kebidanan
hingga 125 kali dibandingkan analgetik yang Masa persalinan Fisiologis & patolog.
lain. Dosis tunggal fentanyl yang diberikan tanggerang: BINARUPA AKSARA
secara intravena memiliki onset yang lebih Publisher.
cepat sekitar 3-5 menit untuk onset dan 30-60 Hasibuan, A. I. (2018). Hubungan Tingkat
menit untuk durasi kerjanya. Injeksi opioid Pendidikan dengan Skala Nyeri
268 | Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.14 No.1 (2023) 261-268
Menggunakan Numeric Rating Scale Emerging Trends. Current
pada Pasien Paska Operasi di Rumah Anesthesiology
Sakit Siloam Sriwijaya Palembang. Prasetyo, N.S. (2014). Konsep dan proses
Repository Universitas Pelita Harapan keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha
Maryunani, A. 2013. Nyeri Dalam Ilmu
Persalinan Teknik dan Penanganannya. Reeder, SJ., Jahassin, LL., dan Griffin, DK.
Jakarta: Trans Info Medika (TIM). 2012. Keperawatan Maternitas:
Metasari, D., & Sianipar, B. K. (2018). Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jakarta: EGC
Penurunan Nyeri Post Operasi Sectio Riset Kesehat Dasar RI. 2018. Hasil Laporan
Caesarea Di Rs. Raflessia Bengkulu. Kesehatan Tahun 2018.
Journal of Nursing and Public Health,
6(1), 1–7. Taufik, M. 2014. Prinsip –Prinsip Promosi
Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan.
Mulyawati. (2011). Faktor-Faktor Yang Jakarta : CV. Infomedika.
Berhubungan Dengan Seksio Caesarea
di Rumah Sakit Islam Yakssi Gemolong Tiara Trias Tika , Liana Sidharti, Rani
Kabupaten Sragen Tahun 2010. Himayani, Fidha Rahmayan. 2022.
Metode ERACS Sebagai Program
Nurhayati, N. A., Andriani, S., & Malisa, N. Perioperatif Pasien Operasi Caesar.
2015. Relaksasi Autogenik terhadap Jurnal Medika Hutama.
Penurunan Skala Nyeri pada Ibu Post
Operasi Sectio Caesarea WHO. 2019. Maternal Mortality: World
Health Organization
Patel K. Zakowski M. 2021. Enhanced
Recovery After Cesarean: Current and

Anda mungkin juga menyukai